1. Keunikan Tema
Tema atau topik yang dipakai untuk menciptakan suatu karya seni banyak dipengaruhi oleh letak geogra fis, sopan santun istiadat, dan kekayaan alam tempat di mana benda tersebut dibuat. Daerah yang satu dengan tempat yang lain tentu akan berbeda cara mengungkapkan karya seninya. Masing-masing memiiki keunikan dan ciri khas tersendiri. Pada umumnya, tema-tema yang terkandung dalam sebuah karya seni rupa yaitu kerajaan, peperangan, kasih saying, flora dan fauna, keindahan alam, agama atau religi, kehidupan masyarakat, khayalan,
dan dongeng.
2. Keunikan Bentuk
Bentuk yaitu unsur penting dalam seni rupa dengan unsur garis, bidang, warna, dan nada sebagai pembentuknya. Perkembangan seni rupa boleh dikatakan sebagai perkembangan bentuk-bentuk. Bentuk merupakan unsur seni rupa yang sanggup dilihat secara visual sebab tersusun atas unsur fisik. Secara garis besar,
bentuk karya seni rupa digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk figuratif, abstraktif, dan abstrak.
a. Bentuk Figuratif
Bentuk figuratif yaitu bentuk yang berasal dari alam (nature). Lahirnya bentuk figuratif tergantung pada ajaran seseorang perihal bentuk tersebut. Setiap kebudayaan bangsa mempunyai konsep yang berbeda dengan
gambar bentuk alam. Contoh bentuk figuratif sanggup terlihat pada gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan benda.
b. Bentuk Abstraktif
Bentuk abstraktif yaitu bentuk figuratif yang diubah sedemikian rupa sehingga beberapa bagian dari bentuk asalnya menghilang dan bentuknya bermetamorfosis bentuk yang sudah digayakan.
Contoh bentuk abstraktif sanggup dilihat pada batik, topeng, wayang kulit/golek, dan dekorasic. Bentuk Abstrak
Bentuk abnormal yaitu bentuk yang menyimpang dari wujud benda-benda atau makhluk yang ada di alam (non figuratif). Karya abnormal yaitu karya yang telah mengalami proses eksplorasi bentuk lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita lihat sehingga idenya lebih tinggi. Biasanya bentuk abnormal lebih menonjolkan esensi
dari bentuk bergotong-royong dengan pengolahan imaji dan daya khayal senimannya.
3. Keunikan Makna
Makna yang terkandung dalam sebuah karya seni merupakan representasi seorang seniman dalam melihat hal yang akan ditawarkan kepada dunia luar, yaitu penikmat, publik, atau masyarakat umum. Seorang kolektor atau penikmat dalam sebuah ekspo tentunya akan bertanya perihal makna yang terkandung dalam
karya-karya yang dipamerkan. Hal itu merupakan potongan dari komunikasi antara penikmat dan karya seni sehingga akan muncul pemahaman dalam diri penikmat seni tersebut.
Untuk melihat keunikan-keunikan tersebut, kau sanggup melihatnya dalam karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Salah satu bentuk karya seni terapan yaitu seni bangunan. Masyarakat Tana Toraja mempunyai rumah sopan santun yang disebut Tongkonan. Rumah itu tampak begitu megah. Struktur bangunannya dihiasi dengan banyak ornamen sulur-suluran khas Toraja dengan warna yang cerah. Hiasan tersebut tampak saling melengkapi antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lainnya. Tahukah kau mengapa hiasan bidang tersebut memenuhi semua struktur bangunan rumah? Ternyata, masyarakat Tana Toraja takut akan bidang kosong dan bidang itu harus ditutupi (horror vacui). Berdasarkan hal tersebut, tema yang tampak dari bangunan tersebut yaitu tema religi. Bentuk Tongkonan sangat unik. Rumah ini merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu. Atapnya berbentuk perahu, yang melambangkan asal-usul orang Toraja yang datang naik bahtera dari Cina. Di potongan depan rumah, di bawah atap yang menjulang tinggi, dipasang tanduk-tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau ini melambangkan jumlah upacara penguburan yang pernah dilakukan oleh keluarga pemilik tongkonan. Di sisi kiri rumah (menghadap ke arah barat) dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih, sedangkan di sisi kanan (menghadap ke arah timur) dipasang rahang babi. Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibentuk dari batang pohon palem yang licin sehingga tikus tidak sanggup naik ke dalam lumbung. Pada semua tongkonan dan lumbung terdapat ukiran. Semua goresan tersebut merupakan simbol makna hidup orang Toraja. Ukiran-ukiran itu ada yang bermakna relasi insan Toraja dengan pencipta-Nya, dengan sesama insan (lolo tau), ternak (lolo patuon), dan tumbuhan (lolo tananan).
Dalam pandangan orang Toraja, tongkonan dianggap sebagai ‘ibu‘, sedangkan alang dianggap
sebagai ‘bapak‘. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina
kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu potongan utara, tengah,dan selatan. Ruangan di potongan utara disebut ‘tangalok‘, berfungsi sebagai ruang tamu, tempat bawah umur tidur, juga tempat meletakkan sesaji. Ruangan potongan tengah disebut ‘Sali‘, berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, tempat meletakkan orang mati, juga dapur. Adapun ruangan sebelah selatan disebut ‘sumbung‘, merupakan ruangan untuk kepala keluarga. (bse seni rupa Rachmat Suhernawan Rizal Ardhya Nugraha)
Tema atau topik yang dipakai untuk menciptakan suatu karya seni banyak dipengaruhi oleh letak geogra fis, sopan santun istiadat, dan kekayaan alam tempat di mana benda tersebut dibuat. Daerah yang satu dengan tempat yang lain tentu akan berbeda cara mengungkapkan karya seninya. Masing-masing memiiki keunikan dan ciri khas tersendiri. Pada umumnya, tema-tema yang terkandung dalam sebuah karya seni rupa yaitu kerajaan, peperangan, kasih saying, flora dan fauna, keindahan alam, agama atau religi, kehidupan masyarakat, khayalan,
dan dongeng.
2. Keunikan Bentuk
Bentuk yaitu unsur penting dalam seni rupa dengan unsur garis, bidang, warna, dan nada sebagai pembentuknya. Perkembangan seni rupa boleh dikatakan sebagai perkembangan bentuk-bentuk. Bentuk merupakan unsur seni rupa yang sanggup dilihat secara visual sebab tersusun atas unsur fisik. Secara garis besar,
bentuk karya seni rupa digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk figuratif, abstraktif, dan abstrak.
a. Bentuk Figuratif
Bentuk figuratif yaitu bentuk yang berasal dari alam (nature). Lahirnya bentuk figuratif tergantung pada ajaran seseorang perihal bentuk tersebut. Setiap kebudayaan bangsa mempunyai konsep yang berbeda dengan
gambar bentuk alam. Contoh bentuk figuratif sanggup terlihat pada gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan benda.
b. Bentuk Abstraktif
Bentuk abstraktif yaitu bentuk figuratif yang diubah sedemikian rupa sehingga beberapa bagian dari bentuk asalnya menghilang dan bentuknya bermetamorfosis bentuk yang sudah digayakan.
Contoh bentuk abstraktif sanggup dilihat pada batik, topeng, wayang kulit/golek, dan dekorasic. Bentuk Abstrak
Bentuk abnormal yaitu bentuk yang menyimpang dari wujud benda-benda atau makhluk yang ada di alam (non figuratif). Karya abnormal yaitu karya yang telah mengalami proses eksplorasi bentuk lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita lihat sehingga idenya lebih tinggi. Biasanya bentuk abnormal lebih menonjolkan esensi
dari bentuk bergotong-royong dengan pengolahan imaji dan daya khayal senimannya.
3. Keunikan Makna
Makna yang terkandung dalam sebuah karya seni merupakan representasi seorang seniman dalam melihat hal yang akan ditawarkan kepada dunia luar, yaitu penikmat, publik, atau masyarakat umum. Seorang kolektor atau penikmat dalam sebuah ekspo tentunya akan bertanya perihal makna yang terkandung dalam
karya-karya yang dipamerkan. Hal itu merupakan potongan dari komunikasi antara penikmat dan karya seni sehingga akan muncul pemahaman dalam diri penikmat seni tersebut.
Untuk melihat keunikan-keunikan tersebut, kau sanggup melihatnya dalam karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Salah satu bentuk karya seni terapan yaitu seni bangunan. Masyarakat Tana Toraja mempunyai rumah sopan santun yang disebut Tongkonan. Rumah itu tampak begitu megah. Struktur bangunannya dihiasi dengan banyak ornamen sulur-suluran khas Toraja dengan warna yang cerah. Hiasan tersebut tampak saling melengkapi antara bentuk yang satu dengan bentuk yang lainnya. Tahukah kau mengapa hiasan bidang tersebut memenuhi semua struktur bangunan rumah? Ternyata, masyarakat Tana Toraja takut akan bidang kosong dan bidang itu harus ditutupi (horror vacui). Berdasarkan hal tersebut, tema yang tampak dari bangunan tersebut yaitu tema religi. Bentuk Tongkonan sangat unik. Rumah ini merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu. Atapnya berbentuk perahu, yang melambangkan asal-usul orang Toraja yang datang naik bahtera dari Cina. Di potongan depan rumah, di bawah atap yang menjulang tinggi, dipasang tanduk-tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau ini melambangkan jumlah upacara penguburan yang pernah dilakukan oleh keluarga pemilik tongkonan. Di sisi kiri rumah (menghadap ke arah barat) dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih, sedangkan di sisi kanan (menghadap ke arah timur) dipasang rahang babi. Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibentuk dari batang pohon palem yang licin sehingga tikus tidak sanggup naik ke dalam lumbung. Pada semua tongkonan dan lumbung terdapat ukiran. Semua goresan tersebut merupakan simbol makna hidup orang Toraja. Ukiran-ukiran itu ada yang bermakna relasi insan Toraja dengan pencipta-Nya, dengan sesama insan (lolo tau), ternak (lolo patuon), dan tumbuhan (lolo tananan).
Dalam pandangan orang Toraja, tongkonan dianggap sebagai ‘ibu‘, sedangkan alang dianggap
sebagai ‘bapak‘. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina
kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu potongan utara, tengah,dan selatan. Ruangan di potongan utara disebut ‘tangalok‘, berfungsi sebagai ruang tamu, tempat bawah umur tidur, juga tempat meletakkan sesaji. Ruangan potongan tengah disebut ‘Sali‘, berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, tempat meletakkan orang mati, juga dapur. Adapun ruangan sebelah selatan disebut ‘sumbung‘, merupakan ruangan untuk kepala keluarga. (bse seni rupa Rachmat Suhernawan Rizal Ardhya Nugraha)
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon