Belajar merupakan sarana pembuka pintu keajaiban untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Jika ingin menjadi insan yang cendekia lagi bijaksana, diperlukan pendidikan yang baik. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi sanggup dilakukan di mana saja asal memperlihatkan pengalaman gres yang penting bagi kehidupan kita. Oleh alasannya yakni itu, semangat berguru jangan sampai
luntur, semenjak sekarang hingga final hidup menjelang nanti. Islam memandang dan memberi penghargaan kepada mereka yang menuntut ilmu. Dalam beberapa hadits
Rasulullah saw. dijelaskan wacana hal-hal yang berkaitan dengan menuntut ilmu. Ilmu merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ilmu tidak tiba dengan sendirinya dan kalian harus berusaha keras untuk memperolehnya. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Perintah dan keutamaan menuntut ilmu sanggup ditemukan dalam hadits Rasulullah saw.
luntur, semenjak sekarang hingga final hidup menjelang nanti. Islam memandang dan memberi penghargaan kepada mereka yang menuntut ilmu. Dalam beberapa hadits
Rasulullah saw. dijelaskan wacana hal-hal yang berkaitan dengan menuntut ilmu. Ilmu merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ilmu tidak tiba dengan sendirinya dan kalian harus berusaha keras untuk memperolehnya. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Perintah dan keutamaan menuntut ilmu sanggup ditemukan dalam hadits Rasulullah saw.
Perhatikan beberapa hadits wacana menuntut ilmu berikut ini.
1. Menuntut Ilmu Hukumnya Wajib
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, maupun keadaan ekonominya. Kaya, miskin, laki-laki, perempuan, pemimpin, atau rakyat biasa wajib menuntut ilmu. Rasulullah bersabda menyerupai berikut.
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, maupun keadaan ekonominya. Kaya, miskin, laki-laki, perempuan, pemimpin, atau rakyat biasa wajib menuntut ilmu. Rasulullah bersabda menyerupai berikut.
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata: bersabda Rasulullah: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam pria dan wanita . . . .” (H.R. Ibnu Majah)
2. Kemudahan Mendapat Jalan Menuju Surga
Rasulullah saw. dalam sebuah hadits menjelaskan wacana keutamaan menuntut ilmu. Selain akan mendapat petunjuk dalam meraih kesuksesan hidup di dunia, penuntut ilmu juga mendapat jaminan akomodasi di alam abadi kelak. Hadits Rasulullah yang menjelaskan wacana keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu di alam abadi kelak berbunyi menyerupai berikut.
Rasulullah saw. dalam sebuah hadits menjelaskan wacana keutamaan menuntut ilmu. Selain akan mendapat petunjuk dalam meraih kesuksesan hidup di dunia, penuntut ilmu juga mendapat jaminan akomodasi di alam abadi kelak. Hadits Rasulullah yang menjelaskan wacana keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu di alam abadi kelak berbunyi menyerupai berikut.
Artinya: Dari Kasir bin Qais dari Abu Darda' berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: ”Barang siapa berjalan di jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke nirwana . . . .”
(H.R. Ibnu Majah)
(H.R. Ibnu Majah)
3. Amal Penuntut Ilmu Tidak Putus
Selain keutamaan menuntut ilmu yang telah dijelaskan dalam hadits di depan, masih ada beberapa keutamaan lain. Keutamaan lain bagi pemilik ilmu yang bermanfaat yakni pahala yang tidak putus-putusnya. Meskipun penyampainya telah meninggal dunia, selama ilmu tersebut masih diamalkan ia terus mendapat pahala. Keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu lebih lanjut dijelaskan dalam hadits yang berbunyi menyerupai berikut.
Selain keutamaan menuntut ilmu yang telah dijelaskan dalam hadits di depan, masih ada beberapa keutamaan lain. Keutamaan lain bagi pemilik ilmu yang bermanfaat yakni pahala yang tidak putus-putusnya. Meskipun penyampainya telah meninggal dunia, selama ilmu tersebut masih diamalkan ia terus mendapat pahala. Keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu lebih lanjut dijelaskan dalam hadits yang berbunyi menyerupai berikut.
Artinya: Dari Abu Hurairah bersama-sama Rasulullah saw. bersabda: ”Apabila meninggal manusia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu: Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan untuknya (orang tua). (H.R. Nasa’i)
4. Perlunya Memperdalam Ilmu Agama Islam
Ilmu agama merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Berikut ini hadits yang menegaskan pentingnya mempelajari ilmu agama. Hadits Rasulullah dari Ibnu Sihab, Hamid mengabarkan kepadaku, ia berkata: saya mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan saat berkhotbah berkata: saya mendengar Rasulullah bersabda:
Ilmu agama merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Berikut ini hadits yang menegaskan pentingnya mempelajari ilmu agama. Hadits Rasulullah dari Ibnu Sihab, Hamid mengabarkan kepadaku, ia berkata: saya mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan saat berkhotbah berkata: saya mendengar Rasulullah bersabda:
Artinya: ”Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan bagi dirinya maka Allah akan mengatakan pemahaman yang mendalam padanya (suatu ilmu) dalam agama (Islam).” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Segala sesuatu yang hendak dikerjakan atau dilakukan harus ada ilmunya. Seseorang tidak akan sanggup menulis dengan rapi dan manis jikalau tidak mempunyai ilmu dalam bidang tersebut. Agar sanggup membaca ayat Al-Qur’an atau sebuah goresan pena diperlukan ilmu wacana cara membaca. Oleh alasannya yakni itu, untuk memahami pedoman agama Islam, seseorang harus mempunyai ilmu. Islam sebagai sebuah agama mempunyai ketentuan atau cara pandang yang berbeda dengan agama lain. Misalnya, ketentuan wacana ibadah salat hanya terdapat dalam agama Islam. Agar sanggup mengetahui ketentuan salat seseorang harus mempunyai ilmunya. Oleh alasannya yakni itu, memperdalam ilmu agama Islam sangat penting dalam kehidupan semoga kita sanggup menerapkan syariat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak mempunyai ilmu agama tentu kita tidak akan bisa menerapkan syariat atau pedoman Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Segala sesuatu yang hendak dikerjakan atau dilakukan harus ada ilmunya. Seseorang tidak akan sanggup menulis dengan rapi dan manis jikalau tidak mempunyai ilmu dalam bidang tersebut. Agar sanggup membaca ayat Al-Qur’an atau sebuah goresan pena diperlukan ilmu wacana cara membaca. Oleh alasannya yakni itu, untuk memahami pedoman agama Islam, seseorang harus mempunyai ilmu. Islam sebagai sebuah agama mempunyai ketentuan atau cara pandang yang berbeda dengan agama lain. Misalnya, ketentuan wacana ibadah salat hanya terdapat dalam agama Islam. Agar sanggup mengetahui ketentuan salat seseorang harus mempunyai ilmunya. Oleh alasannya yakni itu, memperdalam ilmu agama Islam sangat penting dalam kehidupan semoga kita sanggup menerapkan syariat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak mempunyai ilmu agama tentu kita tidak akan bisa menerapkan syariat atau pedoman Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Rahmat Allah Swt. bagi Penuntut Ilmu
Jika seseorang mempelajari ilmu yang bermanfaat dan membawa kemaslahatan bagi umat insan akan mendapat pahala yang sangat besar dari Allah Swt. Terlebih jikalau ilmu tersebut tetap digunakan oleh generasi penerus, berarti pahalanya terus mengalir. Ganjaran Allah Swt. lainnya bagi orang yang menuntut ilmu, yaitu akan diberi rahmat sebagaimana dijelaskan Rasulullah saw. dalam hadits berikut ini.
Jika seseorang mempelajari ilmu yang bermanfaat dan membawa kemaslahatan bagi umat insan akan mendapat pahala yang sangat besar dari Allah Swt. Terlebih jikalau ilmu tersebut tetap digunakan oleh generasi penerus, berarti pahalanya terus mengalir. Ganjaran Allah Swt. lainnya bagi orang yang menuntut ilmu, yaitu akan diberi rahmat sebagaimana dijelaskan Rasulullah saw. dalam hadits berikut ini.
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. katanya, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ”Ketahuilah dunia itu terlaknat. Semua isinya akan terlaknat, kecuali dengan zikrullah, apa saja yang menciptakan orang taat kepada Allah, orang alim, atau orang yang sedang menuntut ilmu.” (H.R. Tirmizi)
Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa pelajar dan orang alim termasuk yang akan mendapat rahmat. Mereka tidak termasuk orang yang terlaknat. Selain itu, orang yang berzikir juga termasuk golongan orang yang tidak terlaknat. Orang alim berarti orang yang cendekia sekaligus mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu hukumnya wajib bagi seseorang yang telah mengetahui. Bahkan, pada hari final kelak setiap orang akan mempertanggungjawabkan cara mengamalkan ilmu yang telah diketahui. Ilmu yang diamalkan akan berkembang dan menyebar luas. Hal tersebut sanggup mendatangkan kemaslahatan bagi umat. Misalnya, salah seorang umat Islam mempunyai ilmu di bidang teknik pertanian. Jika diamalkan ilmu tersebut akan menyebar luas dan sanggup menjadi sarana untuk meningkatkan taraf hidup petani. Dalam pepatah Arab disebutkan bahwa ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Pohon yang seharusnya berbuah menyerupai pohon mangga, jambu, rambutan, dan beberapa pohon lainnya jikalau tidak berbuah, tentu tidak memberi manfaat kepada pemiliknya. Ilmu yang diamalkan bagaikan satu biji padi yang akan tumbuh dan menghasilkan satu tangkai padi yang terdiri atas beberapa bulir. Jika bulirbulir pada yang ada dalam satu tangkai ditanam kembali, akan diperoleh banyak bulir-bulir padi. Demikianlah, ilmu yang diamalkan akan menyebar luas dan mendatangkan manfaat bagi orang lain.
Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa pelajar dan orang alim termasuk yang akan mendapat rahmat. Mereka tidak termasuk orang yang terlaknat. Selain itu, orang yang berzikir juga termasuk golongan orang yang tidak terlaknat. Orang alim berarti orang yang cendekia sekaligus mengamalkan ilmunya. Mengamalkan ilmu hukumnya wajib bagi seseorang yang telah mengetahui. Bahkan, pada hari final kelak setiap orang akan mempertanggungjawabkan cara mengamalkan ilmu yang telah diketahui. Ilmu yang diamalkan akan berkembang dan menyebar luas. Hal tersebut sanggup mendatangkan kemaslahatan bagi umat. Misalnya, salah seorang umat Islam mempunyai ilmu di bidang teknik pertanian. Jika diamalkan ilmu tersebut akan menyebar luas dan sanggup menjadi sarana untuk meningkatkan taraf hidup petani. Dalam pepatah Arab disebutkan bahwa ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Pohon yang seharusnya berbuah menyerupai pohon mangga, jambu, rambutan, dan beberapa pohon lainnya jikalau tidak berbuah, tentu tidak memberi manfaat kepada pemiliknya. Ilmu yang diamalkan bagaikan satu biji padi yang akan tumbuh dan menghasilkan satu tangkai padi yang terdiri atas beberapa bulir. Jika bulirbulir pada yang ada dalam satu tangkai ditanam kembali, akan diperoleh banyak bulir-bulir padi. Demikianlah, ilmu yang diamalkan akan menyebar luas dan mendatangkan manfaat bagi orang lain.
6. Penuntut Ilmu Termasuk Fisabilillah
Orang yang sedang menuntut ilmu berarti fisabilillah hingga ia kembali ke rumahnya. Fisabilillah berarti berada di jalan Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadits yang berbunyi menyerupai berikut.
Orang yang sedang menuntut ilmu berarti fisabilillah hingga ia kembali ke rumahnya. Fisabilillah berarti berada di jalan Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadits yang berbunyi menyerupai berikut.
Artinya: Dari Anas r.a. meriwayatkan dari Rasulullah saw. bersabda, ”Siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka ia termasuk fisabilillah hingga ia pulang.” (H.R. Tirmizi )
7. Menuntut Ilmu Harus Ikhlas
Menuntut ilmu harus didasari niat untuk mencari rida dari Allah Swt. Menuntut ilmu tidak diniati untuk memperoleh kebanggaan manusia, kebanggaan, apalagi alasannya yakni mengharap kekayaan. Seseorang yang menuntut ilmu tidak tulus alasannya yakni Allah Swt. semata tidak akan mendapat pahala dari-Nya. Selain itu, Allah Swt. mengancam seseorang yang menuntut ilmu hanya untuk mendapat kekayaan dunia. Simaklah sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Menuntut ilmu harus didasari niat untuk mencari rida dari Allah Swt. Menuntut ilmu tidak diniati untuk memperoleh kebanggaan manusia, kebanggaan, apalagi alasannya yakni mengharap kekayaan. Seseorang yang menuntut ilmu tidak tulus alasannya yakni Allah Swt. semata tidak akan mendapat pahala dari-Nya. Selain itu, Allah Swt. mengancam seseorang yang menuntut ilmu hanya untuk mendapat kekayaan dunia. Simaklah sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, ”Siapa yang mempelajari ilmu yang semestinya demi mencari rida Allah, namun dengan mempunyai ilmu itu bermaksud memperoleh kekayaan dunia, ia tidak akan mencicipi basi nirwana di hari kiamat.” (H.R. Abu Daud)
Hadits di atas pada prinsipnya memberi peringatan kepada kita semoga tidak menukar agama dengan kepentingan duniawi. Bagi siapa saja yang menuntut ilmu tidak tulus alasannya yakni Allah Swt. semata dan meniatkannya hanya untuk mendapat kekayaan dunia, tidak akan mencium basi surga. Bayangkan saja, mencium basi nirwana saja tidak bisa. Sungguh bahaya yang harus kita ingat dan jauhi. Dengan demikian, seluruh perjuangan kita termasuk dalam menuntut ilmu harus dilandaskan untuk mencari rida dari Allah Swt.
Hadits di atas pada prinsipnya memberi peringatan kepada kita semoga tidak menukar agama dengan kepentingan duniawi. Bagi siapa saja yang menuntut ilmu tidak tulus alasannya yakni Allah Swt. semata dan meniatkannya hanya untuk mendapat kekayaan dunia, tidak akan mencium basi surga. Bayangkan saja, mencium basi nirwana saja tidak bisa. Sungguh bahaya yang harus kita ingat dan jauhi. Dengan demikian, seluruh perjuangan kita termasuk dalam menuntut ilmu harus dilandaskan untuk mencari rida dari Allah Swt.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon