Mengenal Perbedaan Lampu Pijar| Lampu Pendar Dan Lampu Led

Share:
Teknologi bolam lampu dari waktu ke waktu sudah mengalami perkembangan yang sungguh pesat , sejak zaman dulu insan sudah mengetahui betapa pentingnya suatu penerangan , khususnya pada dikala malam hari. Karena itu , mereka berusaha untuk bikin suatu alat penerangan mulai dari lampu minyak yang lalu dikembangkan lagi dengan ditemukannya teknologi lampu listrik pertama yakni lampu pijar , dan hingga kini pun teknologi lampu masih dikembangkan mudah-mudahan lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.

Berikut ini yakni klarifikasi wacana aneka macam jenis lampu yang biasa digunakan serta perbedaannya :

Lampu Pijar
Source images : pixabay.com
Lampu pijar atau nama lain dari  incandescent lamp ialah teknologi bolam lampu listrik pertama di dunia , teknologi lampu ini dikembangkan oleh Thomas Alva Edison. Edison bukanlah penemu pertama lampu pijar. Namun berkat bisnisnya , sehingga memunculkan lampu pijar lebih dipahami hingga sanggup dicicipi oleh orang-orang diseluruh dunia.

Cahaya lampu pijar ini didasari oleh prinsip kerja di saat suatu filamen (kawat tipis yang yang dibikin dari tungsen) , dialirkan arus tertentu , pada kondisi "vakum udara" atau tanpa udara disekelilingnya , maka terjadilah pemijaran pada kawat filamen tersebut dengan suhu sekitar 2.200 derajat celcius. Pijaran kawat filamen inilah yang menciptakan cahaya yang sanggup digunakan untuk menerangi suatu ruangan.

Kawat filamen tungsten tersebut di tempatkan di dalam bola lampu (bohlam) kedap udara dengan tujuan mudah-mudahan suhu panasnya terfokus di sekeliling filamen tersebut , lantaran dengan suhu kerja yang tinggi , filamen akan sanggup berpijar lebih terang.

Besar kecilnya arus listrik yang mengalir sanggup mempengaruhi cahaya yang dihasilkan lampu pijar tersebut , jika tegangan listrik sedang turun maka cahaya yang dihasilkan ikut turun (meredup). Karena intensitas cahaya lampu pijar cuma sekitar 15 lumen/watt , sehingga untuk menciptakan cahaya yang lebih terang , maka membutuhkan energi listrik yang besar.

Meski energi listrik yang terpakai sudah bisa dikatakan cukup besar , tetapi nyala lampu pijar tidak se-terang dan se-efisien lampu jenis yang lain , hal ini lantaran 90% lebih energi listrik yang terpakai akan bermetamorfosis panas , sedangkan yang sukses diubah menjadi cahaya cuma 5% dari energi listrik yang terpakai tersebut. Tentunya ini sungguh tidak efisien serta boros energi listrik.

Selain itu , dengan temperatur kerjanya yang tinggi tersebut akan memunculkan diameter kawat filamen makin terkikis dan usang kelamaan kawat akan terputus , sehingga lampu pijar pun tidak sanggup digunakan lagi. Karena gampang putus , diperkirakan rata-rata usia pakai lampu pijar cuma 1.000 jam pakai , jika penggunaan dalam sehari 8 jam , maka usia hidup lampu pijar yakni sekitar 4 bulan.

Saat ini lampu pijar sudah mulai ditinggalkan lantaran konsumsi energi listriknya yang lebih boros jika ketimbang jenis lampu lainnya. Namun kita masih bisa menjumpainya di pasaran , lantaran selain menciptakan cahaya , lampu pijar juga sanggup menciptakan panas sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk menghangatkan ruangan atau bahkan sungguh berkhasiat untuk inkubator telur (tempat penetasan telur).

Lampu Pendar
Source images : commons.wikimedia.org
Karena dirasa lampu pijar kurang efisien serta sungguh boros energi listrik , maka teknologi lampu masih terus dikembangkan hingga karenanya didapat teknologi lampu gres yang lebih efisien dari lampu pijar yakni lampu pendar.

Lampu pendar atau lampu fluorescent ini biasa kita sebut dengan ungkapan lampu neon , lampu ini sudah diciptakan pada tahun 1938. Lampu ini sudah banyak kita gunakan , baik dalam bentuk panjang yang sering disebut lampu TL (lampu fluorescent) atau yang berupa menyerupai aksara "U" dan spiral (lampu CFL/compact fluorescent lamp). Meski dalam bentuk berlainan , tetapi secara garis besar cara kerja lampu TL dengan lampu CFL yakni sama.

Cahaya lampu pendar tersebut dihasilkan dari adanya proses eksitasi elektron menggunakan gas halogen (atau umumnya neon) di dalam wadah beling tertutup dengan tekanan tertentu yang dimana dikala dialiri suatu energi berupa arus listrik , maka elektron pada atom neon tersebut akan mengalami eksitasi yakni perpindahan elektron pada posisi kulit terluar suatu atom (neon) dan lantaran posisi elektron tidak stabil pada lapisan kulit tersebut , maka akan condong kembali pada posisi lapisan atom semula , dan proses kembalinya tersebut dengan dibarengi oleh keluarnya suatu "cahaya" selaku serpihan yang dipisahkan oleh elekton.

dan di saat elektron tersebut sudah kembali pada posisi kulit atom yang semula , akan terjadi kembali eksitasi elektron yang berulang alasannya sudah diberikan energi berupa arus listrik , dan selama masih ada energi listrik yang mengalir , bencana tersebut akan terus menerus terulang dalam satuan permilidetik , lantaran proses terjadinya eksitasi yang cepat tersebut , sehingga cahaya yang dihasilkan terlihat menyerupai simultan (tidak berkedip).

Intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu pendar juga lebih tinggi ketimbang lampu pijar , yakni sekitar 67 lumen/watt. Tingkat efisiensi energi listriknya juga lebih tinggi dari lampu pijar , hal ini lantaran energi listrik yang bermetamorfosis energi panas lebih rendah dan sungguh jauh perbedaannya jika ketimbang lampu pijar.

Selain itu , usia pakai lampu pendar juga lebih panjang jika ketimbang lampu pijar , yakni sekitar 8.500 – 10.000 jam pakai.

Dengan tingkat efisiensi energi yang tinggi serta cahaya yang dihasilkan juga lebih terang , sehingga membuat lampu pendar disebut-sebut selaku lampu irit energi.

Namun dibalik keunggulannya tersebut masih ada kelemahan yang dimiliki lampu pendar yakni resiko eksistensi merkuri beracun yang dirasa kurang ramah lingkungan serta kurang baik bagi kesehatan penggunanya.

Lampu LED
Source images : amazon.in
Perkembangan teknologi lampu tidak cukup hingga di lampu pendar saja , jerih payah untuk bikin lampu yang lebih efisien yang kondusif untuk penggunanya serta lebih ramah kepada lingkungan pun terus dikembangkan.

Hal ini didasari lantaran seiring dengan pertumbuhan ilmu wawasan yang kini mulai membahas soal dilema lingkungan hidup yang kondusif untuk masa sekarang dan masa depan. Sehingga lahirlah teknologi lampu gres dengan diode pemancar cahaya (light-emitting diode) atau yang biasa disebut dengan teknologi lampu L.E.D atau LED.

Penelitian lampu LED yang pertama dimulai pada tahun 1960-an dan dari observasi tersebut sukses bikin lampu LED berwarna merah dan hijau. Lalu , lalu disusul LED biru pada tahun 1990-an , LED biru sukses diciptakan oleh tiga ilmuwan Jepang Isamu Akasaki , Hiroshi Amano , dan Shuji Nakamura. Dan tak usang lalu sehabis LED biru sukses dibentuk , LED putih lalu juga sukses dibuat. Sehingga pada tahun 2014 , ketiga ilmuwan jepang tersebut dianugerahi kado nobel fisika berkat penemuannya tersebut.

Sumber pencahayaan lampu LED tersebut berasal dari dioda berupa materi semikonduktor dari material padat yang dapat mengalirkan arus listrik. Cahaya yang dihasilkan tersebut berasal dari pelepasan energi dari gerakan elektron dalam semikondutor tersebut.

Ketika dialiri arus listrik , elektron bebas dari serpihan negatif semikonduktor yang diperkaya elektron bebas akan mengalir menuju ke serpihan positif. Dan disaat yang bersama-sama , lubang elektron pada serpihan nyata bergerak ke serpihan negatif , gerakan tersebut bikin elektron bebas jatuh ke lubang elektron. Akibatnya , elektron turun ke tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Semakin tinggi energi foton yang dihasilkan , cahaya yang dihasilkan juga akan makin tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya.

Oleh lantaran itu , warna cahaya lampu LED bergantung pada adonan materi penyusun diodanya. Misalnya , adonan aluminium , galium , dan arsenik akan menciptakan cahaya merah. Perpaduan indium , galium , dan nitrida memberi warna biru.

Jika ketimbang pembangkit cahaya lampu pijar dan lampu pendar , penghasil cahaya pada lampu LED sangatlah kecil. Hanya berskala kurang dari 1 milimeter persegi , sehingga untuk bikin satu bola lampu maka diinginkan rangkaian yang tersusun dari beberapa LED.

Selain untuk penerangan rumah atau jalan , ukuran LED yang kecil tersebut juga sanggup dimanfaatkan untuk pencahayaan bervariasi perlengkapan elektronik , menyerupai untuk remote control , layar monitor , layar televisi atau bahkan layar smartphone.

Lampu LED memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi dari lampu pijar dan lampu pendar , yakni sekitar 70-100 lumen/watt. Selain itu , nilai efisiensinya juga lebih tinggi , lantaran lebih dari 50% energi listrik diubah menjadi energi cahaya.

Temperatur kerja lampu LED sangatlah rendah , sehingga bikin usia pakai lampu LED sungguh panjang. Usia pakainya bisa lebih usang dari lampu pijar dan lampu pendar , yakni sekitar 35.000-50.000 jam pakai.

Produksi lampu LED lebih rumit , sehingga bikin harga lampu LED menjadi mahal. Namun , jika dijumlah penggunaan jangka panjang untuk pemakaian listriknya , maka lampu LED tetap lebih hemat biaya lantaran konsumsi daya listriknya yang lebih kecil jika ketimbang lampu pendar dan pijar.

Demikian untuk postingan kali ini tentang Mengenal Perbedaan Lampu Pijar , Lampu Pendar Dan Lampu LED , mudah-mudahan bermanfaat.

Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon