A.Pengertian Teater
Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu theatron yang asal katanya theomai yang berarti “takjub melihat atau memandang”. Dalam perkembangannya, teater mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal pada zaman Plato).
2. Teater diartikan sebagai publik atau auditorium (dikenal pada zaman Herodotus).
1. Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal pada zaman Plato).
2. Teater diartikan sebagai publik atau auditorium (dikenal pada zaman Herodotus).
3. Teater diartikan pula sebagai pertunjukan atau karangan yang dipentaskan.
Teater sanggup diartikan dengan dua cara, yaitu dalam arti sempit dan arti luas.
1. Dalam arti sempit, teater sanggup diartikan sebagai drama (kisah hidup atau kehidupan manusia baik fiktif maupun nyata) yang diceritakan dan dipentaskan di atas panggung/pentas, lalu didiskusikan oleh orang banyak yang mengacu pada panduan teks/naskah.
2. Dalam arti luas, teater yaitu segala macam pertunjukan atau tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak ramai. Misalnya, wayang orang, lenong, ketoprak, ludruk, arja, randai, reog, dan sebagainya.
1. Dalam arti sempit, teater sanggup diartikan sebagai drama (kisah hidup atau kehidupan manusia baik fiktif maupun nyata) yang diceritakan dan dipentaskan di atas panggung/pentas, lalu didiskusikan oleh orang banyak yang mengacu pada panduan teks/naskah.
2. Dalam arti luas, teater yaitu segala macam pertunjukan atau tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak ramai. Misalnya, wayang orang, lenong, ketoprak, ludruk, arja, randai, reog, dan sebagainya.
Jika dilihat dari de finisinya, teater diartikan sebagai sebuah pertunjukan. Selain itu, teater juga mempunyai arti sebuah organisasi yang berupa wadah untuk kumpulan orang-orang pecinta teater.
Secara umum istilah teater nusantara sanggup diartikan sebagai berikut.
1. Seluruh pertunjukan yang berlangsung di sebuah tempat baik di luar maupun
di dalam gedung dan disaksikan oleh orang banyak (penonton).
2. Arena sentra dari sebuah pertunjukan.
3. Panggung tempat pertunjukan.
4. Nama organisasi kelompok orang yang menyayangi seni teater.
1. Seluruh pertunjukan yang berlangsung di sebuah tempat baik di luar maupun
di dalam gedung dan disaksikan oleh orang banyak (penonton).
2. Arena sentra dari sebuah pertunjukan.
3. Panggung tempat pertunjukan.
4. Nama organisasi kelompok orang yang menyayangi seni teater.
B.Sejarah Teater
Dalam sejarah dunia, teater muncul sekitar kala ke-6 SM dari bangsa Yunani kuno yang telah mempunyai seni pertunjukan yang disebut drama. Pertunjukan drama berasal dari upacara keagamaan dalam bentuk pemujaan kepada Dewa Anggur berjulukan Dionysus. Teater pada zaman Yunani Kuno biasanya dipertunjukkan secara umum di sebuah tempat yang berjulukan theatron. Theatron merupakan bangunan khusus untuk pertunjukan drama, terbuka tanpa atap, dan dibangun di lereng-lereng bukit.
Di Italia, seni teater berkembang sangat pesat dan mengalami masa kejayaan, baik dari segi panggung, penambahan dekorasi, maupun penambahan ornamen serta layar pada tempat pertunjukan sehingga melahirkan teater modern. Berbeda dengan zaman Yunani, penonton teater di Italia terbatas pada kalangan tertentu,
yaitu kalangan bangsawan.
Di Italia, seni teater berkembang sangat pesat dan mengalami masa kejayaan, baik dari segi panggung, penambahan dekorasi, maupun penambahan ornamen serta layar pada tempat pertunjukan sehingga melahirkan teater modern. Berbeda dengan zaman Yunani, penonton teater di Italia terbatas pada kalangan tertentu,
yaitu kalangan bangsawan.
Teater di Indonesia
Sementara itu di Indonesia, seni pertunjukan ibarat teater sudah muncul sejak lama. Teater Indonesia atau teater Nusantara ini meliputi teater tradisional yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Misalnya, ketoprak dari Jawa, mak yong dari Riau, dan drama gong dari Bali. Pada awalnya, teater tradisional ini dijadikan sebagai upacara keagamaan. Namun, seiring berkembangnya zaman, beberapa teater tradisional menjadi sebuah pertunjukan untuk tontonan saja.
Selanjutnya, memasuki kala ke-20 teater nusantara mengalami perubahan sehingga muncul teater modern. Teater modern ini merupakan teater yang dipengaruhi oleh teater tradisional dan teater barat. Dengan adanya imbas dari barat, bentuk pertunjukan teater modern jauh berbeda dengan teater tradisional.
Perbedaan tersebut antara lain terlihat dari kisah yang disuguhkan, penataan panggung, dan penataan cahaya. Munculnya teater modern pun memunculkan kelompok-kelompok teater modern antara lain Teater Populer, Teater Kecil, Teater Koma, Bengkel Teater, Studiklub Teater Bandung, Teater Payung Hitam, dan Teater Gandrik.
Sementara itu di Indonesia, seni pertunjukan ibarat teater sudah muncul sejak lama. Teater Indonesia atau teater Nusantara ini meliputi teater tradisional yang berasal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia. Misalnya, ketoprak dari Jawa, mak yong dari Riau, dan drama gong dari Bali. Pada awalnya, teater tradisional ini dijadikan sebagai upacara keagamaan. Namun, seiring berkembangnya zaman, beberapa teater tradisional menjadi sebuah pertunjukan untuk tontonan saja.
Selanjutnya, memasuki kala ke-20 teater nusantara mengalami perubahan sehingga muncul teater modern. Teater modern ini merupakan teater yang dipengaruhi oleh teater tradisional dan teater barat. Dengan adanya imbas dari barat, bentuk pertunjukan teater modern jauh berbeda dengan teater tradisional.
Perbedaan tersebut antara lain terlihat dari kisah yang disuguhkan, penataan panggung, dan penataan cahaya. Munculnya teater modern pun memunculkan kelompok-kelompok teater modern antara lain Teater Populer, Teater Kecil, Teater Koma, Bengkel Teater, Studiklub Teater Bandung, Teater Payung Hitam, dan Teater Gandrik.