Tarian Tradisional Bali (Tarian Sakral) Dan Penjelasannya - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Salam Budaya , terhadap hadirin situs SeniBudayaku yang senantiasa semangat melestarikan seni dan budaya Nusantara. Pada peluang ini Senibudayaku akan membahas macam-macam tarian Tradisional Bali yang tergolong dalam jenis tarian sakral. Tarian tradisional Bali merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang mesti kita jaga dan kita lestarikan. Dengan cara mengenalkan terhadap pembaca dan penduduk tentu akan menolong pelestarian budaya bangsa ini. Apa saja jenis tarian tradisional Bali itu? Nama tarian dan klarifikasi singkatnya bagaimana? Lebih jelasnya simak rangkuman kami berikut ini.

Tarian Tradisional Bali

Pada dasarnya seni tari Bali dikategorikan menjadi 3 jenis , yaitu: Tari Wali (seni tari pertunjukan sakral) yang mau kami diskusikan pada rangkuman di bawah ini , Tari Bebali (pertunjukan tari semi sakral) , dan Tari Balih-balihan (Tarian hiburan ditampilkan untuk pengunjung). Apa itu tari Wali ? Simak ulasan kami berikut ini.

Tarian Wali (Tarian Tradisional Bali Jenis Tarian Sakral)
Tari Wali atau seni tari pertunjukan sakral merupakan salah satu jenis tari bali yang cuma ditampilkan dalam rangkaian upacara moral di dalam wilayah pura. Yang tergolong dalam jenis tari Wali antara lain:

a. Tari Sang Hyang

Tari Sang Hyang yakni tarian tradisional bali berupa tarian sakral yang ditampilkan dalam upacara moral suci. Sampai di sekarang ini , Tari Sang Hyang tidak diadakan sekedar selaku suatu tontonan. Tari Sang Hyang merupakan tari kerauhan (trance) alasannya yakni setiap memperlihatkan tari ini penari mesti kemasukan roh bidadari dan hewan yang memiliki kekuatan gaib.

Tarian tradisional ini yakni warisan budaya Pra-Hindu yang dimaksudkan selaku penolak bahaya. Karena dengan tarian ini sanggup membuka komunikasi spiritual dari warga penduduk dengan alam gaib. Tarian ini dibawakan oleh penari putri maupun putra dengan iringan paduan bunyi lelaki dan perempuan yang menyanyikan tembang-tembang pemujaan. Di wilayah Sukawati-Gianyar , tari ini juga diiringi dengan Gamelan Palegongan.

Di dalam Tarian ini niscaya senantiasa ada tiga elemen penting yang terkandung di dalamnya , yakni asap atau api , Gending Sang Hyang , dan medium baik berupa orang atau boneka.

Begitu juga dalam penyelenggaraannya , tari ini lewat tiga tahap penting , yaitu:
a. Nusdus
Nusdus yakni upacara penyucian medium dengan asap/ api.
b. Masolah
Masolah yakni penari yang sudah kemasukan roh muIai menari.
c. Ngalinggihang
Ngalinggihang yakni mengembalikan kesadaran medium dan melepas roh yang memasuki dirinya untuk kembali ke asalnya.

Tari Sang Hyang juga memiliki banyak jenisnya. Beberapa jenis Tari Sang Hyang yang hingga sekarang masih ada di Bali , di antaranya merupakan selaku berikut:
  • Sang Hyang Dedari
  • Sang Hyang Deling
  • Sang Hyang Bojog
  • Sang Hyang Sampat
  • Sang Hyang Jaran
  • Sang Hyang Celeng
Sang Hyang Dedari
Tari Sang Hyang Dedari tergolong tarian sakral yang tidak untuk dipertontonkan selaku fungsi pertunjukan. Tetapi cuma diselenggarakan dalam rangkaian upacara suci. Kaprikornus , tarian ini tidak sembarang pilih sanggup dimainkan.

Dalam permainannya , tarian ini dijalankan oleh sepasang gadis cilik yang belum cendekia balig. Sebelum menari , kedua gadis mesti diupacarai apalagi dulu untuk memohon munculnya sang Dedari ke dalam tubuh bernafsu mereka. Prosesi ini diiringi dengan paduan bunyi gending Sang Hyang yang dijalankan oleh golongan paduan bunyi perempuan dan pria. Biasanya kedua gadis itu kemudian akan pingsan , selaku tanda bahwa roh Dedari sudah merasukinya.

Setelah itu , kemudian beberapa orang membangunkan dan mamasangkan dekorasi ke kepala kedua anak gadis itu. Selanjutnya , kedua anak gadis yang dalam kondisi tidak sadar di bawa ke tempat menari. Setelah di tempat menari , kedua gadis kecil itu diberdirikan di atas pundak dua orang lelaki yang kuat. Dengan iringan gamelan Palegongan , kedua penari menari-nari di atas pundak si pemikul yang berjalan berkeliling pentas.

Gerakan tarian yang dijalankan itu menyerupai dengan Tari Legong. Selama tarian ini berjalan , mata kedua gadis itu tetap tertutup rapat. Menari di atas pundak sesaorang tanpa terjatuh. Kegiatan ini semestinya sulit dipercayai dijalankan oleh gadis-gadis cilik dalam kondisi sadar. Apalagi biasanya si gadis belum pernah belajar menari sebelumnya. Tetapi itu sanggup mereka jalankan sehabis sukses mamasukkan roh Dedari ke dalam tubuh mereka.

Tarian tradisional Bali yang dianggap suci ini diadakan dalam upacara untuk memohon keamanan dari kejadian atau wabah penyakit yang menyerang suatu desa. Dengan cita-cita agar desa mereka terhindar dari kejadian dan sanggup hidup kondusif sentosa.

tari-bali-sang-hyang-dedari
Pertunjukan Tari Sanghyang Dedari

b. Tari Rejang

Yang tergolong juga tarian wali yakni Tari Rejang. Tari Rejang yakni tarian tradisional Bali yang memiliki gerakan sederhana dan lemah gemulai. Tarian ini dijalankan secara golongan atau massal dihalaman pura di saat berlangsungnya upacara. Bisa diiringi dengan gamelan Gong Kebyar atau Gong Gede. Terdapat beberapa jenis tari Rejang yang dibagi menurut status sosial penarinya , antara lain:
  • Rejang Deha (untuk Tari Rejang deha ini , ditarikan oleh dewasa putri)
  • Rejang Renteng (tari ini ditarikan dengan saling memegang selendang)
  • Rejang Oyopadi
  • Rejang Galuh
  • Rejang Dewa


c. Tari Baris

Yang juga tergolong dalam tarian wali yakni Tari Baris. Tari ini yakni selaku tarian upacara. Namanya yang berasal dari kata bebaris diartikan selaku "pasukan". Dan sesuai dengan namanya , tari ini menggambarkan ketangkasan pasukan prajurit.

Tari tradisional ini merupakan tarian golongan yang dibawakan oleh pria. Umumnya ditarikan 8 hingga lebih dari 40 penari , dengan gerakan yang lincah , cukup kuat , lugas , dan dinamis , dengan diiringi Gong Kebyar dan Gong Gede.

Setiap jenis golongan penarinya menjinjing senjata , peralatan upacara , dan kostum dengan warna yang berlainan , yang kemudian menjadi nama dari jenis-jenis tari Baris yang ada. Macam-macam tari Baris yang masih ada di Bali merupakan selaku berikut.

1). Baris Katekok Jago
Tari Baris Katekok Jago yakni Tari Baris yang menjinjing senjata tombak poleng. Yaitu tombak yang tangkainya berwarna hitam dan putih. Tarian ini memakai busana loreng hitam putih dan ditarikan dalam upacara Pitra Yadnya (Ngaben). Umumnya tarian ini ada di wilayah Badung dan Kodya Denpasar. Sedang Tari Baris sejenis di Buleleng , biasanya disebut dengan Baris Bedug , dan untuk di Gianyar biasanya disebut Baris Poleng.

2). Baris Tumbak
Baris tumbak yakni Tari Baris yang menjinjing senjata tombak dan berbusana awiran berlapis-Iapis. Biasanya ditarikan dalam upacara Dewa Yadnya. Tarian ini banyak ditemui di wilayah Badung , Bangli , dan Gianyar.

3). Baris Dadap
Untuk Tari Baris Dadap ini yakni Tari Baris yang menjinjing senjata dadap , semacam perisai , di saat bermain tari. Untuk tari ini , gerakannya lebih Iembut dari jenis-jenis Tari Baris lainnya. Dalam pementasan Baris Dadap ini , penarinya menari sambil menyanyikan tembang berlaras slendro dengan diiringi gamelan Angklung yang juga berlaras slendro. Biasa ditarikan dalam upacara Dewa Yadnya , kecuali di wilayah Tabanan ditarikan dalam upacara Pitra Yadnya , banyak ditemui di wilayah Bangli , Buleleng , Gianyar , dan Tabanan.

4). Baris Pendet
Yang tergolong juga kepingan dari Tari Baris yakni Tari Pendet. Tari Baris Pendet yakni jenis Tari Baris yang para penarinya tampil tanpa menjinjing senjata perang , melainkan sesaji (canang sari). Tarian ini ditarikan dalam upacara Dewa Yadnya Di desa Tanjung Bungkak (Denpasar) penari baris menjinjing canang yang disebut canang oyod. Pada kepingan selesai tarian , para penari ini menari memakai kipas sambil “ma-aras-arasan” atau bersuka ria.

5). Baris Bajra
Tari Baris Bajra yakni jenis Tari Baris yang menjinjing senjata gada dengan ujungnya berupa bajra (saperti gada Bhima). Biasa ditarikan dalam upacara Dewa Yadnya serta sanggup ditemui di wilayah Bangli dan Buleleng.

6). Baris Tamiang
Tari Baris Tamiang yakni Tari Baris yang menjinjing senjata keris dan perisai yang dinamakan Tamiang di saat menari. Tarian ini sanggup ditemui di wilayah Badung.

7). Baris Kupu-kupu
Tari Baris Kupu-kupu ini sesuai dengan temanya , yang melukiskan kehidupan hewan kupu-kupu dan penarinya mengenakan sayap kupu-kupu. Gerakan tariannya lincah dan dinamis menirukan gerak-gerik kupu-kupu. Hingga sekarang , tari ini ada di desa Renon dan Lebah (Denpasar).

8). Baris Bedil
Tari Baris Bedil yakni tari yang ditarikan oleh beberapa pasang penari yang menjinjing palsu senapan berlaras panjang (bedil) yang dibikin dari kayu. Biasanya ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya. Tarian ini terdapat di wilayah Klungkung , Bangli , dan Badung.

9). Baris Cina
Untuk tari yang satu ini , mungkin namanya agak terdengar asing alasannya yakni menyerupai dengan nama negara , yakni negara Cina.

Tari Baris ini disangka memperoleh imbas budaya Cina. Terutama keunikannya yang terlihat dari tata busana (calana panjang dangan baju lengan panjang , selempang kain sarung , bertopi , berkacamata hitam , sarta memakai senjata pedang). Khas busana yang biasa dipakai oleh pada lazimnya rakyat Cina pada umumnya.

Tari tradisional Bali ini gerakannya mangambil gerakan pancak silat. Biasanya tarian ini diiringi dengan gamelan Gong Bheri , yakni Gong tanpa moncol. Tarian ini menggambarkan pasukan juragan asal tanah Jawa yang tiba ke Bali. Biasanya , tarian ini ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya dan terdapat di dasa Renon dan Belanjong , Sanur (Denpasar).

10). Baris Cendekan
Baris Cendekan yakni Tari Baris yang ditarikan oleh beberapa pasang penari yang menjinjing senjata tombak yang pendek atau cendek. Biasanya ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya.

11). Baris Panah
Baris Panah yakni Tari Baris yang ditarikan oleh beberapa pasang penari yang menjinjing senjata panah. Biasanya ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya. Tarian ini terdapat di wilayah Buleleng dan Bangli.

12). Baris Jangkang
Tan Baris Jangkang yakni Tari Baris yang ditarikan oleh penari-penari yang menjinjing senjata tombak panjang. Biasanya ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya. Tari ini terdapat di wilayah Bangli , Gianyar , dan Klungkung (Nusa Penida).

13). Baris Gayung
Baris Gayung yakni jenis Tari Baris yang ditarikan oleh sekelompok penari yang berisikan para pemangku dengan menjinjing gayung atau cantil (alat untuk menjinjing air suci). Biasanya tarian ini ditampilkan dalam upacara Dewa Yadnya. Tari ini terdapat di wilayah Bangli , Gianyar , dan Badung.

14). Baris Demang
Tari Baris Demang yakni jenis Tari Baris yang ditarikan oleh sekelompok penari yang menggambarkan tokoh Demang. Demang merupakan salah satu dari tokoh Pagambuhan yang terdapat dalam drama tari klasik Gambuh dengan senjatanya pedang , tombak , panah , dan Iain-lainnya. Tari Baris ini terdapat di wilayah Buleleng.

15). Baris Carekuak
Baris Carekuak yakni tarian yang menggambarkan gerak-gerik sekelompok burung air (carekuak) di saat mencari kekasihnya , burung manuk dewata. Para penari dalam permainan tari ini memakai busana babuletan. Babeletan yakni kain yang dicawatkan hingga di atas Iutut. Selanjutnya dengan dekorasi dari daun-daunan pada sekujur tubuh dan kepala. Tarian ini cuma ditampilkan dalam upacara Pitra Yadnya (Ngaben) dengan gamelan pengiringnya Batel Gaguntangan. Tarian ini terdapat di wilayah Tabanan.

16). Baris Mamedi
Baris Mamedi yakni jenis Tari Baris yang menggambarkan sekelompok roh halus (mamedi) yang hidup ditempat menyeramkan menyerupai kuburan. Para penari dalam tarian ini memakai busana yang yang dibikin dari dedaunan dan ranting yang diambil dari kuburan. Biasanya tarian ini diiringi dengan gamelan Balaganjur.

Tarian diselenggarakan dalam rangka upacara Pitra Yadnya (ngaben). Tarian ini terdapat di wilayah Tabanan.

17). Baris Ketujeng
Tari Ketujeng yakni jenis Tari Baris yang menggambarkan sekelompok roh halus yang hidup di tempat angker. Tari ini dimaksudkan selaku tari pengirim atman orang yang meninggal menuju surga. Tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari yang mengenakan busana dari dedaunan. Tari Baris ini biasanya dipertunjukan dalam upacara Pitra Yadnya (Ngaben).

18). Baris Gowak
Tari Baris Gowak yakni tarian yang melukiskan pertempuran antara pasukan Tegal Badeng (Badung) dengan sekelompok burung gagak pembawa kematian. Dimana beberapa pasang penarinya memerankan serdadu Tegal Badeng dan yang yang lain selaku sekelompok burung gagak dengan kostum yang memakai sayap. Tarian ini sungguh disucikan oleh penduduk desa Selulung , Kintamani (Bangli). Tarian ini terdapat dalam Upacara Dewa Yadnya.

19). Baris Omang
Tari Baris Omang yakni Tari Baris yang memakai senjata tombak. Gerakan tari ini perlahan-Iahan , menyerupai jalannya siput (Omang). Tari ini menggambarkan pertempuran antara pasukan Tegal Badeng (Badung) dengan pasukan Guwak (burung gagak). Tarian ini sungguh disucikan oleh penduduk Selulung (Kintamani-Bangli). Tarian ini terdapat dalam upacara Dewa Yadnya.

20). Baris Jojor
Tan Baris Jojor yakni tarian baris yang ditarikan sekelompok penari dengan menjinjing senjata jojor atau tombak bartangkai panjang. Tarian ini terdapat dalam upacara Dawa Yadnya. Tarian ini ada di wilayah Buleleng , Bangli , dan Karangasem.

21). Baris Kuning
Tari Baris Kuning merupakan tarian upacara Dewa Yadnya yang ditarikan oleh sekelompok penari lelaki yang berbusana serba kuning dan menjinjing senjata keris dan tamiang (perisai). Tarian ini terdapat di wilayah Buleleng.

22). Baris Tengklong
Baris Tengklong yakni tari yang dibawakan oleh sekelompok penari dengan senjata pedang , gerakannya dinamis , perkasa , dan mendekati gerakan pencak silat. Tarian ini khusus ditampilkan dalam upacara di Pura Penambangan Badung , tepatnya di desa Pamedilan Kodya Denpasar.

23). Baris Kelemet
Tari Baris Kelemet yakni tarian yang dibawakan oIeh sekelompok panari , yang memerankan para nelayan , dengan senjata semacam dayung , dan menggambarkan orang naik sampan di bahari untuk menangkap ikan. Tari ini ada dalam upacara Dawa Yadnya. Tari ini terdapat di wilayah Badung.

d. Tari Janger


Yang tergolong juga dalam golongan tari wali yakni Tari Janger. Tiri Janger merupakan jenis tarian pergaulan yang sungguh terkenal di Bali , khususnya bagi muda mudi. Tarian ini dijalankan oleh sekitar 10 pasang muda-mudi. Selama tarian berjalan , golongan penari perempuan (Janger) dan golongan penari lelaki (Kecak) menari dan bernyanyi bersahut-sahutan. Pada lazimnya lagu-lagunya bersifat bangga sesuai dengan alam kehidupan mereka.

Gamelan yang biasa dipakai mengiringi tari ini disebut Batel (Tetamburan) yang dilengkapi dengan sepasang gender wayang. Tarian tradisional Bali ini disangka timbul sekitar kala ke XX , merupakan pertumbuhan dari Tari Sang Hyang. Jika kecak merupakan pertumbuhan dari paduan bunyi lelaki , sedangkan jangernya merupakan pertumbuhan dari paduan bunyi wanita.

Lakon yang dibawakan dalam Tari Janger antara lain: Arjuna Wiwaha , Sunda Upasunda , dan lain sebagainya. Tari Janger sanggup ditemui nyaris di seluruh wilayah Bali , setiap wilayah memiliki kombinasi tersendiri sesuai dengan selera penduduk setempat.

Tari Janger di wilayah Tabanan biasanya dilengkapi dengan tampilan tugas Dag , yaitu: seorang berpakaian menyerupai jenderal tentara Belanda dengan gerak-gerak Improvisasi yang terkadang memberi komando terhadap penari Janger maupun Kecak.

Di desa Metra (Bangli) , pada selesai pertunjukan Tari Janger terdapat para penarinya senantiasa kerauhan. Jika di desa Sibang (Badung) , Tari Janger diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar yang oleh penduduk lokal disebut Janger Gong.

Dari beberapa jenis tari Janger , yang masih aktif diantaranya:
  • Janger Kedaton (Denpasar)
  • Janger Singapandu (Gianyar)
Demikian Pembahasan kami ihwal "Tarian Tradisional Bali (Tarian Sakral) dan Penjelasannya" yang sanggup kami sampaikan. postingan Seni Tari memukau yang lain di situs .

:
Upacara Adat Bali Lengkap Penjelasannya
Pakaian Adat Bali Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Mengenal Kebudayaan Daerah Bali
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon