Konten [Tampil]
Tembang Gambuh berasal dari kata "jumbuh" (dalam bahasa Jawa) yang artinya sesuai , sempurna , atau kecocokan , kesepahaman serta kebijaksanaan. Bijaksana artinya sanggup menempatkan sesuatu sesuai porsinya , tempatnya dan bisa bersikap adil. Tembang Gambuh terdiri dari tentang pedoman dan saran terhadap generasi muda dalam pergaulan , perilaku dan tingkahlaku dalam menjalin kekerabatan dengan kawan dan penduduk lainnya.
Watak Tembang Gambuh terdiri dari tentang persahabatan dan keramahtamahan , serta sanggup digunakan untuk menyodorkan beraneka ragam kisah kehidupan yang pada pada dasarnya digunakan selaku pedoman dan pengalaman dalam pergaulan.
Tembang Gambuh memiliki Guru Gatra: 5 baris setiap bait (Artinya tembang Gambuh ini memiliki 5 larik atau baris kalimat).
Guru wilangan Tembang Gambuh yaitu: 7 , 10 , 12 , 8 , 8 (Artinya baris pertama terdiri dari 7 suku kata , baris kedua berisi 10 suku kata , dan seterusnya). Dan Guru lagu Tembang Gambuh yaitu: u , u , i , u , o (Artinya baris pertama rampung dengan vokal u , baris kedua rampung vokal u , dan seterusnya).
Contoh Tembang Gambuh
1) Sekar gambuh ping catur ,
Kang cinatur polah kang kalantur ,
Tanpa tutur katula-tula katali ,
Kadalu warsa kapatuh ,
Katutuh pan dadi awon.
(Sunan Paku Buwana IV. Wulang Reh: III. 1)
Artinya:
Tembang Gambuh yang keempat ,
Yang dibicarakan tingkah laris yang melenceng ,
Tanpa pesan yang tersirat akan terlunta-lunta ,
Kadaluwarsa menjadi kebiasaan ,
Disalahkan telah memahami menjadi jelek.
2) Rasaning tyas kayungyung ,
Angayomi lukitaning kalbu ,
Gambir wana kalawan damai ing ati ,
Kabekta kudu pinutur ,
Sumingkiringreh tyas mirong.
(Rangga Warsita , Sabda Tama)
Artinya:
Keinginan dari rasanya hati ,
Memberi pertolongan rasa tenteram di hati ,
Melahirkan perasaan yang damai ,
Karena mesti memamerkan pesan yang tersirat ,
Agar sanggup menyelisik hal-hal yang salah.
3) Den samya amituhu ,
lng sajroning jaman kala bendhu ,
Yogya sampeyan yuda hardaning ati ,
Kang anuntun mring pakewuh ,
Uwohing panggawe awon.
(Rangga Warsita , Sabda Tama)
Artinya:
Diharap semua menaati ,
Di dalam zaman kala bendu ,
Sebaiknya kau memerangi nafsu eksklusif ,
Yang akan menuntun pada hal yang tidak mengenakkan ,
Hasil dari perbuatan yang buruk.
4) Ngajapa tyas rahayu ,
Ngayomana sasameng tumuwuh ,
Wahanane ngendhakke angkara klindhih ,
Ngendhangken pakarti dudu ,
Dinulu luwar tibengdoh.
(Rangga Warsita , Sabda Tama)
Artinya:
Usahakan mudah-mudahan hatinya selamat ,
Lindungilah terhadap sesama terus-menerus ,
Perilaku demikian akan melenyapkan angkara marah ,
Melenyapkan perbuatan yang kurang sopan ,
Ditelan dan dibuang jauh.
5) Beda kang ngaji pumpung ,
Nir berhati-hati rubedane tutut ,
Kakanthilan manggon anggung atur wuri ,
Tyas riwut ruwet dahuru ,
Korup sinerung angoroh.
(Rangga Warsita , Sabda Tama)
Artinya:
Berbeda dengan yang ngaji mumpung ,
Hilang kewaspadaan dan banyak gangguan ,
Dengan menjumpai kewalahan mengikuti hidupnya ,
Hati senantiasa ruwet terus ,
Mengambil yang bukan haknya senantiasa berdusta.
6) Ilang budayanipun ,
Tanpa bayu weyane ngalumpuk ,
Sakciptane wardaya ambebayani ,
Ubayane nora payu ,
Kari ketaman pakewuh.
(Rangga Warsita , Sabda Tama)
Artinya:
Hilang sopan santunnya ,
Tidak memiliki kekuatan dan lemah ,
Apa yang ditangani senantiasa hal-hal yang berbahaya ,
Sumpah dan akad cuma di ekspresi ,
Akhirnya cuma akan menemui sesuatu yang tidak mengenakan hati.
Contoh Video Penyajian Tembang Gambuh
6 Contoh Tembang Megatruh dan Artinya Secara Lengkap
5 Contoh Tembang Macapat Maskumambang dan Artinya Secara Lengkap
6 Contoh Tembang Dhandhanggula dan Artinya Secara Lengkap
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon