Showing posts sorted by relevance for query pengertian-dan-contoh-ridha-cara. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pengertian-dan-contoh-ridha-cara. Sort by date Show all posts

Nih Pengertian Dan Pola Ridha | Cara Berperilaku Ridha Dalam Sehari-Hari

Ridha ialah sikap mendapatkan segala ketentuan Allah Swt, hening dalam menghadapi cobaan dengan senantiasa berusaha, dan tidak gampang putus asa. Bersikap ridha berarti mendapatkan secara sungguh-sungguh dari dalam hati atas dukungan Allah melalui nalar pikiran yang positif bahwa Allah telah memperlihatkan kenikmatan sesuai ukuran kebutuhan kita. Jika seseorang mempunyai kehendak yang besar, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan, akan mengakibatkan stres. Untuk mengatasi kondisi ini, sikap terbaik dengan ridha terhadap apa pun yang telah menjadi kehendak Allah.

Allah Swt telah memperlihatkan karunia rezeki kepada seluruh makhluk di dunia ini. Meskipun rezeki Allah itu melimpah tidak terbatas, tetapi Dia memutuskan dosis atau ukuran kepada tiap-tiap hamba-Nya. Dengan demikian, perolehan rezeki Allah untuk tiap insan sanggup berbeda, meskipun mereka sama-sama telah bekerja dan berusaha.
Adanya perbedaan dalam pendapatan ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ ...

Artinya: Dan Allah melebihkan sebagian kau atas sebagian yang lain dalam hal rezeki . . . . (Q.S. an-Nahl [16]: 71)

Dengan adanya kesadaran bahwa perolehan rezeki insan telah ditentukan oleh Allah, mengantarkan kita untuk mempunyai sifat ridha. Kita harus rela mendapatkan kenyataan yang tengah dihadapi. Rasulullah memberikan banyak hadis yang menjelaskan wacana perlunya sikap ridha. Suatu kali dia di hadapan sahabat bersabda yang artinya, ”Beruntunglah orang yang mendapatkan hidayah Islam, rezeki yang mencukupi hidupnya, dan ia pun ridha atas segala ketetapan Allah”. (H.R. Tirmizi)

Selain hadis di atas, kita perlu menyimak keridhaan yang dicontohkan para sahabat. Salah satunya ialah sahabat Abdullah bin Mas’ud r.a. Beliau pernah menyatakan, ”Sungguh saya lebih suka menjilati watu yang panas daripada saya berkata, ’Seandainya hal ini tidak terjadi,’ padahal insiden itu telah terjadi. Atau mengatakan, ’Seandainya hal ini benar-benar terjadi,’ ketika insiden itu tidak terjadi.” Anjuran untuk bersikap ridha dengan ketetapan yang telah terjadi memberi pelajaran kepada kita bahwa mengeluh diiringi penyesalan dan angan-angan kosong wacana sesuatu yang telah terjadi, dilarang kita lakukan.

Contoh Perilaku ridha
     Perilaku ridha bukan berarti bertindak pasrah buta dalam mencari rezeki Allah. Contoh sikap ridha ialah bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan rezeki dari Allah kemudian tetap bersyukur dengan besarnya rezeki yang diperolehnya dalam jumlah berapa pun. Sebagai pelajar sikap ridha contohnilai ujiannya, sehabis ia mencar ilmu dengan ulet dan berdoa kepada Allah. Demikian halnya dengan contoh-contoh yang lain yang kita alami dalam hidup sehari-hari.
 ialah sikap mendapatkan segala ketentuan Allah Swt Nih Pengertian dan Contoh Ridha | Cara Berperilaku Ridha Dalam Sehari-Hari
    Berdasarkan pola di atas berarti kalau kita mendapatkan rezeki yang sedikit, tetap harus bersyukur kepada Allah. Demikian halnya kalau kita mendapatkan nilai yang kurang baik, juga dilarang berputus asa. Kita perlu selalu menumbuhkan pikiran yang positif (husnuzan) kepada Yang Maha Pemberi rezeki. Saat kita mendapatkan rezeki yang sedikit, kita harus segera ingat mungkin kalau diberi-Nya rezeki yang berlebih justru sanggup menjadikan dampak negatif bagi langsung kita alasannya ialah semakin menjauhkan diri dari rahmat Allah Swt. Untuk mempunyai sikap ridha kita harus selalu bersyukur atas segala karunia Allah Swt. Apa pun yang telah terjadi dan merupakan ketentuan Allah harus kita sikapi dengan rasa ridha.
Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7)

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ”Sesungguhnya kalau kau bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi kalau kau mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim [14]: 7)

Cara Berperilaku ridha dalam Hidup Sehari-hari
     Berperilaku ridha sangat penting untuk kita biasakan dalam menjalani hidup sehari-hari. Jika nikmat dari Allah Swt. kita terima dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur akan menjadi berkah bagi kehidupan. Allah juga akan melipatgandakan nikmat tersebut. Sebaliknya, sebesar apa pun nikmat yang diterima, kalau disikapi dengan perasaan selalu kurang, tidak akan menjadi berkah bagi kehidupan, bahkan sanggup menjadi laknat dan azab.
Cara berperilaku ridha dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai berikut.
1. Selalu Berpikir Positif
    Kita harus selalu berpikir positif terhadap apa pun yang kita dapatkan ketika ini. Kita bertawakal kepada Allah dengan mempercayakan yang Dia menetapkan kepada kita.
2. Selalu Berikhtiar kepada Allah Swt.
    Orang yang ridha sanggup ditunjukkan dengan selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja. Dengan demikian, kita dilarang gampang mengalah ketika menghadapi duduk perkara tertentu ketika bekerja.
3. Mampu Mengambil Hikmah dari Segala Ketentuan Allah Swt.
    Agar kita tidak gampang mengalah dan frustasi hendaknya membiasakan diri melaksanakan introspeksi diri. Caranya dengan menggali pesan yang tersirat dari segala sesuatu yang sedang ia alami, baik yang berupa kebaikan atau keburukan.
4. Senantiasa Bersyukur atas Segala Sesuatu
    Untuk memperlihatkan sikap ridha kita harus selalu bersyukur. Dengan bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang kita terima, Allah akan melipatgandakan kenikmatan tersebut. Dengan kita berperilaku ridha akan membawa dampak positif dalam hidup kita sehari-hari. Misalnya tercermin dalam diri seseorang yang senantiasa menjalani hidup dengan optimis, semangat, dan sabar dengan dilandasi keridhaan dan keikhlasan. (Buku PAI Tohyar)

Nih Pengertian, Tata Cara Zikir Dan Doa | Adab, Waktu Dan Daerah Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir Dan Doa)

Biasakanlah untuk berzikir dan berdoa setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu. Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk selalu mengingat Allah Swt. dalam banyak sekali situasi dan keadaan. Mengingat insan merupakan makhluk yang lemah dan membutuhkan ketergantungan dengan Khaliq-nya. Salah satu upaya untuk melengkapi kekurangan insan yaitu dengan berdoa. Dengan berdoa dibutuhkan insan selalu meminta segala kebutuhannya hanya kepada Allah Swt.

Pengertian Zikir
    Kata zikir berasal dari kata “zakaro" >> "yazkuru" >> "zikran", artinya; mengingat, menyebut, menuturkan atau merenungi. Sedangkan berdasarkan istilah yaitu mengingat Allah Swt., dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara menyebut semua sifat-sifat keagungan-Nya atau kemulian-Nya, menyerupai membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kau ingkar kepada-Ku. (Qs. Al-Baqarah 2:152)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, (Qs. Al-Ahzab 33:41)

Diriwayatkan dari Abu Darda' ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
 setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu Nih Pengertian, Tata Cara Zikir dan Doa | Adab, Waktu dan Tempat Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir dan Doa)
Artinya: "Maukah kau saya tunjukan amalan yang terbaik dan paling suci disisi Rabbmu, yang paling mengangkat derajatmu. Lebih baik bagimu daripada menginfakkan emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu lantas kau memenggal leher mereka atau mereka memnggal lehermu?" Para sahabat yang hadir menjawab; "Tentu saja wahai Rasulullah!" Beliau bersabda: "Zikir kepada Allah yang Tinggi." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Pengertian Doa 
    Doa berdasarkan bahasa yaitu memanggil atau memohon sesuatu, sedangkan berdasarkan istilah yaitu permohonan sesuatu yang disampaikan insan sebagai makhluk kepada Allah Swt sebagai Sang Pencipta dengan merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) perihal Aku, maka sebetulnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, biar mereka memperoleh kebenaran. (Qs. Al-Baqarah 2:186)

Bagi seorang mukmin yang ingin berhasil dalam kehidupan ini, ada dua cara yang harus ditempuhnya yaitu: berusaha dan berdoa kepada Allah. Kedua hal ini harus ditempuh, lantaran di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang sanggup dijangkau oleh fatwa manusia, tetapi ada pula yang tidak dijangkaunya. Oleh lantaran itu kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.


Tata Cara Zikir dan Berdoa
    Mengucap zikir intinya tidak dibatasi jumlah bilangan. Demikian pula mengenai lafal, waktu, cara dan daerah melaksanakannya. Akan tetapi, zikir seyogyanya dilakukan di tempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat yang ikhlas, di samping perilaku kusyu dan tawadhu, Allah Swt berfirman:

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kau termasuk orang-orang yang lengah. (Qs. Al-A'raf  7:205)

Firman Allah Swt. di atas memuat tata cara (adab) berzikir, antara lain :
1. Zikir hendaknya dilakukan dengan perilaku tadarru' (merasa dirinya hina dan papa di hadapan Allah Swt). Dengan demikian orang yang berzikir harus memperlihatkan perilaku tawadhu' kepada-Nya.
2. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah Swt. Takut kepada keagungan dan kemuliaan Allah Swt.
3. Zikir dilakukan dengan bunyi yang lembut,pelan dan kusyuk.

Cara berzikir ada tiga macam, yaitu:
1. Zikir dengan hati
    Zikir dengan hati ialah dengan cara bertafakur memikirkan ciptaan Allah Swt, sehingga timbul di dalam pikiran kita bahwa Allah Swt. yaitu Dzat yang Maha Kuasa. Semua yang ada di dalam alam semesta ini pastilah ada yang membuat dan mengaturnya, yaitu Allah Swt.
2. Zikir dengan perbuatan
    Yaitu dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu mesti diawali dengan niat untuk mendapat ridha Allah Swt. Jadi, menuntut ilmu, bersilaturahmi, mencari nafkah, dan amalan-amalan lainnya yang diperintahkan oleh agama yaitu termasuk dalam lingkup zikir dengan perbuatan
3. Zikir dengan ucapan
    Zikir dengan ucapan yaitu dengan cara menyebut asma Allah atau dengan mengucapkan kalimat-kalimat WD\\LEDK. Sehingga setiap kali menyebut-Nya akan semakin bertambah keimanan kita kepada Allah Swt.
Contoh kalimat toyibah:
 setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu Nih Pengertian, Tata Cara Zikir dan Doa | Adab, Waktu dan Tempat Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir dan Doa)


Adab Berdoa
1. Menghadap kiblat.
2. Memperhatikan ketika yang sempurna untuk berdoa, menyerupai di tengah malam dan sehabis shalat fardhu.
3. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.
4. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.
5. Harus ada perilaku tawadhu' (rendah hati) dan Tadarru' (rendah diri) dan rasa takut.
6. Hendaklah disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doanya akan dikabulkan
oleh Allah Swt.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ(1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ(3) 

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, (Qs. Al-Mu'minun 23:3)

7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan bunyi keras. Firman Allah :

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kau sanggup menyeru, lantaran Dia memiliki nama-nama yang terbaik (Asm±‘ul ¦usn±) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” (Qs. Al-Isra 17:110)

8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahim.
9. Tidak terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan.
10. Berdoa dihentikan setulus hati dan berkata kepada Allah
11. Memilih kalimat-kalimat yang luas maknanya, tidak tertuju kepada kepentingan yang sesaat dan ruang lingkupnya sempit. Misalnya: perkataan pangkat, jabatan, lulus ujian diganti kebaikan dunia. Perkataan uang, bahan tertentu diganti dengan rezeki yang luas. Perkataan tubuh langsing, kurus, kuat, dan lain-lain diganti dengan kesehatan. Perkataan pintar, ilmu tinggi diganti dengan ilmu yang manfaat. Perkataan anak yang bergelar tinggi diganti dengan anak yang saleh
12. Jangan mendoakan diri, keluarga, anak, harta, pelayan dengan doa yang jelek Isi doanya dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu, gres untuk yang lain
13. Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa.

Waktu-waktu yang lebih utama untuk berdoa untuk berdoa
1. Pada bulan Ramadan, terutama pada malam Lailatul Qadar.
2. Pada waktu wukuf di ‘Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
3. Pada hari jumat (waktu antara dua khutbah).
4. Pada waktu seseorang sedang puasa.
5. Ketika turun hujan.
6. Sebelum dan sesudah.
7. Sesudah shalat lima waktu.
8. Di tengah malam (sepertiga malam yang terakhir)
9. Di antara azan dan iqamat.
10. Ketika I'tidal yang tamat dalam salat.
11. Ketika sujud dalam salat.
12. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.
13. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang tamat dan waktu sahur.
14. Sepanjang hari Jumat, lantaran mengharap berjumpa dengan saatijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jumat.
15. Antara Zuhur dengan ‘Ashar dan antara ‘Ashar dengan Maghrib.
16. Pada ketika kritis atau genting
17. Pada ketika teraniaya.
18. Pada waktu minum air zam-zam.

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa
1. Ketika melihat Ka’bah.
2. Ketika melihat masjid Rasulullah Saw.
3. Di daerah dan di kala melaksanakan thawaf.
4. Di sisi Multazam di dalam Ka’bah.
5. Di sisi sumur Zamzam.
6. Di belakang makam Ibrahim.
7. Di atas bukit Shafa dan Marwah.
8. Di ‘Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.

Manfaat Zikir dan Doa
1. Dapat menentramkan hati

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar-Rad 13:28)

2. Dapat mengakibatkan kesabaran.
3. Menambah pahala dan menambahkan rasa kasih sayang kepada sesama.
4. Menimbulkan sifat berhati-hati.

Dengan sering kita berdoa setelah shalat fardu banyak manfaat yang akan diperoleh, diantaranya:
1. Akan terhindar dari sifat sombong dan congkak.
2. Akan terhindar dari sifat simpel putus asa.
3. Hati dan pikiran kita akan hening dan tentram.
4. Akan memberi motivasi atau dorongan yang berpengaruh dalam menjalani kehidupan ini.
5. Memberikan kontribusi dalam menempuh kehidupan.
6. Kita akan merasa semakin bersahabat dengan Allah Swt.
7. Di alam abadi kelak, kita akan mendapat daerah yang mulia di sisi Allah, yaitu surga

Doa yang Tidak/Belum Terkabulkan    Dalam melaksanakan doa, ada beberapa alasannya yaitu mengada doa seseorang tidak atau belum dikabulkan, yaitu :
1. Ditunda untuk lain waktu.
2. Ditangguhkan pengabulannya di akherat atau dikabulkan dalam bentuk lain.
3. Jika dikabulkan, akan berakibat tidak baik bagi pemohon.