Konten [Tampil]
Manusia berperan besar dalam pembangunan. Keterlibatannya mulai dari menyiapkan , mendesain , hingga dengan yang menjalankan pembangunan itu. Semua sektor pembangunan memerlukan tenaga dan wawasan insan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Di sinilah tugas sumber daya insan (SDM) begitu penting. Bukan cuma secara kuantitas (jumlah) , tetapi juga secara mutu (kemampuan) insan itu.
Untuk menciptakan insan dengan SDM yang tinggi tidaklah mudah. Tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk sanggup menjadi standar kesuksesan kenaikan SDM. Kecilnya angka buta huruf dan putus sekolah merefleksikan kesuksesan pendidikan , sedangkan terlayaninya semua keperluan kesehatan penduduk merefleksikan status kesehatan yang baik. Selain itu , SDM yang bagus juga tercermin dari moral dan sikap insan yang tidak menyimpang.
Suku Bangsa di Provinsi Jambi
Penduduk Provinsi Jambi terdiri atas banyak suku bangsa. Suku-suku bangsa tersebut termasuk suku bangsa orisinil dan ada pula suku bangsa pendatang. Suku bangsa orisinil berarti memang sudah ada dan menetap di Provinsi Jambi sejak zaman dulu , menyerupai suku bangsa Orang Rimba , Kerinci , Batin , Melayu Jambi , dan Orang Laut. Suku bangsa pendatang berasal dari banyak sekali wilayah di sekitarnya , menyerupai suku bangsa Minangkabau , Palembang , Banjar , Bugis , dan Jawa. Ada pula pendatang dari suku bangsa absurd , menyerupai Cina , Arab , dan India. Berbagai suku bangsa ini ada yang hidup secara berkelompok dan ada pula yang hidup berbaur. Mereka semua hidup dalam situasi tenang dan saling menghargai.
Suku Orang Rimba Jambi
Suku Orang Rimba ialah suku tertua di Provinsi Jambi. Suku ini sudah menetap apalagi dulu sebelum suku-suku yang lain. Ada beberapa dongeng ihwal asal undangan suku Orang Rimba. Satu model menyatakan bahwa orang Rimba berasal dari keturunan prajurit-prajurit Minangkabau (Kerajaan Pagarruyung) yang bermaksud mengadakan ekspansi kekuasaan ke Jambi. Versi yang lain menyatakan bahwa Orang Rimba ialah percampuran antara suku Wedda dengan suku Negrito.
Orang Rimba juga dipahami dengan nama suku Kubu atau suku Anak Dalam. Namun , mereka lebih senang disebut Orang Rimba , bukan suku Kubu atau suku Anak Dalam. Karena kata ”kubu” berarti orang bodoh. Menyebut mereka dengan suku Kubu berarti sudah mencemooh mereka. Dalam pergaulan sehari-hari , Orang Rimba memakai bahasa mereka sendiri yakni bahasa Orang Rimba (Kubu). Dalam hal keyakinan , sebagian besar tidak beragama. Orang Rimba menganut keyakinan animisme dan dinamisme. Meskipun begitu , di sekarang ini sebagian sudah menerima dan menganut agama , tetapi jumlahnya masih sedikit.
Suku Orang Rimba hidup di hutan-hutan Jambi. Persebaran suku ini hingga ke Provinsi Sumatra Selatan. Ada tiga wilayah yang dihuni suku Orang Rimba yakni hutan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh , Taman Nasional Bukit Duabelas. dan hutan di wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Dari ketiga wilayah ini , lebih banyak didominasi Orang Rimba hidup di hutan Taman Nasional Bukit Duabelas yang terletak di tengah Provinsi Jambi. Orang Rimba hidup berpindah-pindah (nomaden) dan sungguh bergantung pada hutan. Orang Rimba menyanggupi keperluan hidupnya dari berburu , meramu , menghimpun hasil hutan , dan berladang. Dengan berkurangnya sumber daya hutan alasannya yakni perambahan liar dan untuk perkebunan maka kehidupan Orang Rimba kian sengsara dan terpinggirkan. Orang Rimba kian kesusahan mencari keperluan hidupnya.
Sebenarnya sudah ada kerja keras pemerintah mudah-mudahan kehidupan Orang Rimba lebih beradab. Pemerintah memukimkan Orang Rimba dalam satu kawasan di sekeliling hutan. Namun , kerja keras ini kurang berhasil. Sebagian besar Orang Rimba yang dimukimkan kembali masuk hutan. Mereka belum tenteram untuk berkehidupan menyerupai suku-suku yang lain. Orang Rimba merasa lebih ”hidup” jikalau berada di hutan dengan segala aturannya.
Suku Batin Jambi
Suku Batin hidup berdampingan dengan suku Orang Rimba di hutan hutan Jambi. Masing-masing memiliki wilayah sendiri dan saling menghargai. Ada tiga marga suku Batin yang menempati wilayah Jambi yakni Marga Batin , Marga Maura Kibul , dan Marga Ulu Tabir.
Seperti Orang Rimba , hidup suku Batin sungguh bergantung pada hutan. Mereka mencari makan dengan meramu hasil hutan , berburu , dan memancing ikan. Ada juga yang berladang dan menambang emas secara tradisional. Hidup suku Batin juga berpindah-pindah dalam satu golongan untuk mencari lokasi berladang yang baru. Komunitas suku Batin sanggup ditemui di Bangko , Tabir , Jangkat , Sungai Manau , Muaro Bungo , dan Rantau Pandan. Sebagian besar tempat mukim ini ialah hutan-hutan di kawasan Pegunungan Bukit Barisan.
Suku Kerinci Jambi
Suku Kerinci tergolong golongan Melayu Tua yang berasal dari Asia Tenggara. Dari Malaka suku ini menyeberangi Selat Malaka hingga di pantai timur Sumatera. Kemudian menyusuri pantai ini hingga ke Selat Berhala dan muara Sungai Batanghari. Dari sini terus masuk ke pedalaman lewat Sungai Merangin dan balasannya hingga di Dataran Tinggi Kerinci. Di sinilah mereka hidup , menetap , dan berkembang. Sekarang kawasan ini dinamakan Kabupaten Kerinci.
Mata pencaharian utama suku ini selaku petani. Dalam pergaulan sehari-hari , orang-orang suku Kerinci memakai bahasa Kerinci dengan banyak sekali dialek. Penggunaan dialek tersebut tergantung pada kawasan tempat tinggalnya. Selain itu , ada sebagian suku Kerinci yang memakai bahasa Minang selaku bahasa pengirim mereka sehari-hari. Ada abjad khusus yang dipakai oleh suku ini yakni Encong atau Incong. Orang suku Kerinci sebagian besar menganut agama Islam.
Suku Kerinci |
Mata pencaharian utama suku ini selaku petani. Dalam pergaulan sehari-hari , orang-orang suku Kerinci memakai bahasa Kerinci dengan banyak sekali dialek. Penggunaan dialek tersebut tergantung pada kawasan tempat tinggalnya. Selain itu , ada sebagian suku Kerinci yang memakai bahasa Minang selaku bahasa pengirim mereka sehari-hari. Ada abjad khusus yang dipakai oleh suku ini yakni Encong atau Incong. Orang suku Kerinci sebagian besar menganut agama Islam.
Suku Melayu Jambi
Suku Melayu Jambi ialah suku lebih banyak didominasi yang menghuni Provinsi Jambi. Penyebarannya termasuk banyak sekali wilayah Jambi menyerupai Kabupaten Bungo , Tebo , Batanghari , Muaro Jambi , Tanjung Jabung Barat , Tanjung Jabung Timur , dan Kota Jambi. Sebagian besar hidup di pusat-pusat pemerintahan. Ada pula yang menetap di bantaran sungai atau pesisir pantai. Suku yang juga disebut dengan nama Orang Jambi ini tergolong dalam penduduk Melayu Baru.
Bahasa keseharian suku ini yakni bahasa Melayu Jambi dengan banyak sekali dialek. Budayanya dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu yang bemuansa Islami. Meskipun begitu , unsur-unsur budaya lain masih sanggup ditemui , misalnya budaya Minang. Penghasilan penduduk suku Melayu Jambi berasal dari komoditas pertanian , perkebunan , peternakan , perikanan , dan minyak. Suku ini lebih banyak didominasi memeluk agama Islam. Namun , sebagian juga masih ada yang menganut keyakinan dari nenek moyang.
Beberapa komunitas suku orisinil Jambi yang lain masih sanggup ditemui di wilayah ini. Suku Talang Mamak bertempat tinggal di Dusun Semarantihan , Kecamatan Sumai , Kabupaten Tebo. Suku Orang Pendek sanggup ditemui di Taman Nasional Kerinci Seblat. Suku Pindah terdapat di Kabupaten Batanghari , Merangin , dan Sarolangun dengan komunitas terbanyak di Desa Pauh dan Mendiangin , Kabupaten Batanghari.
Orang Penghulu menetap di Kabupaten Merangin dan Sarolangun. Suku ini terpusat di Kecamatan Sungaimanau , Batanghari , dan Ulu Tabir. Sebagian sanggup ditemui di Kabupaten Bungo dan Tebo. Dalam pergaulan sehari-hari Orang Penghulu memakai bahasa adonan antara bahasa Melayu dan Minangkabau. Bercocok tanam di ladang dan sawah menjadi mata pencaharian utama mereka. Di Kabupaten Sarolangun sanggup pula ditemui komunitas Orang Sanak.
Ada satu lagi suku yang cuma ditemui di pesisir Pantai Jambi yakni suku Laut. Daerah persebarannya termasuk wilayah pantai Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Suku ini ialah bab suku Laut yang bertempat tinggal di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Suku Laut hidup di atas bahtera dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Penghidupannya sungguh bergantung pada sumber daya laut.
Itulah citra penyebaran beberapa suku bangsa orisinil di Provinsi Jambi , sedangkan penyebaran suku-suku bangsa pendatang terpusat di kawasan perkotaan dan pesisir pantai. Sebagian besar para pendatang hidup berbaur dengan suku-suku bangsa lain. Sedikit sekali yang hidup berkelompok. Salah satunya pendatang dari suku bangsa Jawa yang berasal dari kesibukan transmigrasi. Pendatang dari suku bangsa Jawa banyak ditemui di kawasan permukiman transmigrasi. Mata pencaharian suku bangsa pendatang termasuk banyak sekali bidang menyerupai pertanian , perkebunan , industri , pedagang , dan sebagian melakukan pekerjaan dalam kantor pemerintahan. Dalam pergaulan sehari-hari , pada biasanya suku bangsa pendatang memakai bahasa Melayu Jambi. Bahasa kawasan asal cuma dipakai di saat berada dalam kelompoknya sendiri (komunitasnya).
:
Mengenal Kebudayaan Daerah Jambi
Pakaian Adat Jambi Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Rumah Adat Jambi Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Upacara Adat Jambi Lengkap Penjelasannya
:
Mengenal Kebudayaan Daerah Jambi
Pakaian Adat Jambi Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Rumah Adat Jambi Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Upacara Adat Jambi Lengkap Penjelasannya
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon