Menurut sifatnya ada dua jenis motif hias, yaitu motif hias geometris dan motif hias naturalis. Menurut temanya ada motif tumbuhtumbuhan, motif binatang, dan motif manusia. Perhatikan jenis-jenis motif hias pada karya seni rupa nusantara berikut.
(Kerajinan tifa berukir motif geometris khas Papua)
(Motif tabrakan khas toraja pada rumah adat)
(Motif tabrakan khas Kalimantan Timur pada rumah adat)
(Sarung bantal bermotif kawung dan tumpal)
Berdasarkan hasil penelitian mahir antropologi (ilmu perihal asal-usul manusia) dan arkeologi (ilmu perihal kehidupan dan kebudayaan zaman kuno), diperoleh kesimpulan bahwa motif hias geometris merupakan motif hias yang cukup bau tanah usianya. Ke sim pulan tersebut didasarkan pada temuan benda-benda purbakala yang telah dihias dengan motif-motif geometris.
Pada masa lampau penciptaan motif hias banyak yang dikaitkan dengan kepercayaan dan daya magis. Beberapa di antaranya hanya mengulang bentuk-bentuk baku yang su dah dikerjakan secara turuntemurun
dengan pola-pola ter ten tu. Ada beberapa jenis motif yang menyimbolkan status sosial, contohnya kabongo atau hiasan tanduk kerbau. Pada masyarakat Toraja, keluarga yang mempunyai banyak kabongo dianggap sebagai keluarga yang tinggi derajatnya.
Bentuk motif hias lainnya ialah pa’bare allo, berupa gambar mata hari yang menya takan kesucian arwah, dan katik (bentuk burung berleher panjang seakan-akan naga yang melambang kan kepah lawanan).
Saat ini, dalam membuat motif hias, desainer dan pengrajin benda-benda pakai tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan maupun daya magis. Mereka lebih menekankan keindahan bentuk.
Motif hias geometris pada benda pakai sanggup dikelom pok kan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Motif hias geometris yang digunakan untuk menghias bab tepi atau pinggiran suatu benda.
b. Motif hias geometris sebagai inti atau bab yang bangun sendiri dan merupakan unsur keindahan dalam bentuk orna men arsitektur.
c. Motif hias geometris yang diterapkan sebagai isian dari bab benda pakai, ialah pada permukaan ben da tersebut.
(Kerajinan tifa berukir motif geometris khas Papua)
(Motif tabrakan khas toraja pada rumah adat)
(Motif tabrakan khas Kalimantan Timur pada rumah adat)
(Sarung bantal bermotif kawung dan tumpal)
Berdasarkan hasil penelitian mahir antropologi (ilmu perihal asal-usul manusia) dan arkeologi (ilmu perihal kehidupan dan kebudayaan zaman kuno), diperoleh kesimpulan bahwa motif hias geometris merupakan motif hias yang cukup bau tanah usianya. Ke sim pulan tersebut didasarkan pada temuan benda-benda purbakala yang telah dihias dengan motif-motif geometris.
Pada masa lampau penciptaan motif hias banyak yang dikaitkan dengan kepercayaan dan daya magis. Beberapa di antaranya hanya mengulang bentuk-bentuk baku yang su dah dikerjakan secara turuntemurun
dengan pola-pola ter ten tu. Ada beberapa jenis motif yang menyimbolkan status sosial, contohnya kabongo atau hiasan tanduk kerbau. Pada masyarakat Toraja, keluarga yang mempunyai banyak kabongo dianggap sebagai keluarga yang tinggi derajatnya.
Bentuk motif hias lainnya ialah pa’bare allo, berupa gambar mata hari yang menya takan kesucian arwah, dan katik (bentuk burung berleher panjang seakan-akan naga yang melambang kan kepah lawanan).
Saat ini, dalam membuat motif hias, desainer dan pengrajin benda-benda pakai tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan maupun daya magis. Mereka lebih menekankan keindahan bentuk.
Motif hias geometris pada benda pakai sanggup dikelom pok kan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Motif hias geometris yang digunakan untuk menghias bab tepi atau pinggiran suatu benda.
b. Motif hias geometris sebagai inti atau bab yang bangun sendiri dan merupakan unsur keindahan dalam bentuk orna men arsitektur.
c. Motif hias geometris yang diterapkan sebagai isian dari bab benda pakai, ialah pada permukaan ben da tersebut.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon