Mengenal Suku Bali : Penduduk Asli| Mata Pencaharian| Dan Kehidupan Beragama - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Suku bangsa Bali mendiami Pulau Bali yang kini menjadi suatu provinsi dengan delapan kabupaten dan satu kota. Kondisi alam yang bergunung-gunung menyebabkan adanya perbedaan budaya antara penduduk pegunungan dengan dataran rendah. Penduduk yang tinggal di dataran tinggi atau pegunungan jumlahnya lebih minim dibanding tempat lain. Mereka lebih minim pula menerima pengaruh kebudayaan luar. Bahasa yang mereka gunakan pun sedikit berlainan dengan bahasa orang Bali pada umumnya. Kelompok penduduk yang berdomisili di kawasan pegunungan ini lebih senang disebut selaku orang Aga.

Suku Bali Aga

Bali Aga ialah salah satu suku bangsa Bali yang menilai diri mereka selaku penduduk orisinil Bali. Bali Aga sendiri memiliki arti Bali Pegunungan. Sejumlah penduduk Bali Aga tertentu , umpamanya yang berdiam di Desa Trunyan , tidak menggemari istilah Bali Aga untuk mereka. Hal ini dikarenakan asumsi bahwa mereka yakni penduduk orisinil Bali , yang berlainan dengan para pendatang dari Kerajaan Majapahit.

Suatu kalangan penduduk yang menjadi cuilan dari suku bangsa Bali yakni orang Trunyan. Orang Trunyan memiliki keunikan tersendiri. Kebudayaan orang Trunyan memang agak berlainan dengan kebudayaan Bali Hindu yakni memiliki ciri-ciri kebudayaan pra-Hindu. Ada suatu hal yang sungguh menonjol dan unik dari kebudayaan orang Trunyan ini. Kebudayaan tersebut berhubungan dengan insiden kematian. Jenazah orang Trunyan tidak dikebumikan atau dibakar seumpama yang lazim dijalankan orang Bali Hindu , tapi dibiarkan membusuk di udara terbuka.

Masyarakat Bali hidup dalam lingkungan permukiman yang disebut pawongan atau desa yang terdiri atas dua jenis , yakni desa adab dan desa dinas. Desa adab ialah desa tradisional yang terbentuk menurut ketentuan adat. Warganya terikat secara religius ke dalam banyak sekali aktivitas upacara desa. Pemimpin desa adab ini disebut kelian adab atau bandesa asat. Tokoh ini diseleksi dari anggota kerapatan adab desa yang disebut kerama desa untuk waktu yang tidak terbatas. Desa dinas yakni bentuk desa menurut tata cara tata kelola nasional berada di bawah suatu kecamatan. Pemimpin desa dinas disebut perbekel atau bandesa.

Setiap desa di Bali terbagi dalam beberapa buah banjar. Banjar yakni kesatuan hidup yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan sosial ekonomi serta upacara adab dan religi. Setiap banjar terbagi lagi ke dalam beberapa buah tempekan (kampung). Kemudian setiap tempekan terbagi pula atas beberapa buah pekurenen. Desa dipimpin oleh seorang perbekel , sedangkan banjar dipimpin oleh seorang klian banjar. Tokoh ini dibantu oleh beberapa orang juru arah atau kesinoman.

gambar-pakaian-pengantin-bali
Pakaian Pengantin Bali

Prinsip korelasi kekerabatan orang Bali menurut azas patrilineal (purusa) yang amat dipengaruhi oleh bentuk keluarga luas patrilineal yang mereka sebut dadia. Masyarakat Bali dibedakan atas golongan-golongan menurut tata cara dan pelapisan sosial yang disebut wangsa (kasta). Mereka terikat ke dalam perkawinan yang bersifat endogami dadia atau endogami wangsa. Perkawinan yang dianggap paling ideal yakni perkawinan antara bawah umur dari dua orang pria bersaudara.

Mata Pencaharian Suku Bali

Mata pencaharian utama orang Bali berpusat pada pertanian padi di sawah. Di kawasan pegunungan , orang membangun sawah-sawah dengan tata cara teras. Orang mengenal suatu organisasi pengairan yang telah berjalan sejak puluhan generasi yang kemudian yakni Subak. Solidaritas antarwarga subak diperkuat dengan adanya upacara-upacara keagamaan yang khusus diselenggarakan oleh para warga.

Sebagian besar penduduk Bali menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata alasannya yakni memang kawasan ini ialah tujuan utama pariwisata bagi turis ajaib dan domestik. Sebagian juga menegaskan menjadi seniman.

Jenis mata pencaharian pedesaan lain juga meningkat dengan baik , seumpama pemeliharaan ternak sapi , kerbau , ayam , itik , babi , kambing , anjing , dan sebagainya.

Kehidupan Beragama Suku Bali

Penduduk kawasan Bali sebagian besar memeluk agama Hindu , sedangkan yang yang lain ialah pemeluk agama Islam , Buddha , Kristen , dan Kristen Protestan. Sekalipun demikian , situasi kehidupan beragama di Pulau Dewata ini sungguh rukun dan harmonis. Sebelum memeluk agama Hindu , penduduk Bali memeluk keyakinan animisme seumpama halnya penduduk Bali Aga. Agama Hindu yang dianut penduduk Bali berlainan dengan agama Hindu yang berasal dari India selaku sentra agama Hindu.

Budaya Hindu Bali yang mereka anut ialah perpaduan antara agama Hindu yang tiba dari India , Buddha , dan keyakinan Bali kuno. Orang Bali memeluk agama Hindu selaku akhir adanya proses akulturasi dengan pelarian-pelarian dari Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu.

:
Mengenal Kebudayaan Daerah Bali
Pakaian Adat Bali Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Upacara Adat Bali Lengkap Penjelasannya
Rumah Adat Bali Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon