Setiap daerah di mana pun memiliki kebudayaan. Melalui kebudayan sanggup dilihat tingkat perkembangan suatu masyarakat. Kebudayaan penduduk sanggup berupa cara pandang , pola hidup , cara berpikir , sikap , hasil karya , dan aturan-aturan yang ada. Kebudayaan di setiap daerah senantiasa meningkat mengikuti perkembangan zaman. Apa gotong royong definisi kebudayaan itu?
Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta ”buddayah” yang ialah bentuk jamak dari buddhi yang bermakna ”budi atau akal”. Oleh lantaran itu , kebudayaan diartikan selaku hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta , rasa , dan karsa.
Selain itu , kita juga sering mendengar perumpamaan culture yang bermakna kebudayaan. Culture berasal dari kata Latin colere yang bermakna mengolah , menjalankan , utamanya mengolah tanah atau bertani. Dari perumpamaan itu meningkat pengertian kebudayaan , yakni segala daya dan acara insan untuk mengolah serta merubah alam.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi merumuskan kebudayaan selaku semua hasil karya , cipta , dan rasa masyarakat. Karya yakni kesanggupan insan menciptakan benda-benda atau hasil-hasil berwujud. Cipta yakni kesanggupan menciptakan keyakinan , kesusilaan , kesopanan , dan hukum.
E.B. Taylor menerangkan bahwa kebudayaan selaku segala hal yang meliputi wawasan , keyakinan , kesenian , moral , aturan , akhlak istiadat , kebiasaan , serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh insan selaku anggota masyarakat.
Sebagaimana diterangkan di atas bahwa kebudayaan senantiasa ada dalam setiap masyarakat. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan kebudayaan ialah fasilitas insan untuk menyanggupi keperluan hidupnya. Selanjutnya mereka mengartikan kebudayaan selaku cara hidup yang meningkat dalam suatu penduduk untuk menyanggupi keperluan dasar guna bertahan hidup , meneruskan keturunan , dan menertibkan hidupnya. Adapun fungsi kebudayaan untuk menertibkan tingkah laris insan dalam menyanggupi kebutuhannya.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Batasan atau pemahaman dari kebudayaan sangatlah banyak. Menurut Herkovits , definisi kebudayaan secara luas meraih nyaris 160 definisi. Dari sini terlihat belum ada satu pemahaman kebudayaan yang baku. Meskipun demikian , setiap kebudayaan memiliki unsur-unsur kebudayaan yang nyaris sama di seluruh dunia. Unsur-unsur tersebut menurut C. Kluckhohn dinamakan tujuh komponen universal atau cultural universals. Unsur-unsur tersebut antara lain agama/religi , mata pencaharian , teknologi dan perlengkapan , kesenian , wawasan , kemasyarakatan , dan bahasa.
1. Unsur Budaya Agama/Religi
Dalam menjalani kehidupan ini insan memerlukan suatu kekuatan yang tinggi. Kekuatan ini tidak sanggup diperoleh dari siapa pun. Kekuatan ini bisa menyediakan ketentraman dan kedamaian dalam menjalani hidupnya. Kekuatan yang tinggi cuma sanggup diperoleh lewat agama atau religi. Agama digunakan insan untuk mengusir kekuatan jahat yang hendak mengusik hidupnya. Terdapat empat hal yang penting dalam komponen agama selaku berikut:
- Tempat upacara agama dilakukan.
- Waktu upacara keagamaan dilakukan.
- Benda-benda yang digunakan pada di saat upacara keagamaan.
- Pemimpin upacara.
Tempat pelaksanaan upacara acap kali ditangani di tempat-tempat keramat , makam , candi , pura , kuil , gereja , Ianggar , surau , dan masjid. Waktu pelaksanaannya pada hari-hari yang sudah diputuskan dianggap penting atau keramat. Alat-alat yang digunakan biasanya berupa busana , patung-patung yang menggambarkan dewa-dewa , gendang , seruling , dan genderang. Pemimpin upacara yakni imam , kiai , ketua , biksu , dukun , dan pendeta.
Sementara itu , di dalam upacara-upacara terdapat unsur-unsur penting yang menurut penduduk mesti ada. Unsur-unsur tersebut antara lain sesaji , korban , doa , makan bareng , menari tarian suci , menyanyi nyanyian suci , berpawai , memainkan drama suci , berpuasa , minum tuak , bertapa , dan bersemadi. Setiap upacara agama lazimnya meliputi salah satu unsur-unsur tersebut.
2. Unsur Budaya Mata Pencaharian
Untuk memadai keperluan hidup , insan mesti bekerja. Melalui melakukan pekerjaan insan menemukan penghasilan yang nantinya akan digunakan untuk memadai keperluan utamanya makan dan minum. Suatu upaya untuk bertahan hidup ini dinamakan mata pencaharian. Di dunia terdapat beberapa jenis mata pencaharian , seperti:
- berburu dan meramu ,
- beternak ,
- bercocok tanam di ladang ,
- menangkap ikan , dan
- bercocok tanam menetap.
Berburu dan meramu (hunting and gathering) yakni mata pencaharian penduduk yang masih sungguh tradisional. Umumnya , mereka hidup di daerah yang terasing dan sukar dijangkau. Di Indonesia penduduk yang hidup dari meramu yakni penduduk yang tinggal di rawa-rawa Papua.
Masyarakat peternak biasanya hidup mengembara sepanjang ekspresi dominan semi dan ekspresi dominan panas dalam suatu wilayah yang luas. Mereka berkemah di jalan pada malam harinya , tapi pada ekspresi dominan hirau taacuh mereka menetap di satu perkemahan tertentu. Akan tapi , banyak juga para peternak yang tinggal di daerah stepa dan sabana. Mereka biasanya memelihara domba , kambing , unta , dan kuda.
Bercocok tanam di ladang biasanya ditangani oleh penduduk yang hidup di daerah tropis , utamanya Asia Tenggara dan kepulauan Asia Tenggara. Berbagai tempat di Indonesia sungguh sesuai untuk bercocok tanam di ladang. Bahkan hasil ladang Indonesia sudah menciptakan barang-barang yang diekspor di aneka macam negara.
Menangkap ikan ialah mata pencaharian yang cukup tua. Dahulu sebelum dimengerti bercocok tanam , penduduk menangkap ikan untuk menyanggupi keperluan hidupnya. Namun , seiring dengan berjalannya waktu menangkap ikan ditangani selaku mata pencaharian extra , sedangkan bercocok tanam menetap pertama-tama timbul di daerah fatwa sungai yang memiliki kesuburan tanah tinggi. Pada penduduk bercocok tanam menetap suatu keluarga memerlukan sebidang tanah untuk dimasak dan ditanami. Pada tahap ini cara pembuatan tanahnya pun sudah pada taraf yang cocok , menyerupai irigasi , pencangkulan , pembajakan , dan pemupukan.
3. Unsur Budaya Teknologi dan Peralatan
Manusia yakni makhluk yang aktif dan kreatif. Manusia mengharapkan hidupnya sarat dengan ketentraman dan kemudahan. Kemudahan hidup tidak akan tercapai apabila tidak ada alat-alat yang mendukung. Oleh lantaran itu , dengan logika dan kekreatifannya insan bikin teknologi-teknologi dan peralatan-peralatan penunjang , seperti:
- alat-alat produktif ,
- senjata ,
- wadah ,
- makanan dan minuman ,
- pakaian dan aksesori ,
- tempat untuk berlindung , serta
- alat-alat transportasi.
Alat-alat produktif sanggup dibedakan menjadi dua , yakni menurut fungsinya dan pemakaian dalam pekerjaan. Alat-alat buatan menurut fungsinya antara lain alat potong , alat tusuk , alat pukul , alat penggiling , alat peraga , alat untuk menyalakan api , alat untuk meniup api , dan tangga. Berdasarkan pemakaian dalam pekerjaan antara lain alat rumah tangga , alat pengikat , alat pertanian , dan alat penangkap ikan.
Dalam hal ini senjata sanggup dibagi menjadi dua , yakni menurut fungsinya dan pemakaiannya. Menurut fungsinya terdiri atas senjata potong , senjata tusuk , senjata lempar , dan senjata penolak. Menurut pemakaiannya antara lain senjata untuk berburu , senjata untuk menangkap ikan , senjata untuk perang dan berkelahi.
Wadah yakni alat untuk menguruk , menampung , dan menyimpan barang. Bahan mentah pengerjaan wadah biasanya berupa kayu , bambu , kulit kayu , tempurung , kulit hewan , serat-seratan , dan tanah liat. Wadah digunakan selaku tempat untuk menenteng sesuatu.
Makanan dan minuman yakni keperluan utama insan untuk hidup. Setiap kebudayaan memiliki masakan dan minuman yang khas. Oleh lantaran itu , masakan dan minuman menjadi salah satu komponen kebudayaan penting. Pakaian dan aksesori juga ialah satu komponen kebudayaan. Lihat saja di Indonesia setiap daerah memiliki busana akhlak sendiri-sendiri. Setiap busana akhlak merefleksikan keindahan dan kekayaan daerah sendiri-sendiri. Selain itu , tempat tinggal pun ialah satu belahan dari kebudayaan. Bermacam-macam bentuk tempat tinggal ialah kekayaan budaya. Makara , di saat kita mengatakan tentang kebudayaan suatu daerah secara tidak eksklusif kita akan mengatakan mengenai alat-alat produktif , senjata , wadah , masakan dan minuman , busana akhlak , tempat akhlak , dan alat transportasi yang digunakan di daerah tersebut.
4. Unsur Budaya Kesenian
Berbicara tentang kesenian tidak akan lepas dari keindahan. Kesenian yakni sesuatu yang indah untuk dilihat dan didengarkan. Pada lazimnya insan menggemari keindahan. Dengan logika dan kemampuannya , insan mulai bikin suatu keindahan yang berupa kesenian sekadar untuk dinikmati. Ketertarikan insan yang besar kepada keindahan memicu kesenian bernilai tinggi. Oleh lantaran itu , banyak orang berlomba-lomba bikin suatu kesenian untuk mendapat uang.
Terlepas dari itu semua , kesenian ialah satu komponen kebudayaan. Kesenian yang meningkat pada di sekarang ini selaku berikut:
- Seni patung.
- Seni relief.
- Seni lukis atau gambar.
- Seni rias.
- Seni vokal.
- Seni instrumental.
- Seni kesusastraan.
- Seni drama.
- Seni tari.
5. Unsur Budaya Pengetahuan
Sebagai makhluk yang memiliki logika dan anggapan , insan senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini ditangani insan sejak ia lahir sampai dewasa. Perubahan ini berencana untuk meraih suatu kehidupan yang lebih baik. Perubahan ini tidak akan sukses apabila di dalam diri insan tidak ada pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki insan mendorongnya melaksanakan sesuatu untuk berubah ke arah yang lebih baik. Pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam kehidupan insan selaku berikut:
- Pengetahuan tentang alam sekitar.
- Pengetahuan tentang alam fauna.
- Pengetahuan tentang alam flora.
- Pengetahuan tentang zat-zat dan materi mentah.
- Pengetahuan tentang badan manusia.
- Pengetahuan tentang tingkah laris sesama manusia.
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu.
Pengetahuan tentang alam sekitar yakni wawasan tentang musim-musim , sifat-sifat tanda-tanda alam , dan binatang. Pengetahuan alam sekitar sungguh akrab kaitannya dengan religi. Oleh lantaran itu , tidak aneh apabila wawasan alam sekitar dikaitkan dengan asal mula alam , asal mula gerhana , dan penciptaan bumi.
Pengetahuan tentang fauna berhubungan akrab dengan jenis-jenis hewan yang hidup di dunia. Melalui wawasan fauna insan bisa membedakan hewan mana yang berharga dan hewan mana yang berbahaya bagi kehidupan , hewan yang hidup di darat maupun di air. Pengetahuan ini menjadi dasar insan untuk mempergunakan segala fauna yang ada.
Pengetahuan tentang tumbuhan berfungsi mengenali tanaman-tanaman yang berkhasiat bagi kehidupan manusia. Misalnya untuk mengenal tumbuhan obat , tumbuhan pangan , ataupun tumbuhan pewarna. Terlebih mengenal tumbuhan yang sanggup membahayakan kehidupan insan itu sendiri.
Pengetahuan tentang badan insan berhubungan akrab dengan penyembuhan suatu penyakit. Biasanya ilmu ini dipelajari oleh seorang dokter atau dukun. Namun , dalam ilmu dukun acap kali masih digunakan unsur-unsur mistik , tapi setidaknya dukun memiliki wawasan dasar tentang badan manusia. Pengetahuan tentang badan insan berfungsi untuk mempelajari semua anggota badan insan tanpa terkecuali , umpamanya ciri-ciri badan insan , urat-urat insan , dan fungsi organ badan manusia.
Pengetahuan tentang sesama insan akan melahirkan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Umumnya wawasan ini berfungsi untuk bikin suatu penduduk yang kondusif dan nyaman. Hasil-hasil wawasan tentang insan antara lain sopan santun dalam pergaulan , akhlak istiadat , norma , dan aturan adat.
Pengetahuan tentang ruang dan waktu menimbulkan cara-cara menjumlah , penanggalan , alat ukur , alat untuk menimbang , dan bahkan didapatkan simbol-simbol yang berubah menjadi tulisan.
6. Unsur Budaya Kemasyarakatan
Sebagai makhluk sosial insan tinggal dalam suatu masyarakat. Dalam penduduk inilah insan belajar untuk berinteraksi dan bermitra dengan sesamanya. Untuk menertibkan korelasi antarmanusia , dibentuklah aturan-aturan , menyerupai nilai dan norma. Makara , dalam penduduk terdapat banyak aturan-aturan sosial yang berfungsi untuk bikin keselarasan hidup manusia.Yang ialah komponen budaya kemasyarakatan antara lain:
- perkawinan ,
- kekerabatan ,
- norma ,
- keluarga ,
- organisasi , dan
- politik.
7. Unsur Budaya Bahasa
Sebagaimana diterangkan di depan bahwa insan yakni belahan dari masyarakat. Sebagai belahan dari penduduk insan tidak sanggup hidup sendiri. Manusia akan senantiasa bermitra dengan orang lain. Interaksi yang terjalin antara dua orang atau lebih pastinya memerlukan fasilitas mudah-mudahan interaksi sanggup berlangsung lancar. Sarana tersebut yakni komunikasi. Dalam komunikasi ini muncullah bahasa.
Bahasa timbul dari keperluan mengenai kejelasan dalam berkomunikasi. Bahasa kian usang kian meningkat sampai terdapat ratusan bahasa bahkan ribuan bahasa di dunia ini. Misalnya saja Indonesia. Sebagai negara kepulauan , Indonesia memiliki lebih kurang 600 bahasa. Setiap suku dan daerah memiliki bahasa sendiri-sendiri. Lihat saja di Pulau Jawa puluhan bahasa dipergunakan , pola bahasa Jawa alus , Jawa ngoko , Jawa krama , Betawi Sunda dan lain-lain. Di sinilah terlihat betapa kaya dan beragamnya bahasa yang dimiliki Indonesia. Selain itu , Indonesia memiliki satu bahasa nasional selaku pemersatu dalam berkomunikasi.
Awalnya bahasa yang meningkat yakni bahasa lisan. Setelah didapatkan simbol , gambar , dan karakter maka bahasa diwujudkan dalam bentuk tulisan. Seiring dengan perkembangan zaman bahasa berubah menjadi bahasa mulut dan tertulis. Bahasa mulut digunakan secara mulut di saat berkomunikasi , sedangkan bahasa tulis berupa tulisan-tulisan dengan menggunakan huruf-huruf tulis yang bersifat tidak langsung.