Semakin lama, contoh bercocok tanam dan beternak semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-umbian menjadi menanam padi, insan lantas menciptakan perkakas yang semakin efektif dan efisien. Mereka mulai memperhalus peralatan mereka. Dari sinilah timbul perkakasperkakas yang lebih beragama dan maju secara teknologi daripada masa berburu dan mengumpulkan makanan, baik yang terbuat dari batu, tulang, atau pun tanah liat. Hasil-hasil temuan yang mengatakan budaya pada ketika itu yaitu beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah, dan perhiasan.
(1) Beliung persegi: diduga dipergunakan dalam upacara; banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Semenanjung Melayu, dan beberapa kawasan di Asia Tenggara.
(2) Kapak lonjong: umumnya terbuat dari kerikil kali yang berwarna kehitam-hitaman; dibentuk dengan cara diupam hingga halus; ditemukan di kawasan Maluku, Papua, Sulawesi Utara, Filipina, Taiwan, Cina.(3) Mata panah: dipakai sebagai alat berburu dan menangkap ikan; untuk menangkap ikan mata panahnya dibentuk bergerigi dan terbuat dari tulang, mata panah untuk menangkap ikan ini banyak ditemukan di dalam goa-goa di pinggir sungai; orang Papua sekarang masih memakai mata panah untuk menangkap ikan dan berburu, namun terbuat dari kayu.
(4) Gerabah: terbuat dari tanah liat yang dibakar; digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda perhiasan; biasanya dihiasi motif-motif hias yang indah.
(5) Perhiasan: terbuat dari tanah liat, kerikil kalsedon, yaspur, dan agat; sanggup berwujud kalung, gelang, anting-anting; jikalau seseorang meninggal maka beliau akan dibekali pemanis di dalam kuburannya.
(bse sejarah oleh Hendrayana)
: Apa itu Menhir, Sarkofagus, Dolmen, Peti Kubur Batu, Waruga, Punden Berundak, Arca