Novel yaitu karya sastra yang dibangun dari dua unsur, yaitu segi intrinsik dan segi ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel yaitu unsur-unsur yang turut membangun cerita. Kepaduan antarunsur intrinsik inilah yang menciptakan sebuah novel terwujud. Unsur-unsur intrinsik sebuah novel di antaranya yaitu tema, penokohan, latar, alur, dan sudut pandang.
Tema Novel
Tema yaitu gagasan yang mendasari sebuah karya sastra. Dalam novel, tema didukung oleh pelukisan latar atau tingkah laris dan sifat tokoh. Untuk memilih tema novel, pembaca atau pendengar haruslah menyimpulkan keseluruhan isi cerita. Tidak hanya menurut bagian-bagian tertentu dongeng saja. Ada banyak sekali tema yang terkandung dalam novel Indonesia yang pada umumnya bekerjasama dengan persoalan kehidupan manusia. Misalnya, persoalan percintaan menjadi tema dalam novel Azab dan Sengsara, Sitti Nurbaya, dan Pada Sebuah Kapal. Masalah religius diangkat menjadi tema novel Robohnya Surau Kami dan Kemarau.
Penikohan Novel
Penokohan yaitu pelukisan citra yang terang perihal seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh dalam suatu novel berperan sebagai langsung yang utuh, lengkap dengan keadaan lahiriah dan batiniah. Oleh sebab itu, tokoh dalam karya sastra novel memiliki sifat tertentu.
Ada tokoh yang memiliki sifat pemarah, pemalu, penyabar, rajin, dan sebagainya. Dalam karyanya, pengarang sanggup menampilkan sifat atau huruf tokoh melalui banyak sekali cara menyerupai berikut.
1. Penggambaran bentuk lahir tokoh
Pengarang menggambarkan huruf tokoh dari segi lahiriah yang mencakup bentuk tubuh, tingkah laku, cara berpakaian, serta apa yang dikenakan atau apa yang dibawa.
2. Penggambaran jalan pikiran tokoh atau yang terlintas dalam pikirannya
Pengarang menggambarkan huruf tokoh melalui jalan pikiran atau perasaan tokoh tersebut.
3. Penggambaran reaksi tokoh terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi
Penggambaran ini merupakan paparan perihal cara tokoh menanggapi suatu persoalan atau kejadian yang terjadi.
4. Penggambaran keadaan sekitar tokoh
Penggambaran ini merupakan paparan perihal lingkungan atau tokoh lain yang sangat bekerjasama dekat dengan tokoh.
Dilihat dari sopan santun dan karakternya, tokoh sanggup dibedakan menyerupai berikut ini.
1. Tokoh antagonis
Tokoh antagonis yaitu tokoh yang mengakibatkan konflik atau persoalan dalam cerita. Biasanya tokoh antagonis memiliki sopan santun dan sikap yang jahat.
2. Tokoh protagonis
Tokoh protagonis yaitu tokoh yang memiliki sopan santun baik, benar, dan tidak jahat.
Dilihat dari kepentingan pengarang dalam menampilkan tokoh dalam karya sastra, tokoh dibedakan sebagai berikut.
1. Tokoh utama yaitu tokoh yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah cerita.
Tokoh ini selalu hadir dalam setiap peristiwa.
2. Tokoh pembantu yaitu tokoh yang membantu tokoh utama dalam sebuah karya sastra.
Latar Novel
Latar atau setting yaitu keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana terjadinya kejadian dalam sebuah karya sastra. Ada tiga jenis latar dalam karya sastra novel, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana.
Selain tema, penokohan, latar, alur juga merupakan salah satu pembangun karya sastra novel. Alur yaitu keseluruhan salinan kejadian yang membentuk satu kesatuan yang disebut cerita. Ada tiga jenis alur dalam karya sastra novel.
1. Alur maju
Bagian alur yang disajikan secara berurutan dari tahap perkenalan atau pengantar, dilanjutkan tahap penampilan masalah, dan diakhiri dengan tahap penyelesaian.
2. Alur mundur
Alur disusun dengan mendahulukan tahap penyelesaian dan disusul tahap-tahap yang lain.
3. Alur gabungan
Alur ini merupakan perpaduan antara alur maju dan mundur. Susunan penyajian urutan kejadian diawali dengan puncak ketegangan, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan, dan diakhiri dengan penyelesaian
Sudut Pandang Novel
Sudut pandang yaitu cara pengarang mengungkapkan cerita. Sudut pandang pengarang terbagi atas berikut ini.
1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Pengarang memakai pelaku utama sebagai orang pertama. Dalam sudut pandang tersebut, pengarang memakai kata ganti orang pertama, contohnya aku, saya.
2. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memakai pelaku utama sebagai orang ketiga. Dalam sudut pandang tersebut, pengarang memakai kata ganti orang ketiga, contohnya dia, ia, nama orang.
3. Sudut pandang serbatahu
Dalam hal ini pengarang seolah-oleh tahu banyak hal. Pengarang sanggup mengemukakan segala tingkah laris atau tindak-tanduk tokoh utamanya.
Tema Novel
Tema yaitu gagasan yang mendasari sebuah karya sastra. Dalam novel, tema didukung oleh pelukisan latar atau tingkah laris dan sifat tokoh. Untuk memilih tema novel, pembaca atau pendengar haruslah menyimpulkan keseluruhan isi cerita. Tidak hanya menurut bagian-bagian tertentu dongeng saja. Ada banyak sekali tema yang terkandung dalam novel Indonesia yang pada umumnya bekerjasama dengan persoalan kehidupan manusia. Misalnya, persoalan percintaan menjadi tema dalam novel Azab dan Sengsara, Sitti Nurbaya, dan Pada Sebuah Kapal. Masalah religius diangkat menjadi tema novel Robohnya Surau Kami dan Kemarau.
Penikohan Novel
Penokohan yaitu pelukisan citra yang terang perihal seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh dalam suatu novel berperan sebagai langsung yang utuh, lengkap dengan keadaan lahiriah dan batiniah. Oleh sebab itu, tokoh dalam karya sastra novel memiliki sifat tertentu.
Ada tokoh yang memiliki sifat pemarah, pemalu, penyabar, rajin, dan sebagainya. Dalam karyanya, pengarang sanggup menampilkan sifat atau huruf tokoh melalui banyak sekali cara menyerupai berikut.
1. Penggambaran bentuk lahir tokoh
Pengarang menggambarkan huruf tokoh dari segi lahiriah yang mencakup bentuk tubuh, tingkah laku, cara berpakaian, serta apa yang dikenakan atau apa yang dibawa.
2. Penggambaran jalan pikiran tokoh atau yang terlintas dalam pikirannya
Pengarang menggambarkan huruf tokoh melalui jalan pikiran atau perasaan tokoh tersebut.
3. Penggambaran reaksi tokoh terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi
Penggambaran ini merupakan paparan perihal cara tokoh menanggapi suatu persoalan atau kejadian yang terjadi.
4. Penggambaran keadaan sekitar tokoh
Penggambaran ini merupakan paparan perihal lingkungan atau tokoh lain yang sangat bekerjasama dekat dengan tokoh.
Dilihat dari sopan santun dan karakternya, tokoh sanggup dibedakan menyerupai berikut ini.
1. Tokoh antagonis
Tokoh antagonis yaitu tokoh yang mengakibatkan konflik atau persoalan dalam cerita. Biasanya tokoh antagonis memiliki sopan santun dan sikap yang jahat.
2. Tokoh protagonis
Tokoh protagonis yaitu tokoh yang memiliki sopan santun baik, benar, dan tidak jahat.
Dilihat dari kepentingan pengarang dalam menampilkan tokoh dalam karya sastra, tokoh dibedakan sebagai berikut.
1. Tokoh utama yaitu tokoh yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah cerita.
Tokoh ini selalu hadir dalam setiap peristiwa.
2. Tokoh pembantu yaitu tokoh yang membantu tokoh utama dalam sebuah karya sastra.
Latar Novel
Latar atau setting yaitu keterangan, petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana terjadinya kejadian dalam sebuah karya sastra. Ada tiga jenis latar dalam karya sastra novel, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana.
Selain tema, penokohan, latar, alur juga merupakan salah satu pembangun karya sastra novel. Alur yaitu keseluruhan salinan kejadian yang membentuk satu kesatuan yang disebut cerita. Ada tiga jenis alur dalam karya sastra novel.
1. Alur maju
Bagian alur yang disajikan secara berurutan dari tahap perkenalan atau pengantar, dilanjutkan tahap penampilan masalah, dan diakhiri dengan tahap penyelesaian.
2. Alur mundur
Alur disusun dengan mendahulukan tahap penyelesaian dan disusul tahap-tahap yang lain.
3. Alur gabungan
Alur ini merupakan perpaduan antara alur maju dan mundur. Susunan penyajian urutan kejadian diawali dengan puncak ketegangan, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan, dan diakhiri dengan penyelesaian
Sudut Pandang Novel
Sudut pandang yaitu cara pengarang mengungkapkan cerita. Sudut pandang pengarang terbagi atas berikut ini.
1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Pengarang memakai pelaku utama sebagai orang pertama. Dalam sudut pandang tersebut, pengarang memakai kata ganti orang pertama, contohnya aku, saya.
2. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memakai pelaku utama sebagai orang ketiga. Dalam sudut pandang tersebut, pengarang memakai kata ganti orang ketiga, contohnya dia, ia, nama orang.
3. Sudut pandang serbatahu
Dalam hal ini pengarang seolah-oleh tahu banyak hal. Pengarang sanggup mengemukakan segala tingkah laris atau tindak-tanduk tokoh utamanya.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon