A. Tari Reog
Tari Reog merupakan salah satu bentuk seni tari yang terdapat di Jawa Timur. Ponorogo dianggap sebagai asal dari tari Reog sehingga tarian ini dikenal dengan sebutan tari Reog Ponorogo. Tarian ini berfungsi sebagai tari pertunjukkan. Tarian ini mempertunjukkan kemampuan seorang pembarong dalam mengangkat topeng berbentuk kepala harimau dengan mahkota yang terbuat dari bulu-bulu burung merak memakai giginya.
Topeng ini disebut dadak merak dan mempunyai berat sekitar 50-60 kg serta tinggi 2 meter. Kemampuan untuk membawa topeng ini, selain diperoleh melalui latihan yang berat juga diperoleh dengan latihan spiritual ibarat berpuasa dan bertapa. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa seorang pembarong memakai susuk di lehernya untuk menambah kekuatan ketika membawa topeng.
Tarian Reog Ponorogo diiringi oleh bermacam-macam alat musik ibarat kendang, angklung, kenong, gong, dan selompret. Iringan musik tersebut bernada pelog dan salendro sehingga memunculkan atmosfer unik, mistis, dan eksotis. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam bermacam-macam kegiatan masyarakat, contohnya program pernikahan, upacara higienis desa, atau program nasional ketika memperingati proklamasi kemerdekaan selain berperan sebagai alat hiburan, Reog Ponorogo juga beperan
simbolik yang bersifat mistis. Ada bab masayarakat yang percaya bahwa pertunjukkan Reog sanggup berfungsi menolak bala atau sial.
dapat melakukannya bila ia tidak mempunyai garis keturunan dari pembarong sebelumnya. (seni tari Alien Wiratunnisa)
B. Tari Jayengrana
Jayengrana yaitu julukan dari Amir Hamzah yang terdapat dalam dongeng berjudul Wong Agung Menak Jayengrana yang merupakan hasil karya sastra Islam. Kisah ini menceritakan tokoh Amir Hamzah pada ketika membuatkan agama Islam ke banyak sekali kawasan yang dikuasai kerajaan-kerajaan tertentu. Ketika ia membuatkan agama Islam di wilayah kerajaan Kanjun, Amir Hamzah harus berperang lantaran penguasa setempat menentang apa yang dilakukan oleh Amir Hamzah.
Jayengrana berasal dari kata jaya ing rana. Jaya bermakna menang, ing bermakna dalam, dan rana bermakna perang. Dengan demikian, tari Jayengrana merupakan tarian yang bertemakan peperangan yang di dalamnya terdapat perwatakan tokoh yang besar hati dan gembira alasannya sudah memenangkan peperangan. Tari tunggal ini memakai satu macam gending sebagai unsur wiramanya, dengan lagu saliwet tumenggungan yang berpola irama sedang
Dari segi riasnya yang paling menonjol, yaitu pada garis-garis wajah. Di antaranya, titik tengah kening terlukis pasung, alis masekon, jembang mecut, kumis satria, dan bibir bab bawah terlukis cedo satria. Adapun dari segi busana, tokoh Amir Hamzah ini dilengkapi dengan geulang kaki, celana sontog, sinjang dodot satria, benten melingkar di pinggang, soder payun, soder pengker, dan keris terselip di pinggang. Di antara soder payun teruntai tali uncal, di bawah dan di atasnya terdapat hiasan boro atau tutup rasa, serta di sisi-sisinya terdapat hiasan anak boro atau samir.
Tari Reog merupakan salah satu bentuk seni tari yang terdapat di Jawa Timur. Ponorogo dianggap sebagai asal dari tari Reog sehingga tarian ini dikenal dengan sebutan tari Reog Ponorogo. Tarian ini berfungsi sebagai tari pertunjukkan. Tarian ini mempertunjukkan kemampuan seorang pembarong dalam mengangkat topeng berbentuk kepala harimau dengan mahkota yang terbuat dari bulu-bulu burung merak memakai giginya.
Topeng ini disebut dadak merak dan mempunyai berat sekitar 50-60 kg serta tinggi 2 meter. Kemampuan untuk membawa topeng ini, selain diperoleh melalui latihan yang berat juga diperoleh dengan latihan spiritual ibarat berpuasa dan bertapa. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa seorang pembarong memakai susuk di lehernya untuk menambah kekuatan ketika membawa topeng.
Tarian Reog Ponorogo diiringi oleh bermacam-macam alat musik ibarat kendang, angklung, kenong, gong, dan selompret. Iringan musik tersebut bernada pelog dan salendro sehingga memunculkan atmosfer unik, mistis, dan eksotis. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam bermacam-macam kegiatan masyarakat, contohnya program pernikahan, upacara higienis desa, atau program nasional ketika memperingati proklamasi kemerdekaan selain berperan sebagai alat hiburan, Reog Ponorogo juga beperan
simbolik yang bersifat mistis. Ada bab masayarakat yang percaya bahwa pertunjukkan Reog sanggup berfungsi menolak bala atau sial.
image by: kafindadwifanny.blogdetik.com
Reog Ponorogo merupakan salah satu warisan budaya yang sangat dijaga oleh masyarakat Ponorogo. Hal ini lantaran Reog Ponorogo merupakan hasil kreasi masyarakat Ponorogo yang terbentuk dari adanya fatwa iman yang diturunkan secara turun temurun. Untuk melaksanakan tarian ini, pembarong harus mengikuti syarat-syarat yang tidak mudah. Orang awam tidak akandapat melakukannya bila ia tidak mempunyai garis keturunan dari pembarong sebelumnya. (seni tari Alien Wiratunnisa)
B. Tari Jayengrana
Jayengrana yaitu julukan dari Amir Hamzah yang terdapat dalam dongeng berjudul Wong Agung Menak Jayengrana yang merupakan hasil karya sastra Islam. Kisah ini menceritakan tokoh Amir Hamzah pada ketika membuatkan agama Islam ke banyak sekali kawasan yang dikuasai kerajaan-kerajaan tertentu. Ketika ia membuatkan agama Islam di wilayah kerajaan Kanjun, Amir Hamzah harus berperang lantaran penguasa setempat menentang apa yang dilakukan oleh Amir Hamzah.
Jayengrana berasal dari kata jaya ing rana. Jaya bermakna menang, ing bermakna dalam, dan rana bermakna perang. Dengan demikian, tari Jayengrana merupakan tarian yang bertemakan peperangan yang di dalamnya terdapat perwatakan tokoh yang besar hati dan gembira alasannya sudah memenangkan peperangan. Tari tunggal ini memakai satu macam gending sebagai unsur wiramanya, dengan lagu saliwet tumenggungan yang berpola irama sedang
Dari segi riasnya yang paling menonjol, yaitu pada garis-garis wajah. Di antaranya, titik tengah kening terlukis pasung, alis masekon, jembang mecut, kumis satria, dan bibir bab bawah terlukis cedo satria. Adapun dari segi busana, tokoh Amir Hamzah ini dilengkapi dengan geulang kaki, celana sontog, sinjang dodot satria, benten melingkar di pinggang, soder payun, soder pengker, dan keris terselip di pinggang. Di antara soder payun teruntai tali uncal, di bawah dan di atasnya terdapat hiasan boro atau tutup rasa, serta di sisi-sisinya terdapat hiasan anak boro atau samir.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon