Macam-Macam Kesenian Jawa Dengan Pengaruh Islam - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Ada beberapa kesenian Jawa yang memperoleh imbas agama Islam antara lain Slawatan maulud , Slawatan rodat , emprak , angguk , kuntulan , ndolalak , dan samroh. 

Macam-Macam Kesenian Jawa

Kesenian Jawa dengan imbas Islam tersebut antara lain , yaitu;
1. Kesenian Slawatan Maulud 
a. Asal Slawatan 
Kesenian Slawatan ialah bentuk kesenian Jawa yang memperoleh imbas Islam , hal ini sanggup dilihat dari para pemain yang senantiasa menyanyikan puji-pujian pada Tuhan dan Nabi Muhammad Saw. Syair salawat berisi tentang kebesaran Allah Swt dan kekaguman terhadap junjungan Nabi Muhammad Saw. 

Slawatan meningkat dengan cukup baik di tempat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Alat musik yang dipergunakan yakni rebana. Ada yang menyampaikan kesenian Rebana alasannya yakni alat instrumen untuk mengiringi pertunjukan itu dengan rebana. 

Kesenian Jawa yang memperoleh imbas dari Islam ini disebut Slawatan alasannya yakni dalam setiap pementasan para pemain yang terdiri atas beberapa orang itu senantiasa mengumandangakan shalawat. Syair shalawat ditulis di kitab Berzanji. 

b. Fungsi Slawatan 
Fungsi utama dari kesenian Slawatan yakni selaku alat penyebaran agama Islam. Fungsi lainnya yakni selaku fasilitas hiburan , selaku fasilitas untuk melatih kolaborasi dengan orang lain , dan melatih berinteraksi dengan orang lain. 

Selain rebana , alat yang dipergunakan yakni kendang , kempul , peking , ketuk , dan gong. Alat yang dipergunakan dalam pertunjukan ini memang terhitung sungguh sederhana. Walaupun cuma menggunakan alat yang sederhana , tidak meminimalisir keindahan pertunjukan Slawatan. 

2. Kesenian Emprak 
a. Sumber Cerita Kesenian Emprak 
Kesenian emprak ialah salah satu dari kesenian Jawa yang bernapaskan Islam. Pertunjukan emprak selain dengan gerak dan tari juga diiringi dengan musik slawatan , yang menceritakan tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Adapun sumber kisah pada seni emprak yakni Kitab Barzanji. 

Karena pertunjukan emprak bernapaskan Islam , para pemain pun dalam mengenakan kostum juga diadaptasi dengan kehidupan sehari-hari kaum muslim. Kostum pemain antara lain: 
Peci berwarna hitam atau merah 
  • Kain 
  • Serban
  • Blangkon 
  • Kemeja panjang
  • Jubah 
  • Sampur
  • Baju muslimah 

Seperti halnya pemain Wayang Wong , para pemain di dalam merias mukanya berarti simbolis. meskipun kesenian ini bernapaskan Islam , imbas budaya Jawa juga masih melekat. Hal ini sanggup dilihat baik dari sisi kostum maupun make up muka. Adapun warna yang dipakai para pemain emprak yakni warna putih , hitam , merah , dan lorek yang berisikan ketiga warna yakni merah , hitam , putih. warna putih memiliki makna simbolis adab yang suci. Warna hitam menggambarkan adab yang jujur. Warna merah memiliki makna simbolis atau menggambarkan adab angkara murka. Warna lorek menggambarkan tentang sifat insan yakni suci , jujur , dan angkara murka. 

b. Fungsi Kesenian Emprak 
Fungsi kesenian emprak selain selaku hiburan juga dalam rangka penyebaran agama Islam. Biasanya pertunjukan dilaksanakan di pendapa. Apabila terpaksa tidak ada pendapa maka sanggup menggunakan arena tanah kosong yang cukup luas. 

Semula pertunjukan emprak semua pemainnya baik penari maupun penabuh alat musik yakni laki-laki. Hal ini juga persis menyerupai kesenian Jawa lainnya misalkan kethoprak maupun ludruk , yang semula juga pemainnya pria semua , tapi setelah mengalami kemajuan pemainnya berisikan pria dan perempuan. Demikian juga pertunjukan emprak yang semula pemainnya pria semua , tapi sejak tahun 1950 pemainnya berisikan pria dan perempuan. Jumlah pemain lumayan banyak , yakni 10 orang selaku penabuh gamelan (kendang , kempul , ketuk , gong , dan kenthongan) dan 20 orang selaku penari. 

3. Kesenian Samroh 
a. Asal Samroh atau Qasidahan 
Samroh tergolong kesenian Jawa yang bernapaskan Islam. Berbeda dengan seni emprak , samroh semula dimainkan oleh kaum wanita muda berusia sekitar 15 sampai 25 tahun. Samroh ada pula yang menyebutnya qasidahan. Di Jawa Tengah maupun Yogyakarta pertunjukan samroh tergolong pertunjukan yang cukup produktif. Ada beberapa grup samroh atau qasidahan di Jawa Tengah maupun Daerah spesial Yogyakarta. Bahkan di pelosok desa pun banyak grup-grup samroh. Seni samroh memang lebih gampang dimainkan oleh para pemainnya. 

Biasanya pertunjukan qasidahan vokalnya tidak cuma satu orang , tapi sanggup sekaligus beberapa orang bahu-membahu menyanyi. Kostumnya mengenakan busana muslimah untuk wanita dan busana muslim untuk pemain laki-laki. Sedangkan parasnya dirias secara realis , menyerupai kehidupan sehari-hari. 

Alat musik yang dipergunakan yakni rebana , tambur seruling , ketipung , dan harmonika. Yang memainkan alat musik tidak cuma pemain musik tapi juga para vokalisnya. Kaprikornus , tugas vokalis di sini sanggup ganda , sanggup selaku pemain musik sanggup berperan selaku vokalis. 

Hingga sekarang qasidahan masih banyak yang ingin mempelajari lebih mendalam. Bahkan juga sering ada kontes qasidahan antarsiswa. Hal ini mengambarkan bahwa kesenian qasidahan masih banyak diminati oleh masyarakat. 

b. Fungsi Seni Samroh 
Selain selaku hiburan , seni samroh juga berfungsi selaku penyebar agama Islam. Hal ini sanggup dilihat dari syair-syairnya yang sarat muatan pemikiran Islam tentang perilaku santun , pemikiran untuk bahagia berderma , berkata jujur , tidak bahagia memfitnah , dan pemikiran untuk berbuat baik dalam segala hal. 

Masyarakat Jawa yang memiliki program pesta misalkan mengkhitankan putranya atau menikahkan putranya , adakala ada yang memanggil grup qasidahan. Pertunjukan sanggup di pendapa , panggung yang dibentuk khusus maupun di tempat yang datar. 

Pertunjukan qasidahan atau samroh sanggup dijalankan pada siang maupun malam hari. Hal ini sesuai dengan keperluan atau dengan kata lain diadaptasi dengan tuan rumah selaku pengundang. Waktu pertunjukan diadaptasi dengan suasana dan kondisi.

:
Macam-Macam Kesenian Tradisional Rakyat Jawa Tengah
Sejarah Asal Usul Tari Kuda Lumping (Jathilan) Jawa Tengah
Asal Mula Kesenian Kethoprak dan Jenis-Jenis Kethoprak menurut Perkembangannya
Mengenal Kebudayaan Daerah Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon