Indonesia mempunyai keragaman tarian yang terdiri atas tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Dapatkah kau menyebutkan jenis-jenis tari berpasangan dan kelompok nusantara? Cermatilah uraian berikut ini:
1. Tari Saman
Syech Saman. Tari Saman mempunyai keunikan alasannya yakni hanya menampilkan gerak tepuk tangan
dan gerak tepuk dada. Selain itu, tari Saman tidak memakai iringan alat musik, tetapi hanya memakai bunyi atau nyanyian dari penarinya yang dipadukan dengan tepuk tangan, tepukan dada, dan tepukan pangkal paha.
Lagu-lagu dalam tari Saman terdiri atas:
a. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
b. Dering, yaitu rengum yang diikuti oleh semua penari.
c. Redet, yaitu lagu singkat dengan bunyi pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada potongan tengah tari.
d. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan bunyi panjang, tinggi, dan melengking. Biasanya, lagu tersebut merupakan tanda perubahan gerak.
e. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari sesudah dinyanyikan oleh penari solo.
Penari tari Saman berjumlah 10 orang, yang terdiri atas 8 orang penari dan 2 orang pemberi isyarat sambil bernyanyi. Tari Saman dipimpin oleh seorang Syech yang bertugas mengatur banyak sekali gerak dan menyanyikan syair-syair lagu. Syair lagu dalam tari Saman memakai bahasa Arab dan bahasa Gayo. Tari Saman merupakan media penyampaian pesan atau dakwah. Oleh alasannya yakni itu, tari Saman menggambarkan perilaku sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Tari Saman harus ditampilkan dengan keseragaman deretan dan ketepatan waktu. Dengan demikian, seorang penari dituntut untuk mempunyai konsentrasi tinggi dan latihan yang serius.
2. Tari Piring
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari kawasan Minangkabau, Sumatra Barat. Tari
Piring melambangkan rasa bangga dan syukur para petani atas hasil flora mereka. Pada zaman dahulu, tari Piring dibawakan pada ketika panen. Namun ketika ini, tari Piring bisanya dibawakan pada ketika peristiwaperistiwa penting, ibarat program pernikahan. Penari tari Piring yakni putra dan putri.
Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di lumbung (rangkiang). Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat. Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring yakni suasana gembira. Tari Piring memakai lagu-lagu yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan banyak sekali variasi, baik variasi gerakan, jumlah penari, dan busana. (Seni Tari Atang dan Rama)
3. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tari yang populer di kawasan Melayu, ibarat kawasan Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru). Tari Serampang Dua Belas yakni tari pergaulan yang ditarikan dalam bentuk tari berpasangan sejenis atau putra dengan putri. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an. Tari Serampang Dua Belas terdiri atas 12 teladan gerak, teladan edar, dan tata urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, ibarat tari Mak Inang, tari Ronggeng Melayu, dan tari Zapin.
Iringan musiknya memakai lagu Dua yang temponya dipercepat. Gerakan dalam tari Serampang Dua Belas menitikberatkan pada permainan mata, gerak kaki memutar dan lompatan, ditambah dengan gerak tangan dan badan yang gemulai. Penyajian tari Serampang Dua Belas terdiri atas tiga bagian, yaitu Mak Inang, Tanjung Katung, dan Lagu Dua. Masing-masing potongan mempunyai teladan irama sendiri-sendiri.
4. Tari Pendet
Tari Pendet merupakan tari kelompok yang berasal dari Bali. Tari Pendet diciptakan pada awal tahun 70-an oleh I Nyoman Kaler. Pada awalnya, tari Pendet yakni tari pemujaan yang diperagakan di pura. Tari Pendet menggambarkan penyambutan atas turunnya yang kuasa dewi ke alam marcapada. Dengan demikian, tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Seiring dengan perkembangan zaman, maka lambat laun para seniman Bali mengubah tari Pendet menjadi tarian penyambutan. Namun, tari tersebut tetap memakai unsur sakral dan religius. Tari Pendet ditarikan untuk menyambut kedatangan para tamu. Taburan bunga disebarkan di hadapan para tamu sebagai ucapan selamat datang.
Gerakan-gerakan dalam tari Pendet sangat sederhana sehingga sanggup dibawakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun wanita. Oleh alasannya yakni itu, tari Pendet sanggup dijadikan tarian dasar untuk melatih keterampilan awal tari Bali. Tari Pendet memakai perlengkapan bokor sebagai wadah untuk membawa taburan bunga.
5. Tari Maengket
Tari Maengket yakni tarian tradisional rakyat Minahasa. Tari Maengket disebut tari pengucapan syukur kepada Sang Pencipta dan tari pergaulan. Pada zaman dahulu, tari Maengket dimainkan pada ketika panen padi dengan gerakangerakan sederhana.
Tari Maengket merupakan tari berpasangan. Penari tari Maengket berjumlah 20 pasang putra dan putri, disertai dengan pemandu tari.
Tari Maengket terdiri atas tiga babak, yaitu:
a. Maowey Kamberu, yaitu tarian yang dibawakan pada program pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa alasannya yakni hasil panen, terutama panen flora padi yang berlimpah.
b. Marambak, yaitu tarian dengan semangat kegotong-royongan (mapalus).
Tarian tersebut menggambarkan rakyat Minahasa yang saling membantu menciptakan rumah yang baru. Selesai pembangunan rumah, maka diadakan pesta naik rumah gres atau dalam bahasa kawasan disebut rumambak yang artinya menguji kekuatan rumah baru. Semua masyarakat di desa tersebut
diundang dalam program pengucapan syukur.
c. Lalayaan, yaitu tari pergaulan perjaka dan pemudi Minahasa pada zaman dahulu untuk mencari jodoh.
6. Tari Cakalele
Tari Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku. Tari Cakalele disebut juga tari kebesaran, alasannya yakni dipakai untuk menyambut tamu agung, ibarat tokoh agama dan pejabat pemerintah yang berkunjung ke kawasan Maluku. Tari Cakalele ditarikan oleh 30 orang penari, baik laki-laki maupun
perempuan. Musik yang mengiringi tari Cakalele yakni musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup. Pakaian atau kostum yang dipakai yakni pakaian khas perang zaman dulu, ibarat pakaian bangsa Romawi.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di ajudan memegang senjata pedang (parang) dan di tangan kiri memegang tameng (salawaku). Penari laki-laki mengenakan topi yang terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih dan memegang sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.
Keistimewaan tari Cakalele terdapat pada tiga fungsi simbol, yaitu sebagai berikut:
a. Pakaian berwarna merah yang dikenakan oleh penari laki-laki merupakan simbol perilaku cinta tanah air terhadap bumi Maluku dan keberanian orang Maluku dalam menghadapi perang.
b. Pedang pada tangan kanan merupakan simbol harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan.
c. Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian merupakan simbol gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak pada masyarakat.
1. Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian moral yang biasanya ditampilkan pada perayaan peristiwa-peristiwa moral masyarakat Aceh.Pada masa lalu, tari Saman ditampilkan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad. Nama tari Saman diambil dari nama salah satu ulama besar Aceh, yaitu
Syech Saman. Tari Saman mempunyai keunikan alasannya yakni hanya menampilkan gerak tepuk tangan
dan gerak tepuk dada. Selain itu, tari Saman tidak memakai iringan alat musik, tetapi hanya memakai bunyi atau nyanyian dari penarinya yang dipadukan dengan tepuk tangan, tepukan dada, dan tepukan pangkal paha.
Lagu-lagu dalam tari Saman terdiri atas:
a. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
b. Dering, yaitu rengum yang diikuti oleh semua penari.
c. Redet, yaitu lagu singkat dengan bunyi pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada potongan tengah tari.
d. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan bunyi panjang, tinggi, dan melengking. Biasanya, lagu tersebut merupakan tanda perubahan gerak.
e. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari sesudah dinyanyikan oleh penari solo.
Penari tari Saman berjumlah 10 orang, yang terdiri atas 8 orang penari dan 2 orang pemberi isyarat sambil bernyanyi. Tari Saman dipimpin oleh seorang Syech yang bertugas mengatur banyak sekali gerak dan menyanyikan syair-syair lagu. Syair lagu dalam tari Saman memakai bahasa Arab dan bahasa Gayo. Tari Saman merupakan media penyampaian pesan atau dakwah. Oleh alasannya yakni itu, tari Saman menggambarkan perilaku sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Tari Saman harus ditampilkan dengan keseragaman deretan dan ketepatan waktu. Dengan demikian, seorang penari dituntut untuk mempunyai konsentrasi tinggi dan latihan yang serius.
2. Tari Piring
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari kawasan Minangkabau, Sumatra Barat. Tari
Piring melambangkan rasa bangga dan syukur para petani atas hasil flora mereka. Pada zaman dahulu, tari Piring dibawakan pada ketika panen. Namun ketika ini, tari Piring bisanya dibawakan pada ketika peristiwaperistiwa penting, ibarat program pernikahan. Penari tari Piring yakni putra dan putri.
Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di lumbung (rangkiang). Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat. Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring yakni suasana gembira. Tari Piring memakai lagu-lagu yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan banyak sekali variasi, baik variasi gerakan, jumlah penari, dan busana. (Seni Tari Atang dan Rama)
3. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tari yang populer di kawasan Melayu, ibarat kawasan Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru). Tari Serampang Dua Belas yakni tari pergaulan yang ditarikan dalam bentuk tari berpasangan sejenis atau putra dengan putri. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an. Tari Serampang Dua Belas terdiri atas 12 teladan gerak, teladan edar, dan tata urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, ibarat tari Mak Inang, tari Ronggeng Melayu, dan tari Zapin.
Iringan musiknya memakai lagu Dua yang temponya dipercepat. Gerakan dalam tari Serampang Dua Belas menitikberatkan pada permainan mata, gerak kaki memutar dan lompatan, ditambah dengan gerak tangan dan badan yang gemulai. Penyajian tari Serampang Dua Belas terdiri atas tiga bagian, yaitu Mak Inang, Tanjung Katung, dan Lagu Dua. Masing-masing potongan mempunyai teladan irama sendiri-sendiri.
4. Tari Pendet
Tari Pendet merupakan tari kelompok yang berasal dari Bali. Tari Pendet diciptakan pada awal tahun 70-an oleh I Nyoman Kaler. Pada awalnya, tari Pendet yakni tari pemujaan yang diperagakan di pura. Tari Pendet menggambarkan penyambutan atas turunnya yang kuasa dewi ke alam marcapada. Dengan demikian, tari Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Seiring dengan perkembangan zaman, maka lambat laun para seniman Bali mengubah tari Pendet menjadi tarian penyambutan. Namun, tari tersebut tetap memakai unsur sakral dan religius. Tari Pendet ditarikan untuk menyambut kedatangan para tamu. Taburan bunga disebarkan di hadapan para tamu sebagai ucapan selamat datang.
Gerakan-gerakan dalam tari Pendet sangat sederhana sehingga sanggup dibawakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun wanita. Oleh alasannya yakni itu, tari Pendet sanggup dijadikan tarian dasar untuk melatih keterampilan awal tari Bali. Tari Pendet memakai perlengkapan bokor sebagai wadah untuk membawa taburan bunga.
5. Tari Maengket
Tari Maengket yakni tarian tradisional rakyat Minahasa. Tari Maengket disebut tari pengucapan syukur kepada Sang Pencipta dan tari pergaulan. Pada zaman dahulu, tari Maengket dimainkan pada ketika panen padi dengan gerakangerakan sederhana.
Tari Maengket merupakan tari berpasangan. Penari tari Maengket berjumlah 20 pasang putra dan putri, disertai dengan pemandu tari.
Tari Maengket terdiri atas tiga babak, yaitu:
a. Maowey Kamberu, yaitu tarian yang dibawakan pada program pengucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa alasannya yakni hasil panen, terutama panen flora padi yang berlimpah.
b. Marambak, yaitu tarian dengan semangat kegotong-royongan (mapalus).
Tarian tersebut menggambarkan rakyat Minahasa yang saling membantu menciptakan rumah yang baru. Selesai pembangunan rumah, maka diadakan pesta naik rumah gres atau dalam bahasa kawasan disebut rumambak yang artinya menguji kekuatan rumah baru. Semua masyarakat di desa tersebut
diundang dalam program pengucapan syukur.
c. Lalayaan, yaitu tari pergaulan perjaka dan pemudi Minahasa pada zaman dahulu untuk mencari jodoh.
6. Tari Cakalele
Tari Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku. Tari Cakalele disebut juga tari kebesaran, alasannya yakni dipakai untuk menyambut tamu agung, ibarat tokoh agama dan pejabat pemerintah yang berkunjung ke kawasan Maluku. Tari Cakalele ditarikan oleh 30 orang penari, baik laki-laki maupun
perempuan. Musik yang mengiringi tari Cakalele yakni musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup. Pakaian atau kostum yang dipakai yakni pakaian khas perang zaman dulu, ibarat pakaian bangsa Romawi.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di ajudan memegang senjata pedang (parang) dan di tangan kiri memegang tameng (salawaku). Penari laki-laki mengenakan topi yang terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih dan memegang sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.
Keistimewaan tari Cakalele terdapat pada tiga fungsi simbol, yaitu sebagai berikut:
a. Pakaian berwarna merah yang dikenakan oleh penari laki-laki merupakan simbol perilaku cinta tanah air terhadap bumi Maluku dan keberanian orang Maluku dalam menghadapi perang.
b. Pedang pada tangan kanan merupakan simbol harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan.
c. Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian merupakan simbol gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak pada masyarakat.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon