Showing posts sorted by relevance for query iman-kepada-malaikat. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query iman-kepada-malaikat. Sort by date Show all posts

Nih Iktikad Kepada Malaikat

        Malaikat adalah makhluk yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
        Iman kepada malaikat ialah pecahan dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya ialah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak sanggup melihat mereka, dan bahwa mereka ialah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah membuat mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah niscaya malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun insan tidak sanggup melihat malaikat tetapi bila Allah berkehendak maka malaikat sanggup dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud pria kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Nama dan kiprah para Malaikat

Etimologi Arab
       Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul.
 
Malaikat di dalam aliran Islam
    Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nur), menurut salah satu hadist Muhammad, “Malaikat telah diciptakan dari cahaya.”
    Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, menurut Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas mereka ialah sebagai berikut:
1.Malaikat Jibril - Pemimpin para malaikat, bertugas memberikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
2.Malaikat Mikail - Pembagi rezeki kepada seluruh makhluk.
3.Malaikat Israfil - Peniup sangkakala pada hari kiamat.
4 & 5.Malaikat Munkar dan Nakir - Pemeriksa amal insan di alam barzakh.
6.Malaikat Izrail - Malaikat pencabut nyawa seluruh makhluk
7.Malaikat Ridwan - Penjaga pintu syurga.
8.MalaikatMalik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan penjaga neraka.
9.Rakib - Pencatat amal baik.
10.Atid - Pencatat amal buruk. 

Malaikat Zabaniah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang bengis dan kasar.
Malaikat Harut dan Marut - Dua Malaikat yang turun di negeri Babil.

Malaikat disekitar Arsy
  • Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari final zaman jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.
  • Malaikat yang melingkari Arsy - Para malaikat yang melingkari Arsy sambil bertasbih.
Darda'il - Malaikat yang mencari orang yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan.

Hafazhah (Para Penjaga)
Kiraman Katibin - Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mencatat amal manusia sewaktu insan itu hidup di dunia hingga di alam barzakh, kemudian malaikat tersebut menjadi saksi disidang hisab di Mahsyar.
Mu’aqqibat - Para malaikat yang selalu memelihara (menjaga) insan dari kematian hingga waktu yang telah ditetapkan yang tiba silih berganti.
  • Malaikat Qarin - Para malaikat pendamping insan dari lahir hingga ajalnya, bertugas membisikkan hal-hal kebenaran dan kebaikan.
  • Malaikat Arham - Malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruh, memutuskan rizki, ajal, amal dan celaka atau senang pada 4 bulan kehamilan.
  • Jundallah - Para malaikat perang yang bertugas membantu nabi dalam peperangan.
  • As-Sijilli - Malaikat yang memberitahukan kepada Harut dan Marut wacana makhluk yang pernah membuat kerusakan dan pertumpahan darah dibumi.
  • Azh-Zhil - Malaikat yang mendampingi Nabi Ibrahim ketika berada dikobaran api.
  • Ad-Dam'u - Malaikat yang selalu menangis bila melihat kesalahan manusia.
  • An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk disinggasana berupa nayala api, ia mempunyai wajah kuning tembaga.
  • Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi besera isinya dikatakan ia mempunyai 70 ribu kepala.
  • Malaikat berbadan api dan salju - Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berzikir.
  • Ar-Ra'd - Malaikat pengatur awan dan hujan, ia mengaturnya dengan memakai petir sebagai cambuk.
  • Penjaga matahari - Sembilan Malaikat yang menghujani matahari dengan salju.
  • Malaikat Rahmat - Para penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia tiba bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab.
  • Malaikat `Azab - Para pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia tiba bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.
  • Malaikat penggiring - Para malaikat yang menggiring insan di Mahsyar, malaikat itu bersama dengan malaikat penyaksi (Kiraman Katibin).
  • Malaikat pegunungan - Malaikat yang menjaga pegunungan.
  • Malaikat Bayt al-Makmur - 70 ribu malaikat yang setiap hari masuk ke Bayt al-Makmur.
  • Malaikat penyeru manusia
    • Penyeru bulan Ramadhan - Satu malaikat yang terus menerus memanggil insan beriman untuk bergembira dan insan jahat untuk menahan segala kejahatan ketika malam pertama bulan Ramadhan hingga fajar.
    • Penyeru dari pintu-pintu Surga - Para malaikat yang berseru kepada orang beriman untuk memasuki pintu-pintu tertentu tergantung dari amal ibadahnya.
    • Penyeru kebaikan setiap hari - Dua malaikat yang setiap hari berseru yang didengar oleh seluruh makhluk-Nya kecuali insan dan jin.
  • Malaikat Laylat al-Qadr - Jibril dan serombongan malaikat yang turun setiap Laylat al-Qadr pada bulan Ramadhan.
  • Penjaga Mekkah dan Madinah - Para malaikat yang menjaga Kota Mekkah dan Madinah dari kedatangan Dajjal.
  • Pencari orang yang berzikir - Para malaikat yang mencari orang-orang yang berzikir kepada Allah.
  • Penganjur berbekam - Malaikat yang menganjurkan berbekam ketika Muhammad sedang mi'raj ke Sidratul Muntaha.
  • Pengendali tali Neraka Jahannam - 70 ribu malaikat yang mengendalikan tali kekang Neraka Jahannam.
  • Pendoa insan yang mendoakan saudaranya - Para malaikat yang berkata, "Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah do’anya bagi saudaranya) dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan", kepada orang yang mendoakan kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan mereka.
  • Penyampai doa pujian - Dua belas malaikat yang berebutan untuk memberikan doa kebanggaan salah seorang sahabat nabi kepada Allah.
  • Penyaksi wafatnya sahabat nabi - 70 ribu malaikat yang menyaksikan wafatnya Sa'ad bin Muadz.
  • Pelindung dan pemberi derma orang beriman - Para malaikat yang pelindung orang-orang beriman ketika hidup didunia dan akherat, ketika orang beriman dalam keadaan sekarat mereka akan memperlihatkan dukungan.
  • Pembeda haq dan bathil - Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan salah kepada insan dan jin.
  • Penentram hati - Para malaikat yang mendoakan seorang mukmin untuk meneguhkan pendirian sang mukmin tersebut.
  • Penjaga pintu langit - Tujuh malaikat yang menjaga tujuh pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah sebelum Dia membuat langit dan bumi.
  • Pemberi salam hebat surga - Para malaikat yang memperlihatkan salam kepada para penghuni surga.
  • Pemohon kerahmatan (belas kasih)
    • Pemohon ampunan orang beriman - Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman.
    • Pemohon ampunan insan di bumi - Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.
    • Pemohon ampunan para lelaki yang salat di masjid - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi para lelaki yang tulus salat berjamaah di masjid.
    • Pemohon ampunan pembesuk orang sakit - 70 ribu malaikat yang mengiringi dan mendoakan ampunan bagi umat muslim yang membesuk orang sakit.
    • Pemohon ampunan orang yang bershalawat kepada Nabi - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang-orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad.
    • Pemohon ampunan orang yang mengajarkan kebaikan - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia.
    • Pemohon ampunan orang tidur dalam keadaan suci - Para malaikat yang berada didalam pakaian orang tidur dalam keadaan suci.
  • Penghormat penuntut ilmu - Para malaikat yang berhenti terbang sebab ingin mendengarkan ilmu atau menghormati orang yang mencari ilmu pengetahuan.
  • Pengatur urusan dunia - Malaikat yang mengatur urusan insan didunia.
  • Pendengar bacaan Qur'an
    • Pendengar bacaan Qur'an insan ketika salat - Para malaikat yang mendengarkan dan menelan bacaan Qur'an ketika insan salat.
    • Pendengar bacaan sahabat nabi - Malaikat yang mendengarkan bacaan Qu'ran Usayd bin Hudhayr.
  • Pendo'a orang yang berinfaq dan orang kikir - Para malaikat yang berdoa setiap pagi dan sore untuk orang yang berinfaq dengan doa kebaikan dan penahan infaq dengan doa kehancuran.
    Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Alquran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an beliau hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.
    Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak daerah dalam Al Qur'an dengan sebutan lain ibarat Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.
Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah: 97,98 dan QS 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah: 98) dan Malik (QS Al Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.
Wujud Malaikat
    Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an ada yang mempunyai sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang mengakibatkan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus banyak sekali macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)


    Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril mempunyai 600 sayap, Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy mempunyai 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
W ujud malaikat tidak mungkin sanggup dilihat dengan mata telanjang, sebab mata insan tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan bisa melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang bisa melihat wujud orisinil malaikat bahkan hingga dua kali.
    Mereka tidak bertambah bau tanah ataupun bertambah muda, keadaan mereka kini sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam aliran Islam, ibadah insan dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, sebab insan dan jin bisa memilih pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka sanggup melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau wanita dan tidak berkeluarga.
 
Sifat Malaikat
    Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam ialah sebagai berikut:
1.Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2.Suci dari sifat-sifat insan dan jin, ibarat hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya. 
3.Selalu takut dan taat kepada Allah. 
4.Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5.Mempunyai sifat malu. 
6.Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung. 
7.Tidak makan dan minum.
 8.Mampu mengubah wujudnya.
 9.Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
    Malaikat tidak pernah lelah dalam melakukan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak sanggup dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak sanggup dijangkau oleh panca indera, kecuali bila malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, ibarat rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah    Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada ketika mendapatkan wahyu dan Isra dan Mi'raj.
    Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang bermetamorfosis manusia, ibarat dalam cerita Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.
Berbeda dengan aliran Katolik dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, ialah nenek moyang Jin, ibarat Adam nenek moyang Manusia. Jin ialah makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.
Tempat yang tidak disukai Malaikat
    Menurut syariat Islam ada beberapa daerah dimana para malaikat tidak akan mendatangi daerah (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang menyampaikan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
1.Tempat yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing untuk kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu). 
2.Tempat yang terdapat patung (gambar). 
3.Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan dengan senjata terhadap saudaranya sesama muslim.

Tempat yang mempunyai bau tidak sedap atau menyengat.
    Kesemuanya itu menurut dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para Imam, di antaranya ialah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
    Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin tiba ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah daerah tidur.Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.

HIKMAH IMAN KEPADA MALAIKAT
Kewajiban beriman kepada Malaikat ini mempunyai beberapa pesan yang tersirat yang sangat berkhasiat bagi kehidupan manusia. Di antara hikmahi tersebut ialah :
a.    Meningkatkan keimanan insan kepada Allah, mengingat Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya
b.    Membentuk jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah, sebab kepercayaan kepada Allah dan kepercayaan kepada Malaikat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
c.    Mendorong insan untuk senantiasa bertindak hati-hati, sebab beliau menyadari bahwa setiap perbuatannya selalu diawasi oleh para Malaikat
d.    Mendorong insan untuk selalu meningkatkan amal baik, sebab insan menyadari bahwa sekecil apapun tindakan baiknya akan dicatat oleh Malaikat
e.    Menghindarkan diri insan dari perbuatan tercela yang akan menurunkan martabat dan derajat dari insan itu sendiri .

TANDA-TANDA PERILAKU BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai muslim yang mempunyai kepercayaan kepada Malaikat, seseorang akan memperlihatkan beberapa sikap yang mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara gejala sikap dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :
a.    Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian
b.    Memiliki kepedulian social dalam hidup dengan masyarakat sekitar
c.    Perilaku yang ditampilkan bisa menjadi suri tauladan bagi lingkungannya
d.    Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
e.    Berpikiran positif terhadap banyak sekali insiden yang terjadi sekitarnya
(sumber refferensi:wikipedia.org)

Nih Pengertian Kitab, Isi Kitab Allah, Dan Cara Beriman Kepada Kitab Allah

1. Pengertian Kitab
       Secara bahasa, kitab berarti tulisan, buku, atau ketetapan. Kitab Allah sanggup kita artikan dengan tulisan, buku, maupun ketetapan yang berasal dari Allah swt.  Allah telah mengutus kepada setiap umat insan seorang rasul. Tugas rasul ialah membawa dan memberikan kabar dari langit (wahyu) untuk kepentingan kehidupan insan di muka bumi. Kabar dari langit (wahyu) ini yang menjadi contoh pengertian kitab Allah tersebut.
      Kabar dari langit yang dibawa oleh para rasul ternyata ada beberapa tingkatan. Ada yang rendah, ada juga yang tinggi. Pada tingkatan yang rendah, kabar dari langit (wahyu) ini sanggup berupa rukyah, kasyf, ilham/inspirasi, dan sejenisnya yang dialami oleh para nabi dan rasul dan sanggup juga dialami oleh insan yang tidak berstatus nabi/rasul. Akan tetapi, tingkatan wahyu yang semacam ini tidak termasuk contoh dari pengertian kitab Allah.
      Meskipun hal tersebut dialami oleh seorang yang mencapai derajat rasul akan disebut hadis.
Wahyu yang lain yaitu tingkatan wahyu tertinggi yang disebut wahyu matlu - w (wahyu yang dibacakan). Artinya, dari Allah wahyu tersebut didiktekan lewat perantaraan malaikat dan
berbagai cara lainnya ke dalam hati setiap rasul. Hanya insan yang berstatus rasul yang mempunyai kapasitas untuk mendapatkan wahyu tingkatan tertinggi ini. Oleh alasannya ialah itu, dari semua wahyu yang diterima Nabi Muhammad saw. hanya wahyu matluw (yakni Al-Qur'an) yang disebut sebagai kitab Allah (kitabullah).

2. Garis Besar Isi Kitab-Kitab Allah
      Secara garis besar, isi kitab-kitab Allah mencakup beberapa hal berikut ini.
a. Ajaran wacana tauhid (keesaan Allah).
b. Mengajarkan iktikad (keimanan) yang benar.
c. Hukum-hukum dan peraturan Allah.
d. Berisi kesepakatan wacana pahala dan bahaya Allah.
e. Memuat perintah dan larangan Allah.
f. Berisi dongeng wacana umat insan terdahulu biar menjadi pelajaran (iktibar).

3. Beriman kepada Kitab-Kitab Allah
       Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu dari enam rukun iman. Perhatikan firman Allah yang artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.”
(Q.S. an-Nisa-’ [4]: 136)
      Jika ayat tersebut dikaitkan dengan iman kepada kitab-kitab Allah, penjabarannya sebagai berikut.
a. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya adanya beberapa kitab suci yang telah diturunkan Allah sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia.
b. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya bahwa kitab-kitab suci itu disebut dalam Al-Qur'an (Zabur, Taurat, dan Injil).
c. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya bahwa Al-Qur'an merupakan kitab Allah terakhir (penutup) yang mengabarkan pedoman tauhid serta membenarkan isi kitabkitab suci sebelumnya.
d. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya adanya kitab-kitab sebelum Al-Qur'an yang lalu digantikan dan disempurnakan oleh Al-Qur'an.
e. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya bahwa Al-Qur'an merupakan kitab terakhir yang seluruhnya benar, tidak ada sedikit pun kebatilan di dalamnya, serta terjaga
keutuhannya semenjak diturunkan hingga hari kiamat.
f. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya adanya sunah Nabi Muhammad saw. sebagai klarifikasi amaliah Al-Qur'an.
g. Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti memercayai
     Al-Qur'an sebagai kitab yang berisi petunjuk bagi insan wacana kebenaran dan kebaikan yang berlaku hingga hari kiamat.
Perhatikan juga firman Allah yang artinya: ”. . . . Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), ’Kami tidak membedabedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya . . . .” (Q.S. al-Baqarah [2]: 285)
      Dalam kaitannya dengan iman kepada kitab-kitab Allah, ayat di atas menawarkan bahwa sebagai umat Islam kita harus mengakui dan menghormati kedudukan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang paling utama, serta mengakui dan menghormati kedudukan kitab-kitab Allah yang turun sebelum Al-Qur'an.

4. Cara Beriman kepada Kitab-Kitab Allah
      Tahukah kamu, bahwa hidup ini penuh dengan cara-cara atau kiat? Jika kau ingin pintar, caranya belajar, ingin kaya, caranya hemat, dan kerja keras. Ingin dihormati, caranya kita harus menghormati orang. Jika kau ingin beriman kepada kitabkitab Allah, juga ada beberapa cara yang sanggup kau lakukan. Bagaimana?
Beriman kepada kitab-kitab Allah ada dua cara, menyerupai di bawah ini.
a. Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur'an. Caranya sebagai berikut.
1) Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para rasul.
2) Meyakini kebenaran isinya.
b. Beriman kepada Al-Qur'an. Caranya sebagai berikut.
1) Meyakini bahwa Al-Qur'an itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw.
2) Meyakini bahwa isi Al-Qur'an dijamin kebenarannya tanpa ada keraguan sedikit pun.
3) Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur'an.
4) Mengamalkan pedoman Al-Qur'an dalam kehidupan seharihari.

Nih Pengertian Nabi Dan Rasul (Pengertian Iman Kepada Nabi Dan Rasul)

Pengertian Nabi
       Nabi berasal dari kata naba yang artinya ditinggikan atau kata nabaa yang berarti berita. Dapat disimpulkan bahwa nabi ialah orang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah swt. yang memberinya wahyu (berita). Menurut istilah nabi berarti insan biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah swt. untuk mendapatkan wahyu.
Pengertian Rasul
       Rasul berasal dari kata arsala yang artinya mengutus. Rasul berarti seorang pria yang diberi wahyu dan diutus oleh Allah swt. untuk memberikan risalah (syariat) kepada umatnya. Dari
sini sanggup dipahami wacana perbedaan nabi dan rasul, yaitu terletak pada kewajibannya memberikan syariat kepada umatnya (Ensiklopedi Islam 3. 1994: halaman 326).
Pengertian Iman Kepada Nabi dan Rasul
       Iman secara bahasa berarti percaya. Iman berdasarkan istilah berarti mempercayai dengan sepenuh hati, diucapkan denganlisan, dan diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada rasul Allah
berarti mempercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. telah mengutus rasul untuk memberikan syariat. Keimanan tersebut diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari. Selain istilah rasul kita mengenal istilah nabi. 
Mengapa Allah swt. harus mengutus rasul kepada manusia?
       Pada umumnya insan lebih menentukan berbuat maksiat daripada berbuat baik. Sejak ribuan tahun yang kemudian hal tersebut telah terjadi. Manusia cenderung mengikuti hawa nafsu daripada berbuat baik. Agar insan lebih terkontrol untuk mengamalkan kebajikan, diutuslah rasul kepada umat manusia. Para utusan Allah swt. yang menerima kiprah untuk memberikan risalah yang telah diwahyukan. Perhatikan firman Allah swt. berikut ini.
Artinya: Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang pria yang Kami beri wahyu kepada mereka, . . . . (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 7) Rasul diperintahkan untuk memberikan risalah kenabian kepada kita semua. Dengan demikian, kita harus mengimani rasul yang telah diutus Allah swt. Iman tidaklah cukup sekadar percaya di dalam hati saja, tetapi harus dinyatakan dengan verbal dan dibuktikan dengan perbuatan. Demikian juga dengan iktikad kepada rasul, berarti kita harus meneladani dan mengamalkan pemikiran yang telah mereka bawa.
        Mengimani rasul hendaknya dilakukan secara tepat disertai kesediaan untuk mendengarkan permintaan yang disampaikan, memikirkan, dan menanamkan dalam jiwa raga. Iman kepada rasul merupakan sebagian dari cinta hakiki, yaitu cinta kepada Allah, kepada rasul-Nya, dan kepada syariat yang diwahyukan. Rasulullah saw. bersabda yang artinya, ”Salah seorang di antara kalian tidak dianggap tepat imannya sehingga saya lebih dicintai daripada bapaknya, anaknya, dirinya yang terdapat di antara kedua hubungannya, dan semua orang.”
       Bahkan, suatu kali sahabat Umar bin Khattab mendatangi Rasulullah saw. kemudian ia berkata.” Ya Rasulullah, engkau lebih kucintai daripada segala sesuatu kecuali diriku.” Rasulullah
saw. bersabda: ”Tidak, hai Umar, sehingga saya lebih dicintai olehmu daripada dirimu sendiri.” Umar berkata, ”Demi Zat yang telah mengutusmu dengan benar, engkau lebih kucintai daripada
diriku sendiri.” Rasulullah bersabda, ”Sekarang imanmu telah sempurna.”
       Dari hadis di atas, kita mengetahui bahwa menyayangi rasul menuntut seseorang untuk selalu melakukan semua pemikiran yang dibawanya. Dorongan melakukan ajarannya harus didasari perasaan cinta sehingga seseorang akan ”malu” bila mengerjakan perbuatan yang dilarangnya.
Kita harus meneladani kehidupan para rasul dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Surah al-Ahzab [33]: 21, yang berbunyi menyerupai berikut.
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri pola yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S. al-Ahzab [33]: 21)
       Kecintaan rasul kepada umatnya laksana cahaya surga. Hal ini sebab rasul telah mengarahkan insan dengan penuh kesabaran untuk selalu beribadah kepada Allah swt. Oleh sebab itu, kita harus mengimani dan mengamalkan perintahnya. Kewajiban mengimani rasul telah ditegaskan oleh Allah swt. dalam Surah an-Nisa-’ [4]: 136 yang berbunyi sebagai berikut.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 136)

Nih Pengertian Dan Tumpuan Qada Dan Qadar | Takdir Mubram Dan Muallaq Lengkap

Pengertian Qada dan Qadar
    Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipisahkan. Kedua kata ini intinya mempunyai pengertian ketetapan, meskipun mengandung makna yang berlainan. Kata qada berdasarkan bahasa berarti keputusan atau ketetapan. Menurut istilah, qada yaitu keputusan atau ketetapan suatu rencana dari Allah untuk dilaksanakan. Qadar berdasarkan bahasa berarti jangka atau ukuran. Menurut istilah, qadar berarti rencana yang telah diberlakukan oleh Allah terhadap makhluk-Nya sehingga tidak sanggup diganggu gugat. Jadi perbedaan diantara Qada dan Qadar dapat kita simpulkan bahwa, Qada merupakan ketentuan Allah yang di dalamnya terdapat iradat-Nya untuk segala makhluk, sedangkan qadar merupakan perwujudan dari ketentuan yang ada. Kata qadar sanggup ditemukan dalam beberapa ayat yang berbunyi ibarat berikut.
(وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا...)
Artinya: . . . . Dan Dia membuat segala sesuatu, kemudian memutuskan ukuranukurannya dengan tepat. (Q.S. al-Furqan [25]: 2)
Dengan demikian, segala yang terjadi di jagat raya ini, ibarat peredaran matahari, bintang, bulan, rotasi bumi, dan orbit planet-planet, bukan suatu kebetulan, melainkan sudah ditentukan oleh Allah adanya. Semua itu tidak akan sanggup berjalan dengan teratur jikalau Allah Swt. tidak menghendaki dan mengaturnya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.
(وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ)
Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha perkasa, Maha Mengetahui. (Q.S. Yasin [36]: 38)
Ayat di atas menegaskan bahwa matahari yang beredar di tempat peredarannya telah ditetapkan oleh Allah Swt. Oleh dikarenakan telah ditetapkan Allah Swt., matahari dan alam raya berjalan sesuai dengan ketetapan-
Nya atau sering diistilahkan dengan sunnatullah. (Quraisy Shihab. 1997. Halaman 63)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Matahari berjalan sesuai dengan qada dan qadar yang ditentukan Allah.
Jelaslah sudah bahwa segala yang terjadi di alam semesta berdasarkan qada dan qadar-Nya. Kebahagiaan dan kesengsaraan yang dirasakan insan merupakan qada dan qadar-Nya. Bencana yang menimpa merupakan qada dan qadar-Nya. Allah Swt. berfirman ibarat berikut.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: Setiap tragedi yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu gampang bagi Allah. (Q.S.al-Hadid [57]: 22)
    Ketetapan Allah bahkan berlaku pula untuk segala sesuatu yang terdapat di alam raya. Hal ini sanggup ditemukan dalam hadis Rasulullah saw. yang artinya, ”Sesungguhnya seorang kau telah dikumpulkan kejadiannya di dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian berada di sana ibarat tadi (40 hari) dalam bentuk segumpal darah, selanjutnya masih berada di sana ibarat tadi dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu, Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk menulis empat kalimat, yaitu ihwal amal perbuatannya, rezekinya, kesengsaraannya atau kebahagiaannya. Kemudian ditiupkan roh kepadanya.”
(H.R. Bukhari)
Berdasarkan terjemah hadis di atas diketahui bahwa sejak masih dalam kandungan ketentuan Allah Swt. terhadap sang bayi telah ditetapkan. Meskipun demikian, kita tidak boleh berpangku tangan dan bersikap apatis terhadap qada dan qadar-Nya. Hal ini lantaran takdir Allah Swt. ada yang mengikutsertakan perjuangan insan di dalamnya.

Contoh Qada dan Qadar
    Contoh qada dan qadar Allah Swt. banyak kita temukan dalam keseharian. Misalnya ketentuan yang terjadi pada alam semesta, manusia, dan makhluk yang lain. Dengan demikian, kita perlu memahami peristiwa-peristiwa yang terkait erat dengan qada dan qadar Allah Swt. tersebut.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
1. Penciptaan Alam Semesta
    Allah Swt. telah membuat alam semesta dan Dia juga yang mengaturnya. Allah Swt. memutuskan aturan tertentu bagi alam semesta semoga tetap sanggup berjalan dan tidak binasa. Ini salah satu wujud takdir Allah Swt. Jika alam semesta ini berjalan berdasarkan aturan alam semata tanpa ada ketentuan dari Allah, tentu akan rusak. Contoh, matahari akan bebas terbit sehari dan terbenam dalam beberapa hari. Bumi akan bebas beredar dan berotasi untuk beberapa jam serta berhenti untuk beberapa jam kemudian. Demikian pula dengan bulan dan bintang akan berjalan dengan kehendaknya sendiri. Jika hal ini dibiarkan, alam semesta tidak akan lestari. Alam semesta akan rusak lantaran tanpa ada kendali yang telah ditetapkan Allah. Oleh lantaran itu, untuk kesempurnaan makhluk, aturan alam juga selalu berjalan berdasarkan takdir Allah Swt.
2. Takdir Allah pada Binatang
    Ada banyak bukti yang memperlihatkan pola takdir Allah Swt. pada binatang. Ada beberapa binatang yang mempunyai kekuatan melebihi manusia, tetapi ditundukkan oleh Allah Swt. untuk sanggup dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Misalnya, adanya binatang-binatang ternak ibarat kuda, unta, kerbau, atau kambing. Untuk memperjelas, kita sanggup mengambil pola berikut. Di sekitar kalian tentu ada binatang berjulukan kerbau. Kerbau mempunyai kekuatan melebihi manusia. Dengan qada dan qadar-Nya kerbau sanggup ditundukkan dan sanggup dimanfaatkan insan untuk membajak sawah. Untuk memantapkan keyakinan, simaklah ayat yang artinya, ”Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah membuat binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, kemudian mereka menguasainya? Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; kemudian sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan. Dan mereka memperoleh banyak sekali manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” (Q.S. Yasin [36]: 71–73)
3. Takdir pada Tumbuh-Tumbuhan
    Contoh takdir Allah Swt pada flora sanggup kita ambil dari ketika kita berupaya membudidayakan tumbuhan dengan memakai bibit unggul, lahan yang subur, pengairan yang baik, ternyata tidak menjamin bahwa tumbuhan yang kita tanam tersebut tumbuh dengan baik. Bisa jadi sebaliknya, menjadi gagal panen lantaran timbulnya kerusakan tanpa diketahui penyebabnya. Kondisi di atas memperlihatkan takdir Allah dalam hal mengurusi makhluk tumbuhan. Allah Swt. berfirman yang artinya, ”Dan harta kekayaannya dibinasakan, kemudian ia membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah ia belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (parapara) kemudian ia berkata, ”Betapa sekiranya dahulu saya tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.” (Q.S. al-Kahfi [18]:42)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
4. Penciptaan Lingkungan Hidup
    Takdir Allah juga tampak jikalau kita mencermati lingkungan sekitar. Allah Swt. dengan kehendak-Nya telah menakdirkan daerah-daerah tertentu mempunyai curah hujan tinggi, sementara kawasan lainnya kering atau jarang turun hujan. Atas ketetapan takdir Allah pada lingkungan tersebut insan sanggup membuat peta dengan mencantumkan batas-batas kawasan dengan curah hujan tinggi dan kawasan yang kering. Akan tetapi, Allah Swt. sanggup memutuskan suatu kawasan yang semula banyak curah hujan menjelma kering tanpa hujan. Sebaliknya, kawasan yang semula kering bisa juga menjelma subur. Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita tersebut tidak disebabkan oleh aturan lantaran tanggapan semata. Akan tetapi, Allah Maha Berkehendak dengan takdir-Nya.
5. Takdir Allah pada Manusia
    Contoh takdir yang telah ditetapkan Allah pada insan yaitu dalam hal proses penciptaan manusia. Sebagaimana makhluk-makhluk lainnya, insan lahir disebabkan adanya korelasi antara pria dan perempuan. Jika pria dan wanita melaksanakan korelasi kelamin, akan terjadi kehamilan dan lahirlah anak atau bayi. Hal ini yang berlaku dalam aturan lantaran akibat. Kenyataannya, proses tersebut kadang tidak berakhir dengan lahirnya anak. Simak ayat yang artinya, ”Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia membuat apa yang Dia kehendaki, memperlihatkan anak wanita kepada siapa yang Dia kehendaki dan memperlihatkan anak pria kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis pria dan perempuan, dan menimbulkan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa. (Q.S. asy-Syura [42]:49–50)
    Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt. memutuskan dalam aturan lantaran tanggapan bahwa jikalau pria bekerjasama dengan perempuan, lahirlah anak. Akan tetapi, Allah Swt. memperlihatkan kebesaran takdir-Nya dengan tidak membuat anak untuk insan sebagai peringatan semoga kita tidak hanya yakin pada kepastian lantaran dan akibat. Dengan banyak sekali pola yang disebutkan di atas, seharusnya kita menjadi semakin mantap dalam meyakini qada dan qadar Allah. Keyakinan yang kukuh terhadap takdir Allah memperlihatkan dampak yang positif bagi hidup kita.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap

Pengertian Iman kepada Qada dan Qadar
    Agar kita lebih memahami pengertian iktikad kepada qada dan qadar, kita perlu memahami pengertian iktikad terlebih dahulu. Iman berarti membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Pengertian Qada dan qadar secara sederhana diartikan dengan keputusan atau ketetapan dari Allah atau yang sering kita sebut dengan takdir. Dengan demikian, beriman kepada qada dan qadar berarti membenarkan dengan hati ihwal keputusan atau ketetapan Allah Swt. yang diikrarkan dengan ekspresi dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Iman kepada qada dan qadar merupakan cuilan rukun iman.
     Ada beberapa dalil yang menjelaskan ihwal iktikad kepada qada dan qadar. Salah satunya dalam hadis sebagaimana dijelaskan Rasulullah yang diceritakan oleh Umar r.a., ”Suatu kali kami (Umar r.a. dan para sahabat) tengah berada dalam sebuah majelis bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba tampak di tengah kami seorang pria yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya gejala bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Selanjutnya, ia duduk di hadapan Rasulullah serta menyandarkan lututnya pada lutut Nabi (Muhammad) dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi (Muhammad). Selanjutnya ia berkata, ”Hai Muhammad, beri tahukan kepadaku ihwal Islam!” Rasulullah saw. menjawab, ”Islam itu, engkau bersaksi bahwa bekerjsama tiada Tuhan selain Allah dan bekerjsama Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan mengerjakan haji ke Baitullah jikalau engkau bisa melakukannya.” Orang itu berkata, ”Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya kemudian membenarkan. Orang itu berkata lagi, ”Beri tahukan kepadaku ihwal iman!” Nabi saw. menjawab, ”Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari kiamat, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Berkatalah orang tadi, ”Engkau benar.”. . . . (H.R. Muslim).
    Hadis yang diceritakan di atas dengan terang menempatkan takdir atau qada dan qadar sebagai salah satu rukun iman. Dengan demikian, seseorang yang beriman kepada Allah Swt., malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir, belum tepat jikalau tidak beriman kepada takdir atau qada dan qadar Allah Swt. Beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. berarti meyakini adanya ketetapan-Nya yang berlaku terhadap seluruh makhluk.

Macam-Macam dan Contoh Takdir
    Qada dan qadar sering juga diistilahkan dengan takdir Allah. Jika kita membahas ihwal takdir Allah dengan sendirinya berarti membahas ihwal qada dan qadar. Demikian juga sebaliknya, pada ketika membahas persoalan takdir berarti membahas ihwal qada dan qadar Allah Swt. Takdir berdasarkan bahasa berarti ketetapan. Ada yang mengartikan takdir dengan meyakini adanya ketetapan Allah yang berlaku terhadap segala makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Dengan demikian, sanggup dipahami bahwa takdir berarti hasil perpaduan dari ketetapan, baik dalam qada maupun qadar Allah. (Ensiklopedi Islam 5. 1994. Halaman 47)
    Pemahaman takdir di sini tentu agak berlainan dengan yang terjadi dalam masyarakat. Sementara ini ada yang memahami takdir sekadar sebagai penyebab segala sesuatu sehingga seolah-olah takdir dipahami secara negatif. Seperti ungkapan, ”Sudah takdirnya kita bodoh, memang takdirnya kita tidak bisa bermain bagus,” dan beberapa ungkapan negatif yang lain. Pada dasarnya ada takdir yang mutlak berada dalam kuasa Allah Swt. dan tidak bisa dielakkan. Ada juga ketentuan Allah yang sanggup berubah melalui perjuangan atau ikhtiar makhluk dengan izin-Nya. Dengan demikian, takdir secara garis besar sanggup dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Takdir Mubram
    Secara bahasa, mubram artinya sesuatu yang sudah niscaya dan tidak sanggup dielakkan. Takdir mubram secara istilah sanggup diartikan dengan ketetapan Allah Swt. yang niscaya terjadi pada setiap makhluk
sehingga tidak bisa ditolak atau ditawar-tawar lagi. Ada banyak ketetapan yang niscaya terjadi, pola takdir mubram yaitu insiden hari kiamat, jenis kelamin ataukah waktu kematian, jodoh, dan beberapa insiden lainnya. Atas insiden tersebut seluruhnya telah diatur oleh Allah Swt. Manusia tidak turut menentukannya. Tidak ada insan yang mengetahui jodoh atau memesan jenis kelamin sebelum kelahirannya.
2. Takdir Mu‘allaq
    Mu‘allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Kebalikan dari takdir mubram, takdir mu‘allaq yaitu ketentuan Allah yang mungkin sanggup diubah oleh insan melalui usaha-usaha yang dilakukannya jikalau Allah Swt. mengizinkan. Dengan demikian, dalam takdir mu’allaq keputusan Allah Swt. tergantung dengan upaya atau perjuangan insan sendiri tentunya dengan izin-Nya.
Keberadaan takdir mu‘allaq mengakibatkan insan harus berusaha untuk menggapai cita-cita. Manusia tidak boleh hanya berdiam diri untuk mengubah nasibnya. Dalil yang menjelaskan ihwal ketentuan takdir mu‘allaq yaitu firman Allah Swt. yang berbunyi ibarat berikut.
...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ...
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri . . . . (Q.S. ar-Ra‘d [13]: 11)
Berdasarkan ayat di atas, jikalau kita tidak mau berusaha mengubah diri sendiri, Allah Swt. pun tidak akan mengubahnya.
    Contoh takdir Muallaq yaitu ketetapan ihwal kemampuan ilmu, banyaknya harta, terjaga kesehatan, keselamatan diri, dan banyak sekali insiden lain. Ketetapan Allah Swt. menyangkut hal-hal tersebut tergantung pada perjuangan insan itu sendiri. Dengan demikian, ikhtiar atau perjuangan harus dilakukan insan kemudian berdoa memohon keberhasilan perjuangan tersebut. Selanjutnya, kita menyerahkan sepenuhnya hasil perjuangan yang telah dilakukan kepada Allah Swt. Apa pun hasil perjuangan yang telah ditetapkan Allah Swt. kita terima dengan tulus dan lapang dada.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Besar kecilnya kekayaan yang diperoleh, dipengaruhi oleh perjuangan manusia.

Ciri-Ciri Iman kepada Qada dan Qadar
    Iman kepada qada dan qadar harus dilakukan secara sempurna, yaitu dengan meyakini dalam hati, diikrarkan dengan ekspresi dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar harus sanggup membuktikannya dengan berinfak kebajikan dalam hidup sehari-hari. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. sanggup dilihat dari tingkah laris dan perbuatannya. Secara khusus, iktikad kepada qada dan qadar sanggup ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rajin Beribadah
    Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan qada dan qadar Allah Swt. yang tidak sanggup ditolak oleh makhluk. Keyakinan yang mantap terhadap qada dan qadar Allah akan mendorong seseorang semakin ulet dalam beribadah. Beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kebesaran dan kehendak Allah Swt., kita menjadi tidak ragu lagi untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Meyakini Kebesaran Allah
    Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah berarti telah meyakini kebesaran-Nya. Apa pun yang menjadi ketetapan Allah Swt. merupakan keputusan terbaik di sisi-Nya sehingga kita dihentikan menyalahkan atau berkeluh kesah. Ketetapan Allah Swt. bagi insan merupakan yang terbaik baginya. Musibah yang menimpa merupakan cobaan dan insan niscaya bisa menanggungnya. Oleh lantaran Allah Swt. tidak akan menurunkan cobaan jikalau makhluk tidak bisa menanggungnya.
3. Bersungguh-sungguh dalam Bekerja
    Untuk mencapai apa pun yang kita inginkan harus disertai perjuangan dan kerja keras. Keimanan kepada qada dan qadar mendorong seseorang untuk bekerja keras. Hal ini lantaran tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan niscaya qada dan qadar Allah Swt. yang akan terjadi. Dengan demikian, seseorang terdorong untuk berusaha dan bekerja keras dengan harapan memperoleh hasil yang terbaik dari Allah Swt. Bayangkan jikalau seseorang telah mengetahui suatu hasil sebelum perjuangan dilakukan, ia akan menjadi malas untuk berusaha.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun iktikad merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Nih Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Bersungguh-sungguh dalam bekerja merupakan gejala iktikad kepada takdir Allah.
4. Bertawakal kepada Allah Swt
    Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Qada dan qadar-Nya berlaku bagi semua makhluk tidak hanya bagi manusia. Oleh lantaran itu, mengimani qada dan qadar Allah Swt. membimbing kita untuk selalu bertawakal, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. sesudah perjuangan maksimal dilakukan. Bertawakal kepada Allah Swt. dilakukan lantaran hanya Dia yang berkuasa untuk mewujudkan segala sesuatu. Iman kepada qada dan qadar Allah Swt. harus sekaligus mengimani bahwa Dia dengan segala kekuasaan-Nya. Misalnya, mengimani Allah Swt. sebagai Zat Yang Mahatahu dan menguasai ilmu, ketetapan-ketetapan-Nya, dan kehendak-Nya yang tidak tergantung pada makhluk, serta kemampuan dalam mencipta dan mengatur makhluk-Nya.

Nih Iman Kepada Hari Akhir

       Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan insiden yang terjadi setelah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya hingga nirwana dan neraka.
       Beriman kepada Hari Akhir yaitu rukun doktrin yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah alasannya orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir mustahil beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang bersedekah alasannya ada impian kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir

Hari final sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi final zaman menjadi dua macam, yaitu final zaman sugra dan final zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah final zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka ibarat gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah final zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Kapan terjadinya hari final zaman hanya Allah yang tahu, tidak ada satu makhlukpun yang sanggup mengetahui secara niscaya kapan final zaman terjadi. Firman Allah dalam Surat Thoha ayat 15 :
Artinya : “Sesungguhnya hari final zaman itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) biar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan” (QS. Thoha : 15)

Tanda-tanda hari akhir
       Tanda-tanda hari final zaman diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari final zaman yaitu sebagai berikut :
  1. Tanda-tanda final zaman kecil
    1. Hamba sahaya perempuan melahirkan Tuannya
    1. Ilmu agama dianggap tidak penting
    1. Perzinaan terjadi dimana-mana, alasannya memperoleh ijin dari penguasa
    1. Minuman keras sudah menjadi minuman kebiasaan sehari-hari
    1. Jumlah perempuan lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 50:1
    1. Ada dua golongan besar yang saling membunuh tetapi sama-sama dirinya memperjuangkan Islam
    1. Banyak terjadi gempa bumi
    1. Fitnah muncul dimana-mana
    1. Pembunuhan merajalela
    1. Banyak insan yang mengingkari dirinya mati
    1. Lahirnya Dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah swt dan banyak berbohong serta menipu dan menganggap baik sesuatu yang jelek atau menggambarkan sesuatu yang tidak baik menggambarkannya dengan yang memikat hati
  1. Tanda-tanda final zaman besar :
    1. Matahari terbit dari barat
    1. Munculnya hewan gila yang sanggup berbicara
    1. Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
    1. Seluruh insan menjadi kafir
    1. Lenyapnya Al- Qur’an
    1. Kekuasaan Bangsa Ya’juj dan Ma’juj.  Ya’juj dan Ma’juj yaitu kaum yang suka menciptakan kerusakan di muka bumi.
Peristiwa yang bekerjasama dengan Hari Akhir :
1. Yaumul Barzah / Alam Kubur, Masa / waktu antara setelah meninggal nya seseorang hingga menunggu datangnya hari kiamat.
2. Yaumul Baats, Masa dibangkitkannya insan dari alam kubur mulai dari insan pertama hingga insan terakhir
3. Yaumul Mahsyar : Masa dikumpulkannya insan dipadang mahsyar untuk dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya.
4. Yaumul Hisab/ Mizan : Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan keburukan manusia
5. Syirot : Jembatan / jalan yang menghubungkan / mengantarkan insan kesurga atau neraka.
6. Surga : Tempat tanggapan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT.
7. Neraka : Tempat tanggapan bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.
 Hari final sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi final zaman menjadi dua macam, yaitu final zaman sugra dan final zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah final zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka ibarat gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah final zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Nama-nama lain hari kiamat.
1. Alam Barzah (Yaumul Barzah)
       Alam barzah yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan permulaan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dengan alam akhirat.
2. Yaumul Ba’as
       Yaumul ba’as yaitu hari dibangkitkannya insan dari alam kubur menuju ke padang mahsyar setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil.
3. Yaumul Mahsyar
       Yaumul Mahsyar yaitu dikala dikumpulkannya seluruh insan yang dibangkitan tadi di sebuah padang yang sangat luas berjulukan padang Mahsyar.
4. Yaumul Mizan / Hisab
       Arti kata mizan yaitu timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini sangat ibarat maknanya sehingga antara yaumul mizan dan yaumul hisab sama maknanya.

Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
1. Menjadikan insan rajin beribadah
2. Mendorong insan selalu meminta ampun kepada Allah SWT
3. Mendorong insan untuk berperilaku baik
4. Berusaha menghindari perbuatan dan sikap yang tidak baik

Hikmah Iman Kepada Hari Kiamat
1. Dengan doktrin kepada hari final senantiasa memotivasi untuk bersedekah kebajikan dengan lapang dada mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang jelek apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan watak yang menjadikan marah Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan alam abadi yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.