Konten [Tampil]
Perkembangan ilmu wawasan dan teknologi pada permulaan kurun ke-19 memunculkan hadirnya alat dan materi banyak sekali produk. Keadaan ini jadinya merubah banyak sekali faktor kehidupan insan , tak terkecuali dalam bidang seni rupa.
Perhatian insan condong pada hal-hal yang bersifat material , sehingga dunia ini seperti menyisakan seni rupa. Hal ini memunculkan seniman-seniman berontak. Pemberontakan seniman tersebut termanifestasikan dalam bentuk-bentuk kreativitas , utamanya kreativitas seni , sehingga lahirlah aliran-aliran dalam seni rupa.
Aliran-aliran dalam seni rupa yang timbul ada yang selaras , saling meneruskan , atau menentang pedoman sebelumnya. Aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Menurut kemajuan atau periodesasinya pedoman atau gaya karya seni rupa dibedakan menjadi tiga , yakni Tradisional , Modern , dan Post Modern. Beberapa pedoman seni rupa tersebut antara lain selaku berikut ini.
Aliran Seni Rupa Tradisional
1. Aliran Klasikisme
Aliran seni rupa ini meningkat pada permulaan kurun ke-19 dan berpusat di Perancis. Kesenian Klasikisme mengacu pada kebudayaan Yunani Klasik dan Romawi Klasik. Ciri-ciri seni Klasikisme antara lain:
a. dibuat-buat dan berlebihan ,
b. indah dan montok ,
c. dekoratif.
Tokoh-tokoh pedoman ini antara lain: Watteau , Vigee Lebrun , Ringaud , Fragonard , dan Marisot Boucher.
Contoh karya seni Lukis pedoman Klasikisme dan Neo-Klasikisme |
2. Aliran Neo-Klasikisme
Aliran seni rupa ini merupakan lanjutan dari pedoman Klasikisme dengan tokohnya Jacques Louis David. Pelukis ini juga memimpin sekolah tinggi seni rupa yang pertama di Perancis yang berjulukan Royal Academy. Selain itu , David juga pelukis zaman Napoleon. Salah seorang muridnya berjulukan Jean Ingres (1780-1867).
Ciri-ciri pedoman ini adalah:
a. terikat pada norma-norma intelektual
akademis ,
b. bentuk senantiasa sebanding dan serasi ,
c. batasan-batasan warna bersifat higienis dan statis , raut wajah damai berkesan agung ,
d. berisi dongeng lingkungan istana , condong dilebih-lebihkan.
Aliran Seni Rupa Modern
3. Aliran Romantisme
Aliran seni rupa ini merupakan penentang pedoman neo-klasikisme yang condong statis , membuai , damai , dan tak bergerak. Aliran Romantisme memiliki ciri-ciri selaku berikut.
a. Mengandung dongeng yang dahsyat dan condong emosional.
b. Penuh gerak secara dinamis.
c. Batasan-batasan warna bersifat kontras dan meriah.
d. Pengaturan komposisi hidup.
e. Mengandung kegetiran dan menjamah perasaan.
f. Kedahsyatan melampaui kenyataan.
Karya lukis beraliran Romantisme yang sungguh kondang merupakan Rakit Medusa karya Theodore Gericault (1791-1824) Seniman Romantisme yang lain adalah:
- Euguene Delacroix (1798-1863) ,
- Jean Baptiste (1796-1875) ,
- Henri Rousseau (1812-1867) ,
- Jean Francois Millet (1814-1875) ,
- Ludwig Richter (1803-1884) ,
- Kasper Frederich (1779-1853) ,
- Von Schind ( 1804-1871) ,
- J. Pieneman (1779-1853) ,
- Andreas Schelfout (1787-1899) ,
- David Blez (1821-1899) ,
- Vernet ,
- Raffet.
4. Aliran Realisme
Aliran seni rupa ini selaku suatu protes terhadap pedoman Romantisme yang melebih-lebihkan kenyataan. Aliran yang dicetuskan oleh Gustave Courbert ini berdasar pada rancangan , bahwa lukisan intinya seni yang konkrit , ada , dan terjadi dalam masyarakat. Kaprikornus , obyek kejadiannya tidak cuma di lingkungan istana saja. Oleh alasannya merupakan itu , pedoman Realisme sering memperlihatkan figur-figur rakyat biasa dalam karya lukisnya.
Tokoh-tokoh Realisme yang lain merupakan Jean Francois Millet , dan Honore Daumer.
5. Aliran Naturalisme
Aliran seni rupa ini memiliki rancangan , bahwa seni lukis yang bagus merupakan seni lukis yang serupa persis secara visual dengan benda-benda yang dilukisnya. Kaprikornus , ia bersifat fotografis. Alira ini dianggap selaku bab dari realisme dengan menegaskan objek yang indah dan condong membuai , dengan hasil visual yang seumpama objek aslinya. Dalam perkembangannya pedoman ini condong memperindah objek secara berlebihan.
Tokoh-tokoh pedoman Naturalisme merupakan George Vicat Cole , Rembrant , Luiz Alvarez Catala , John Constable , William Callow.
Tokoh-tokoh pedoman Naturalisme merupakan George Vicat Cole , Rembrant , Luiz Alvarez Catala , John Constable , William Callow.
6. Aliran Impresionisme
Bermula dari pekan raya pada tahun 1874 di Paris oleh 30 seniman , ada satu lukisan yang dipamerkan berjudul "Impression Rising Sun" karya Claude Monet. Lukisan tersebut dipakai oleh Loui Leroy untuk mengkritik pekan raya tersebut dalam koran ’Charivari’. Leroy mencemooh pekan raya tersebut selaku suatu impresi yang artinya terlalu mengesankan persepsi biasa. Kemudian perumpamaan tersebut dipakai selaku nama kalangan tersebut.
Dalam melakukan acara melukis , seni lukis Impresionisme sungguh dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Mereka berupaya menangkap efek-efek cahaya dan warna yang terdapat dalam suatu benda. Kaprikornus , yang ditampilkan merupakan kilasan cahaya yang terpantul oleh benda dalam kondisi cuaca tertentu. Hal ini memunculkan seniman mesti sanggup melukis secara cepat. Selain itu , acara melukis lazimnya dijalankan di luar studio. Konsepsi yang demikian memunculkan lukisan pedoman Impresionis lazimnya tidak punya kontur yang jelas. Yang nampak cuma efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Seniman-seniman Impresionisme pada kenyataannya lebih inovatif dan matang dalam pembuatan warna. Tokoh-tokoh pedoman Impresionisme adalah:
a. Claude Monet (1840-1926)
b. Edgar Degas (1834-1917)
c. Pierre Auguste Renoir (1841-1919)
d. Alfred Sisley (1839-1899)
e. Edouard Manet (1823-1883)
f. Camille Pissarro (1831-1903)
g. Paul Cezanne ,
h. Adolph Von Menzel (1815-1905)
i. Liebermann ,
j. Johannes Bosboom ,
k. Paul Gabriel ,
l. Williem Misdag ,
m. Berthe Morrisot ,
n. Vincent van Gogh ,
o. Hendy de Toublous Lautrec.
7. Aliran Post-Impresionisme/ Pointilisme
Aliran Post-Impresionisme membuatkan perenungan problem sinar dengan lebih mendalam. Kehadiran teori spektrum warna oleh Isaac Newton mengilhami konsepsi Paul Signac yang beropini bahwa situasi senantiasa dipengaruhi oleh spektrum yang berubah-ubah. Paul Signac menjelaskan pendapatnya ini dengan cara melukis menggunakan titik-titik warna yang saling berdekatan (pointilisme). Dari titik-titik warna tersebut didapat faktor warna baru. Pelukis yang juga menggunakan teknik ini merupakan Georges Seurat. Vincent van Gogh membuatkan teknik ini dengan teknik garis-garis warna yang pendek-pendek. Hal lni sanggup kita lihat dalam karya-karyanya yang berjudul Potret Diri dan Sun Flower.
Pada masa yang serupa , Paul Cezanne memberi gagasan terhadap kaum muda dengan cara menghasilkan obyek lukisan yang disederhanakan. Obyek-obyek tiga dimensi dilukis menjadi bidang-bidang yang banyak sekali menyanggupi bidang. Bidang-bidang tersebut dipenuhi dengan warna. Cara Cezanne inilah yang dikemudian hari mengilhami hadirnya pedoman Kubis.
Tokoh-tokoh pedoman Post-Impresionis/ Pointilisme adalah:
a. Paul Signac (1863-1935) ,
b. Georges Seurat (1859-1891) ,
c. Paul Cezanne (1839-1906) ,
d. Vincent van Gogh (1853-1890) ,
e. Paul Gauguin ( 1848-1903).
8. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 900-an para pelukis mulai tidak puas dengan karya-karya yang cuma menonjolkan bentuk obyek saja. Mereka mulai menggali dan menimbang-nimbang hal-hal yang bermitra dengan pengalaman batin. Dengan pengalaman-pengalaman batin tersebut , mereka sanggup memindahkan obyek ke atas kanvas dengan lisan jiwa. Dengan demikian , pelukis tidak cuma menggambar berdasar penelitian visual saja , tetapi juga obyek yang tertangkap oleh penelitian jiwa dan perasaan.
Vincent van Gogh (1853-1890) merupakan pelukis yang merasa tidak puas terhadap pedoman Post-Impresionisme yang sudah digelutinya beberapa tahun. Di simpulan kurun ke19 , ia mengembara ke Perancis Selatan dan banyak melukis potret serta panorama alam dengan warna-warna yang kuat. Langkah Van Gogh inilah yang menjadi tonggak kedatangan pedoman Ekspresionisme.
Tokoh-tokoh pedoman Ekspresionisme adalah:
a. Vincent van Gogh ,
b. Paul Cezanne ,
c. Paul Gauguin ,
d. Emil Nolde ,
e. Karl Schmidt ,
f. Mondesohn ,
g. Leo Gestel ,
h. Henry Jonas ,
i. Charley Toorop ,
j. Eduar Mach ,
k. James Ensar ,
l. Ferdinant Holder ,
m. Sluyters.
Pelukis Indonesia yang termasyhur dalam pedoman ini antara lain Affandi dan S. Sudjojono.
9. Aliran Fauvisme
Pada tahun 1950 di suatu Salon d’Automne diadakan pekan raya oleh seniman-seniman muda. Lukisan-lukisan yang dipamerkan merupakan karya-karya yang serupa sekali gres dari aliran-aliran yang ada sebelumnya. Lukisan-lukisan tersebut betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan pedoman sebelumnya. Aliran seni rupa ini berupaya mengembalikan warna pada peranannya yang mutlak. Fauvisme berasal dari bahasa Perancis Des Fauves yang memiliki arti “Binatang Jalang”. Istilah tersebut dipakai oleh Louis Xeuxelees untuk mengkritik pekan raya yang diadakan di Salon d’Automne tersebut. Namun , kemudian perumpamaan ini dipakai selaku nama kalangan tersebut. Aliran Fauvisme juga menekankan pada penggunaan garis kontur dan warna yang berani. Mereka menggambar apa yang mereka senangi tanpa menimbang-nimbang isi dan arti yang mereka buat.
Tokoh-tokoh pedoman Fauvisme antara lain:
Tokoh-tokoh pedoman Fauvisme antara lain:
a. Henri Matisse ,
b. Henri Rousseau ,
c. Roul Dufy ,
d. Jan Sluyter ,
e. Kees van Dongen ,
f. Leo Gestel.
10. Aliran Kubisme
Aliran seni rupa ini dilatarbelakangi oleh rancangan Paul Cezanne yang menyatakan bahwa bentuk dasar dari segala bentuk merupakan silinder , bola , dan balok. Semua bentuk yang ada di alam dipengaruhi oleh perspektif sehingga bidang tertuju ke titik tengah. Istilah Kubisme berasal dari kata ’Top de Cubisme’ yang dilontarkan Henri Matisse atas karya-karya Georges Braque yang berjudul ’Panorama’ dalam pekan raya tahun 1908. Dalam lukisan Georges Braque tersebut , rumah-rumah dilukis dalam bentuk kotak-kotak kubus. Lebih lanjut pedoman ini sanggup dibedakan menjadi beberapa pedoman , seumpama berikut.
a. Kubisme Analitik
Aliran ini dilandasi oleh pemikiran bahwa suatu benda yang hendak dilukis mesti dianalisa per bab , sehingga ia menjadi bagian-bagian faset yang dipaparkan dalam satu kesatuan yang menyanggupi kanvas.
b. Kubisme Sintetik
Aliran ini dilandasi oleh pemikiran bahwa benda yang dilukis berupa suatu sintesa dari bentuk-bentuk dasar hasil analitik yang tersusun kembali dalam suatu struktur semula.
Tokoh tokoh pedoman Kubisme ini antara lain:
l) Georges Braque ,
2) Pablo Picasso ,
3) Leo Getel ,
4) Otto van Rees ,
5) Jan Sluyter ,
6) Juan Gris ,
7) Fernand Leger.
11. Aliran Abstraksionisme
Aliran abstraksionisme merupakan pedoman yang berupaya melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasi-asosiasi figuratif suatu obyek.
a. Abstrak Kubistis/ Abstrak Geometris
Yaitu ajaib dalam bentuk-bentuk geometris murni seumpama bulat , kubus , segitiga , dan sebagainya. Konsep pedoman ini merupakan mengabstraksi objek-objek geometris menjadi bentuk non-objektif. Tokoh pedoman ini merupakan Wassily Kandisky.
Aliran seni rupa ini berikutnya berganti menjadi lebih spesifik dan terbagi menjadi:
1). Suprematisme
Aliran ini lebih memprioritaskan supremasi perasaan secara murni dengan objek-objek yang tidak terlampau membingungkan. Tokoh pedoman ini merupakan Kazimir Malevich dari Rusia (1913).
2). Neoplastisisme
Aliran ini lebih memamerkan keleluasaan esensi atau unsur seni rupa seumpama warna dan garis dari beban peniruan bentuk-bentuk alam. Bidang datar tidak dipakai untuk memanipulasi gambar ruang. Penyederhanaan dan pemurnian ini diusakahan untuk meraih universalitas. Tokoh pedoman ini merupakan Piet Mondrian (1872-1945).
3). Konstruktivisme
Aliran ini berupaya mengkonstruksikan bentuk tiga dimensi yang ajaib dengan menggunakan bahan-bahan bangunan terbaru dari plastik , kawat , kayu , dan besi. Tokoh pedoman Konstruktivisme merupakan Vladimir Tatlin , Naum Gabo , Alexander Calder's , Antonie Pevner , Max Bill.
4). Optical Art
Aliran ini menggunakan unsur berupa bentuk geometris yang berulang. Penataan garis , warna dan bentuk dengan akurasi sempurna untuk memunculkan kesan tekstur atau ruang sampai sanggup mengelabuhi penglihatan. Aliran ini lebih memprioritaskan unsur ilmiah dan mengabaikan ekspresi. Tokoh pedoman Optical Art merupakan Victor Vasarely , Richard Anuszkiewich.
Aliran seni rupa ini berikutnya berganti menjadi lebih spesifik dan terbagi menjadi:
1). Suprematisme
Aliran ini lebih memprioritaskan supremasi perasaan secara murni dengan objek-objek yang tidak terlampau membingungkan. Tokoh pedoman ini merupakan Kazimir Malevich dari Rusia (1913).
2). Neoplastisisme
Aliran ini lebih memamerkan keleluasaan esensi atau unsur seni rupa seumpama warna dan garis dari beban peniruan bentuk-bentuk alam. Bidang datar tidak dipakai untuk memanipulasi gambar ruang. Penyederhanaan dan pemurnian ini diusakahan untuk meraih universalitas. Tokoh pedoman ini merupakan Piet Mondrian (1872-1945).
3). Konstruktivisme
Aliran ini berupaya mengkonstruksikan bentuk tiga dimensi yang ajaib dengan menggunakan bahan-bahan bangunan terbaru dari plastik , kawat , kayu , dan besi. Tokoh pedoman Konstruktivisme merupakan Vladimir Tatlin , Naum Gabo , Alexander Calder's , Antonie Pevner , Max Bill.
4). Optical Art
Aliran ini menggunakan unsur berupa bentuk geometris yang berulang. Penataan garis , warna dan bentuk dengan akurasi sempurna untuk memunculkan kesan tekstur atau ruang sampai sanggup mengelabuhi penglihatan. Aliran ini lebih memprioritaskan unsur ilmiah dan mengabaikan ekspresi. Tokoh pedoman Optical Art merupakan Victor Vasarely , Richard Anuszkiewich.
b. Abstrak Nonfiguratif
Yaitu ajaib dalam arti seni lukis haruslah murni selaku perumpamaan perasaan. Garis mewakili garis , warna mewakili warna , dan sebagainya. Bentuk-bentuk alam ditinggalkan sama sekali. Menggambarkan lisan gejolak jiwa secara impulsif dan abstrak. Tokoh pedoman ini merupakan Ashile Gorky , Roberto Matta.
Aliran ini berganti menjadi lebih spesifik dan terbagi menjadi:
1). Color Fild Painting
Lebih memperlihatkan bidang-bidang yang relatif lebar dan berwarna. Tokoh pedoman ini merupakan Francis Picabia , Ben Nicholson.
2). Action Painting
Aliran ini lebih memprioritaskan agresi cara melukis ketimbang bentuk. Tokoh pedoman ini merupakan Jackson Pollock , Therese Oulton.
Aliran ini berganti menjadi lebih spesifik dan terbagi menjadi:
1). Color Fild Painting
Lebih memperlihatkan bidang-bidang yang relatif lebar dan berwarna. Tokoh pedoman ini merupakan Francis Picabia , Ben Nicholson.
2). Action Painting
Aliran ini lebih memprioritaskan agresi cara melukis ketimbang bentuk. Tokoh pedoman ini merupakan Jackson Pollock , Therese Oulton.
Contoh karya seni Lukis Aliran Abstraksionisme |
12. Aliran Futurisme
Aliran seni rupa ini lahir di Italia pada tahun 1909 selaku reaksi terhadap pedoman Kubisme yang dianggap statis. Lukisan-lukisan Futurisme menggambarkan garis-garis yang dinamis sarat gerak. Karena jtu tema-tema yang diseleksi lazimnya menggambarkan kesibukan-kesibukan seumpama perang , pesta , arak-arakan , kerusuhan , dan sebagainya. Tokoh-tokoh pedoman Futurisme antara lain:
a. Carlo Carra ,
b. Buido Severini ,
c. Umberto Boccioni ,
d. F.T Marinetti.
13. Aliran Dadaisme
Aliran seni rupa ini merupakan pemberontak konsep-konsep pedoman sebelumnya. Aliran Dadaisme memiliki perilaku memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yang sudah berlaku. Ciri pedoman ini merupakan sinis , nihil , dan berupaya melenyapkan delusi pada karya-karyanya. Dada sendiri berasal dari perumpamaan Perancis yang memiliki arti kuda. Istilah ini untuk menggambarkan kebinalan , keliaran , dan kebrutalan lukisan Dada.
Aliran ini dilatarbelakangi oleh kekejaman Perang Dunia I yang tak kunjung padam. Perang yang tak henti-henti memberi kesan sudah hilangnya nilai sosial dan nilai estetika dari wajah burni. Sikap protes para seniman melahirkan karya-karya yang nihil. Pada tahun 1916 , seniman-seniman yang berisikan Tristan Tzara , Marcel Janco , Hugo Ball , Richard Huelsenbeck , dan Hans Arp berkumpul di kota Cabaret Voltaire (Jerman) untuk melahirkan karya-karya beraliran Dadais. Aliran ini meraih puncaknya pada tahun 1920-an dengan tokohnya:
a. Paul Klee ,
b. Kurt Scwitters ,
c. Tristan Tzara ,
d. Marcel Janco , dan lain-lain.
14. Aliran Surealisme
Andre Breton mendefinisikan Surealisme dengan perumpamaan "pure psychic automatism" atau otomatisme kejiwaan yang murni. Aliran Surealis banyak dipengaruhi oleh teori evaluasi psikologi Sigmund Freud tentang ketidaksadaran dalam anatomisme dan impian. Seniman Surealis beropini bahwa karya-karya mereka merupakan otomatisme psikis yang murni dan bersandar pada realitas yang superior dari keleluasaan asosiasinya.
Seni Surealisme sering tampil dengan tidak logis dan sarat fantasi , seperti melukis alam mimpi saja. Segala ketidakmungkinan sanggup timbul dalam lukisan Surealis. Aliran ini dibagi atas 2 jenis pedoman lagi.
a. Surealisme Figuratif
Surealisme jenis ini masih memperlihatkan bentuk faktual dan masuk akal yang disusun dalam struktur yang menakjubkan , sehingga pelukis pedoman ini mesti menguasai teknik dan materi secara baik. Tokoh pedoman Surealis jenis ini merupakan Salvador Dali , Max Ernst , Odilon Redon , dan Marc Chagall.
b. Surealisme Abstraktif
Surealisme jenis ini tidak lagi menggunakan kenangan selaku sumber atau wilayah obyek. Obyek-obyek yang timbul sering berupa simbol-simbol bawah sadar. Tokoh-tokoh pedoman ini merupakan Andre Masson dan Joan Miro.
15. Aliran Pop-Art
Aliran seni rupa ini lahir pada tahun 1956 , selaku pernyataan bahwa pedoman ini bab dari seni terbaru yang berlaku di sekarang ini , dan tidak mengada-ada. Obyek yang ditampilkan merupakan benda-benda yang sudah ada. Bentuk lukisan Pop-Art sering bersifat lucu , ironis , dan karikatural. Aliran Pop-Art lahir di Amerika Serikat dengan tokohnya: Tom Wasselmann dan Claes Oldenburg.
Contoh karya seni Lukis Aliran Pop-Art dan Aliran Post Modern |
Aliran Seni Rupa Post-Modern
16. Aliran Post-Modern atau KontemporerHingga sekarang masih terdapat perbedaan rekomendasi dalam pengklasifikasian gaya atau pedoman seni rupa sesudah periode Modern. Namun , secara biasa pemahaman Post-Modern atau disingkat postmo merupakan gaya seni rupa pasca modern. Sejalan dengan kemajuan budaya penduduk dunia , seni rupa juga mengalami kemajuan gaya. Aliran seni rupa Post-Modern memiliki ciri-ciri berupa perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan minimnya ornamental. Aliran Post-Modern lebih bebasa dan condong tidak dibatasi aturan tertentu. Aliran ini banyak melakukan eksplorasi unsur rupa. Tema yang cukup mayoritas dalam karya karya Post-Modern merupakan tema kemasyarakatan dan kritik sosial.
:
Jenis Aliran Seni Lukis dan Contoh lukisan
Pengertian dan Contoh Karya Seni Rupa 2 Dimensi Lengkap
Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan , Pengertian dan Contohnya
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon