Amal Shaleh secara bahasa berarti perbuatan baik. Secara istilah amal shaleh sanggup diartikan dengan perbuatan kebajikan yang dilandasi kepercayaan kepada Allah Swt. dengan niat memperoleh rhida-Nya. Berkaitan dengan batasan amal shaleh, ada beberapa pendapat. Ada yang beropini setiap amalan, asal mengandung kemanfaatan, baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat luas, disebut amal shaleh. Ada juga yang beropini amal shaleh sebagai amalan yang sesuai dengan nalar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an maupun sunah Rasulullah. Dengan demikian, amal shaleh sangat luas dan menyangkut banyak sekali aspek kehidupan. (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 1. 2001. Halaman 49)
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an sanggup ditemukan sekitar 28 ayat yang menyebut proposal beriman dan berinfak secara bersamaan. Salah satunya ayat yang berbunyi sebagai berikut.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (42)
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan berdasarkan kesanggupannya. Mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka abadi di dalamnya. (Q.S. al-A‘raf [7]: 42)
Seorang yang beriman kepada Allah harus dibuktikan dengan amal shaleh. Keterkaitan antara kepercayaan dan amal shaleh alasannya yaitu sebagai khalifah di muka bumi kita dituntut selalu beriman kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Amal shaleh itu sendiri merupakan efek pribadi dari keimanan seseorang. Seseorang yang mempunyai keimanan, berarti dalam dirinya akan terdorong untuk berinfak shaleh. Dalam berinfak shaleh, Allah tidak membebani seseorang untuk memilih jenis amal shaleh tertentu yang harus dikerjakan oleh setiap hamba-Nya. Akan tetapi, sanggup dilakukan dengan cara apa pun sesuai dengan kemampuan.
Contoh Amal Shaleh
Berdasarkan pengertian amal shaleh di atas, tumpuan amal shaleh sangat luas. Bahkan, setiap langkah-langkah kita dalam menjalani hidup ini bisa dinilai sebagai perbuatan amal shaleh. Dalam hadis-hadis Rasulullah banyak disebutkan contoh-contoh amal shaleh, contohnya dengan tersenyum sehingga membuat orang lain merasa senang, menyingkirkan duri di jalan, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, menuntut ilmu, dan banyak amalan yang lain.
Dalam kehidupan kita sehari-hari sanggup menemukan tumpuan dari sikap yang termasuk amal shaleh. Agar setiap kebajikan kita termasuk amal shaleh sehingga bernilai ibadah harus memenuhi syarat berikut.
1. Didasari dari Niat Ikhlas alasannya yaitu Allah Swt.
Dalam menjalankan kebajikan harus kita dasari dengan niat tulus alasannya yaitu Allah sehingga akan bernilai ibadah. Niat dalam suatu amal sangat penting untuk memilih suatu amal temasuk ibadah atau perbuatan biasa.
2. Dilakukan alasannya yaitu Iman
Beramal shaleh kita lakukan sebagai wujud keimanan kita kepada Allah Swt. Misalnya dengan meyakini keberadaan Allah Swt. dengan sepenuh hati, kita menjadi terdorong untuk berbuat kebajikan.
3. Tidak Melakukan Maksiat
Agar kebajikan kita tidak sia-sia harus disertai dengan perjuangan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Meskipun kita banyak berbuat amal shaleh, tetapi jikalau terus saja berbuat maksiat menjadi tidak berarti.
Cara Berperilaku Beramal shaleh
Beramal shaleh tidak sulit sehingga sanggup kita lakukan dengan banyak sekali cara. Apa pun yang kita lakukan merupakan amal shaleh jikalau dilandasi dengan niat yang baik untuk mendapat rida dari Allah. Untuk membiasakan diri berinfak shaleh sanggup dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.
1. Menghormati Sesama Manusia
Beramal shaleh merupakan perwujudan dari sikap menjalin korelasi yang baik kepada sesama manusia. Sikap ini sanggup ditunjukkan dengan banyak sekali cara, contohnya dengan bertutur kata yang baik, memberi kesempatan kepada orang lain, tidak memaksakan kehendak, suka melindungi, mau memberi dorongan, dan sebagainya. Dengan sikap menghormati akan membuat ketenangan dan kenyamanan sehingga kebersamaan di antara kita dalam menjalani hidup sanggup terwujud.
2. Memanfaatkan Kemampuan Diri
Dalam menjalankan amal shaleh tidak ada ukurannya sehingga berdasarkan kadar kemampuan diri sendiri. Oleh alasannya yaitu itu, apa pun yang kita lakukan, meskipun tampak kurang bernilai tetap bisa dianggap sebagai amal shaleh. Ketika Rasulullah ditanya oleh para sobat wacana amal shaleh berupa sadaqah, contohnya ia menjelaskan bahwa menyingkirkan duri di jalan sehingga orang lain menjadi tidak tertancap pun termasuk sadaqah.
3. Beramal Shaleh Dengan Menggunakan Ilmu dengan Benar
Manusia telah dibekali akal. Dengan nalar itulah seharusnya insan bisa mengoptimalkan sehingga melahirkan pengetahuan. Oleh alasannya yaitu itu, menggali pengetahuan sehingga akan memberi kemanfaatan, baik untuk diri sendiri dan orang lain, sangat penting dan bernilai ibadah.
4. Memanfaatkan Harta
Harta yang kita miliki bahwasanya yaitu milik Allah yang dititipkan kepada kita. Hal ini sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَأَنفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ (7)
Artinya: ”. . . dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah mengakibatkan kau sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kau dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.” (Q.S. al-Hadid [57]: 7).
Berdasarkan ayat di atas, kita dianjurkan agar. Dengan demikian, memanfaatkan harta hendaknya secara benar untuk membantu sesama.
5. Menjaga Lingkungan
Amal shaleh juga sanggup ditujukan terhadap lingkungan hidup di sekitar kita. Manusia dibolehkan untuk memanfaatkan alam secara maksimal, tetapi pemanfaatannya pun harus diimbangi dengan menjaga kelestariannya.
Seperti yang telah Allah ingatkan kepada kita yang berbunyi:
....وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77)
Artinya: ”. . . dan berbuat sepakat (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. al-Qasas [28]: 77).
Amalan Penghapus Amal Shaleh
Perbuatan maksiat yang sanggup menghapuskan amal shaleh (tuhbitul amal) antara lain enam hal sebagai berikut.
1. Sibuk untuk Mengurusi Kesalahan Orang Lain
Umumnya orang suka mencari kesalahan orang lain, sementara kesalahan dirinya sendiri tidak juga diperbaiki. Sikap ini menawarkan bahwa dirinya yaitu merasa yang paling benar dan paling baik, serta mengesampingkan orang lain.
2. Dihinggapi Penyakit Hati
Penyakit-penyakit hati yang dimaksud di sini yaitu riya, ujub, takabur, dan hasad. Orang yang mempunyai sifat-sifat ini sangat mengganggu korelasi orang lain.
3. Cinta Dunia Secara Berlebihan
Seorang mukmin sejati lebih mengasihi darul abadi daripada dunia. Oleh alasannya yaitu itu, kehidupan dunia hanya dijadikan sarana ladang amal supaya sanggup dipetik di darul abadi nanti.
4. Tidak Memiliki Rasa Malu
Rasa aib di sini berarti aib dalam menjalankan perbuatan yang dihentikan oleh Allah. Misalnya, dengan tidak malu-malu berbuat yang melanggar aturan agama, peraturan pemerintah, atau tata krama yang berlaku di tengah masyarakat.
5. Panjang Angan-Angan
Sikap mengumbar ambisi dan rencana, tetapi tanpa memerhatikan persiapanpersiapan tertentu termasuk kepingan dari sikap panjang angan-angan. Pada dasarnya insan diperbolehkan mempunyai cita-cita, tetapi harus realistis dan sanggup diukur dengan kemampuan dirinya sehingga tidak terjebak pada berangan-angan belaka.
6. Berbuat Zalim
Zalim berarti merusak. Zalim bisa kepada dirinya sendiri (zalimun linafsih) dengan melaksanakan sesuatu yang mengakibatkan dirinya terjerumus dosa. Zalim kepada orang lain (zalimun ligairih) dengan kebiasaan berbuat yang bisa merusak orang lain. Sementara, zalim kepada Allah (zalimun lillahi ta‘ala), yaitu dengan tidak mau bertakwa. (Buku PAI Husni Tohyar)
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon