Seni Tari Di Indonesia| Sejarah| Jenis| Dan Fungsi Seni Tari - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Seni tari terus bertambah sejak zaman prasejarah , sejarah , hingga modern. Ini terlihat dari pertumbuhan geraknya. Dari yang sungguh sederhana , sederhana , terkonsep secara estetis , hingga tidak beraturan atau bebas.

Sejarah Seni Tari di Indonesia

Karya tari pada zaman prasejarah betul-betul berupa sebutan ekspresif. Rasa bahagia dan murung betul-betul diungkapkan dalam gerak dan hentakan kaki , tepuk tangan , jeritan , bahakan , bahkan berguling-guling.

Pada zaman prasejarah bentuk-bentuk gerakan tari di Nusantara telah mengarah pada maksud atau tujuan kegunaan menari. Tidak cuma selaku sebutan perasaan namun tari juga selaku fasilitas hiburan dan persembahan. Karena seni lain juga telah meningkat , unsur-unsur penunjang tari menyerupai pakaian , peralatan tari/ properti , rias , dan musik juga lebih maju.

Pada masa inilah timbul tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik yang menjadi tonggak dasar pertumbuhan seni tari di Indonesia. Bentuk gerak tari zaman terbaru betul-betul digarap dengan gaya gres yang lebih bebas. Misalnya cara insan melayang , binatang bernyanyi dan bermain di taman , orang berlangsung menyerupai robot dan lain-lain.

seni tari di indonesia
Pertunjukan Seni Tari

Jenis-Jenis Tarian Daerah

Tari tempat Nusantara yakni kesenian tari yang terus berkembang dan meningkat sesuai dengan kalangan penduduk pendukungnya. Tari tempat Nusantara memiliki keunikan gerak , irama musik pengiring , bentuk penyuguhan , rias dan busana. Keunikan ini diubahsuaikan dengan fungsi seni tari tersebut di penduduk , apakah selaku hiburan atau selaku fasilitas upacara adat.

1. Berdasarkan Sifat dan Sejarah

Berdasarkan sifat dan sejarah pembentukannya , tari tempat terbagi menjadi dua bab yakni tari tradisi dan tari kreasi.

a. Tari Tradisi , ialah tari yang ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi menjadi tari tradisi kerakyatan dan klasik.

Tari Tradisional Kerakyatan , berkembang dan meningkat di dalam lingkungan penduduk biasa atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan lazimnya digunakan selaku tari hiburan , pergaulan , juga selaku wujud rasa syukur. Memiliki ciri-ciri bentuk gerak , irama , lisan , dan rias pakaian yang sederhana serta sering disuguhkan secara berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya; tari Jaran Kepang , Kuda Lumping (Jawa) , tari Jaipong (Jawa Barat) , tari Banyumasan , tari Payung , Lilin (Sumatera Barat) , tari Saman (Aceh) , dan lain-lain.

Tari Tradisional Klasik , dikembangkan oleh kaum aristokrat di istana. Bentuk gerak tarinya baku dan tidak sanggup diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih sukar alasannya yakni cuma sanggup ditangani dalam kalangan aristokrat tersebut. Fungsi tari klasik lazimnya digunakan selaku fasilitas upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak , penghayatan , irama , rias , dan busananya terkesan lebih mewah dan estetis.

Contohnya; tari Topeng Klana (Jawa Barat) , tari Beskalan , tari Ngremo (Jawa timur) , tari Bedhaya , tari Serimpi , tari Sawung (Jawa Tengah) , tari Pakarena (Sulawesi Selatan) , tari Rejang (Bali).

b. Tari Kreasi , yakni bentuk gerak tari gres yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal dari satu tempat atau aneka macam tempat di Indonesia. Selain bentuk geraknya , rias , busanan dan irama iringannya juga ialah hasil penyesuaian tari tradisi. Bentuk gerak tari gres misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita) , pantomim (gerak patah-patah sarat tebakan) , dan kekinian (gerak ekspresif impulsif , terlihat tak beraturan namun terkonsep).

Contohnya; tari Tenun , tari Wiranata , tari Panji Semirang (Bali) , tari Kijang , tari Angsa , tari Kupu-Kupu , tari Merak (Jawa) , tari Lebonna , tari Bosara (Sulawesi Selatan) , dan lain-lain.

2. Berdasarkan Bentuk Penyajian

Bentuk seni tari dibedakan menurut jumlah penari. Tari sanggup disuguhkan secara tunggal , berpasangan , dan kelompok.

a. Tari tunggal , merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/ sendiri , baik wanita atau laki-laki. Penari mempunyai tanggung jawab langsung untuk menghapal gerak dan gugusan dari permulaan hingga tamat pementasan. Tari tunggal lazimnya mempunyai alur dongeng atau penokohan yang mengambil tema  seperti kepahlawanan atau percintaan. Contohnya; tari Panji Semirang (Bali) , tari Topeng (Jawa Barat) , tari Golek (Jawa Tengah).

b. Tari Berpasangan , bisa ditangani oleh penari pria dan wanita , sesama pria , atau sesama perempuan. Penari mesti memperhatikan keserasian geraknya dengan gerak pasangannya. Mereka mesti saling mengisi dan melengkapi , juga melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-Gale (Papua) , tari Payung (Melayu) , tari Cokek (Jakarta) , tari Piso Surit (Batak) , dan lain-lain.

c. Tari kalangan , yakni bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari jenis ini membutuhkan koordinasi yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan permainan komposisi sungguh menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari penari mesti sanggup diajak kerja kalangan menurut alur dongeng atau keterkaitan para pemain drama tokohnya. Contohnya; tari Bedhaya Ketawang (6 orang , Surakarta , Jawa Tengah) , tari Bedhaya Semang (6 orang , Yogyakarta) , tari Lawung (4 orang , Jawa Tengah) , tari Kecak , tari Janger (Bali).

:
Jenis Tari Berdasarkan Tema atau Isi
Jenis Tari Berdasarkan Pola Garapan
Jenis Tari Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya

Fungsi Seni Tari di Indonesia

Seni tari tidak cuma sekedar sebutan lisan impulsif tatkala bahagia dan sedih. Tari meningkat sesuai dengan keperluan sosial sehingga mempunyai kegunaan yang lebih penting dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi seni tari di Indonesia antara lain sebagai;

a. Seni Tari sebagai Sarana Upacara Adat dan Religi

Berbagai upacara yang berhubungan dengan perburuan , pertempuran , peningkatan tahta , pergeseran animo , di saat tanam dan panen , kelahiran bahkan maut mempunyai tarian sendiri. Tari ini bersifat sakral dengan elemen selaku pemujaan terhadap alam dan penguasanya. Gerak ekspresif dan imitatif (meniru gerak sekitar). Dengan komposisi tari melingkar , berjajar atau berbaris. Contohnya; tari Seblang (Panen Padi , Jawa Timur) , tari Pattudu (persembahan , Sulawesi Selatan) , tari Ratep (meminta hujan , Madura).

b. Seni Tari sebagai Sarana Pertunjukan

Tari berkhasiat untuk menghibur penduduk luas. Sebagai fasilitas pertunjukan tari sanggup dibagi menjadi dua , yaitu:
  • Tari hiburan/ tontonan rakyat , disusun mudah-mudahan rakyat bergembira. Gerakannya lincah dan semarak. Irama , rias , pakaian dan komposisinya semarak dan beragam. Contohnya; tari Serampang Duabelas (Sumatera barat) , tari Jaipong (Jawa barat) , tari Janger (Bali).
  • Tari selaku fasilitas pergelaran resmi , disusun dan dijadwalkan secara matang untuk pertunjukan. Contohnya; drama tari atau sendra tari , tari untuk pekan raya , penyambutan tamu , upacara resmi.

c. Seni Tari sebagai Media Pendidikan

Sebagai media pendidikan tari sanggup membentuk keseimbangan emosi , kemampuan , budipekerti , toleransi , dan berpenampilan santun. Fungsi inilah yang lalu melahirkan sanggar-sanggar tari. Dengan mempelajari seni tari kita sanggup mengenali jenis-jenis tari di Indonesia serta membuatkan rasa mempunyai dan menghargai budaya bangsa sehingga sanggup turut melestarikannya. Disamping itu pribadinya juga sanggup terbentuk dalam mempertahankan dan menghormati budaya suku bangsa dan bangsa lain.

d. Seni Tari sebagai Sarana Komunikasi

Dalam program peringatan dengan memperlihatkan pertunjukan tari , warga berkumpul , menari , dan bergembira bareng dengan gerak-gerak yang selaras. Lewat tarian ini warga berinteraksi , bergaul , berkomunikasi , bikin kekerabatan yang lebih baik. Kaprikornus , secara biasa seni tari sanggup menjadi fasilitas komunikasi dan pemersatu bangsa.

Demikian postingan "Seni Tari di Indonesia , Sejarah , Jenis , dan Fungsi Seni Tari". postingan seni menawan yang lain di situs .
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon