Konten [Tampil]
Pakaian Adat Betawi (DKI Jakarta) Lengkap , Gambar dan Penjelasanya - Setiap provinsi niscaya memiliki busana watak khas wilayahnya masing-masing. Pakaian watak biasanya dikenakan pada di saat adanya penyelenggaraan upacara tertentu. Disebut busana watak alasannya ciri-ciri yang ada maupun tatacara dalam mengenakan sungguh khas. Upacara adat pengantin , watak keagamaan , dan lain-lainnya biasanya dilengkapi dengan busana adat. Ada busana watak untuk kaum lelaki dan ada juga busana watak untuk kaum perempuan. Pakaian watak tempat Provinsi DKI Jakarta yakni Betawi. Ini sesuai dengan nama suku bangsa orisinil yang mendiami wilayah DKI Jakarta.
Pakaian Adat Betawi
Apa saja nama perlengkapan-perlengkapan busana watak Betawi? Karena Islam besar lengan berkuasa kokoh dalam budaya Betawi , ciri-ciri khas keislamannya terlihat jelas. Perhatikan klarifikasi berikut ini.
Perlengkapan busana watak lelaki Betawi;
- Liskol atau epilog kepala.
- Jas tutup atau baju jas yang menutup leher.
- Celana panjang.
- Selendang lockan , selembar kain batik yang dilingkarkan pada bab pinggang.
- Keris yang diselipkan pada bab perut.
- Sepatu pantopel selaku ganjal kaki.
Perlengkapan busana watak perempuan Betawi;
- Baju kabaya.
- Sanggul cepol , dengan dekorasi ronce melati.
- Kerudung atau selendang panjang yang menutup kepala.
- Kain batik.
- Selop selaku ganjal kaki.
Hiasan tambangan berupa anting-anting air seketel , gelang listring , dan gelang selendang mayang.
Sumber : Selayang Pandang DKI Jakarta : Moh. Rofii Adji Sayekti |
Disisi lain , busana dan make up pengantin Betawi sungguh kaya akan pengaruh budaya lain , baik budaya aneh maupun beberapa budaya suku bangsa yang ada di Indonesia. Budaya aneh yang cukup kental terlihat menghipnotis budaya Betawi yakni Arab (Islam) , Cina , India , dan Belanda. Adapun kebudayaan suku bangsa lain yang terlihat menonjol menghipnotis yakni Sumatera atau Melayu , Jawa , Sunda , dan Bali.
Berbagai pengaruh dari kebudayaan luar/ aneh terlihat selaku berikut.
1. Sorban , jubah panjang , dan celana panjang pada pengantin lelaki ialah pengaruh dari kebudayaan Arab.
2. Siangko (penutup muka) , tuaki (baju versi bab atas) , dan rok panjang pada pengantin perempuan ialah pengaruh dari kebudayaan Cina.
3. Terompah (alas kaki) yang dikenakan pengantin lelaki dan perempuan ialah pengaruh dari kebudayaan Arab.
2. Siangko (penutup muka) , tuaki (baju versi bab atas) , dan rok panjang pada pengantin perempuan ialah pengaruh dari kebudayaan Cina.
3. Terompah (alas kaki) yang dikenakan pengantin lelaki dan perempuan ialah pengaruh dari kebudayaan Arab.
Masyarakat Betawi mengenal enam macam busana watak pengantin Betawi , yaitu;
1. Cara dandan Haji ,
2. Cara versi India ,
3. Cara versi Barat ,
4. Cara versi Jawa ,
5. Cara versi Sunda , dan
6. Cara versi Melayu.
2. Cara versi India ,
3. Cara versi Barat ,
4. Cara versi Jawa ,
5. Cara versi Sunda , dan
6. Cara versi Melayu.
Pengantin lelaki dengan versi busana dandanan Haji biasanya memakai tutup kepala yang disebut alpia atau alpie. Penutup kepala ini memiliki tinggi 15-20 cm dan dililitkan dengan sorban kain , warna putih gading atau acap kali kuning. Di pinggir kiri alpia diberi untuaian bunga melati yang pada ujung bawahnya ditutup bunga cempaka dan ujung atasnya diberi sekuntum bunga mawar merah.
Pengantin lelaki dengan dandanan haji biasanya mengenakan jubah terbuka yang dihiasi dengan emas , dan manik-manik bermotif burung hong , bunga-bungaan , kubah masjid dan sebagainya. Sebelum memakai jubah , biasanya seorang pengantin lelaki memakai gamis (baju dalam) yang panjangnya kira-kira hingga mata kaki. Selain itu pengantin lelaki memakai selempang berhiaskan mute selaku tanda kebesaran.
Untuk pengantin perempuan , pakaiannya terkesan meriah. Tuaki yakni baju bab atas yang dipahami memiliki dua versi , yakni model shanghai (Cina) dan versi baju kurung (Melayu). Syarat utama tuaki berbahan polos dan memiliki dekorasi yang bervariasi. Ciri khas versi shanghai yakni berkrah tertutup , panjang sebatas pinggul. Tuaki berupa baju kurung , versi menyerupai baju kurung Melayu pada umumnya.
Padanan tuaki yakni kun , yakni rok melebar kebawah dengan panjang hingga ke mata kaki. Kun juga dihiasi benang tebar dengan kombinasi sesuai tatahan motif pada tuaki. Untuk tuaki biasanya diseleksi warna-warna cerah dari materi satin atau beludru. Hal tersebut melambangkan sukacita dan keceriaan kedua pengantin dan seluruh keluarganya. Untuk dekorasi epilog daada dan pundak , yakni teratai. Hiasan ini yang dibikin dari beludru bertahtakan dekorasi logam pada permukaannya dengan motif bunga tanjung. Teratai ini berjumlah delapan lembar kecil yang dirangkai menjadi susunan delapan daun teratai yang simetris.
Sumber : Selayang Pandang DKI Jakarta : Moh. Rofii Adji Sayekti |
Untuk make up kepala , rambut disanggul dengan versi produksi atau konde cepol tanpa sasakan. Caranya dengan melilitkan secara berputar sehingga membentuk tiga tingkat bulat , yang kemudian dipadatkan dengan tusuk konde. Hiasan yang dipakai di kepala yakni siangko bercadar yang melambangkan kesucian seorang gadis. Siangko bercadar senantiasa berwarna emas dan dihiasi batu-batu permata. Panjang cadarnya 30 cm yang dibikin dari manik-manik. Saat ini banyak dipakai mote pasir dengan gumpalan benang wol merah di ujungnya. Selain itu ada tiga siangko yang lain yang dipakai di belakang sanggul selaku epilog ikatan siangko bercadar. Di atas siangko bercadar ditaruh sigar atau mahkota dengan motif bunga-bungaan yang dipenuhi permata.
Hiasan rambut yang lain yakni tusuk paku atau kembang paku berjumlah 10 buah atau lebih yang dimaksudkan selaku penolak bala. Kembang goyang yang berjumlah 20 buah , juga dikenakan selaku dekorasi rambut bareng dengan 2-4 buah kembang kelapa yang dipasang di kiri dan kanan sanggul. Kembang goyang melambangkan pengukuhan terhadap 20 sifat kebesaran Allah , yang wajib diturunkan dan diajarkan terhadap anak keturunannya kelak. Kembang kelapa ialah simbol pengharapan agar perkawinan yang dijalankan tetap kukuh , kokoh menyerupai pohon kelapa , sehingga akan menjadi perkawinan yang langgeng , makmur , dan bahagia.
Hiasan burung hong lebih dipahami dengan istilah kembang besar berjumlah empat yang melambangkan empat kawan dekat Rasullullah , Nabi Besar Muhammad , Saw. Satu lagi perhiasan kepala yang diandalkan memiliki kekuatan magis yakni sunting atau sumpit telinga. Sebagai suplemen , biasanya pendengaran pengantin dihiasi dengan sepasang kerabu. Kerabu ialah perpaduan anting dan giwang. Di atas dahi pengantin diberi tanda berupa bulan sabit. Tanda bulan sabit berwarna merah ini ialah perlambang bahwa si gadis sudah menjadi pengantin.
Pengantin perempuan juga mengenakan perhiasan berupa kalung tebar yang dipakai melingkar leher di atas teratai Betawi. Gelang listring dan gelang selendang mayang serta cincin emas yang berhiaskan permata menjadi dekorasi lengan , pergelangan tangan , dan jari pengantin wanita. Mempelai perempuan mengenakan selop berupa bahtera kolek selaku ganjal kaki dengan ujung melengkung ke atas dan dihias dengan tatahan emas dan manik-mamik atau mote.
:
34 Pakaian Adat Indonesia Lengkap Gambar , Nama , dan Daerahnya 1
Pakaian Adat Jawa Barat Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Pakaian Adat Banten Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
:
34 Pakaian Adat Indonesia Lengkap Gambar , Nama , dan Daerahnya 1
Pakaian Adat Jawa Barat Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Pakaian Adat Banten Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon