Jenis Jenis Teks Kelas Xi

Share:
Kurikulum 2013 menyadari tugas penting bahasa selaku wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Pada satu dikala , bahasa tidak dituntut sanggup mengekspresikan sesuatu dengan efisien lantaran ingin menyampaikannya dengan indah sehingga bisa membangkitkan perasaan penerimanya. Pada dikala yang lain , bahasa dituntut efisen dalam menyodorkan ide secara objektif dan logis agar sanggup dicerna dengan gampang oleh penerimanya. Dua pendekatan mengekspresikan dua dimensi diri , perasaan dan pemikiran , lewat bahasa perlu diberikan berimbang.

Pemahaman kepada jenis , kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga mempermudah peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyuguhkan perasaan dan pemikiran dalam bentuk teks yang tepat sehingga tujuan penyampaiannya tercapai , apakah untuk membangkitkan perasaan ataukah untuk menampilkan pemahaman. Berikut ini berbagai macam teks yang diajarkan di kelas XI.

1. Teks Cerita Pendek
Cerita pendek atau yang lebih dimengerti dengan cerpen yakni karangan pendek yang berupa prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang sarat pertengkaran , insiden , dan pengalaman. Tokoh dalam cerpen tidak mengalami pergeseran nasib.

a. Struktur Teks Cerita Pendek
Struktur teks kisah pendek dimulai dengan ajaib , disertai oleh orientasi , menuju komplikasi , yang kemudian lewat penilaian mendapatkan solusi. Di penggalan final , teks cerpen ditutup oleh koda.
  1. Bagian ajaib ialah ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada suatu teks kisah pendek bersifat opsional. Artinya suatu teks cerpen bisa saja tidak lewat tahapan ini.
  2. Tahapan orientasi ialah struktur yang berisi pengenalan latar kisah berhubungan dengan waktu , ruang , dan situasi terjadinya insiden dalam cerpen. Latar dipakai pengarang untuk membangkitkan kisah dan meyakinkan pembaca.
  3. Komplikasi berisi urutan insiden , namun setiap insiden itu cuma dihubungkan secara lantaran akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau memicu terjadinya insiden yang lain.
  4. Pada resolusi , pengarang akan mengungkapkan penyelesaian dari banyak sekali pertentangan yang dialami tokoh. Resolusi berhubungan dengan koda. Ada juga yang menyebut koda dengan ungkapan reorientasi. 
  5. Koda ialah nilai-nilai atau pelajaran yang sanggup dipetik oleh pembaca dari suatu teks. Sama halnya dengan tahapan ajaib , koda ini bersifat opsional.
 menyadari tugas penting bahasa selaku  wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikira Jenis Jenis Teks kelas XI
b. Kaidah Kebahasaan
1) Gaya bahasa
Gaya bahasa ialah bentuk retorik , yakni penggunaan kata dalam mengatakan dan menulis untuk meyakinkan atau mensugesti penyimak dan pembaca. Terdapat sekitar 60 gaya bahasa. Namun , Gorys Keraf membaginya menjadi empat kelompok , yakni :
  • Gaya bahasa perbandingan (metafora , personifikasi , depersonifikasi , alegori , antitesis , dan sebagainya).
  • Gaya bahasa kontradiksi (hiperbola , litotes , ironi , satire , paradoks , titik puncak , antiklimaks , dan sebagainya).
  • Gaya bahasa pertautan (metonimis , sinekdoke , alusi , eufemisme , elipsis , dan sebagainya) , dan 
  • Gaya bahasa perulangan (aliterasi , asonansi , antanaklasis , anafora , simploke , dan sebagainya).

2) Ungkapan/Idiom
Ungkapan ialah adonan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna komponen yang membentuknya. Idiom yakni ungkapan atau ekspresi tetap yang mempunyai makna kiasan , atau kerap kali literal. Beberapa contoh ungkapan/idiom antara lain selaku berikut.
  • kecil hati = penakut
  • perang masbodoh = perang tanpa senjata
  • uang panas = duit tidak halal
  • kambing hitam = orang yang disalahkan

c. Peribahasa
Peribahasa yakni kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud , kondisi seseorang , atau hal yang mengungkapkan kelakuan , perbuatan atau hal perihal diri seseorang. Peribahasa meliputi ungkapan , pepatah , ungkapan , mirip , tamsil. Beberapa contoh peribahasa antara lain selaku berikut.
  • Menang jadi arang , kalah jadi debu (Kalah ataupun menang sama-sama menderita)
  • Bagaikan debu di atas tanggul (Orang yang sedang berada pada kedudukan yang menyibukkan dan gampang jatuh)
  • Ada padang ada belalang , ada air ada pula ikan (Di mana pun berada niscaya akan tersedia rezeki buat kita)

2. Teks Pantun
Pantun ialah salah satu jenis sastra verbal yang berupa puisi. Pantun dimengerti di banyak sekali tempat di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Dalam bahasa Minang , pantun berasal dari kata patuntun ‘petuntun’. Dalam bahasa Jawa , pantun dimengerti dengan nama parikan dan dalam bahasa Sunda dimengerti dengan paparikan.

Di Eropa , mirip Spanyol , teks yang sejenis dengan pantun disebut dengan copla , di Bayern (Jerman) disebut dengan schnadahufle , di Itali dengan nama ritornello , dan di Latvia disebut dengan daina. Selain itu , Tiongkok , Indo Cina , dan Tibet juga mengenal pantun.

a. Struktur Teks pantun
Dilihat dari sisi strukturnya , pantun dibangun atas komponen bait , larik (baris) , rima , sampiran , dan isi. Selain komponen tersebut , suatu pantun juga mementingkan irama pada waktu pengucapan atau penyampaiannya.
No.Struktur Teks Pantun
1.BarisEmpat baris dalam 1 rangkap
2.KataTerdiri dari 4-8 suku kata
3.Rima Akhira-b-a-b
4.Sampiran1) Apa guna orang bertenun
2) Untuk menciptakan busana adat
5.Isi1) Apa guna orang berpantun
2) Untuk memberi petuah amanah
6.IdeBerpantun memiliki faedah untuk memberi petuah dan amanah

b. Unsur kebahasaan
1) Diksi
Penempatan diksi yang sempurna menjadi sungguh penting. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ,
diksi diartikan selaku pilihan kata yang sempurna dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan ide sehingga diperoleh imbas tertentu mirip yang diharapkan.

2) Kiasan
Bahasa kiasan , yakni bahasa yang dipakai pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa , yang secara tidak eksklusif mengungkapkan makna. Bahasa kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau ungkapan tertentu dalam menyodorkan maksud berpantun.

3) Imaji atau citraan
Imaji atau citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam pengerjaan teks pantun. Jika melaksanakan pengimajian , akan menciptakan gambaran yang diciptakan secara tidak eksklusif oleh pelantun pantun. Oleh lantaran itu , apa yang digambarkan seolah-olah sanggup dilihat (imaji visual) , didengar (imaji auditif) , atau dirasa (imaji taktil).

4) Bunyi
Struktur pembangun teks pantun yang terakhir yakni bunyi yang biasanya timbul dari diksi , kiasan , serta imaji yang diciptakan dikala menuturkan pantun. Dalam bunyi , kalian akan menyaksikan komponen rima (rhyme) dan ritme (rhytm). Rima ialah komponen pengulangan bunyi pada pantun , sedangkan irama yakni turun naiknya bunyi secara teratur. Selain untuk memperindah bunyi pantun , bebunyian diciptakan juga biar penutur (pelantun) dan pendengar lebih gampang mengingat serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun jenis apapun.

3. Teks Cerita Ulang Biografi
Teks kisah ulang biografi ialah penulisan ulang kisah hidup seorang tokoh. Sebagai tokoh ternama , karya dan tunjangan pemikiran mereka yang hebat pasti sudah memperoleh legalisasi dari banyak sekali golongan di dunia internasional.

a. Struktur Teks
  1. Teks kisah ulang diawali oleh orientasi yang memberi pengenalan tokoh secara lazim , mirip nama , tempat dan tanggal lahir , latar belakang keluarga , serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
  2. Bagian urutan insiden berisi kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang digambarkan. Pada penggalan ini terlihat banyak sekali pengalaman sang tokoh , baik insiden yang mengesankan maupun duduk problem yang dihadapinya. 
  3. Bagian final teks ditutup dengan reorientasi , yang terdiri dari persepsi penulis kepada tokoh yang diceritakan. Bagian ini ialah tahapan yang bersifat pilihan , artinya boleh saja penggalan ini tidak dihidangkan oleh penulis teks kisah ulang biografi.

b. Unsur Kebahasaan
Sebuah teks kisah ulang biografi biasanya berisi “siapa” (partisipan) melaksanakan “apa” (peristiwa) di suatu tempat pada waktu lalu. Beberapa komponen kebahasaan teks kisah ulang biografi antara lain.

1) Partisipan
Pada suatu kisah ulang biografi , partisipannya yakni insan yang terlibat pada insiden lampau.

2) Pronomina
Pronomina atau dimengerti juga dengan kata ganti ialah kata yang dipakai untuk mengambil alih benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak eksklusif , umpamanya ia , -nya , mereka , kita , dan kami.

3) Verba
Dalam teks kisah ulang biografi , banyak didapatkan kata kerja (verba) material untuk menampilkan acara atau perbuatan kasatmata yang ditangani oleh partisipan. Kata kerja material menampilkan perbuatan fisik atau insiden , umpamanya membaca , menulis , dan memukul.

4) Konjungsi
Untuk menata urut-urutan insiden yang diceritakan , teks kisah ulang banyak mempergunakan konjungsi (kata sambung) temporal , mirip di saat , kemudian , dan setelah. Namun , tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi yang lain untuk dimunculkan pada teks tersebut , mirip dan , namun , lantaran , dan walaupun , dan. Konjungsi dipakai untuk merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat. Konjungsi ini dimengerti dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu , konjungsi juga dipakai untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat , umpamanya sementara itu , selanjutnya , dan selain itu.

5) Pengacuan
Dalam teks kisah ulang biografi terdapat juga pengacuan. Pengacuan ialah alat kohesi yang bagus lantaran sanggup menyingkir dari pengulangan kata yang serupa terus-menerus.

4. Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi yakni teks yang berisi penjelasan-penjelasan wacana proses mengapa dan bagaimana dari suatu topik yang bermitra dengan fenomena-fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Semua fenomena tersebut mempunyai hubungan lantaran akhir dan mempunyai proses. Semua fenomena tersebut tidak cuma kita rasakan dan nikmati saja , namun juga mesti kita pelajari mengapa dan bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi.

a. Struktur Teks Eksplanasi
Struktur teks itu ialah gambaran cara teks tersebut dibangun. Teks eksplanasi disusun dengan struktur teks pernyataan lazim (pembukaan) disertai oleh urutan sebab-akibat.
  • Tahap pernyataan lazim ialah pembuka wacana hal yang mau dijelaskan. Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum.
  • Urutan Sebab-Akibat. Hubungan sebab-akibat dalam teks eksplanasi dinyatakan dengan klasifikasi nomina. Selain akhir , hubungan sebab-akibat dengan klasifikasi nomina yang lain yakni balasannya , selaku akhir , jadi , dan hasilnya. Hubungan sebab-akibat juga bisa dinyatakan dengan konjungsi , mirip lantaran , lantaran , dan ketika. Hubungan lantaran akhir juga bisa ditunjukkan dengan kata klasifikasi verba , mirip memicu , memunculkan , membuat , menciptakan , membuat , dan menyumbang.

b. Unsur Kebahasaan
1) Unsur Serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama , komponen aneh yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia , mirip titik beku. Unsur serapan tersebut dipakai dalam konteks bahasa Indonesia , namun cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua , komponen aneh yang penulisan dan pengucapannya diadaptasi dengan kaidah bahasa Indonesia , mirip hidrologi.

2) Konjungsi
Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan namun , kebanyakan menurut tugas dan fungsi konjungsi , setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi , yakni konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal ialah konjungsi yang menghubungkan dua insiden , deskripsi benda , atau mutu di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal ialah konjungsi yang menghubungkan argumen atau persepsi gres yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.

Konjungsi eksternal mempunyai empat klasifikasi makna , yakni penambahan (contoh: dan , atau) , perbandingan (contoh: namun , sementara) , waktu (contoh: sesudah , sebelum , sejak , ketika) , dan sebab-akibat (contoh: sehingga , lantaran , lantaran , jikalau , walaupun , meskipun).

Konjungsi Internal
Konjungsi internal yakni konjungsi yang menghubungkan argumen atau persepsi gres yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga sanggup dibagi ke dalam empat klasifikasi makna , yakni penambahan (contoh: disamping itu , di samping itu , lebih lanjut) , perbandingan (contoh: akan namun , sebaliknya , sementara itu , di sisi lain) , waktu (contoh: pertama , kedua .... , kemudian , kemudian , berikutnya) , dan sebab-akibat (contoh: balasannya , selaku akhir , jadi , hasilnya).

5. Teks Ulasan
Teks ulasan yakni teks yang isinya perihal review atau ulasan kepada suatu karya orang lain , biasanya berupa film atau drama. Pada dasarnya teks ulasan yakni teks yang dihasilkan dari suatu analisis kepada banyak sekali hal. Teks tersebut menampung respon , tinjauan , dan analisisdalam hal ini film dan drama yang bermitra dengan latar , waktu , tempat , tokoh dan penokohan , bahkan pengambilan gambar pada film dan drama juga turut diperbincangkan.

a. Struktur Teks
Teks ulasandiawali oleh orientasi (orientation) , disertai tafsiran isi (interpretative recount) , kemudian penilaian (evaluation). Di penggalan final , teks ditutup dengan rangkuman (evaluative summation). Dengan demikian , struktur yang membangun suatu teks ulasan itu yakni orientasi^tafsiran isi^evaluasi^rangkuman.
  • Bagian orientasi berisi gambaran lazim karya sastra yang mau diulas. Gambaran lazim karya atau benda tersebut bisa berupa paparan wacana nama , kegunaan , dan sebagainya. 
  • Tafsiran isi menampung persepsi pengulasnya sendiri perihal karya yang diulas. Pada penggalan ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Penulis juga menganggap kelemahan dan kelebihan karya yang diulas. 
  • Pada penggalan penilaian ditangani penilaian kepada karya , performa , dan produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa penggalan , ciri , dan mutu karya tersebut. 
  • Pada penggalan rangkuman , penulis menampilkan ulasan final beupa simpulan karya tersebut.

b. Unsur kebahasaan
1) Kata Sifat Sikap
Kata sifat perilaku  adalah kata yang berfungsi untuk mendeskripsikan pelaku dalam performa fisik atau kepribadiannya. Beberapa contoh kata sifat perilaku antara lain :
  • Keras kepala= hirau tak acuh
  • Berpendirian mempunyai dampak = mempunyai pendirian yang kuat
  • Senang = puas dan lega , tanpa rasa sukar dan kecewa
  • Tomboi = anita yang berlagak mirip pria

2) Kata Benda dan Kata Kerja
Kata benda yakni kata yang mengacu pada insan , hewan , benda , dan rancangan atau pengertian. Dengan demikian , kata mirip guru , kucing , meja , dan kebangsaan yakni kata benda. Ciri yang lain yakni kata benda tidak sanggup diingkarkan dengan kata tidak. Kata guru , kucing , meja , dan kebangsaan , tidak dapat dibilang dengan tidak guru , tidak kucing , tidak meja , dan tidak kebangsaan.

Kata kerja yakni kata yang mengandung makna perbuatan (aksi) , proses , atau kondisi yang bukan sifat. Pada biasanya kata kerja tidak sanggup bergabung dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan. Dengan demikian , tidak ada kata sungguh pergi , agak belajar.

3) Metafora
Salah satu ciri teks ulasan yakni adanya kata metafora dalam teks tersebut. Metafora yakni pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang bahu-membahu , melainkan selaku lukisan yang menurut persamaan atau perbandingan , umpamanya , tulang punggung dalam kalimat cowok yakni tulang punggung negara.

4) Kalimat Majemuk
Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk) , baik kalimat bermacam-macam setara maupun kalimat bermacam-macam bertingkat. Kalimat bermacam-macam setara yakni penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara. Contoh:
  • Saya akan tiba ke rumahmu kini atau nanti malam.
  • Dia sungguh bagus hati dan suka menolong.

Kalimat bermacam-macam bertingkat menampilkan banyak sekali jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya. Contoh:
Saya menjalankan pekerjaan itu hingga larut malam biar besok pagi sanggup mengumpulkannya.

5) Kata Rujukan
Teks ulasan ditandai dengan adanya kata rujukan yang merujuk pada partisipan tertentu. Kata Rujukan yakni kata yang merujuk pada kata lain yang sudah dipakai sebelum nya.Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa :
  • Rujukan benda atau hal :Ini , itu , tersebut
  • Rujukan Tempat : disini , disitu , disana
  • Rujukan Personil atau Orang atau yang diperlakukan mirip orang :dia , ia , mereka , beliau
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon