Konten [Tampil]
Kondisi alam dan keyakinan penduduk Kepulauan Riau sungguh kokoh pada arsitektur rumah. Rumah diresmikan di atas tiang dengan tinggi sekitar 1 ,50 meter hingga 2 ,40 meter. Bahan-bahan pembuat rumah , corak hias , dan warna ialah bentuk penyesuaian kepada lingkungan dan ekpresi nilai keagamaan dan nilai budaya.
Rumah Adat Kepulauan Riau
Salah satu bentuk rumah wilayah tinggal penduduk Kepulauan Riau yakni rumah Belah Bubung , atau rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Disebut rumah Rabung alasannya yakni atapnya menggunakan perabung atau bentuk atapnya terbelah. Nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang absurd , terutama Cina dan Belanda , alasannya yakni bentuknya berlainan dengan rumah asal mereka , yakni berupa rumah Kelenting dan Limas.
Nama rumah kerap kali diberikan menurut bentuk dan kombinasi atapnya. Disebut rumah Lipat Pandan alasannya yakni atapnya curam. Disebut rumah Lipat Kajang alasannya yakni atapnya agak mendatar. Diberi nama rumah Atap Layar atau Ampar Labu alasannya yakni bab bawah atapnya ditambah dengan atap lain. Disebut rumah Perabung Panjang alasannya yakni perabung atapnya sejajar dengan jalan raya dan rumah Perabung Melintang alasannya yakni perabungnya tidak sejajar dengan jalan.
Besar kecilnya rumah yang dibangun diputuskan oleh kesanggupan pemiliknya. Semakin kaya seseorang kian besar rumahnya dan kian banyak pula ragam hiasnya. Namun demikian , kekayaan bukan selaku penentu yang mutlak. Pertimbangan utama dalam menghasilkan rumah yakni keselarasan dengan pemiliknya. Untuk menyeleksi harmonis atau tidaknya suatu rumah , sang pemilik menjumlah ukuran rumahnya dengan hitungan hasta , dari satu hingga lima. Adapun urutannya yakni ular berenang , meniti riak , riak meniti kumbang berteduh , habis utang berganti utang , dan hutang lima belum berimbuh. Ukuran yang paling baik yakni apabila sempurna pada hitungan riak meniti kumbang berteduh.
Bahan Penyusun Rumah Adat Belah Bubung
1. Kayu. Kayu umumnya digunakan untuk menghasilkan tiang , tangga , gelegar , bendul , rusuk , dan lain sebagainya.
2. Papan. Papan ialah kayu yang sudah dibelah tipis. Tebalnya sekitar 3-5 cm. Papan digunakan untuk menghasilkan dinding dan lantai.
3. Bambu (nibung). Selain kayu , bambu seringkali digunakan untuk menghasilkan rumah apabila kayu sukar diperoleh.
4. Daun nipah dan daun rumbia. Daun ini digunakan untuk menghasilkan atap rumah.
5. Seng. Seng digunakan selaku pengganti daun nipah dan rumbia selaku atap rumah.
6. Rotan. Rotan digunakan untuk mengikat atap rumah.
Bagian-Bagian Rumah Belah Bubung
Selasar. Selasar kebanyakan ada tiga macam , yakni selasar luar , selasar jatuh , dan selasar dalam. Selasar yang berada di depan rumah induk disebut selasar luar. Jika lantai selasar luar lebih rendah dari rumah induk , disebut selasar jatuh. Jika selasar menyatu dengan rumah induk , disebut selasar dalam. Selasar ialah wilayah belum dewasa bermain , menaruh alat pertanian atau alat nelayan , dan wilayah menemukan tamu.
Rumah induk. Rumah induk terbagi menjadi tiga bab , yakni ruangan paras , ruangan tengah , dan ruang dalam. Ruangan paras menjadi wilayah kaum ibu , serta wilayah tidur keluarga wanita dan belum dewasa yang belum berumur tujuh tahun. Ruangan tengah menjadi wilayah tidur anak pria yang sudah berumur tujuh tahun. Ruang dalam ialah wilayah tidur orang bau tanah wanita dan anak wanita yang sudah dewasa.
Penanggah. Ruang penanggah yakni ruang telo dan ruang dapur. Ruang telo berfungsi menghubungkan rumah induk dengan dapur. Ruangan ini digunakan selaku wilayah menyimpan sebagian alat pertanian dan nelayan serta wilayah menyimpan cadangan air. Dapur ialah wilayah menjalankan acara mengolah masakan , makan keluarga , dan menyimpan perlengkapan memasak.
Demikian ulasan wacana "Rumah Adat Kepulauan Riau Lengkap Penjelasannya" yang sanggup kami sampaikan. postingan kebudayaan Kepulauan Riau menawan yang lain di situs .
Sumber : Selayang Pandang Kepulauan Riau : Ir. Nugroho Yuananto
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon