Wayang: Kolong Wewe

Share:
Kisah Anak Kecil diculik Kelong Wewe (Wewe Gombel) di Balaraja

Tapi dongeng anak kecil diculik kelong masih  Wayang: Kolong Wewe
Ini tahun 2013 , Mas Bro!!!

Tapi dongeng anak kecil diculik kelong masih “cetar membahana” , bergaung ke seantero Balaraja , memanggil ribuan orang berduyun-duyun tiba ke lokasi , persis di Gedung SDN Desa Tobat , Kecamatan Balaraja.
Cerita antik yang hidup kembali itu memang telah berlalu (karena si anak hilang telah kembali). Namun ada beberapa catatan yang tidak mengecewakan lucu namun tak perlu ditiru.
Bayangkan: di zaman gadget dan tukang ojek pegang Smartphone sekalipun , asumsi orang Balaraja masih gemar dengan takhayaul. Makara , barang-barang moderen yang mereka miliki , ternyata tak memajukan kapasitas pikir dan olah logika , melainkan teuteup saja mistis. Malah , alat-alat mutakhir justru dijadikan ajang menyegbar-nyebarkan dongeng palsu.
Desas desus bermula di sini:
Pengakuan seorang warga , bahwa ada anak kecil yang hilang , alasannya yakni diculik kelong wewe (alias wewe gombel , sejenis setan jahat berambut panjang yang gemar menculik anak kecil). Sebagai alasan penguat kabar , diceritakanlah bahwa anak kecil yang diculik itu meninggalkan tas , sepatu , dan perlengakapan sekolahnya , di pojok Gedung SD (yang rada gelap dan busuk pesing).
Lalu , jetar!!! Cerita jadi seru. Ribuan orang berdatangan. Puluhan ustadz , belasan dukun , dan ratusan tukang gunjingan bermunculan. Semua menenteng klaim. Ada dukun yang percaya bahwa benar anak itu diculik kelong wewe , alasannya yakni dia mendengar bunyi mistik , yakni tangisan si anak hilang yang minta tolong.
Versi lain , ada Ustadz yang tak henti baca yassin di sekeliling lokasi , dan percaya (serta bercerita terhadap banyak orang) , bahwa sesungguhnya anak kecil itu masih di situ , namun tak terlihat mata , makanya tolong bantu doa , mudah-mudahan si anak hilang dapat kelihatan.
Tak kalah heboh… Datang pula ratifikasi dari tim pemburu hantu , yang bertutur bahwa bukan cuma kelong wewe yang berdomisili di gedung SD itu , namun juga demit , siluman dan kuntilanak. Hiyyyyy….
Hitung-hitung , dongeng mengerikan itu mujarab juga. Buktinya , sampai berhari-hari , ribuan orang terus berdatangan.
Lantas siapa yang untung? Tukang Mie dan Penjual Bakso. Hebatnya , para pedagang itulah yang justru jadi penyebar gunjingan , menggosok para hadirin dengan cerita-cerita yang berlainan , mudah-mudahan orang tambah ingin tau dan terus berdatangan. Kalau telah begitu , barang jualan mereka pun tambah laku.
Anehnya , kisah mistis itu berbaur pula dengan spekulasi calo tanah. Lho , kok bisa? Kaitannya ada di sini: bahwa ada calo tanah yang kasak kusuk berusaha mudah-mudahan Gedung SD itu bisa dijual ke pemilik pabrik (yang ada di sekeliling gedung SD , dan ingin ekspansi lokasi). Karena warga tak baiklah gedung SD itu dijual , maka dibuatlah dongeng mengerikan dan mengerikan , mudah-mudahan tak ada lagi penduduk yang menjaga gedung SD itu , biar sekalian saja dijual ke pemilik pabrik. Itulah….
Catatan: Fakta bekerjsama , anak kecil itu tidak hilang diculil Kelong Wewe , melainkan dijemput oleh Om-nya , pergi ke Lampung , berjumpa dengan Ibu kandungnya…

Sumber
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon