Tasamuh atau toleransi yaitu sikap tenggang rasa, menghormati, dan menghargai orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Allah Swt. memerintahkan semoga kita mempunyai sikap tasamuh. Perbedaan warna kulit, suku, bahasa, jenis rambut, dan banyak sekali perbedaan lainnya tidak menjadi penghambat untuk saling tolongmenolong. Jangan hanya alasannya yaitu perbedaan yang ada, kalian tidak mau mengulurkan pemberian kepada mereka yang membutuhkan serta merasa tidak membutuhkan orang lain. Manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Saling menolong dalam kebaikan harus tetap dijalankan meskipun berbeda suku, bahasa, warna kulit, dan banyak sekali perbedaan lainnya. Saling menolong dilakukan dalam hal kebaikan. Menyangkut hal-hal yang tidak sejalan dengan syariat kita tidak diperintahkan untuk saling menolong. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya:
....dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S. al-Ma’idah [5]:2)
Contoh tasamuh sanggup kita pelajari dari dongeng berikut:
Aminah dan Khalid teman sekelas. Aminah tinggal di perumahan yang terletak di sebelah desa kawasan tinggal Khalid. Keluarga Aminah berasal dari Sumatra Utara, sedangkan keluarga Khalid bersuku Jawa. Aminah lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang cukup terpandang. Berbeda dengan Khalid yang
ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya seorang tukang cuci. Aminah dan Khalid mempunyai perbedaan. Akan tetapi, perbedaan tersebut dijadikan sebagai sarana untuk mempererat tali persahabatan.
Ketika keluarga Khalid tertimpa musibah, Aminah dan keluarganya membantu dengan ikhlas. Perbedaan yang ada pada Khalid dan Aminah dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Ketika Aminah dan
Khalid bertemu dengan seorang nenek yang memakai bahasa Jawa, Khalid membantu Aminah dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, Aminah sanggup memahami maksud yang dikatakan sang nenek.
Perilaku yang ditunjukkan Aminah dan Khalid merupakan teladan sikap tasamuh. Mereka tidak menganggap perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai pelengkap. Aminah dan Kalid tidak menjadikan perbedaan yang ada pada mereka sebagai jurang pemisah.
Pentingnya Berperilaku Tasamuh dalam Kehidupan
Perbedaan yang ada di antara insan bukan sarana atau alat untuk dipertentangkan. Akan tetapi, perbedaan yang ada harus dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi dan memperkuat tali persaudaraan yang baik dengan berperilaku tasamuh. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah membuat kau dari seorang pria dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku semoga kau saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S. al-Hujurat [49]:13)
Perbedaan yang ada merupakan suatu hal yang wajar. Allah Swt. telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Dia membuat insan berjenis kelamin pria dan perempuan. Selain itu, Allah juga menjadikan insan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku semoga insan saling mengenal satu sama lain. Dari perbedaan yang ada kita ditantang untuk mengesampingkan perbedaan dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai sarana untuk menjalin persaudaraan yang erat. Allah Swt. melarang hamba-Nya bercerai-berai. Jika direnungkan lebih dalam, kontradiksi dan permusuhan yang ada hanya mendatangkan kesengsaraan. Kecurigaan terhadap pihak lain hanya mendatangkan ketidaktenteraman. Hapus dan hilangkanlah rasa curiga yang ada dan gantilah dengan sifat husnuzzan semoga tidak timbul permusuhan.
Permusuhan dan kontradiksi akan mengakibatkan hidup tidak nyaman serta tidak tenteram. Perbedaan akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada dua orang yang mempunyai sifat yang sama persis. Oleh alasannya yaitu itu, sifat tasamuh harus dimiliki oleh setiap pribadi.
Berperilaku Tasamuh dalam Kehidupan
Perbedaan yang ada hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Kemampuan Khalid berbahasa Jawa melengkapi kekurangan yang dimiliki Aminah. Perbedaan pendapat dan pandangan juga harus dijadikan sebagai sarana untuk memperat tali persaudaraan. Jangan jadikan perbedaan yang ada sebagai jurang pemisah. Perilaku tasamuh hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari semoga keharmonisan tercipta. Bagaimana caranya? Berikut ini cara menerapkan sikap tasamuh dalam keseharian.
1. Perilaku Tasamuh dalam Keluarga
Perilaku tasamuh yang dimiliki oleh anggota keluarga akan membuat suasana serasi antaranggota keluarga tersebut. Ayah dan ibu hendaknya mengajarkan sikap tasamuh kepada anak-anaknya atau anggota keluarga yang lain. Cara berperilaku tasamuh terhadap anggota keluarga maupun masyarakat diajarkan dalam keluarga. Jika sikap tasamuh telah tertanam dalam hati tiap-tiap anggota keluarga, keharmonisan dan ketenteraman akan dirasakan. Perilaku tasamuh juga dibutuhkan dalam sebuah keluarga.
Misalnya ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Anggota keluarga yang lain harus bersikap tasamuh dengan tidak mengakibatkan kegaduhan. Ketenangan harus tetap dijaga semoga anggota keluarga yang sakit sanggup beristirahat dengan tenang.
2. Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Bermasyarakat
Perilaku tasamuh dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika seluruh anggota masyarakat telah
mempunyai sikap tasamuh, ketenteraman dan keharmonisan masyarakat akan tercipta. Terapkan prinsip hormatilah orang lain bila kalian ingin dihormati. Menghormati dan menghargai orang lain merupakan
perwujudan sikap tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat. Menghormati dan menghargai harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika ada tetangga yang sedang berduka, jangan membuat kegaduhan atau membunyikan tape dengan kencang. Hormati dan hargailah hak orang lain semoga kerukunan dan kedamaian tercipta.
3. Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Perilaku tasamuh dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentu timbul perbedaan, baik itu perbedaan pendapat maupun pandangan. Selain itu, negara Indonesia terdiri atas banyak sekali suku, bahasa, warna kulit, dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Jangan jadikan perbedaan yang ada sebagai jurang pemisah. Bayangkan bila sebuah negara terdiri atas penduduk yang tidak mempunyai sikap tasamuh. Pertengkaran dan permusuhan akan terjadi tiap jam, bahkan tiap detik. Jika keadaan yang demikian terjadi, ketenteraman akan menjauh dari kehidupan. Keharmonisan menjadi sesuatu yang langka. Oleh alasannya yaitu itu, terapkan sikap tasamuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perilaku tasamuh merupakan balasan atau cara menghadapi perbedaan yang ada. Kita diperintahkan untuk bertoleransi dengan sesama. Akan tetapi, Islam juga memberi rambu-rambu bahwa toleransi tidak berlaku dalam duduk kasus akidah. Jika sudah menyangkut duduk kasus akidah, umat Islam dihentikan atau tidak boleh bertoleransi.
Perhatikan firman Allah berikut ini.
Artinya: Katakanlah (Muhammad), ”Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kau sembah, dan kau bukan penyembah apa yang saya sembah, dan saya tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kau sembah, dan kau tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang saya sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (Q.S. al-Kafirun [109]: 1–6)
Toleransi / tasamuh dengan pemeluk agama lain dibatasi dalam hal muamalah, yaitu dalam batas hubungan kemanusiaan dan tolong-menolong. Misalnya gotong royong, menengok orang sakit, membangun jalan, membangun jembatan, dan banyak sekali hal yang menyangkut bidang muamalah. Jika sudah menyangkut bidang dogma atau ibadah, umat Islam dihentikan bertoleransi.
Artinya:
....dan tolong-menolonglah kau dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S. al-Ma’idah [5]:2)
Contoh tasamuh sanggup kita pelajari dari dongeng berikut:
Aminah dan Khalid teman sekelas. Aminah tinggal di perumahan yang terletak di sebelah desa kawasan tinggal Khalid. Keluarga Aminah berasal dari Sumatra Utara, sedangkan keluarga Khalid bersuku Jawa. Aminah lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga yang cukup terpandang. Berbeda dengan Khalid yang
ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya seorang tukang cuci. Aminah dan Khalid mempunyai perbedaan. Akan tetapi, perbedaan tersebut dijadikan sebagai sarana untuk mempererat tali persahabatan.
Ketika keluarga Khalid tertimpa musibah, Aminah dan keluarganya membantu dengan ikhlas. Perbedaan yang ada pada Khalid dan Aminah dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Ketika Aminah dan
Khalid bertemu dengan seorang nenek yang memakai bahasa Jawa, Khalid membantu Aminah dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, Aminah sanggup memahami maksud yang dikatakan sang nenek.
Perilaku yang ditunjukkan Aminah dan Khalid merupakan teladan sikap tasamuh. Mereka tidak menganggap perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai pelengkap. Aminah dan Kalid tidak menjadikan perbedaan yang ada pada mereka sebagai jurang pemisah.
Pentingnya Berperilaku Tasamuh dalam Kehidupan
Perbedaan yang ada di antara insan bukan sarana atau alat untuk dipertentangkan. Akan tetapi, perbedaan yang ada harus dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi dan memperkuat tali persaudaraan yang baik dengan berperilaku tasamuh. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah membuat kau dari seorang pria dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku semoga kau saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kau di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S. al-Hujurat [49]:13)
Perbedaan yang ada merupakan suatu hal yang wajar. Allah Swt. telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Dia membuat insan berjenis kelamin pria dan perempuan. Selain itu, Allah juga menjadikan insan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku semoga insan saling mengenal satu sama lain. Dari perbedaan yang ada kita ditantang untuk mengesampingkan perbedaan dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai sarana untuk menjalin persaudaraan yang erat. Allah Swt. melarang hamba-Nya bercerai-berai. Jika direnungkan lebih dalam, kontradiksi dan permusuhan yang ada hanya mendatangkan kesengsaraan. Kecurigaan terhadap pihak lain hanya mendatangkan ketidaktenteraman. Hapus dan hilangkanlah rasa curiga yang ada dan gantilah dengan sifat husnuzzan semoga tidak timbul permusuhan.
Permusuhan dan kontradiksi akan mengakibatkan hidup tidak nyaman serta tidak tenteram. Perbedaan akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada dua orang yang mempunyai sifat yang sama persis. Oleh alasannya yaitu itu, sifat tasamuh harus dimiliki oleh setiap pribadi.
Berperilaku Tasamuh dalam Kehidupan
Perbedaan yang ada hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Kemampuan Khalid berbahasa Jawa melengkapi kekurangan yang dimiliki Aminah. Perbedaan pendapat dan pandangan juga harus dijadikan sebagai sarana untuk memperat tali persaudaraan. Jangan jadikan perbedaan yang ada sebagai jurang pemisah. Perilaku tasamuh hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari semoga keharmonisan tercipta. Bagaimana caranya? Berikut ini cara menerapkan sikap tasamuh dalam keseharian.
1. Perilaku Tasamuh dalam Keluarga
Perilaku tasamuh yang dimiliki oleh anggota keluarga akan membuat suasana serasi antaranggota keluarga tersebut. Ayah dan ibu hendaknya mengajarkan sikap tasamuh kepada anak-anaknya atau anggota keluarga yang lain. Cara berperilaku tasamuh terhadap anggota keluarga maupun masyarakat diajarkan dalam keluarga. Jika sikap tasamuh telah tertanam dalam hati tiap-tiap anggota keluarga, keharmonisan dan ketenteraman akan dirasakan. Perilaku tasamuh juga dibutuhkan dalam sebuah keluarga.
Misalnya ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Anggota keluarga yang lain harus bersikap tasamuh dengan tidak mengakibatkan kegaduhan. Ketenangan harus tetap dijaga semoga anggota keluarga yang sakit sanggup beristirahat dengan tenang.
2. Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Bermasyarakat
Perilaku tasamuh dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika seluruh anggota masyarakat telah
mempunyai sikap tasamuh, ketenteraman dan keharmonisan masyarakat akan tercipta. Terapkan prinsip hormatilah orang lain bila kalian ingin dihormati. Menghormati dan menghargai orang lain merupakan
perwujudan sikap tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat. Menghormati dan menghargai harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika ada tetangga yang sedang berduka, jangan membuat kegaduhan atau membunyikan tape dengan kencang. Hormati dan hargailah hak orang lain semoga kerukunan dan kedamaian tercipta.
3. Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Perilaku tasamuh dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentu timbul perbedaan, baik itu perbedaan pendapat maupun pandangan. Selain itu, negara Indonesia terdiri atas banyak sekali suku, bahasa, warna kulit, dijadikan sebagai sarana untuk saling melengkapi. Jangan jadikan perbedaan yang ada sebagai jurang pemisah. Bayangkan bila sebuah negara terdiri atas penduduk yang tidak mempunyai sikap tasamuh. Pertengkaran dan permusuhan akan terjadi tiap jam, bahkan tiap detik. Jika keadaan yang demikian terjadi, ketenteraman akan menjauh dari kehidupan. Keharmonisan menjadi sesuatu yang langka. Oleh alasannya yaitu itu, terapkan sikap tasamuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perilaku tasamuh merupakan balasan atau cara menghadapi perbedaan yang ada. Kita diperintahkan untuk bertoleransi dengan sesama. Akan tetapi, Islam juga memberi rambu-rambu bahwa toleransi tidak berlaku dalam duduk kasus akidah. Jika sudah menyangkut duduk kasus akidah, umat Islam dihentikan atau tidak boleh bertoleransi.
Perhatikan firman Allah berikut ini.
Artinya: Katakanlah (Muhammad), ”Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kau sembah, dan kau bukan penyembah apa yang saya sembah, dan saya tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kau sembah, dan kau tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang saya sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (Q.S. al-Kafirun [109]: 1–6)
Toleransi / tasamuh dengan pemeluk agama lain dibatasi dalam hal muamalah, yaitu dalam batas hubungan kemanusiaan dan tolong-menolong. Misalnya gotong royong, menengok orang sakit, membangun jalan, membangun jembatan, dan banyak sekali hal yang menyangkut bidang muamalah. Jika sudah menyangkut bidang dogma atau ibadah, umat Islam dihentikan bertoleransi.