Mengenal Kebudayaan Tempat Kalimantan Barat - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]

Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat

Kebudayaan ialah hasil dari olah rasa , karsa , cipta dari manusia. Sekelompok insan yang disebut penduduk menciptakan kebudayaan tertentu yang menjadi salah satu ciri khas penduduk tersebut. Corak kebudayaan penduduk pada sebuah wilayah dipengaruhi oleh keanekaragaman suku bangsanya. Semakin bermacam-macam suku bangsa makin bermacam-macam pula kebudayaannya. Oleh alasannya yakni itu , bangsa Indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku bangsa memiliki kebudayaan yang sungguh kompleks. Kebudayaan ini ialah potensi yang mesti diberdayakan selaku salah satu pemersatu bangsa.



A. Bahasa Daerah Kalimantan Barat


Masyarakat Kalimantan Barat yang terdiri atas bermacam-macam suku bangsa memiliki bermacam-macam bahasa daerah. Jumlah bahasa kawasan yang meningkat di Kalimantan Barat diperkirakan berjumlah 164 bahasa yang ialah ragam bahasa suku Dayak dan Melayu. Keragaman ini menimbulkan hipotesa para andal bahwa Kalimantan Barat ialah ssumber penyebaran bahasa melayu di Asia Tenggara alasannya yakni bahasa-bahasa tersebut memiliki kemiripan dengan bahasa melayu.

Suku Dayak memiliki banyak subsuku sehingga bahasa wilayahnya pun sungguh banyak meraih ratusan. Contoh ragam bahasa kawasan suku Dayak diantaranya Bekati , Selako , Lara , Kendayan , Melayu Dayak , Benyadu , Sara , Ribun , Kembayan , Djongkang , Mualang , Iban , Seberuang , Taman , Mendalam Kayan , Kereha-Uheng , Hovongan , Embaloh , Dohoi , aoheng , Keninjal , dan Semandang. Sayangnya , meurut observasi sebagian bahasa kawasan suku dayak tersebut terancam punah. Ditengarai terdapat sekitar 26 jenis bahasa Dayak yang terancam punah diantaranya bahasa Bekat , Punan , Kayaan , Sungkung dan Konyeh. Penuturan bahasa-bahasa tersebut jumlahnya tidak hingga 100.000 orang lagi sehingga dikategorikan terancam punah.

Suku Melayu juga memiliki ragam bahasa yang lumayan banyak dan penamaannya mengikuti kawasan suku tersebut tinggal. Misalnya , bahasa Melayu Sambas , Pontianak , Mempawah , Landak , dan Ketapang. Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas berbagai macam dialek. Dialek yang lazim diantaranya dialek Pontianak , Sambas , Landak (Ngabang) , dan Ketapang.


B. Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat


Salah satu rumah tradisional Suku Melayu di Kalimantan Barat ditunjukkan dari bentuk istana Kadriah. Bangunan ini hingga kini masih terawat dengan baik. Istana Kadriah ialah tempat tinggal bagi para sultan dan keluarganya. Istana Kadriah dibangun pada tahun 1771 M. Bangunan ini nyaris seluruhnya yang dibikin dari materi kayu. 

Rumah tradisional Dayak disebut betang atau rumah panjang. Model rumah betang menjadi identitas arsitektur tradisional khas Kalimantan Barat. Rumah betang biasanya berada di hulu sungai yang menjadi sentra permukiman orang dayak.

Selain rumah tempat tinggal , suku dayak juga memiliki bangunan suci , disebut ulambu. Bangunan ulambu berupa kecil dan agak jauh dari rumah betang , yakni berada di tengah hutan. Bagi orang Dayak , ulambu berkhasiat selaku tempat menyimpan mayat. Namun sebelum diposisikan dalam ulambu , mayit dimasukkan ke dalam peti yang disebut lungun. Di akrab ulambu terdapat tonggak dari kayu belian yang berukiran motif insan pada keempat sisinya. Tonggak tersebut disebut sandong dan boras. Gunanya untuk tempat mengubur tengkorak dari tulang belulang insan yang sudah mati.

rumah-adat-daerah-kalimantan-barat


C. Pakaian Tradisional Daerah Kalimantan Barat


Masyarakat Melayu Kalimantan Barat yang biasanya tinggal di wilayah pesisir memiliki corak busana yang berlainan dengan suku Dayak di pedalaman. Pakaian tradisional sehari-hari penduduk melayu disebut baju telok belanga , sarung dan baju kurung. Selain itu penduduk melayu juga memliki baju sopan santun yang dipakai di saat upacara perkawinan.

Pakaian suku Dayak bermacam-macam. Zaman dulu kain busana berasal dari kulit kayu yang disebut kulit kapuak. Pakaian dari kulit kapuak ini biasanya berupa rompi dan rok bawahan. Rompi ini dipakai lelaki dan perempuan. Rok bawahan untuk lelaki yang disebut kotib ayam , dan untuk wanita disebut ouwik kbok.

Pakaian sopan santun lelaki Dayak disebut king baba dan untuk wanita disebut king bibinge. Suku Dayak taman juga memiliki busana untuk kebutuhan adat. Misalnya , busana yang dikenakan dalam program perkawinan. Ada dua macam busana dalam upacara perkawinan yakni , baju burai king burai yang dikenakan oleh mempelai pengantin , dan baju manik king manik dikenakan oleh pendamping pengantin.


pakaian sopan santun kawasan kalimantan barat


D. Senjata Tradisional Daerah Kalimantan Barat


Senjata- senjata tradisiopnal suku Dayak Kalimantan Barat antara lain mandau , perisai , sumpit , tombak , dan sabit. Adapun yang meruipakan senjata khas kawasan ini yakni mandau. Dahulu mandau senantiasa dikaitkan dengan budaya mengayau(memenggal kepala lawan pada di saat peperangan) dikalangan penduduk dayak. Adanya tradisi mengayau menimbulkan keyakinan bahwa makin sering dipakai untuk mengayau , mandau makin keramat. Pemiliknya makin sakti dan memiliki status sosial yang tinggi. Namun makin hilang dan terkikisnya tradisi mengayau , asumsi ini juga makin terkikis.

Biasanya mandau terdiri atas ulu (pegangan) , sarung dan bilah. Ulu yang dibikin dari kayu opsi dan diberi dekorasi , diantaranya berupa jumbai-jumbai rambut insan yang diambil dari kepala yang sudah dikayau. Sementara itu , sarungnya yang dibikin dari kayu yang juga dihias dengan bermacam-macam dekorasi ,diantaranya manik-manik dan bulu burung. Pada sarung ini diselipkan anak mandau berupa pisau pengerat kecil yang bertangkai panjang.



E. Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Barat


Corak kesenian Kalimantan Barat bermacam-macam dengan nuansa Dayak , Melayu , Tionghoa , maupun suku-suku yang lainnya. Secara garis besar kita sanggup mengkajinya dalam khazanah seni tari , musik , sastra , dan kerajinan tradisional.

Tarian Daerah Kalimantan Barat
NoAsal Suku DaerahNama Tarian Tradisional Daerah
1
Suku Dayak
Tari Monong , Tari Suno/ Tari Perang.
2
Suku Melayu
Tari Jepin , Radat Rambas , Tandak Sambas
3
Suku Tionghoa
Tari Barongsai.  

Musik Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Bentuk alat musik di Kalimantan Barat bermacam-macam. Hal ini tergantung jenis tarian dan musik yang hendak dimainkan. Biasanya suku melayu menggunakan alat musik menyerupai gambus , ketipung , dan rebana/ tar. Suku Dayak biasanya menggunakan alat tabuhan dari atas tawak-tawak , yakni gong , gendang , kenongan , dan bondi.

Suku Melayu di Kalimantan Barat memiliki musik yang cukup populer yakni Tanjidor dan Hadrah. Tanjidor ini menyerupai dengan kesenian serupa dari Suku Betawi di Jakarta. Kesenian ini memperoleh pengaruh dari kesenian Portugis. Tanjidor , seni musik dari penduduk Sambas. Adapun hadrah ialah kesenian Melayu Sambas. Kesenian hadrah berupa syair dengan iringan alat musik rebana/ tar. Hadrah berasal dari kawasan Sungai Piyuh , Mempawah. Hingga kini Hadrah masih tetap dimainkan setiap malam jumat secara berpindah-pindah dari rumah warga.


F. Kerajinan Tradisional Daerah Kalimantan Barat


Kerajinan tradisional yang populer dari Kalimantan Barat bermacam-macam , diantaranya kerajinan tenun dan manik-manik suku Dayak , kerajinan tenun dari Kabupaten Sambas , dan kerajinan keramik dari Singkawang. Seni memenun sudah ada dalam penduduk Dayak sejak dahulu. Anak suku Dayak yang populer dengan seni menenun yakni suku Dayak Desa , Kab. Sintang dan Suku Iban di Kab. Kapuas Hulu. Kain tenun tradisional ini disebut tenun ikat. Kerajinan tenun ikat menciptakan barang menyerupai selendang , kain , dan kumbu.

Selain itu , suku Dayak memiliki kerajinan manik-manik yang terkenal. Misalnya , kerajinan manik-manik suku Dayak Taman di Kab. Kapuas Hulu. Umumnya anyaman manik-manik ini bermotif khas suku Dayak Taman , yang disebut Jung. Bahan manik-manik ada yang dari keramik atau plastik. 

Kain tenun Sambas atau lebih dipahami dengan kain sambas yakni hasil kerajinan tangan cekatan warga Kab. Sambas. Para pengrajin kain tradisional ini sanggup dijumpai nyaris diseluruh desa. Misalnya , Desa Pandawan , Desa Manggis , dan Semberang. Kain Sambas yang dibikin dari benang katun , rayon dan emas. Setelah berwujud kain sanggup dipakai untuk menciptakan bermacam-macam bentuk busana , peci , dan dekorasi dinding. Selain Sambas , pengrajin kain tradisional terdapat pula di Pontianak , Sintang , dan Kapuas Hulu.

Kabupaten Singkawang yakni salah satu kawasan penghasil keramik sejak dahulu. Penjualan keramik Singkawang di sekeliling Kalimantan hingga ke negara Singapura , Malaysia dan beberapa negara lainnya. Pembuatan keramik di Singkawang terdapat di desa Sakok , Kab. Singkawang.

G. Upacara Tradisional Daerah Kalimantan Barat

Secara lazim , upacara sopan santun sanggup dikelompokkan dalam dua jenis yakni upacara sopan santun yang bermitra dengan daur hidup  dan upacara sopan santun yang menyangkut hajat atau kepentingan orang banyak. Upacara sopan santun yang bermitra dengan daur hidup misalnya , kelahiran , perkawinan , dan kematian. Masyarakat Kalimantan Barat mengenal jenis upacara ini. Misalnya pada penduduk Dayak Kantuk yang memiliki sopan santun bepekat , betunang , dan saump pada program perkawinan. Kemudian juga penduduk melayu yang mengenal upacara sopan santun simpulan hayat pada hari ke-3 , 7 , 15 , 40 , 100 , dan setiap ulang tahun selama berulang kali yang populer dengan ungkapan mengeluarkan hol.

Adapun jenis upacaraadat yang kedua lumayan banyak misalnya  pada penduduk Kalimantan Barat. Pada suku Dayak dipahami dengan naik sango dan gawai dayak. Naik sango ialah upacara setelah panen padi dan selaku ungkapan rasa syukur penduduk dayak akan hasil ladang yang diperoleh.

Pada penduduk Melayu di Pontianak pada bulan berkat menjelang idul fitri menyelenggarakan ekspo meriam karbit. Pada di saat itu penduduk yang bertempat tinggal di sekeliling tepian sungai kapuas saling berhadapan dan membunyikan meriam karbit secara bersahutan. Perayaan ini kemudian dilanjutkan dengan ekspo kariang bandong.

Masyarakat Melayu di Kabupaten Mempawah menyelanggarakan robok-robok yang berlokasi di muara sungai Mempawah. Intinya dari robok-robok yakni tolak bala yang dilaksanakan kerajaan Amantubillah di sungai Mempawah. Sedangkan pada penduduk Tionghoa di Kalimantan Barat utamanya Singkawang , Pontianak , Sungai Piyuh merayakan imlek dan cap go meh. Saat merayakan kedua program tersebut , diselenggarakan pesta hiburan rakyat yang didominasi dengan ekspo naga dan barongsai.

H. Makanan Tradisional Daerah Kalimantan Barat

Pontianak memang populer dengan bingke. Kudapan ini seakan-akan menjadi trademark bagi wilayah ini. Sebenarnya , terdapat bermacam-macam jenis camilan lain yang tidak kalah dengan bingke. Misalnya lempok , pisang goreng ,krispi , talas goreng , hay keng , manisan kering , aneka kerupuk , dan keripik ikan. 

Makanan tradisional yang berupa kuliner tidak kalah beragamnya dengan jenis panganannya. Jenis kuliner yang beken antara lain bubur pedas , bubur ikan , bakmi udang , yam mie , kepiting asam bagus , udang galah goreng mentega , ikan patin asam pedas , lodeh jantung pisang , tumis pakis , pacri nenas , sambal terong pipit , mencalok , dan masakan-masakan lain yang jumlahnya cukup banyak.

Pembahasan lengkapnya silahkan klik Makanan Khas Kalimantan Barat Lengkap Penjelasannya

Demikian pembahasan ihwal "Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat" yang sanggup kami sajikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Kalimantan Barat: Iswanto". postingan kebudayaan kawasan di Indonesia yang lain di situs .
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon