Rumah Susila Wilayah Banten Lengkap| Gambar Dan Penjelasannya - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]

Rumah Adat Daerah Banten

Seni arsitektur Sunda terlihat pada bentuk rumah di perkampungan Suku Baduy dan Adat Kasepuhan Banten Kidul (Cisungsang). Rumah tradisionalnya berupa panggung yang dinamakan imah. Dari sisi bentuk tidak ada perbedaan antara rumah Baduy dengan rumah Adat Kasepuhan. Namun , dari sisi materi pembuatannya terdapat perbedaan. Masyarakat Baduy masih berpegang teguh pada watak istiadat sehingga rumah terlihat sungguh sederhana. Sebaliknya , rumah-rumah Adat kasepuhan terlihat lebih baik alasannya telah boleh menggunakan unsur-unsur kebudayaan modern. 

Konstruksi rumah panggung Baduy yang dibikin dari materi kayu dan bambu , khususnya tiang , dinding , dan lantai. Atap rumah Baduy yang dibikin dari daun sirap dan ijuk. Semua komponen ini dirakit dengan menggunakan tali awi temen ataupun dipaseuk. Untuk menyambung dua kayu digunakan teknik paseuk (pasak). Bagian yang lain menyerupai bilik (dinding) , rarangkit (atap) , dan palupuh (lantai) diikat atau dijepit pada bambu atau kayu konstruksi. Inilah yang menghasilkan rumah Baduy lebih tahan gempa (goncangan). Tiang rumah yang dibikin dari kayu yang ditopang dengan kerikil kali. Panjang pendeknya tiang sama diubahsuaikan dengan kontur tanah. Oleh alasannya itu , rumah-rumah Baduy berdiri berumpak-umpak terlihat asri menyatu dengan alam sekitar.

gambar rumah watak banten

Rumah Baduy terdiri atas tiga bab utama , merupakan sosoro , tepas , dan imah. Tiap-tiap bab dipisahkan dengan sekat bilik yang yang dibikin dari bambu. Sosoro letaknya memanjang ke arah samping (lebar rumah). Ruangan ini berfungsi selaku tempat menerima tamu. Tepas letaknya membujur ke arah bab belakang (panjang rumah). Ruangan ini berfungsi untuk ruang makan dan ruang tidur anak-anak. Imah merupakan bab utama rumah Baduy alasannya di sinilah semua acara keluarga terpusat. Ruang utama ini berfungsi ganda merupakan selaku dapur dan ruang tidur kepala keluarga beserta istri.

Rumah-rumah ini dibangun tolong-menolong secara bergotong royong. Semua warga menampilkan sumbangan. Sumbangan itu sanggup berupa materi pembuat rumah (kayu , bambu) ataupun tenaga. Oleh alasannya itu , bagi penduduk Baduy rumah tergolong harta bareng sehingga setiap lima tahun sekali diadakan bergiliran menempati rumah. inilah salah satu rancangan kesamaan derajat penduduk Baduy.

Untuk menyimpan padi hasil panen penduduk Baduy dan Adat Kasepuhan membangun lumbung padi yang disebut leuit. Leuit berupa panggung dengan empat tiang penyangga dari kayu. Bilik leuit yang dibikin dari anyaman bambu. Untuk memasukkan padi dibentuk pintu selebar 40x50 cm dibagian abing-abing yang posisinya di bab atas akrab dengan atap. Atap leuit yang dibikin dari daun sago kirai (sejenis palem) yang dianyam. Setip keluarga Badui minimal mempunyai satu leuit untuk persediaan materi pangan. Dari banyaknya leuit yang dipunyai sanggup dikenali kekayaan orang tersebut. lumbung padi ini dibangun pada satu lokasi di luar perkampungan untuk menyingkir dari ancaman kebakaran.

:
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon