Nih Sinopsis Tari, Teladan Sinopsis Tari (Tari Kuda Kepang, Bercande, Rantah Talo, Jalan Oleg, Prawesti)

Share:
Sinopsis dalam karya tari merupakan ringkasan atau abstraksi dari apa yang diungkapkan dalam sebuah karya tari. Sinopsis sanggup berupa uraian kalimat yang menunjukan dengan terang mengenai isi karya tari. Berikut beberapa pola sinopsis pada karya tari Nusantara yang dipertunjukkan pada program pekan raya kesenian kawasan tingkat nasional di Balai Sidang Jakarta dan Istora Senayan Jakarta.
1. Sinopsis Tari Kuda Gepang Putri
        Tari Kuda Gepang Putri merupakan tari kreasi gres yang diangkat dari tari tradisi yang berkembang di kawasan Kalimantan Selatan. Tari ini menggambarkan kesigapan dan ketangkasan prajurit perempuan dalam menunggang kuda. Kuda gepang melambangkan keperkasaan dan semangat yang selalu bergelora dalam jiwa rakyat Indonesia dalam mengisi kemerdekaan.
2. Sinopsis Tari Bercande
       Tari Bercande berasal dari Sumatera Selatan. Bercande berarti bermain. Tari ini menggambarkan kelincahan dan keceriaan muda-mudi yang sedang bercanda dan bermain. Tarian ini bernafaskan nuansa keagamaan. Selain itu, gerak dan langkah dalam tarian yang dinamis mencerminkan kehidupan generasi muda dalam pembangunan.
3. Sinopsis Tari Rantah Talo
       Tari Rantah Talo berasal dari Aceh. Rantah Talo berarti dongeng merajut tali menjadi bentuk ornamen tertentu, ibarat pagar dan jaring. Tarian ini dipertunjukkan dengan diiringi musik tradisional, ibarat rapai, genderang, dan alap tiup seurene kale serta alunan vokal yang melantunkan syair-syair keagamaan. Hal tersebut melambangkan keterpaduan masyarakat Aceh yang taat menjalankan syariat agama.

       Selain berupa uraian kalimat, sinopsis sanggup berupa puisi yang menggambarkan dengan terang isi karya tari. Sinopsis berupa puisi banyak dipakai pada banyak sekali karya tari kreasi baru, ibarat pola berikut ini.
1. Sinopsis Tari Jalan Oleng
Tari Jalan Oleng
Karya: Kuncung Budiawan
Pangkat, derajat, kalungguhan mung gendheng umpamane.
Den biso ngayomi kawulane.
Yen gendhenge pecah utawa bocor dilorot den sulihi gendheng liyane.
Dadi wingko kang aji.
Godhong ati aking.
Ojo obo yen ora sembodo.
Ojo umuk mundak kesusu muluk.
Satemeh melek barang kang melok.
Ojo printah yen ora biso nglakoni.
Mundak den sawiyah deneng kawulane.
2. Sinopsis Tari Prawestri
Tari Prawestri
Karya: Cresti Natalia
Dengan gendewa di tangan.
Dia melangkah pasti.
Gerak lembut, lincah, tegas
menyertai langkah kaki.
Tanpa ragu menuju keinginan
diri meraih cita.
Membentangkan harapan inspirasi.

       Sinopsis karya tari biasanya dibacakan oleh pembawa program pada ketika sebuah karya tari akan dipertunjukkan. Tujuan pembuatan sinopsis pada sebuah karya tari, yaitu semoga penonton
mengetahui dengan lebih terang mengenai karya tari yang akan ditonton. Sinopsis juga sanggup dicantumkan pada buku katalog pertunjukan. Katalog pertunjukan tersebut umumnya disebarkan
kepada masyarakat jauh hari sebelum waktu pertunjukan.
       Tujuan lain pembuatan sinopsis, yaitu semoga penonton mengetahui secara singkat isi dari sebuah pertunjukan yang akan disaksikan. Oleh alasannya yaitu itu, ada beberapa ketentuan dalam penyusunan sinopsis karya tari, yaitu sebagai berikut.
1. Isi sinopsis harus jelas, sesuai dengan isi karya tari.
2. Kalimat yang dibentuk gampang dipahami masyarakat.
3. Sinopsis dibentuk singkat, namun meliputi keseluruhan citra karya tari.
       Pada umumnya, sinopsis dibentuk oleh penata tari. Penata tari merupakan orang yang paling memahami mengenai karya tari yang diciptakannya. Selain ringkasan mengenai karya tari, biasanya sinopsis juga disertai beberapa hal lain, misalnya, sebagai berikut.
1. Nama penata tari.
2. Nama penari.
3. Nama penata iringan.
4. Nama penata rias dan busana.
5. Nama penata cahaya atau lightingman.
 
Berikut pola sinopsis yang memuat beberapa hal di atas.
Tari Kedok Kelabu
Penata Tari          : Ida Manutrenggono
Penata Iringan     : Djaduk Feriyanto
Penata Busana     : Ida Manutrenggono
Penata Panggung : Sutopo T.B.
Penari                   : Ida Manutrenggono
Setiap ujung langkah melawan beban warisan.
Karma atas perbuatan cela yaitu kepasrahan, bukan penyerahan diri.
Kepasrahan justru bentuk perlawanan dahsyat dari yang lemah.
Pada akhirnya, insan lupa pada beban dalam karmanya sendiri dan sibuk menuding cela insan lainnya.
Mereka bertarung dan bertaruh atas martabat kemanusiaannya dengan berlindung di balik segala kepura-puraan.
Wajah munafik dan raut muka tanpa hati nurani.
Rupa wajah bertopeng, orisinil tanpa palsu.
Ternyata, wajah yang paling aktual di dunia ini yaitu sandiwara para topeng-topeng bernyawa.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon