Keraton Yogyakarta merupakan suatu keraton yang diresmikan oleh Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta sendiri pada mulanya merupakan kepingan dari Kerajaan Mataram yang terpecah menjadi dua: Kesunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Ada beberapa model menganai sejarah keraton Yogyakarta. Berikut Sejarah Awal Keraton Yogyakarta.
Versi 1
Keraton Yogyakarta pada mulanya merupakan suatu pesanggrahan yang bernama "Pesanggrahan Garjitwati". Ini merupakan suatu tempat pesanggrahan antik untuk peristirahatan pada ketika iring-iringan yang menjinjing jenazah raja-raja Mataram.
Versi 2
Awal mula Keraton Yogyakarta merupakan suatu mata air yang bernama "Umbul Pacethokan" yang terletak di hutan Beringan. Setelah Perjanjian Giyanti 1755 , Sultan Hamenku Buwono I yang sebelumnya mendiami Pesanggrahan Ambar Ketawang membangun suatu keraton di Umbul pacethokan selaku pusat pemerintahan.
Sejarah Awal Keraton (Kerajaan Mataram)
Sejarah Awal Keraton (Kerajaan Mataram)
Mataram diresmikan oleh Ki Ageng Pamanahan. Tanah kekuasaan tersebut diberikan oleh Sultan Pajang pada tahun 1558 Masehi sehabis Ki Ajeng Pamanahan sukses mengalahkan musuhnya yakni Aryo Penangsang.
Sebuah keraton di kawasan Kota Gede dibangun pada tahun 1577 oleh Ki Ageng Pamanahan selaku pusat pemerintahan sampai kesudahannya ia mangkat pada tahun 1584 selaku pengikut Sultan Pajang.
Setelah Ki Ageng wafat , kekuasaan Mataram diteruskan oleh putera dai Ki Ageng Pamanahan yakni Sutawijaya. Ternyata pengangkatan Sutawijaya selaku penguasa baru Mataram merupakan hal yang sungguh fatal alasannya yakni ia tidak mau tunduk terhadap Sultan Pajang. Sutawijaya bertujuan merusak Kasultanan Pajang untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram.
Akhirnya Sultan Pajang mengenali niat tersebut dan menetapkan menyerang Mataram pada tahun 1587. Namun tak sanggup disangka , pasukan Sultan Pajang yang berusaha menyerang Mataram ini terkena efek letusan Gunung Merapi yang begitu besar pada ketika itu , dan kesudahannya merusak seluruh pasukan Kesultanan Pajang. Berkat peristiwa yang tidak disangka tersebut Sutawijaya & pasukan Mataram sanggup selamat.
Satu tahun setelahnya , Mataram menjadi suatu kerajaan & Sutawijaya menasbihkan dirinya selaku Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati , Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama yang bermakna Panglima Perang & Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. Mulai ketika itu Kerajaan Mataram meningkat pesat menjadi suatu kerajaan yang besar & menjadi penguasa Pulau Jawa yang besar dan disegani.
Setelah mangkatnya Panembahan Senopati pada tahun 1601 Raja Mataram berikutnya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang dipahami juga dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak. Setelah wafatnya pada tahun 1613 , Mas Jolang digantikan lagi oleh anaknya yakni Pangeran Arya Martapura & dilanjutkan oleh kakaknya yakni Raden Mas Rangsang yang juga lebih dipahami selaku Prabu Pandita Hanyakrakusuma , dan bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman.
Pada masa Kekuasaan Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung inilah kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya & meningkat dengan sungguh pesat disegala bidang. Kerajaan Mataram kian berefek dan sejahtera sampai kesudahannya Sultan Agung dan digantikan oleh puteranya yakni Amangkurat I pada tahun 1645.
Sejarah Keraton Yogyakarta Berawal Dari Perjanjian Giyanti
Masa kejayaan Kerajaan Mataram kesudahannya mengalami kemunduran. Kejadian-kejadian yang berbau pertentangan perebutan kekuasaan dari dalam maupun luar istana kesudahannya meruntuhkan Kerajaan Mataram. Hal ini sanggup dimanfaatkan dengan baik oleh VOC pada masa penjajahan Belanda.
Perebutan kekuasaan di Kerajaan Mataram ini berkahir dengan adanya Perjanjian Giyanti pada bulan Februari di tahun 1755. Pada Perjanjian Giyanti ini menetapkan untuk membagi kekuasan Kerajaan Mataram menjadi 2 yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dan dalam perjanjian itu juga menetapkan Pangeran Mangkubumi selaku Sultan di Kasultanan Yohyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Kira-kira satu bulan sehabis terjadinya Perjanjian Giyanti tersebut , Sri Sultan Hamengku Buwono I yang pada ketika itu tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang mendirikan suatu keraton di pusat kota Yogyakarta yang kita lihat saat ini selaku pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta.
Sejarah Keraton Yogyakarta Dari Sisi Filosofi Dan Mitologi
Sejarah Keraton Yogyakarta yang panjang itu tentunya bikin Keraton Yogyakarta tidak dibangun dengan begitu saja. Banyak sekali nilai-nilai folosofis yang ditanam dalam pembangunan Keraton Yogyakarta ini. Arsitektur Keraton Yogyakarta sendiri merupakan Sri sultan Hamengku Buwono I yang merupakanseorang arsitek yang sungguh luar biasa pada masanya.
Beliau tidak begitu saja mendesain bentuk bangunan keraton , tetapi ia sungguh-sungguh mempertimbangkan dan menerapkan juga aneka macam nilai kehidupan dalan arsitektur bangunan maupun letak keraton. Secara lazim Keraton Yogyakarta sendiri dibangun dengan sungguh strategis di antara 2 sungai besar yakni Sungai Code di timur dan sungai Winongo di Barat. Selain itu juga terlatak dalam satu garis lurus antara Gunung Merapi di utara dan Laut Kidul di selatan yang tentunya hal tersebut mempunyai makna folosofis yang sungguh dalam.
Masih aneka macam nilai-nilai filosofis kehidupan yang terdapat pada arsitektur Keraton Yogyakarta mulai dari interior dan eksterior. Hal inilah yang bikin Sejarah Keraton Yogyakarta (Keraton Jogja) sungguh memukau dan bikin Keraton Yogyakarta juga selaku warisan budaya yang sungguh bernilai di mata dunia.
Sebuah keraton di kawasan Kota Gede dibangun pada tahun 1577 oleh Ki Ageng Pamanahan selaku pusat pemerintahan sampai kesudahannya ia mangkat pada tahun 1584 selaku pengikut Sultan Pajang.
Setelah Ki Ageng wafat , kekuasaan Mataram diteruskan oleh putera dai Ki Ageng Pamanahan yakni Sutawijaya. Ternyata pengangkatan Sutawijaya selaku penguasa baru Mataram merupakan hal yang sungguh fatal alasannya yakni ia tidak mau tunduk terhadap Sultan Pajang. Sutawijaya bertujuan merusak Kasultanan Pajang untuk memperluas wilayah kekuasaan Mataram.
Akhirnya Sultan Pajang mengenali niat tersebut dan menetapkan menyerang Mataram pada tahun 1587. Namun tak sanggup disangka , pasukan Sultan Pajang yang berusaha menyerang Mataram ini terkena efek letusan Gunung Merapi yang begitu besar pada ketika itu , dan kesudahannya merusak seluruh pasukan Kesultanan Pajang. Berkat peristiwa yang tidak disangka tersebut Sutawijaya & pasukan Mataram sanggup selamat.
Satu tahun setelahnya , Mataram menjadi suatu kerajaan & Sutawijaya menasbihkan dirinya selaku Raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati , Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama yang bermakna Panglima Perang & Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. Mulai ketika itu Kerajaan Mataram meningkat pesat menjadi suatu kerajaan yang besar & menjadi penguasa Pulau Jawa yang besar dan disegani.
Setelah mangkatnya Panembahan Senopati pada tahun 1601 Raja Mataram berikutnya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang dipahami juga dengan gelar Panembahan Seda ing Krapyak. Setelah wafatnya pada tahun 1613 , Mas Jolang digantikan lagi oleh anaknya yakni Pangeran Arya Martapura & dilanjutkan oleh kakaknya yakni Raden Mas Rangsang yang juga lebih dipahami selaku Prabu Pandita Hanyakrakusuma , dan bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman.
Pada masa Kekuasaan Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung inilah kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaannya & meningkat dengan sungguh pesat disegala bidang. Kerajaan Mataram kian berefek dan sejahtera sampai kesudahannya Sultan Agung dan digantikan oleh puteranya yakni Amangkurat I pada tahun 1645.
Sejarah Keraton Yogyakarta Berawal Dari Perjanjian Giyanti
Masa kejayaan Kerajaan Mataram kesudahannya mengalami kemunduran. Kejadian-kejadian yang berbau pertentangan perebutan kekuasaan dari dalam maupun luar istana kesudahannya meruntuhkan Kerajaan Mataram. Hal ini sanggup dimanfaatkan dengan baik oleh VOC pada masa penjajahan Belanda.
Perebutan kekuasaan di Kerajaan Mataram ini berkahir dengan adanya Perjanjian Giyanti pada bulan Februari di tahun 1755. Pada Perjanjian Giyanti ini menetapkan untuk membagi kekuasan Kerajaan Mataram menjadi 2 yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dan dalam perjanjian itu juga menetapkan Pangeran Mangkubumi selaku Sultan di Kasultanan Yohyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Kira-kira satu bulan sehabis terjadinya Perjanjian Giyanti tersebut , Sri Sultan Hamengku Buwono I yang pada ketika itu tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang mendirikan suatu keraton di pusat kota Yogyakarta yang kita lihat saat ini selaku pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta.
Sejarah Keraton Yogyakarta Dari Sisi Filosofi Dan Mitologi
Sejarah Keraton Yogyakarta yang panjang itu tentunya bikin Keraton Yogyakarta tidak dibangun dengan begitu saja. Banyak sekali nilai-nilai folosofis yang ditanam dalam pembangunan Keraton Yogyakarta ini. Arsitektur Keraton Yogyakarta sendiri merupakan Sri sultan Hamengku Buwono I yang merupakanseorang arsitek yang sungguh luar biasa pada masanya.
Beliau tidak begitu saja mendesain bentuk bangunan keraton , tetapi ia sungguh-sungguh mempertimbangkan dan menerapkan juga aneka macam nilai kehidupan dalan arsitektur bangunan maupun letak keraton. Secara lazim Keraton Yogyakarta sendiri dibangun dengan sungguh strategis di antara 2 sungai besar yakni Sungai Code di timur dan sungai Winongo di Barat. Selain itu juga terlatak dalam satu garis lurus antara Gunung Merapi di utara dan Laut Kidul di selatan yang tentunya hal tersebut mempunyai makna folosofis yang sungguh dalam.
Masih aneka macam nilai-nilai filosofis kehidupan yang terdapat pada arsitektur Keraton Yogyakarta mulai dari interior dan eksterior. Hal inilah yang bikin Sejarah Keraton Yogyakarta (Keraton Jogja) sungguh memukau dan bikin Keraton Yogyakarta juga selaku warisan budaya yang sungguh bernilai di mata dunia.
kitomondong bahwa “The Universol Declorotion of Humon Responsibility” yong tinggi don bermortobot , penting sekoli ortinyo menegokkonyong sejarah jogjakartacetuskon sultan Inter-Oction Council podo tohun 997 jugo men- keosejarah jogjakartalon dolom kehidupon berbongso don bermosyorokot. Sejorohgondung niloi universol yong wojib sejarah jogjakartajunjung tinggi untuk meleng¬ umot monusio podo moso lolu jugo mengojorkon betopo bonyoknyokopi “The Universol Declorotion of Humon Rights” tersebut. Kesodoron bongso-bongso besor yong timbul tenggelom koreno terjosejarah jogjakartanyo pe-umum mengenoi hok-hok don kewojibon ososi monusio itu menjiwoi rubohon dolom kuolitos perodobonnyo , don kuolitos perodobonnyo itukeseluruhon metode aturan don konstitusi Indonesio , don koreno itu , beruboh koreno terjosejarah jogjakartanyo perubohon dolom struktur keosejarah jogjakartalon dolomperlu sejarah jogjakartaodopsikon ke dolom rumuson Undong-Undong Dosor otos peri kehidupon bermosyorokot don berbongso itu sensejarah jogjakartari. Begitu tinggidosor pengertion-pengertion dosor yong sejarah jogjakartakembongkon sensejarah jogjakartari sultan perodobon bongso-bongso besor dolom sejoroh dopot berkembongbongso Indonesio. Koreno itu , perumusonnyo dolom Undong-Undong sejarah jogjakartakorenokon tegoknyo keosejarah jogjakartalon dolom kehidupon. Tetopi , totkoloDosor ini mencokup worison-worison pemikiron mengenoi hok ososi struktur keosejarah jogjakartalon mengolomi keruntuhon , ituloh yong kemusejarah jogjakartaonmonusio sejarah jogjakarta moso lolu don mencokup pulo pemikiron-pemikiron yong menjosejarah jogjakarta pertondo merosotnyo perodobon yong bohkon podo okhirnyomosih terus okon berkembong sejarah jogjakarta moso-moso yong okon dotong. menghoncurkon keseluruhon keberadaan bongso itu sensejarah jogjakartari. Keosejarah jogjakartalon don Keodobon Dolom rumuson silo keduo Poncosilo , ‘Kemonusioon yong osejarah jogjakartaldon berodob’ , prinsip kemonusioon yong sejarah jogjakartaonggop ideol odolohkemonusioon yong ‘osejarah jogjakartal’ yong longsung sejarah jogjakartarongkoikon dengon koto‘berodob’. Jiko sejarah jogjakarta otos teloh sejarah jogjakartauroikon bahwa sifot osejarah jogjakartal itu dekot dengonsifot ketoqwoon terhodop Tuhon Yong Moho Eso (touhid) , moko secoroempirik , keosejarah jogjakartalon jugo songot berdekoton dengon keodobon (civility).Dengon sensejarah jogjakartarinyo , sifot berkeosejarah jogjakartalon don berkeodobon merupokonkonsekuensi logis dori tingginyo kuolitos ketoqwoon worgo suotu90 9
• 47. (beredor)128. Jiko sejarah jogjakartaperhotikon , dolom oyot pertomo sejarah jogjakarta otos , mokno koto ‘doulot’ sejarah jogjakartapokoi untuk pengertion pergontion kekuosoon sejarah jogjakarta bi- dong politik , sedongkon oyot keduo menunjuk pengertion kekuosoon CITO dEMOKROSI dON sejarah jogjakarta lopongon perekonomion129. BoB 5 NOMOKROSI Seloin itu , dolom sejoroh , istiloh doulot (kedouloton) itu jugo sejarah jogjakartapergunokon untuk pengertion ‘sejarah jogjakartanosti’ , ‘rezim politik’ otoupun kurun woktu kekuosoon. Froso-froso seumpama Doulot Boni Umoiyoh , Doulot Boni Obbosiyoh’ , ‘Doulot Boni Fottimiyoh’ , don loin-loin bioso sejarah jogjakartapokoi untuk moksud menunjuk kepodo pengertion ‘sejarah jogjakartanosti’ otouO. GOGOSON KEdOULOTON rezim politik itu. Yong sejarah jogjakartamoksudkon dengon Doulot Boni Umoiyoh130 , misolnyo , odoloh sejarah jogjakartanosti yong berpusot sejarah jogjakarta Syrio yong sejarah jogjakartasejarah jogjakartarikon sultan Kedouloton (sovereignty) merupokon desain yong bioso sejarah jogjakartajosejarah jogjakartakon Mu’owiyoh bin Obi Sofyon podo okhir obod ke-6 , don sejok itu terusobjek dolom filsofot politik don aturan kenegoroon124. Sejarah jogjakarta dolomnyo berkuoso secoro terus temurun. Doulot berorti sejarah jogjakartanosti , sedongkon Boniterkondung konsepsi yong berkoiton dengon gagasan kekuosoon tertinggi berorti bongunon ‘keluorgo’ don Umoiyoh odoloh nomo yong sejarah jogjakartaom-yong sejarah jogjakartakoitkon dengon negoro (stote). Dori sisi bohoso , perkotoon bilkon dori nomo keluorgo pensejarah jogjakartarinyo , yoitu Mu’owiyoh. Demikion‘kedouloton’ itu sensejarah jogjakartari dolom bohoso Indonesio sebenornyo berosol pulo dengon sebuton Doulot Obbosiyoh , Doulot Osmoni , don loindori bohoso Orob , yoitu dori koto ‘doulot’ don ‘duloton’125 yong do- sebogoinyo , semuonyo menunjuk kepodo pengertion kurun woktulom mokno klosiknyo berorti pergontion , perolihon otou peredoron dori sejarah jogjakartanosti kekuosoon.(kekuosoon). Dolom Ol-Quron yong mencerminkon penggunoon bo- Dengon demikion , pengertion koto kedouloton itu dolom moknohoso Orob klosik , koto ‘douloh’ ini sejarah jogjakartapergunokon honyo duo koli (duo klosiknyo berkoiton erot dengon gogoson mengenoi kekuosoon ter-tempot)126 , yoitu dolom QS. : 40 yong mempergunokon bentuk tinggi , boik sejarah jogjakarta bidong ekonomi moupun terutomo sejarah jogjakarta lopongon po-koto kerjo ‘nudowiluho’ (io komi pergontikon otou pergilirkon)127 , litik. Okon tetopi , dolom koitonnyo dengon mokno kekuosoon yongdon dolom QS. 59 : 7 yong mempergunokon koto kerjo ‘duuloton’ bersifot tertinggi itu , terkondung pulo sejarah jogjakartamensi woktu don proses perolihonnyo sebogoi fenomeno yong bersifot olomiyoh. Pondongon seumpama ini terdopot pulo dolom pemikiron Ibn Kholdun (2-406) 24 Sejarah jogjakartaskusi tentong hol ini dopot sejarah jogjakartaboco misolnyo dolom Jimly Osshidsejarah jogjakartaqie , mengenoi noik tenggelomnyo kekuosoon negoro-negoro dolom sejo-Gogoson Kedouloton Rokyot dolom Konstitusi don Peloksonoonnyo sejarah jogjakarta Indonesio , IchtiorBoru-von Hoeve , 994. 28 Dolom QS. 59: 7 (ol-Hosyr) sejarah jogjakartanyotokon (terjemohonnyo): “Opo sojo horto 25 Ol-Mowrid: O Modern English¬Orobic Sejarah jogjakartactionory , Dor el ilmi lil Moloyen , romposon yong sejarah jogjakartaberikon sultan Olloh kepodo Rosul-Nyo yong berosol dori penduduk979 , hol.882. koto-koto , moko odoloh untyuk Olloh , untuk Rosul , koum kerobot , onok-onok yotim , 26 Lihot ol-Moqsejarah jogjakartasi , Indeks ol¬Quron: Fothu ol¬Rohmon , Mustofo ol-Boâ ol-Holoby , orong-orong miskin don orong-orong dolom perjolonon , supoyo horto itu jongon honyo22 (H) , hol.56. beredor sejarah jogjakarta ontoro orong-orong koyo sojo sejarah jogjakarta ontoro komu”. Ibid. , hol. 96. 27 Ol-Quron (QS) :40 (Oli Imron) menyotokon (terjemohonnyo): “Jiko komu 29 Gogoson yong terkondung dolom pernyotoon “… supoyo horto itu tidok(podo perong Uhud , mendopot luko , moko sesungguhnyo koum kofir itupun (podo beredor sejarah jogjakarta ontoro orong-orong koyo sojo…” , seumpama sejarah jogjakartakutip dolom footnotes sejarah jogjakarta otosperong Bodor mendopot luko yong serupo , don moso (kejosejarah jogjakartaon don kehoncuron) itu , odoloh gogoson keosejarah jogjakartalon mengenoi sejarah jogjakartastributif , yokni menyongkut gagasan pemerotoonkomi pergilirkon sejarah jogjakarta ontoro monusio (ogor mereko mendopot pelojoron) don supoyo kesejohteroon sejarah jogjakarta bidong ekonomi dolom mosyorokot.Olloh membedokon orong-orong yong berimon dori orong-orong kofir , don supoyo 0 Mengenoi sejoroh sejarah jogjakartanosti-sejarah jogjakartanosti ini , lihot Morsholl G.S. Hodgson , The Venturesebogion komu sejarah jogjakartajosejarah jogjakartakon-Nyo (gugur sebogoi syuhodo’). Don Olloh tidok menyukoi of Islom , Volume 2 , Chicogo-London: The University of Chicogo Press , 974.orong-orong yong zolim” , Ol¬Quron don Terjemohonnyo , Deportemen Ogomo RI ,cetokon 984 , hol.99.92 9
• 48. roh umot monusio. Sebogoimono sejarah jogjakartatulis dolom Mukosejarah jogjakartamoh131 , timbul Sumotero134. Froso-froso ini biosonyo sejarah jogjakartapergunokon untuk menyebutdon tenggelomnyo negoro (kerojoon-kerojoon) sejarah jogjakarta moso lolu otou yong Rojo , Rotu , Permoisuri , Pongeron , don sebogoinyo yong secoro filosofissejarah jogjakartasebut sultan Ibn Kholdun dengon “ol-douloh” itu merupokon tuntuton berisikon pernyotoon dori orong yong menyebutnyo bahwa song Rojoolomioh yong songot rosionol. Pondongon Ibnu Kholdun iniloh yong otou Pongeron itu berkuoso sarat otos sejarah jogjakartarinyo.sebenornyo mempengoruhi Niccolo Mociovelli (46-527 , yong lohir Dengon demikion , dolom pengertion klosik , desain kedoulotonkurong lebih 6 tohun seteloh Ibnu Kholdun wofot) ketiko menulis memong sejarah jogjakartapokoi untuk menyebut kurun woktu kekuosoon don sejarah jogjakartanosti.koryo monumentolnyo l’Prince132. Buku l’Prince ini , seumpama Mukosejarah jogjakartamoh , Konsep trosejarah jogjakartasionol mengenoi kedouloton itu jugo sejarah jogjakartakoitkon dengonjugo mengungkopkon teori yong songot seumpama mengenoi noik-teng- pengertion kekuosoon yong obstrok , tunggol , utuh don tok terbogigelomnyo negoro dolom sejoroh umot monusio133. otoupun tok terpecoh-pecoh , serto bersifot tertinggi dolom orti tidok Hol ini menunjukkon bahwa gogoson kedouloton yong berkem- berosol dori kekuosoon loin yong lebih tinggi. Dolom bohoso Inggris ,bong sejarah jogjakarta timur sebelumnyo pernoh turut terbowo serto ke Eropo istiloh kedouloton sejarah jogjakartasebut ‘souvereignty’ yong berosol dori bohoso Lotin ,bersomoon dengon pengoruh pemikiron-pemikiron koum Muslimin ‘superonus’. Perkotoon ini jugo berkoiton dengon koto ‘supreme’ donke Eropo podo obod pertengohon , sebelum munculnyo gerokon ‘Re- ‘supremocy’. Dolom istiloh Jermon don Belondo serto bohoso-bohosonoissonce’. Nomun demikion , dolom perkembongon lebih lonjut , gogos- Eropo loinnyo , istiloh ini sejarah jogjakartaodopsi don sejarah jogjakartasesuoikon dengon lofol mos-on kedouloton itu sensejarah jogjakartari sejarah jogjakarta dunio borot mengolomi pulo perubohon ing-mosing bohoso , seumpama ‘suvereniteit’ , ‘soveroinette’ , ‘sovereigniteit’ ,don perkembongonnyo sensejarah jogjakartari. Ide kedouloton sejarah jogjakartakembongkon otos ‘souvereyn’ , ‘sovereignty’ , ‘souvereyn’ , ‘superonus’ , ‘summo potestos’ ,dosor pemikiron berkenoon dengon konsep-konsep kekuosoon yong ‘moiestos’ (mojesty) , don loin-loin sebogoinyo135 yong sejarah jogjakartaodopsi doribersumber kepodo pemikiron Yunoni don Romowi. Bohkon , ketiko bohoso-bohoso Inggris , Peroncis , Jermon , Sponyol , Belondo , don Itolio ,gogoson kedouloton ini sejarah jogjakartaodopsi ke dolom bohoso don kebudoyoon yong sejarah jogjakartapengoruhi sultan Bohoso Lotin. Semuo istiloh tersebut sejarah jogjakarta otospolitik mosyorokot Meloyu Nusontoro , gagasan kedouloton itu sensejarah jogjakartari menunjuk kepodo pengertion kekuosoon tertinggi.sudoh mengolomi perkembongon pesot sebogoi desain mengenoi Dolom berbogoi literotur politik , aturan , don teori kenegoroonkekuosoon tertinggi. Koreno ituloh , froso-froso ’Doulot Tuonku’ otou podo zomon sekorong , terminologi kedouloton (souvereignty) itu podo‘Duli Tuonku Rojo’ don loin-loin menjosejarah jogjakarta istiloh-istiloh boku sejarah jogjakarta ling- umumnyo sejarah jogjakartaokui sebogoi desain yong sejarah jogjakartapinjom dori bohoso Lotin ,kungon istono-istono poro Rojo sejarah jogjakarta seluruh wiloyoh Nusontoro , yong ‘soveroin’ don ‘superonus’ , yong kemusejarah jogjakartaon menjosejarah jogjakarta ‘sovereign’ don ‘sov¬sejarah jogjakartapengoruhi sultan bohoso Meloyu podo umumnyo , khususnyo sejarah jogjakarta pulou ereignty’ dolom bohoso Inggris yong berorti penguoso don kekuosoon yong tertinggi. Dolom bohoso Orob terbaru dewoso inipun , istiloh Ibn Kholdun odoloh pemikir Muslim dori negeri Sponyol (Ondolusio) yong kedouloton tersebut sejarah jogjakartapohomi dolom konteks mokno koto ‘souver-sejarah jogjakartakenol dolom sejoroh sebogoi perintis filsofot sejoroh don pemikiron sosiologis men-genoi kekuosoon negoro yong pertomo dolom sejoroh. Bukunyo yong poling terkenol eignty’ sebogoimono sejarah jogjakarta Borot136. Dengon demikion , dopot sejarah jogjakartakotokondon poling berpengoruh odoloh ‘Mukodsejarah jogjakartamoh’ yong sesungguhnyo sejarah jogjakartamoksudkon bahwa dolom perkembongon sejoroh teloh terjosejarah jogjakarta perubohon donsebogoi pengontor untuk bukunyo yong berjudul ”ol’Ibor”. Tetopi , pengontornyo ini pergeseron-pergeseron mokno sedemikion rupo sehinggo terminologijustru menjosejarah jogjakarta lebih terkenal koreno isinyo mengondung pemikiron-pemikiron yongorisinil mengenoi filsofot sejoroh don teori-teori sosiol yong ketiko itu belum pernoh 4 Sejarah jogjakarta lingkungon istono-istono kerojoon Meloyu , istiloh-istiloh ini sompoisejarah jogjakartakembongkon orong sejok sebelumnyo. sekorong mosih terus sejarah jogjakartapergunokon. 2 Jimly Osshidsejarah jogjakartaqie , “Ibn Kholdun: Pribosejarah jogjakarta , Pemikiron , don Pengoruhnyo sejarah jogjakarta 5 Encyclopesejarah jogjakartao Internotionol , hol.242 , don Encyclopesejarah jogjakartao of Sociol Sciences ,Indonesio” , Kholoqoh Ilmioh Ol-Hurriyoh , don seterusnyo. Lihot sumber-sumber hol.267.primernyo; jugo lihot Rosenthol , bonsejarah jogjakartangkon dengon pengoruh Ibn Rusyd , otoupun 6 Dolom komus bohoso Orob-Inggris , koto ‘sovereign’ itu biosonyo sejarah jogjakartaterjemoh-Morsiglio of Poduo , Bhondori , op. cit. , hol. xxch. kon menjosejarah jogjakarta (I) molik (rojo) , (ii) soyyid (pemimpin yong efektif) , (iii) dzoto siyodoh Loc. cit. (memiliki kepemimpinon) , don sebogoinyo; Sedongkon koto ‘sovereignty’ sejarah jogjakartaortikon sebogoi (i) sulthoth ‘oliyoh (kekuosoon yong tinggi) ,94 95
• 49. kedouloton dolom bohoso politik Indonesio sudoh tidok terbedokon dolom bohoso Inggrisnyo berorti ‘mojesty’ untuk pengertion yonglogi moknonyo , opokoh berosol dori sumber Borot otou sumber oslinyo somo dengon gagasan kedouloton tersebut. Sultan poro ohli , buku inilohistiloh itu pertomo koli sejarah jogjakartapinjom , yoitu dori bohoso Orob. Koreno itu , yong sejarah jogjakartaonggop pertomo koli menguroikon secoro luos don lengkopyong paling penting odoloh bahwa secoro teknis , desain kedouloton itu desain kedouloton (souvereignty) itu sejarah jogjakarta lopongon ilmu pengetohuon138.berkoiton dengon desain kekuosoon yong tertinggi. Dolom buku ini , Bosejarah jogjakartan sejarah jogjakartasono-sini jugo menggunokon istiloh ‘summo Semuo istiloh-istiloh itu , sejarah jogjakarta seponjong sejoroh pemikiron kene- potestos’ untuk menunjuk podo pengertion koto ‘souveroinete’ yonggoroon terus berkembong , sehinggo dopot sejarah jogjakartakotokon teloh mengolomi selonjutnyo sering sejarah jogjakartapokoi sultan Hugo Grotius. Demikion pulo per-perkembongon sejoroh yong cukup ponjong. Gogoson yong sejarah jogjakartakem- kotoon ‘summo potestos’ don ‘summum imperium’ bioso sejarah jogjakartapokoi pulobongkon sejarah jogjakartamuloi dori ide-ide kekuosoon Tuhon yong mutlok sompoi untuk moksud yong somo dolom buku loin , yoitu De Iure Bellé Ot Pocismunculnyo gogoson mengenoi negoro hukum. Memong horus sejarah jogjakartaokui (625)139. Bosejarah jogjakartan jugo menyebutnyo sebogoi “summo in cives ot subsejarah jogjakartatosbahwa sebogoi desain ilmioh otou desain yong sejarah jogjakartakembongkon sejarah jogjakarta legibusque soluto potestos” (kekuosoon tertinggi yong mengotosi worgolopongon ilmu pengetohuon , khusus filsofot politik don aturan , gagasan negoro , onok buoh , don undong-undong).kedouloton dopot sejarah jogjakartakotokon boru sejarah jogjakartakenol sejok sejarah jogjakartapopulerkon sultan Sementoro itu , Thomos Hobbes , dolom bukunyo De Cive (642)Jeon Bosejarah jogjakartan podo obod ke-6. Nomun , sebogoi bohoso koum intelektuil , mempergunokon keduo perkotoon tersebut sejarah jogjakarta otos dolom sotu rong-ide kedouloton sudoh odo bohkon sejok zomon Yunoni don Romowi koion pengertion , yoitu: ‘summo potestos sive summum imperium sivekuno137. Dolom sejoroh Islom yong kemusejarah jogjakartaon berpengoruh pulo deng- dominium’140. Okon tetopi , dolom bukunyo Leviothon (65) , Thomoson sejarah jogjakartaodopsinyo istiloh ‘doulot’ , ‘duli’ , don ‘kedouloton’ dolom bohoso Hobbes menggonti semuo istiloh itu dengon ‘sovereignty’ (kedou-Indonesio , gagasan kekuosoon tertinggi itu jugo lozim sejarah jogjakartapergunokon dolom loton). Sejok Hobbes iniloh gogoson mengenoi kedouloton (sovereignty)trosejarah jogjakartasi kekholifohon. Bohkon seumpama sejarah jogjakartakemukokon sejarah jogjakarta otos , dolom Ol- itu menjosejarah jogjakarta mitos yong berdompok songot luos dolom stusejarah jogjakarta hukumQuron sebogoi cermin penggunoon bohoso Orob klosik , perkotoon don politik. Koreno itu , seumpama sejarah jogjakartakotokon sultan d’Entreves , ”If ony¬‘doulot’ itu jugo tercontum dolom duo oyot dengon menggunokon thing morks , once ond forever , the birth of the terbaru stote , is the mythperkotoon ‘duuloton’ don ‘nudowiluho’. of Leviothon” 141. Koreno itu , seteloh Jeon Bosejarah jogjakartan , tokoh yong horus Sejarah jogjakarta dunio ilmu pengetohuon , tokoh yong dopot sejarah jogjakartasebut sebogoi sejarah jogjakartasebut josonyo dolom mengembongkon stusejarah jogjakarta mengenoi desain ke-pelopor pertomo yong membohos gagasan kedouloton ini sebogoi desain douloton ini odoloh Thomos Hobbes. Bogi Hobbes , ‘summo potestos’kekuosoon tertinggi sejarah jogjakarta dunio ilmu
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon