Pengertian Dongeng
Dongeng yaitu dongeng sederhana yang tidak benar-benar terjadi, contohnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk memberikan anutan moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan moral masyarakat juga sanggup tecermin. Dongeng termasuk dongeng tradisional. Cerita tradisional yaitu dongeng yang disampaikan secara turun-temurun. Suatu dongeng tradisional sanggup disebarkan secara luas ke banyak sekali tempat. Selanjutnya, dongeng itu diubahsuaikan dengan kondisi daerah setempat. Oleh lantaran itu, kadang-kadang, dongeng di suatu wilayah menyerupai atau sama dengan dongeng wilayah lain. Hal itu disebabkan dongeng tradisional mudah diterima lantaran bersifat umum. Cerita tersebut ada hampir di seluruh penjuru dunia. Biasanya, Kejadian-kejadian dalam dongeng menjadi harapan semua orang.
Ada beberapa jenis dongeng, menyerupai dongeng binatang atau fabel, dongeng biasa, dan dongeng lelucon.
a. Dongeng Binatang atau Fabel
Fabel yaitu dongeng yang mengandung pendidikan wacana perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai insan dan menggambarkan tabiat serta akal pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci merupakan pola dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai binatang yang cerdik, licik, dan jenaka.
b. Dongeng Biasa
Dongeng biasa yaitu dongeng wacana tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam dongeng Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita wacana penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, lantaran kejujurannya, hasilnya ia hidup bahagia. Contoh lain yaitu dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui kesalahannya sehingga sang adik sanggup kembali ke istana.
c. Dongeng Lelucon
Dongeng dagelan yaitu dongeng lucu wacana tokoh tertentu, contohnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.
Contoh Dongeng:
Suatu hari, Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena kuliner di sekitar kawasan kediaman telah berkurang, Sang Kancil mencari kuliner di luar daerah kediamannya. Cuaca pada hari itu sangat panas, Sang Kancil merasa kehausan lantaran terlalu lama berjalan, kemudian ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Akhirnya, kancil menemukan sebuah sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa berpikir panjang, Sang Kancil minum sepuasnya. Segarnya air sungai tersebut telah menghilangkan rasa haus Sang Kancil. Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila merasa cape, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang di sekitar daerah tersebut. Kancil berkata di dalam hatinya "Aku harus bersabar jika ingin mendapat kuliner yang lezat-lezat". Setelah rasa capenya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai sambil memakan dedaunan yang ada di sekitarnya.
Ketika tiba di satu daerah yang agak luas, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak dan ranum di seberang sungai."Alangkah enaknya bila saya dapat menyeberangi sungai ini dan sanggup menikmati buah-buahan tersebut" pikir Sang Kancil. Sang Kancil terus berpikir mencari logika bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kancil melihat Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa membuang waktu lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata " Hai sabahatku Buaya, apa kabar hari ini?" Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan melihat sang kancil yang menegurnya tadi "Kabar baik sahabatku Kancil," sambung buaya lagi. "Apa yang menyebabkan kau tiba ke mari?" Sang Kancil menjawab, "Aku membawa kabar bangga untukmu." Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar ingin mendengar kabar yang dibawa oleh Sang Kancil lalu berkata, "Ceritakan kepadaku kabar bangga itu!" Kancil berkata "Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman semoga menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini lantaran Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua." Mendengar nama Raja Sulaiman disebutkan, buaya mempercayai gosip dari sang Kancil lantaran Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah, yaitu memahami bahasa binatang. "Baiklah, kau tunggu di sini, saya akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku," kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata ,"Hai buaya sekalian, saya telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman semoga menghitung jumlah kau semua lantaran Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini." Kata kancil lagi, "Berbarislah kalian dari tebing sebelah sini hingga tebing sebelah sana." Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Buaya tadi berkata,"Sekarang hitunglah, kami sudah siap". Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ kemudian melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mula menghitung dengan menyebut "Satu dua tiga …" sambil mengetuk kepala buaya. Akhirnya, sampailah kancil di seberang sungai. Ketika hingga ditebing sungai, kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata," Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa saya telah menipu kalian semua. Sebenarnya tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman." Mendengar kata-kata Sang Kancil, semua buaya marah dan merasa malu lantaran mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan Kancil apabila bertemu di kemudian hari. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu, Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buayabuaya hingga menghilang di kebun buah dan menikmati buah-buahan yang sudah masak dan ranum itu.
Dongeng yaitu dongeng sederhana yang tidak benar-benar terjadi, contohnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk memberikan anutan moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan moral masyarakat juga sanggup tecermin. Dongeng termasuk dongeng tradisional. Cerita tradisional yaitu dongeng yang disampaikan secara turun-temurun. Suatu dongeng tradisional sanggup disebarkan secara luas ke banyak sekali tempat. Selanjutnya, dongeng itu diubahsuaikan dengan kondisi daerah setempat. Oleh lantaran itu, kadang-kadang, dongeng di suatu wilayah menyerupai atau sama dengan dongeng wilayah lain. Hal itu disebabkan dongeng tradisional mudah diterima lantaran bersifat umum. Cerita tersebut ada hampir di seluruh penjuru dunia. Biasanya, Kejadian-kejadian dalam dongeng menjadi harapan semua orang.
Ada beberapa jenis dongeng, menyerupai dongeng binatang atau fabel, dongeng biasa, dan dongeng lelucon.
a. Dongeng Binatang atau Fabel
Fabel yaitu dongeng yang mengandung pendidikan wacana perbuatan baik dan buruk. Tokoh fabel adalah binatang. Semua binatang tersebut berperilaku sebagai insan dan menggambarkan tabiat serta akal pekerti manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci merupakan pola dongeng binatang. Biasanya mereka digambarkan sebagai binatang yang cerdik, licik, dan jenaka.
b. Dongeng Biasa
Dongeng biasa yaitu dongeng wacana tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam dongeng Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita wacana penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, lantaran kejujurannya, hasilnya ia hidup bahagia. Contoh lain yaitu dongeng Lutung Kasarung. Dongeng ini mengisahkan seorang adik yang diasingkan oleh kakaknya ke hutan. Karena ketabahan sang adik, kakaknya mengakui kesalahannya sehingga sang adik sanggup kembali ke istana.
c. Dongeng Lelucon
Dongeng dagelan yaitu dongeng lucu wacana tokoh tertentu, contohnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.
Contoh Dongeng:
Sang Kancil dengan Buaya
Pada zaman dahulu, Sang Kancil yaitu binatang yang paling cendekia di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan tiba kepadanya untuk meminta pemberian apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat rujukan binatang-binatang di dalam hutan, ia tidak menunjukkan sikap yang sombong, malah bersedia membantu kapan saja. Suatu hari, Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena kuliner di sekitar kawasan kediaman telah berkurang, Sang Kancil mencari kuliner di luar daerah kediamannya. Cuaca pada hari itu sangat panas, Sang Kancil merasa kehausan lantaran terlalu lama berjalan, kemudian ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Akhirnya, kancil menemukan sebuah sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa berpikir panjang, Sang Kancil minum sepuasnya. Segarnya air sungai tersebut telah menghilangkan rasa haus Sang Kancil. Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila merasa cape, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang di sekitar daerah tersebut. Kancil berkata di dalam hatinya "Aku harus bersabar jika ingin mendapat kuliner yang lezat-lezat". Setelah rasa capenya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai sambil memakan dedaunan yang ada di sekitarnya.
Ketika tiba di satu daerah yang agak luas, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak dan ranum di seberang sungai."Alangkah enaknya bila saya dapat menyeberangi sungai ini dan sanggup menikmati buah-buahan tersebut" pikir Sang Kancil. Sang Kancil terus berpikir mencari logika bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kancil melihat Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa membuang waktu lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata " Hai sabahatku Buaya, apa kabar hari ini?" Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan melihat sang kancil yang menegurnya tadi "Kabar baik sahabatku Kancil," sambung buaya lagi. "Apa yang menyebabkan kau tiba ke mari?" Sang Kancil menjawab, "Aku membawa kabar bangga untukmu." Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar ingin mendengar kabar yang dibawa oleh Sang Kancil lalu berkata, "Ceritakan kepadaku kabar bangga itu!" Kancil berkata "Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman semoga menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini lantaran Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua." Mendengar nama Raja Sulaiman disebutkan, buaya mempercayai gosip dari sang Kancil lantaran Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah, yaitu memahami bahasa binatang. "Baiklah, kau tunggu di sini, saya akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku," kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata ,"Hai buaya sekalian, saya telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman semoga menghitung jumlah kau semua lantaran Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini." Kata kancil lagi, "Berbarislah kalian dari tebing sebelah sini hingga tebing sebelah sana." Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Buaya tadi berkata,"Sekarang hitunglah, kami sudah siap". Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ kemudian melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mula menghitung dengan menyebut "Satu dua tiga …" sambil mengetuk kepala buaya. Akhirnya, sampailah kancil di seberang sungai. Ketika hingga ditebing sungai, kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata," Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa saya telah menipu kalian semua. Sebenarnya tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman." Mendengar kata-kata Sang Kancil, semua buaya marah dan merasa malu lantaran mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan Kancil apabila bertemu di kemudian hari. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu, Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buayabuaya hingga menghilang di kebun buah dan menikmati buah-buahan yang sudah masak dan ranum itu.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon