Pakaian Susila Jawa Timur Lengkap| Gambar Dan Penjelasannya - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Pakaian Adat Jawa Timur Lengkap , Gambar dan Penjelasannya - Masyarakat Jawa Timur memiliki referensi dasar busana sehari-hari. Secara biasa busana tabiat sehari-hari untuk kaum lelaki , nyaris seluruh tempat di Jawa Timur memakai celana versi kombor (gomboran) , yakni celana kolor longgar dengan tinggi di atas mata kaki dan sarung yang dikenakan dengan banyak sekali cara. Untuk kaum perempuan lebih , banyak mengenakan sarung batik dibanding dengan kain wiron. Perbadaanya terletak pada cara pemakaiannya. Ada yang dilipat dibagian pinggang , ada yang dipakai semata kaki , dan ada pula yang di atas mata kaki.

gambar busana tabiat jawa timur
Sumber : Selayang Pandang Jawa Timur : M. Purwati

Pakaian Adat Madura Jawa Timur

Dari banyak sekali keanekaragaman busana tabiat yang ada di Jawa Timur , pakaian-pakaian tabiat Jawa Timur yang khas antara lain dari tempat Madura dan Tengger. Kebudayaan Jawa sungguh kokoh dalam berbagai  sisi kehidupan penduduk suku bangsa Madura. Oleh alasannya yakni itu , jenis dan bentuk busana adatnya pun memiliki kesamaan dengan busana dari daerah-daerah lain di Pulau Jawa.

Pakaian tabiat Jawa Timur khas Madura pada biasanya , yakni hitam serba longgar dengan kaos bergaris merah putih atau merah hitam di dalamnya , lengkap dengan tutup kepala dan kain sarung. Pakaian yang berisikan baju pesa'an dan celana gomboran ini ialah busana lelaki untuk rakyat pada biasanya , baik selaku busana sehari-hari ataupun selaku busana resmi. Baju pesa'an , celana gomboran , dan kaos oblong ini memiliki perbedaan fungsi bila dilihat dari cara pemakaiannya. baju pesa'an dan kaos oblong warna putih , dipadu dengan sarung motif kotak-kotak biasanya dikenakan oleh golongan pedagang kecil. Para nelayan biasanya cuma mengenakan celana gomboran dan kaos oblong. 

Baju tabiat madura pesa'an warna hitam melambangkan keberanian. Sikap gagah dan pantang mundur ini ialah salah satu etos budaya yang dimiliki penduduk Madura. Garis-garis tegas merah , putih , atau hitam yang terdapat pada kaos yang dipakai pun menggambarkan perilaku tegas serta semangat juang yang sungguh kokoh , dalam menghadapi segala hal.

Sikap keberanian dan keterbukaan orang Madura dilambangkan dalam bentuk baju yang serba longgar dan pemakaiannya yang terbuka. Sarung palekat kotak-kotak dengan warna menonjol dengan sabuk katemang , ikat pinggang kulit lebar dengan kantong penghimpun duit di depannya yakni peralatan lainnya. Terompah atau tropa merupakan ganjal kaki yang biasanya dipakai.

Kalangan aristokrat biasanya memakai rasughan totop (jas tutup) polos dengan samper kembeng (kain panjang) di bab bawah. Tutup kepala disebut odheng. Odheng peredhan dengan motif storjan , bera' songay atau toh biru dipakai sehari-hari. Perlengkapan busana tabiat madura yang lain adalah sap osap (sapu tangan) , jam saaku , jepit kain , stagen , sabuk katemang , dan perhiasan yang lain khususnya selok (seser) atau cincin gelang akar (gelang dari akar bahar). Sebum dhungket atau tongkat tergolong kelengkapan busana yang membedakan performa dan kewibawaan seorang aristokrat dengan rakyat biasa.

Rasughan totop warna hitam biasanya dipakai lengkap dengan odheng tongkosan kota , bermotif modang , dulcendul , garik atau jingga untuk menghadiri program resmi. Derajat kebangsawanan seseorang ditunjukkan dengan bentuk dan cara memakai odheng. Semakin tinggi kelopak odheng tongkosan , makin tinggi derajat kebangsawanannya. Semakin miring kelopaknya , maka derajat kebangsawanan makin rendah.

Kaum perempuan Madura biasanya memakai kebaya selaku busana sehari-hari maupun pada program resmi. Kebaya tanpa kutu baru atau kebaya rancongan digunakan oleh penduduk kebanyakan. Ciri khas kebaya Madura yakni memakai kutang polos dengan warna menonjol yang kontras dengan warna dan materi kebaya yang tipis tembus pandang dan menerawang.

Kebaya dengan panjang sempurna di atas pinggang dengan bab depan berupa runcing menyerong khas roncongan Madura dipakai bareng sarung batik bermotif tumpal. Akan tetapi , ada pula yang memakai kain panjang dengan motif tabiruan , storjan , atau lasem. Untuk penguat kain dipakai odhet. Odhet adalah semacam stagen Jawa , yang dibikin daritenunan bermotif polos , dengan ukuran lebar 15 cm dan panjang sekitar 1 ,5 meter. Pada odhet terdapat ponjin atau kempelan , yakni saku untuk menyimpan duit atau benda bermanfaat lainnya. Alas kaki yang dipakai yakni sandal jepit.

gambar busana tabiat Madura
Sumber : Selayang Pandang Jawa Timur : M. Purwati

Perhiasan menjadi extra yang utama bagi busana tabiat kaum wanitanya. Hiasan rambut berupa cukur sisir dan cucuk dinar , keduanya yang dibikin dari emas. Bentuknya menyerupai busur. Cucuk sisir biasanya terdiri atas untaian mata duit emas atau duit talenan dan ukonan. Adapun cucuk dinar , terdiri atas beberapa keping mata duit dollar. Rambut perempuan Madura biasanya disisir ke belakang ,kemudian digelung sendhal. Perhiasan lain yang biasanya dipakai selaku kelengkapan busana adat  yakni anteng atau senthar penthol yang yang dibikin dari emas , bermotif polos dengan bentuk lingkaran utuh sebesar biji jagung. Anteng atau anting ini dikenakan di telinga.

Kalung brondong yang berupa rentangan emas berupa biji jagung yakni kalung khas Madura yang biasanya dikenakan bareng liontin. Liontin atau bandul yang dipakai biasanya berupa mata duit dollar atau bunga matahari. Sepasang gelang emas di tangan kanan  dan kiri dengan motif tebu saeres , berupa menyerupai keratan tebu ialah kelengkapan lain yang sering dipakai. Sepasang cincin dengan motif yang serupa dengan gelang yang dikenakan selaku dekorasi jari.

Sebagai extra kebaya rancongan , dipakai peniti dinar renteng , yang dibikin dari emas dan bermotif polos. Salah satu perhiasan yang unik yang dikenakan perempuan Madura yakni penggel. Penggel yakni dekorasi kaki dari emas atau perak yang dipakai pada pergelangan kaki kanan dan kiri.

Untuk program resmi perempuan aristokrat Madura mamakai kebaya panjang dengan kain batik tulis Jawa atau khas Madura. Alas kakinya berupa selop tutup. Bahan kebaya biasanya beludru , berwarna gelap dan tidak bermotif. Peniti cecek atau pako malang yakni dekorasi kebaya berupa paku yang melintang bersusun tiga dan dihubungkan dengan rantai emas.

Rambut perempuan juga digelung malang , di dalamnya diberi potongan daun pandan selaku penguat. Untuk perempuan yang sudah berumur dan berpangkat , dipakai gelung mager sereh. Bentuknya sama dengan gelung malang , tetapi semua ukelnya diisi kembang tanjung dan kembang pandan. Hiasan rambut berisikan cucuk emas dengan motif ular atau bunga matahari , dilengkapi dengan karang melok dan duwek remek , yakni dekorasi dari bunga-bungaan.

Tata rias perempuan madura juga unik. Wajah dihiasi dengan jimpit di bab kening kanan , kiri , atau dahi. Tempat yang dijimpit disebut leng pelengan. Mata dihiasidengan celak arab , sedangkan gigi dihiasi dengan apa egan , berupa lapisan gigi yang yang dibikin dari emas atau platina.

Pakaian Adat Tengger Jawa Timur

Keunikan busana sehari-hari penduduk Tengger yakni pada cara mereka memakai sarung yang berfungsi selaku pengusir hawa dingin. Terdapat tujuh cara bersarung yang mereka kenal , antara lain selaku berikut.
1. Kakawung
Mereka memakai kain sarung yang dilipat dua lalu disampirkan ke bahu bab belakang dan bab kedua ujungnya diikat jadi satu. Cara ini dipakai agar bebas bergerak pada waktu mengambil air atau pergi ke pasar.
2. Sesembong
Sarung dilingkarkan pada pinggang lalu diikatkan menyerupai dodot (di dada) biar tidak mudah terlepas. Cara ini dijalankan untuk aktifitas yang membutuhkan tenaga yang besar.
3. Sempetan
Ujung sarung dilipat hingga ke garis pinggang. Biasanya cara ini dijalankan di saat orang Tengger bertamu.
4. Kekemul
Orang tengger memakai cara ini pada di saat sedang berpangku tangan dan sekedar jalan-jalan. Setelah disarungkan pada badan , bab atas dilipat untuk menutup bab kedua tangannya , lalu digantungkan ke pundak.
5. Sengkletan
Kain sarung cukup disarungkan pada bahu secara terlepas atau bergantung menyilang pada dada biar terlihat rapi pada di saat bepergian.
6. Kekodong
Cara bersarung ini sering ditemui pada di saat penduduk Tengger berkumpul di tempat-tempat upacara atau hiruk pikuk yang lain di malam hari. Dengan ikatan di bab belakang kepala kain sarung dikerudungkan hingga menutupi seluruh bab kepala sehingga yang terlihat cuma mata saja.
7. Sampiran
kain sarung disampirkan di bab atas punggung. Kedua bab lubangnya dimasukkan pada bab ketiak dan disangga ke depan oleh kedua tangannya. Cara ini biasanya dikenakan oleh bawah umur muda Tengger ,

gambar busana tabiat suku tengger
Sumber : Selayang Pandang Jawa Timur : M. Purwati

Masyarakat Tengger memiliki banyak upacara yang tidak saja berhubungan dengan siklus kehidupan , tetapi juga bermitra dengan alam. Dua upacara besar yang dijalankan oleh penduduk Tengger yakni upacara adat Kasodo dan Karo. Kedudukan seorang dukun memegang peranan penting dalam penduduk Tengger. Pakaian yang dikenakan oleh seorang dukun , yakni baju anta kusuma atau rasukan dukun , lengkap dengan peralatan upacara menyerupai prasen , genta , dan talam. Kelengkapan pakaiannya yakni ikat kepala atau udeng batik , baju warna putih , jas tutup warna gelap , jarik (kain) batik yang dibebatkan , celana panjang warna gelap , dan selempang panjang warna hitam batikan.
Demikain pembahasan mengenai "Pakaian Adat Jawa Timur Lengkap , Gambar dan Penjelasannya" yang sanggup kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Jawa Timur : M. Purwati". postingan kebudayaan Indonesia menawan yang lain di situs .
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon