Nih Pola Cerita Aladin Dan Lampu Ajaib

Share:
Banyak dongeng yang berkembang di masyarakat yang tidak tertulis, di samping dongeng yang sudah ditulis atau dibukukan. Dongeng yang berkembang di masyarakat biasanya bercerita ihwal legenda atau asal-usul suatu tempat, dongeng mengenai hewan (fabel) atau dongeng mengenai roh nenek moyang.
Berikut rujukan dongeng:
Aladin dan Lampu Ajaib
      Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang berjulukan Aladin. Suatu hari datanglah seorang pria mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian, pria itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan
seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh.
Aladin mengeluh kecapekan kepada pamannya, tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, jika tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin balasannya sadar bahwa pria itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. "Kraak…" tibatiba tanah menjadi berlubang menyerupai gua.
image source: www.zickma.fr
Dalam lubang gua itu terdapat tangga hingga ke dasarnya. "Ayo turun!
Ambilkan saya lampu antik di dasar gua itu", seru si penyihir. "Tidak, saya takut turun ke sana", jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. "Ini ialah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu", kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni
tangga itu dengan perasaan takut.
Setelah hingga di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. "Cepat berikan lampunya !", seru penyihir.
"Tidak ! Lampu ini akan kuberikan sesudah saya keluar", jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan balasannya "Brak!" pintu lubang ditutup oleh si penyihir kemudian meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku
lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku!", ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, lantaran sudah mengagetkan Tuan", saya ialah peri cincin kata raksasa itu. "Oh, jika begitu bawalah saya pulang ke rumah." "Baik Tuan, naiklah ke punggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri cincin. Dalam waktu singkat,
Aladin sudah hingga di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya, panggillah dengan menggosok cincin Tuan."
Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu.
"Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. "Sebutkanlah perintah
Nyonya", kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal menyerupai ini memberi perintah,"Kami lapar, tolong siapkan masakan untuk kami". Dalam waktu singkat peri lampu membawa masakan yang lezatlezat kemudian menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu", kata si peri lampu.
      Demikian hari, bulan, tahun pun berganti, Aladin hidup senang dengan ibunya. Aladin kini sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin kemudian menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu
pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin.
"Baginda, ini ialah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu niscaya seorang pangeran yang tampan, besok saya akan tiba ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".
Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu tiba dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya
datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau mengakibatkan anakku sebagai istrimu ?" Tanya sang Raja. Aladin sangat besar hati mendengarnya. Lalu mereka berdua melakukan pesta pernikahan.
      Nun jauh di sana, si penyihir ternyata melihat semua bencana itu melalui bola kristalnya. Ia kemudian pergi ke daerah Aladin dan akal-akalan menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "Tukarkan lampu lama anda dengan lampu gres !" Sang permaisuri yangmelihat lampu aneh Aladin yang lama segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.
Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku", seru
Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu," ujar peri cincin. "Baik jika begitu saya yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan saya ke sana", seru Aladin. Sesampainya di Istana,
Aladin menyelinap masuk mencari kamar daerah sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur lantaran kebanyakan minum bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan khawatir saya akan mengambil kembali lampu aneh itu, kita nanti akan menang", jawab Aladin.
      Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu aneh menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru
Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, kemudian menyerang Aladin. Tetapi peri lampu pribadi membanting penyihir itu hingga tewas. "Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon