Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Keyakinan | Kebersihan Dalam Islam)

Share:
Kebersihan merupakan salah satu perintah dalam agama Islam. Hal ini sanggup ditunjukkan oleh hadist-hadist Rasulullah Muhammad saw yang menjelaskan wacana keutamaan menjaga kebersihan. Sayang, masih banyak umat Islam yang enggan menjalankan perintah agama ini. Bagaimanakah klarifikasi Rasulullah saw, mari kita simak hadist-hadist wacana kebersihan berikut ini:
1. Hadist Orang yang Menjaga Kebersihan Dicintai Allah
    Dari Salih bin Abi Hasan berkata: Saya mendengar Said al-Musayyab berkata:
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
Artinya: Sesungguhnya Allah ta‘ala Mahabaik, menyukai kebaikan, Mahabersih menyukai kebersihan, Mahamulia menyukai kemuliaan, Maha Pemurah menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah tempat-tempatmu. (H.R.Tirmizi)

2. Hadist Kebersihan Sebagian Iman
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
Artinya: Dari Abu Malik al-Asy‘ari ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kebersihan itu setengah dari dogma . . . . (H.R.Ahmad)

3. Hadist Tentang Kebersihan Dapat Mengantarkan Seseorang ke Surga
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
Artinya: Islam itu higienis maka jagalah kebersihan (dirimu), sebenarnya tidak masuk nirwana kecuali yang bersih. (H.R.Tabrani)

    Tujuan menjaga kebersihan yakni untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor supaya sanggup melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan yakni syarat bagi terwujudnya kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak saja merusak keindahan, tetapi juga sanggup menjadikan timbulnya aneka macam penyakit. Sakit pada gilirannya akan menjadikan penderitaan.
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
1. Kebersihan Sebagai Syarat Ibadah
    Islam merupakan agama yang memperhatikan kebersihan, baik secara fisik maupun batin. Secara fisik Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kebersihan tempat, pakaian, dan badan. Ketika kita akan melaksanakan ibadah salat, umat Islam disyaratkan suci tempat, pakaian, dan tubuh dari hadas serta najis. Sebelum melaksanakan salat umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan wudhu. Dengan demikian, dalam sehari semalam minimal umat Islam membersihkan diri dengan wudhu sebanyak lima kali. Ketika berwudhu ada beberapa anggota tubuh yang dibasuh atau dibersihkan. Misalnya, telapak tangan dengan cara membasuhnya, ekspresi dengan cara berkumur-kumur, hidung dengan cara menghirup air ke hidung kemudian mengeluarkannya, menyiangi jenggot, menyiangi selasela jari, membasuh muka, membasuh kedua tangan, mengusap telinga, sampai membasuh kedua kaki. Dengan cara ini, ketika kita mengerjakan salat dalam keadaan bersih. Kesucian atau kebersihan badan, pakaian, dan kawasan dari najis juga disyaratkan untuk beberapa ibadah yang lain. Menjaga kebersihan jasmani bagi seorang muslim sebagai syarat sempurnanya ibadah tidak hanya dilakukan dengan berwudhu. Ada juga dengan kewajiban membersihkan najis, beristinja, dan mandi. Bahkan, aturan mandi ada yang diwajibkan. Mandi yang diwajibkan berlaku pada saat-saat tertentu, contohnya alasannya yakni mimpi basah, usai junub (melakukan relasi suami istri) serta sesudah haid atau nifas (khusus bagi wanita). Mandi ada juga yang disunahkan, yaitu ketika seseorang belum menjalankan ibadah-ibadah tertentu. Di antara ibadah yang disunahkan untuk mengerjakan mandi sebelumnya sebagai berikut.
b. salat Idul Fitri;
c. salat Idul Adha;
d. salat istiska;
e. salat kusuf;
f. salat khusuf;
g. seseorang yang final memandikan jenazah;
h. orang nonmuslim yang gres saja masuk Islam;
i. orang absurd yang gres sadarkan diri;
j. orang pingsan yang gres sadarkan diri;
k. orang yang akan mengenakan pakaian ihram (untuk memulai ibadah umrah atau haji);
l. orang yang akan memasuki kota suci Mekah;
m. orang yang akan wukuf di Arafah;
n. orang yang akan mabit di Muzdalifah;
o. orang yang akan melontar Jumrah; dan
p. orang yang akan melaksanakan tawaf.

2. Kebiasaan Hidup Bersih
    Hidup higienis harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tubuh yang higienis menjadikan penyakit tidak mau mendekat. Oleh alasannya yakni itu, Rasulullah sangat menjaga kebersihan tubuh. Rasulullah telah mengatakan kebiasaan yang seharusnya dijalankan oleh setiap insan biar tubuhnya bersih. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw. bersabda menyerupai berikut.
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
Artinya: Dari Abdullah bin Zubair, dari Aisyah: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Sepuluh fitrah (tabiat) yang bersih: menggunting kumis, memelihara janggut, bersiwak (menggosok gigi), menghirup air ke hidung, memotong kuku, membasuh ruas jari-jari, mencabut bulu ketiak, mencukuri bulu kemaluan, dan beristinja.
     Berkata Zakariya, berkata Mus’ab, ”Saya lupa yang kesepuluh, mungkin saja berkumur.” (H.R.Tirmizi)
Berdasarkan hadist di atas sanggup diketahui bahwa terdapat sepuluh fitrah/tabiat biar tubuh kita selalu bersih. Sepuluh fitrah tersebut diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. antara lain:
a. menggunting kumis;
b. memelihara janggut;
c. bersiwak (menggosok gigi);
d. menghirup air ke hidung;
e. memotong kuku;
f. membasuh ruas jari-jari;
g. mencabut bulu ketiak;
h. mencukur bulu kemaluan;
i. beristinja; dan
j. berkumur.
    Dalam hadist yang lain Rasulullah saw. menjelaskan wacana lima fitrah dengan sabda ia menyerupai berikut.
Artinya: Lima fitrah (tabiat) yang bersih: mencukur rambut kemaluan, berkhitan, menggunting kumis, mencabut bulu ketiak, mengerat (memotong) kuku. (H.R.Ahmad)

3. Kebersihan Makanan dan Harta
    Islam juga mengajarkan umatnya menjaga kebersihan masakan dan minuman. Islam melarang umatnya mengonsumsi masakan dan minuman yang najis dan kotor (rijs) (Quraisy Shihab. 1997. Halaman 142). Umat Islam diperintahkan untuk mengonsumsi masakan yang bersih. Makanan higienis yang dimaksud di sini yakni higienis secara lahir dan halal. Makanan dan minuman yang sanggup membahayakan tubuh juga dihentikan untuk dikonsumsi. Misalnya, Allah Swt. melarang umat Islam mengonsumsi minuman keras. Hal ini alasannya yakni minuman keras sanggup membahayakan tubuh dan kesehatan. Kebersihan harta juga disinggung oleh anutan Islam. Harta harus diperoleh dengan cara yang baik dan halal. Islam melarang umatnya memperoleh harta dengan cara yang tidak higienis atau tidak halal. Misalnya, melalui riba, mencuri, merampok, dan korupsi. Setelah harta diperoleh dengan cara yang baik, Islam mengajarkan biar mengeluarkan zakat dari harta tersebut. Zakat merupakan cara penyucian atau pencucian harta. Cara lain untuk membersihkan harta yakni melalui sedekah, infak, dan wakaf.

4. Kebersihan Lingkungan
    Umat Islam merupakan khaira ummatin (umat teladan) sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt. dalam salah satu ayat Al-Qur’an. Mereka dituntut tanggung jawabnya untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Salah satunya dalam hal membiasakan hidup bersih. Kita sanggup membiasakan hidup higienis dimulai dari lingkungan rumah dan sekolah. Cara menjaga kebersihan di lingkungan rumah sanggup dilakukan dengan rajin menguras kamar mandi, menyapu lantai, membuang sampah di tempatnya, mengepel lantai, dan beberapa cara lainnya. Menguras kamar mandi dengan rutin sanggup menghindarkan nyamuk bertelur dan berkembang biak di dalamnya. Nyamuk sanggup menularkan penyakit kepada insan menyerupai demam berdarah dan malaria. Lantai yang tidak pernah disapu dan dipel akan berdebu. Debu sanggup menyesakkan pernapasan dan menularkan penyakit. Rumah yang secara rutin dibersihkan menjauhkan penghuninya dari serangan penyakit.
Lingkungan sekolah harus dijaga kebersihannya. Menjaga lingkungan sekolah sanggup dilakukan dengan mengadakan kiprah piket dan kerja bakti. Membuang sampah pada tempatnya harus dibiasakan dalam keseharian. Sampah yang awut-awutan mengganggu pemandangan dan sanggup menularkan penyakit. Tikus, lalat, dan serangga menyukai sampah sebagai kawasan hidup dan bermain. Lalat yang telah hinggap pada sampah kemudian hinggap pada masakan sanggup mencemarkan makanan.
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
    Menjaga kebersihan lingkungan sanggup dilakukan melalui hal-hal kecil. Misalnya, membuang sampah di kawasan sampah. Sampah yang awut-awutan mengganggu pemandangan dan sanggup menjadi sumber penyakit. Nah, kali ini kalian dan kelompok kalian diberi kiprah untuk menciptakan kawasan sampah. Tempat sampah tersebut sanggup terbuat dari kardus bekas atau materi lainnya. Setelah selesai, kumpulkan kepada Bapak atau Ibu Guru.


Menjaga Kebersihan Batin
    Selain mengajarkan kebersihan fisik, dalam Islam juga mengajarkan kebersihan batin. Kesucian atau kebersihan batin sanggup dilakukan dengan cara berakhlak yang baik dan mau bertobat. Ketika seseorang bertobat berarti telah menyucikan dirinya dari segala dosa yang dilakukan. Bertobat dilakukan dengan menyatakan telah menyesal atas perbuatan dosanya, memohon ampun kepada Allah, serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bagi dosa yang memerlukan aturan pidana, dalam Islam harus dilakukan melalui proses sanksi yang telah diatur syariat. Allah Swt. menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri. Perhatikan firman-Nya berikut ini.
 merupakan salah satu perintah dalam agama Islam Nih Hadist Kebersihan (Kebersihan Sebagian Dari Iman | Kebersihan Dalam Islam)
Artinya: . . . Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan orang yang menyucikan diri. (Q.S. al-Baqarah [2]: 222)
Menurut Imam al-Gazali ada tiga tingkatan kebersihan sebagai berikut:
1. Membersihkan anggota-anggota tubuh (fisik) dari hadas, najis-najis atau kotorankotoran serta benda-benda kelebihan yang tidak diperlukan.
2. Membersihkan hati dan sifat-sifat tercela.
3. Membersihkan belakang layar batiniah dari sesuatu selain Allah. Taharah tingkatan ini yakni taharahnya para nabi dan siddiqin.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon