Takabur atau sombong yaitu membesarkan diri dan menganggap dirinya lebih dari orang lain. Menurut istilah, takabur berarti suatu sikap mental yang memandang rendah terhadap orang lain, sementara itu ia memandang tinggi dan mulia dirinya sendiri. Takabur juga sanggup diartikan dengan berbangga diri dan kecenderungan memandang diri berada di atas orang lain yang disombonginya.
Sombong atau takabur merupakan penyakit hati yang sanggup melanda manusia, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak. Sombong termasuk sikap tercela yang tidak seharusnya dimiliki oleh manusia.
Sombong merupakan sifat iblis. Ingatlah ketika Allah Swt. memerintahkan kepada iblis untuk bersujud kepada Adam. Iblis dengan sombongnya menolak perintah Allah Swt. Penolakan iblis terhadap perintah Allah Swt. disebabkan ia merasa lebih terhormat dan mulia dari Adam. Iblis yang diciptakan oleh Allah Swt. dari api merasa lebih mulia dari Adam yang diciptakan dari tanah.
Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: Dia (Allah) berfirman, ”Wahai iblis! Apa sebabnya kau (tidak ikut) gotong royong para (malaikat) yang sujud itu. Ia (iblis) berkata, ”Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada insan yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Q.S. al-Hijr [15]: 32–33)
Macam-Macam Takabur
1. Dilihat dari pelaku
Sifat takabur dilihat dari pelakunya dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
a) Takabur Batin
Takabur batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat. Takabur batin dilakukan oleh hati dan perasaan yang menganggap dirinya lebih tinggi dan menganggap rendah orang lain.
b) Takabur Lahir
Takabur lahir merupakan takabur yang dilakukan atau ditunjukkan oleh anggota badan, menyerupai gerak-gerik tubuh, tutur kata, dan raut muka. Contoh, Badu bertemu dengan Dina. Badu merasa dirinya lebih mulia sehingga ia mengeluarkan kata yang menawarkan sikap takabur.
2. Dilihat dari Pihak yang Disombongi
Sifat takabur jikalau dilihat dari pihak yang disombongi (mutakabbiralaih) dibagi menjadi tiga sebagai berikut.
a) Takabur kepada Allah Swt.
Sombong atau takabur kepada Allah Swt. berarti menyombongkan diri di hadapan Allah Swt. Contoh takabur kepada Allah Swt. yaitu tidak mau mengakui bahwa Dia yaitu khaliq. Seseorang yang tidak mau menyembah Allah Swt. berarti telah berperilaku sombong kepada-Nya. Orang yang tidak mau menyembah dan memohon kepada Allah Swt. dikategorikan sebagai orang yang tidak membutuhkan Allah Swt. Merasa tidak membutuhkan Allah Swt. termasuk sikap takabur kepada-Nya. Sikap takabur kepada Allah Swt. harus dimusnahkan alasannya yaitu ia yaitu sikap takabur yang terburuk.
b) Takabur kepada Rasul
Takabur kepada rasul Allah Swt. sanggup diartikan dengan merasa dirinya mulia sehingga merasa tidak perlu mengikuti para rasul. Mereka menganggap rasul yaitu insan biasa sehingga tidak perlu dianut dan dipatuhi. Kesombongan menyerupai ini mengakibatkan mereka tidak mau mengikuti pemikiran rasul. Contoh takabur kepada rasul yaitu meninggalkan perintah rasul dan menjalankan larangannya.
c) Takabur kepada Manusia
Takabur kepada insan sanggup berupa sikap memuliakan dirinya sendiri dan menganggap orang lain hina. Takabur kepada insan juga sanggup berupa impian untuk selalu berada di atas orang lain. Keinginan ini menyebabkannya menganggap rendah orang lain. Contoh takabur kepada insan yaitu berkata yang menawarkan sifat takabur.
Contoh Sifat Takabur / Sombong
Contoh sikap takabur yang paling populer dan sikap takabur yang pertama kali dilakukan yaitu kesombongan iblis yang menolak bersujud kepada Adam. Iblis merasa lebih mulia dari Adam yang diciptakan Allah dari tanah. Hal ini terekam dalam banyak sekali ayat Al-Qur’an yang salah satu telah disebutkan di potongan depan yaitu Surah al-Hijr [15]: 32–33.
Contoh lain sanggup kita temukan dalam kehidupan di sekitar kita. Dalam keseharian kita sering melihat orang kaya menghina orang lain lantaran kemiskinannya. Ada pula orang miskin yang menghina mereka
yang lebih miskin darinya. Tidak sulit pula kita temukan orang yang merasa manis dan membanggakan kecantikannya menertawakan ia yang jelek rupa. Mereka yang cendekia menghina perolehan nilai temannya. Semua sikap tersebut merupakan wujud dari sikap takabur atau sombong dalam hati mereka.
Dari beberapa teladan di atas, kita mengetahui bahwa sarana untuk bersikap sombong sangat banyak. Misal, harta, ilmu, kedudukan, ketampanan, kecantikan, dan keturunan. Itu hanya sebagian kecil hal-hal yang berpotensi menjadikan sikap takabur. Takabur merupakan sikap tercela yang tidak pantas dimiliki oleh manusia. Yang pantas mempunyai sifat takabur hanya Allah Swt. alasannya yaitu Dialah pemilik seluruh makhluk. Orang-orang yang mempunyai sifat takabur berarti menggunakan selendang Allah Swt. Dalam hadis qudsi dari Abu Abu Hurairah dan Abu Sa‘id al-Khudri berkata: Bersabda Rasulullah saw. bahwa Allah Azza Wajalla berfirman:
Artinya: Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung berfirman: ”Kemuliaan yaitu pakaian-Ku dan kesombongan yaitu selendang-Ku. Barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku niscaya menyiksanya. (H.R. Muslim)
Sifat-Sifat Turunan Takabur
Sifat-sifat turunan takabur antara lain sebagai berikut.
1. Pemarah
Pemarah merupakan salah satu sifat turunan takabur. Seseorang yang takabur akan cepat murka jikalau dikritik orang lain. Ia tidak sanggup mendapatkan kritik orang lain alasannya yaitu ia merasa paling benar dan mulia.
2. Pendengki
Orang yang takabur merasa dengki jikalau orang lain mendapatkan karunia Allah Swt. Hal ini lantaran ia khawatir karunia tersebut sanggup menyaingi atau mengalahkannya.
3. Pendendam
Orang yang takabur akan merasa dendam jikalau ada orang yang sanggup menyaingi atau mengalahkannya. Selain itu, jikalau ada yang mengkritik ia juga akan merasa dendam kepada orang tersebut.
4. Pembohong
Manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Orang yang takabur cenderung berbohong untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Ia akan merasa aib jikalau kekurangan tersebut diketahui orang lain. Oleh lantaran itu, ia berbohong untuk menutupinya.
5. Pemfitnah
Tidak jarang orang yang takabur melaksanakan fitnah. Untuk mengalahkan orang lain ia akan memfitnah orang tersebut.
Ciri-Ciri Sikap Takabur
Sifat takabur yang dimiliki iblis mengakibatkan mereka dikeluarkan dari surga. Selain itu, mereka juga direndahkan derajatnya oleh Allah Swt. Sifat yang demikian tentu tidak patut kita miliki. Apa ciri takabur?
Rasulullah saw. menjelaskan ciri takabur dalam hadis yang artinya, ”Takabur yaitu (sifat) orang yang mengingkari/menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (H.R. Abu Daud dan Hakim)
Di antara ciri-ciri takabur sebagai berikut:
1. Suka memuji diri sendiri dan membanggakan harta, ilmu, dan keturunan.
2. Suka meremehkan orang lain.
3. Gemar mencela dan mengkritik orang lain dengan kritik yang menjatuhkan.
4. Memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain.
5. Berlagak dalam berbicara.
6. Pemboros dalam penggunaan harta benda.
7. Suka berlebih-lebihan.
8. Jarang memuji kelebihan orang lain.
9. Tidak mau meminta maaf jikalau melaksanakan kesalahan.
Menjauhi Takabur / Sombong dalam Kehidupan
Perilaku takabur merupakan sifat iblis yang tidak sepantasnya dimiliki manusia. Selain sebagai sifat iblis, takabur mendatangkan pengaruh negatif bagi pelakunya. Kerugian yang dirasakan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Dampak Negatif Sikap Takabur
Takabur merupakan sikap tercela yang berdampak negatif bagi kehidupan. Di antara pengaruh negatif takabur sebagai berikut.
1. Dijauhi Orang Lain
Seseorang yang mempunyai sifat takabur suka meremehkan dan memandang rendah orang lain. Ia menganggap dirinya yang paling baik. Oleh lantaran sifatnya tersebut, orang lain merasa enggan mendekat dan berteman. Dengan demikian, pelaku takabur akan dijauhi orang lain. Teman dan saudara akan berkurang, sedangkan lawan atau musuh semakin bertambah.
2. Merusak Pergaulan
Takabur sanggup merusak pergaulan. Takabur sanggup merenggangkan tali silaturahmi. Persahabatan dan persaudaraan sanggup terputus alasannya yaitu sikap takabur. Perilaku merendahkan orang lain dan merasa mulia lama-kelamaan mengakibatkan orang lain enggan bertemu atau bersahabat. Sahabat menjadi berkurang dan sobat menjadi berkurang. Dapat disimpulkan bahwa pergaulan sanggup rusak dan tali silaturahmi sanggup terputus akhir sikap takabur.
3. Menyebabkan Orang Tidak Berkembang
Seseorang yang mempunyai sifat takabur cenderung tidak berkembang. Hal ini lantaran ia merasa lebih baik dari orang lain sehingga tidak ada perjuangan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Pikiran dan perasaan tersebut mengakibatkan orang takabur tidak mengalami kemajuan dan perkembangan. Ia berjalan
di kawasan tanpa ada kemajuan. Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa sikap takabur sanggup mengakibatkan orang tidak berkembang.
4. Cenderung pada Kemaksiatan
Takabur mengakibatkan seseorang menolak kebenaran. Oleh lantaran itu, ia cenderung melaksanakan kemaksiatan. lihat pada Surah al-A‘raf [7]: 146
5. Hilangnya Kasih Sayang di antara Sesama
Seseorang yang mempunyai sifat takabur tidak mempunyai perasaan untuk mengasihi dan menyayangi sesama. Yang ada hanya perasaan lebih mulia dan tinggi daripada orang lain. Lambat laun rasa kasih dan sayang kepada orang lain hilang.
6. Terhalang untuk Masuk Surga
Seseorang yang mempunyai sifat sombong tidak akan masuk surga. Sifat takabur akan menghalangi seseorang untuk masuk surga. Hal ini merupakan pengaruh negatif takabur di akhirat. Perhatikan sabda
Rasulullah saw. berikut.
Artinya: Tidak akan masuk nirwana orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi (atom) dari kesombongan. (H.R. Muslim)
7. Mendapat Balasan Neraka Jahanam
Orang yang mempunyai sifat takabur tidak akan masuk surga. Mereka akan menerima jawaban neraka Jahanam. Lihat pada Surah an-Nahl[16]:29 dan juga surah al-Mu’min[40]: 76.
8. Allah Swt. Akan Menjatuhkan Derajatnya
Orang-orang yang takabur akan dijatuhkan derajatnya oleh Allah Swt.
Demikianlah pengaruh negatif takabur dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dengan melihat pengaruh negatif yang diakibatkannya, semestinya kita terpacu menghilangkannya dari kehidupan. Apa yang mesti dilakukan biar terhindar dari sifat takabur?
Cara Menjauhi Sikap Takabur
Takabur yaitu gangguan yang terdapat dalam hati manusia. Fitrah insan yang lurus dan tunduk kepada Allah termasuki oleh getaran nafsu sehingga menjadi liar. Oleh lantaran itu, untuk mengobati penyakit takabur ini, kita memerlukan obat ketuhanan yang ampuh. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
1. Mendekatkan Diri kepada Allah Swt.
Seseorang yang dekat kepada Allah Swt. merasa senantiasa berada di bawah pengawasan-Nya. Dengan demikian, ia akan merasa selalu bersama-Nya dan aib berperilaku takabur. Oleh lantaran ada yang berhak untuk menyandangnya, yaitu Allah. Manusia tidak pantas untuk menyombongkan diri.
2. Senantiasa Bersyukur atas Nikmat-Nya
Nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah Swt. harus disyukuri. Nikmat dan karunia Allah Swt. kepada Anda tidak terhitung banyaknya. Nikmat berupa harta, anggota tubuh, ketampanan, kedudukan, dan karunia lainnya mesti disyukuri. Bersyukur sanggup dilakukan dengan memanfaatkan karunia-Nya sebaik-baiknya.
3. Menyadari bahwa Manusia Berkedudukan Sama di Hadapan Allah
Karunia berupa kecantikan dan ketampanan mesti disyukuri. Kecantikan dan ketampanan bukan untuk disombongkan. Ingat! Kecantikan dan ketampanan hanya sementara bukan selamanya. Dengan berjalannya waktu ketampanan dan kecantikan akan hilang. Selain itu, hal lain yang perlu diingat bahwa Allah Swt. tidak
membedakan insan menurut ketampanan, kecantikan, kekayaan, kedudukan, dan beberapa perbedaan lainnya. Kesadaran bahwa Allah Swt. tidak pernah membedakan insan menurut jabatan, kekayaan, dan perbedaan lainnya sangat diperlukan. Diharapkan kesadaran tersebut akan membawa
seseorang merasa tidak pantas untuk bertakabur.
4. Menyadari bahwa Dunia Hanya Sementara
Dunia, harta, ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan merupakan titipan Allah Swt. Dia sebagai pemilik sanggup mengambilnya sewaktu-waktu. Kesadaran bahwa dunia hanya sementara dan tidak awet sanggup mengakibatkan seseorang merasa enggan untuk bertakabur. Harta, ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan hendaknya menjadikan kita semakin dekat kepada Allah Swt. Bertakabur dengan hal-hal tersebut justru menjauhkan kita dari-Nya. Harta benda yang dikaruniakan Allah Swt. hendaknya dipergunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan. Karunia berupa harta tidak sepantasnya dipergunakan sebagai alat untuk bertakabur. Sesama insan yang kekurangan bukan untuk diejek atau direndahkan. Akan tetapi, mereka hendaknya dibantu dengan harta yang dikaruniakan Allah Swt. Begitu juga dengan ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan hendaknya menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
5. Membiasakan Diri Bersikap Ramah kepada Semua Orang
Bersikap ramah bukan hanya ditujukan kepada orang-orang yang berada di atas kita. Misalnya kepada atasan, pejabat, dan orang terpandang. Sikap ramah mesti ditunjukkan kepada semua orang. Meskipun yang dihadapi yaitu orang yang miskin, sikap ramah mesti ditunjukkan. Kepada orang yang lebih renta kita mesti bersikap ramah. Begitu juga kepada orang yang lebih muda, rakyat biasa, pejabat, dan anak-anak. Membiasakan sikap ramah kepada semua orang sanggup menjauhkan kita dari sikap takabur. Selain itu, sikap ramah kepada semua orang sanggup membuat korelasi yang serasi antarsesama manusia.
6. Memohon Perlindungan kepada Allah Swt.
Hanya kepada Allah Swt. kita memohon derma dan keselamatan. Setiap dikala kita senantiasa membutuhkan pertolongan Allah Swt. Oleh lantaran itu, kita harus senantiasa memohon derma Allah Swt. biar dijauhkan dari sikap takabur. Senantiasa memohon kepada Allah Swt. biar dikaruniai sifat-sifat terpuji. Usaha untuk menghindari sikap takabur mesti dilakukan oleh semua orang. Oleh lantaran takabur sanggup menyerang dan menghinggapi semua orang. Selain itu, takabur yang hanya membawa pengaruh negatif mesti dihapuskan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan hidup menjadi lebih tenang, tenteram, dan indah.
Selain cara di atas, cara lain untuk menghindari sifat takabur sebagai berikut.
1. Merenungkan dan menyadari ancaman sifat takabur, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Membiasakan diri secara perlahan-lahan untuk bersikap tawadu’.
3. Menyadari kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.
4. Menyadari kekurangan diri.
5. Menyadari bahwa insan tidak luput dari salah dan segera beristigfar.
6. Merenungkan dan memahami peringatan Allah Swt. wacana sifat takabur.
Sombong atau takabur merupakan penyakit hati yang sanggup melanda manusia, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak. Sombong termasuk sikap tercela yang tidak seharusnya dimiliki oleh manusia.
Sombong merupakan sifat iblis. Ingatlah ketika Allah Swt. memerintahkan kepada iblis untuk bersujud kepada Adam. Iblis dengan sombongnya menolak perintah Allah Swt. Penolakan iblis terhadap perintah Allah Swt. disebabkan ia merasa lebih terhormat dan mulia dari Adam. Iblis yang diciptakan oleh Allah Swt. dari api merasa lebih mulia dari Adam yang diciptakan dari tanah.
Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: Dia (Allah) berfirman, ”Wahai iblis! Apa sebabnya kau (tidak ikut) gotong royong para (malaikat) yang sujud itu. Ia (iblis) berkata, ”Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada insan yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Q.S. al-Hijr [15]: 32–33)
Macam-Macam Takabur
1. Dilihat dari pelaku
Sifat takabur dilihat dari pelakunya dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
a) Takabur Batin
Takabur batin yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat. Takabur batin dilakukan oleh hati dan perasaan yang menganggap dirinya lebih tinggi dan menganggap rendah orang lain.
b) Takabur Lahir
Takabur lahir merupakan takabur yang dilakukan atau ditunjukkan oleh anggota badan, menyerupai gerak-gerik tubuh, tutur kata, dan raut muka. Contoh, Badu bertemu dengan Dina. Badu merasa dirinya lebih mulia sehingga ia mengeluarkan kata yang menawarkan sikap takabur.
2. Dilihat dari Pihak yang Disombongi
Sifat takabur jikalau dilihat dari pihak yang disombongi (mutakabbiralaih) dibagi menjadi tiga sebagai berikut.
a) Takabur kepada Allah Swt.
Sombong atau takabur kepada Allah Swt. berarti menyombongkan diri di hadapan Allah Swt. Contoh takabur kepada Allah Swt. yaitu tidak mau mengakui bahwa Dia yaitu khaliq. Seseorang yang tidak mau menyembah Allah Swt. berarti telah berperilaku sombong kepada-Nya. Orang yang tidak mau menyembah dan memohon kepada Allah Swt. dikategorikan sebagai orang yang tidak membutuhkan Allah Swt. Merasa tidak membutuhkan Allah Swt. termasuk sikap takabur kepada-Nya. Sikap takabur kepada Allah Swt. harus dimusnahkan alasannya yaitu ia yaitu sikap takabur yang terburuk.
b) Takabur kepada Rasul
Takabur kepada rasul Allah Swt. sanggup diartikan dengan merasa dirinya mulia sehingga merasa tidak perlu mengikuti para rasul. Mereka menganggap rasul yaitu insan biasa sehingga tidak perlu dianut dan dipatuhi. Kesombongan menyerupai ini mengakibatkan mereka tidak mau mengikuti pemikiran rasul. Contoh takabur kepada rasul yaitu meninggalkan perintah rasul dan menjalankan larangannya.
c) Takabur kepada Manusia
Takabur kepada insan sanggup berupa sikap memuliakan dirinya sendiri dan menganggap orang lain hina. Takabur kepada insan juga sanggup berupa impian untuk selalu berada di atas orang lain. Keinginan ini menyebabkannya menganggap rendah orang lain. Contoh takabur kepada insan yaitu berkata yang menawarkan sifat takabur.
Contoh Sifat Takabur / Sombong
Contoh sikap takabur yang paling populer dan sikap takabur yang pertama kali dilakukan yaitu kesombongan iblis yang menolak bersujud kepada Adam. Iblis merasa lebih mulia dari Adam yang diciptakan Allah dari tanah. Hal ini terekam dalam banyak sekali ayat Al-Qur’an yang salah satu telah disebutkan di potongan depan yaitu Surah al-Hijr [15]: 32–33.
Contoh lain sanggup kita temukan dalam kehidupan di sekitar kita. Dalam keseharian kita sering melihat orang kaya menghina orang lain lantaran kemiskinannya. Ada pula orang miskin yang menghina mereka
yang lebih miskin darinya. Tidak sulit pula kita temukan orang yang merasa manis dan membanggakan kecantikannya menertawakan ia yang jelek rupa. Mereka yang cendekia menghina perolehan nilai temannya. Semua sikap tersebut merupakan wujud dari sikap takabur atau sombong dalam hati mereka.
Dari beberapa teladan di atas, kita mengetahui bahwa sarana untuk bersikap sombong sangat banyak. Misal, harta, ilmu, kedudukan, ketampanan, kecantikan, dan keturunan. Itu hanya sebagian kecil hal-hal yang berpotensi menjadikan sikap takabur. Takabur merupakan sikap tercela yang tidak pantas dimiliki oleh manusia. Yang pantas mempunyai sifat takabur hanya Allah Swt. alasannya yaitu Dialah pemilik seluruh makhluk. Orang-orang yang mempunyai sifat takabur berarti menggunakan selendang Allah Swt. Dalam hadis qudsi dari Abu Abu Hurairah dan Abu Sa‘id al-Khudri berkata: Bersabda Rasulullah saw. bahwa Allah Azza Wajalla berfirman:
Artinya: Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung berfirman: ”Kemuliaan yaitu pakaian-Ku dan kesombongan yaitu selendang-Ku. Barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya, Aku niscaya menyiksanya. (H.R. Muslim)
Sifat-Sifat Turunan Takabur
Sifat-sifat turunan takabur antara lain sebagai berikut.
1. Pemarah
Pemarah merupakan salah satu sifat turunan takabur. Seseorang yang takabur akan cepat murka jikalau dikritik orang lain. Ia tidak sanggup mendapatkan kritik orang lain alasannya yaitu ia merasa paling benar dan mulia.
2. Pendengki
Orang yang takabur merasa dengki jikalau orang lain mendapatkan karunia Allah Swt. Hal ini lantaran ia khawatir karunia tersebut sanggup menyaingi atau mengalahkannya.
3. Pendendam
Orang yang takabur akan merasa dendam jikalau ada orang yang sanggup menyaingi atau mengalahkannya. Selain itu, jikalau ada yang mengkritik ia juga akan merasa dendam kepada orang tersebut.
4. Pembohong
Manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Orang yang takabur cenderung berbohong untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Ia akan merasa aib jikalau kekurangan tersebut diketahui orang lain. Oleh lantaran itu, ia berbohong untuk menutupinya.
5. Pemfitnah
Tidak jarang orang yang takabur melaksanakan fitnah. Untuk mengalahkan orang lain ia akan memfitnah orang tersebut.
Ciri-Ciri Sikap Takabur
Sifat takabur yang dimiliki iblis mengakibatkan mereka dikeluarkan dari surga. Selain itu, mereka juga direndahkan derajatnya oleh Allah Swt. Sifat yang demikian tentu tidak patut kita miliki. Apa ciri takabur?
Rasulullah saw. menjelaskan ciri takabur dalam hadis yang artinya, ”Takabur yaitu (sifat) orang yang mengingkari/menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (H.R. Abu Daud dan Hakim)
Di antara ciri-ciri takabur sebagai berikut:
1. Suka memuji diri sendiri dan membanggakan harta, ilmu, dan keturunan.
2. Suka meremehkan orang lain.
3. Gemar mencela dan mengkritik orang lain dengan kritik yang menjatuhkan.
4. Memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain.
5. Berlagak dalam berbicara.
6. Pemboros dalam penggunaan harta benda.
7. Suka berlebih-lebihan.
8. Jarang memuji kelebihan orang lain.
9. Tidak mau meminta maaf jikalau melaksanakan kesalahan.
Menjauhi Takabur / Sombong dalam Kehidupan
Perilaku takabur merupakan sifat iblis yang tidak sepantasnya dimiliki manusia. Selain sebagai sifat iblis, takabur mendatangkan pengaruh negatif bagi pelakunya. Kerugian yang dirasakan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Dampak Negatif Sikap Takabur
Takabur merupakan sikap tercela yang berdampak negatif bagi kehidupan. Di antara pengaruh negatif takabur sebagai berikut.
1. Dijauhi Orang Lain
Seseorang yang mempunyai sifat takabur suka meremehkan dan memandang rendah orang lain. Ia menganggap dirinya yang paling baik. Oleh lantaran sifatnya tersebut, orang lain merasa enggan mendekat dan berteman. Dengan demikian, pelaku takabur akan dijauhi orang lain. Teman dan saudara akan berkurang, sedangkan lawan atau musuh semakin bertambah.
2. Merusak Pergaulan
Takabur sanggup merusak pergaulan. Takabur sanggup merenggangkan tali silaturahmi. Persahabatan dan persaudaraan sanggup terputus alasannya yaitu sikap takabur. Perilaku merendahkan orang lain dan merasa mulia lama-kelamaan mengakibatkan orang lain enggan bertemu atau bersahabat. Sahabat menjadi berkurang dan sobat menjadi berkurang. Dapat disimpulkan bahwa pergaulan sanggup rusak dan tali silaturahmi sanggup terputus akhir sikap takabur.
3. Menyebabkan Orang Tidak Berkembang
Seseorang yang mempunyai sifat takabur cenderung tidak berkembang. Hal ini lantaran ia merasa lebih baik dari orang lain sehingga tidak ada perjuangan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Pikiran dan perasaan tersebut mengakibatkan orang takabur tidak mengalami kemajuan dan perkembangan. Ia berjalan
di kawasan tanpa ada kemajuan. Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa sikap takabur sanggup mengakibatkan orang tidak berkembang.
4. Cenderung pada Kemaksiatan
Takabur mengakibatkan seseorang menolak kebenaran. Oleh lantaran itu, ia cenderung melaksanakan kemaksiatan. lihat pada Surah al-A‘raf [7]: 146
5. Hilangnya Kasih Sayang di antara Sesama
Seseorang yang mempunyai sifat takabur tidak mempunyai perasaan untuk mengasihi dan menyayangi sesama. Yang ada hanya perasaan lebih mulia dan tinggi daripada orang lain. Lambat laun rasa kasih dan sayang kepada orang lain hilang.
6. Terhalang untuk Masuk Surga
Seseorang yang mempunyai sifat sombong tidak akan masuk surga. Sifat takabur akan menghalangi seseorang untuk masuk surga. Hal ini merupakan pengaruh negatif takabur di akhirat. Perhatikan sabda
Rasulullah saw. berikut.
Artinya: Tidak akan masuk nirwana orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi (atom) dari kesombongan. (H.R. Muslim)
7. Mendapat Balasan Neraka Jahanam
Orang yang mempunyai sifat takabur tidak akan masuk surga. Mereka akan menerima jawaban neraka Jahanam. Lihat pada Surah an-Nahl[16]:29 dan juga surah al-Mu’min[40]: 76.
8. Allah Swt. Akan Menjatuhkan Derajatnya
Orang-orang yang takabur akan dijatuhkan derajatnya oleh Allah Swt.
Demikianlah pengaruh negatif takabur dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dengan melihat pengaruh negatif yang diakibatkannya, semestinya kita terpacu menghilangkannya dari kehidupan. Apa yang mesti dilakukan biar terhindar dari sifat takabur?
Cara Menjauhi Sikap Takabur
Takabur yaitu gangguan yang terdapat dalam hati manusia. Fitrah insan yang lurus dan tunduk kepada Allah termasuki oleh getaran nafsu sehingga menjadi liar. Oleh lantaran itu, untuk mengobati penyakit takabur ini, kita memerlukan obat ketuhanan yang ampuh. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
1. Mendekatkan Diri kepada Allah Swt.
Seseorang yang dekat kepada Allah Swt. merasa senantiasa berada di bawah pengawasan-Nya. Dengan demikian, ia akan merasa selalu bersama-Nya dan aib berperilaku takabur. Oleh lantaran ada yang berhak untuk menyandangnya, yaitu Allah. Manusia tidak pantas untuk menyombongkan diri.
2. Senantiasa Bersyukur atas Nikmat-Nya
Nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah Swt. harus disyukuri. Nikmat dan karunia Allah Swt. kepada Anda tidak terhitung banyaknya. Nikmat berupa harta, anggota tubuh, ketampanan, kedudukan, dan karunia lainnya mesti disyukuri. Bersyukur sanggup dilakukan dengan memanfaatkan karunia-Nya sebaik-baiknya.
3. Menyadari bahwa Manusia Berkedudukan Sama di Hadapan Allah
Karunia berupa kecantikan dan ketampanan mesti disyukuri. Kecantikan dan ketampanan bukan untuk disombongkan. Ingat! Kecantikan dan ketampanan hanya sementara bukan selamanya. Dengan berjalannya waktu ketampanan dan kecantikan akan hilang. Selain itu, hal lain yang perlu diingat bahwa Allah Swt. tidak
membedakan insan menurut ketampanan, kecantikan, kekayaan, kedudukan, dan beberapa perbedaan lainnya. Kesadaran bahwa Allah Swt. tidak pernah membedakan insan menurut jabatan, kekayaan, dan perbedaan lainnya sangat diperlukan. Diharapkan kesadaran tersebut akan membawa
seseorang merasa tidak pantas untuk bertakabur.
4. Menyadari bahwa Dunia Hanya Sementara
Dunia, harta, ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan merupakan titipan Allah Swt. Dia sebagai pemilik sanggup mengambilnya sewaktu-waktu. Kesadaran bahwa dunia hanya sementara dan tidak awet sanggup mengakibatkan seseorang merasa enggan untuk bertakabur. Harta, ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan hendaknya menjadikan kita semakin dekat kepada Allah Swt. Bertakabur dengan hal-hal tersebut justru menjauhkan kita dari-Nya. Harta benda yang dikaruniakan Allah Swt. hendaknya dipergunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan. Karunia berupa harta tidak sepantasnya dipergunakan sebagai alat untuk bertakabur. Sesama insan yang kekurangan bukan untuk diejek atau direndahkan. Akan tetapi, mereka hendaknya dibantu dengan harta yang dikaruniakan Allah Swt. Begitu juga dengan ketampanan, kecantikan, kedudukan, dan keturunan hendaknya menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
5. Membiasakan Diri Bersikap Ramah kepada Semua Orang
Bersikap ramah bukan hanya ditujukan kepada orang-orang yang berada di atas kita. Misalnya kepada atasan, pejabat, dan orang terpandang. Sikap ramah mesti ditunjukkan kepada semua orang. Meskipun yang dihadapi yaitu orang yang miskin, sikap ramah mesti ditunjukkan. Kepada orang yang lebih renta kita mesti bersikap ramah. Begitu juga kepada orang yang lebih muda, rakyat biasa, pejabat, dan anak-anak. Membiasakan sikap ramah kepada semua orang sanggup menjauhkan kita dari sikap takabur. Selain itu, sikap ramah kepada semua orang sanggup membuat korelasi yang serasi antarsesama manusia.
6. Memohon Perlindungan kepada Allah Swt.
Hanya kepada Allah Swt. kita memohon derma dan keselamatan. Setiap dikala kita senantiasa membutuhkan pertolongan Allah Swt. Oleh lantaran itu, kita harus senantiasa memohon derma Allah Swt. biar dijauhkan dari sikap takabur. Senantiasa memohon kepada Allah Swt. biar dikaruniai sifat-sifat terpuji. Usaha untuk menghindari sikap takabur mesti dilakukan oleh semua orang. Oleh lantaran takabur sanggup menyerang dan menghinggapi semua orang. Selain itu, takabur yang hanya membawa pengaruh negatif mesti dihapuskan dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan hidup menjadi lebih tenang, tenteram, dan indah.
Selain cara di atas, cara lain untuk menghindari sifat takabur sebagai berikut.
1. Merenungkan dan menyadari ancaman sifat takabur, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Membiasakan diri secara perlahan-lahan untuk bersikap tawadu’.
3. Menyadari kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.
4. Menyadari kekurangan diri.
5. Menyadari bahwa insan tidak luput dari salah dan segera beristigfar.
6. Merenungkan dan memahami peringatan Allah Swt. wacana sifat takabur.