Showing posts sorted by relevance for query surah-al-baqarah-ayat-148-arab. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query surah-al-baqarah-ayat-148-arab. Sort by date Show all posts

Nih Surah Al-Baqarah Ayat 148 (Arab, Terjemahan, Tajwid, Dan Kandungan Al-Baqarah Ayat 148)

Berikut yaitu arab dari surah al-Baqarah ayat 148:

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Terjemah
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kau berada niscaya Allah akan mengumpulkan kau sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. Al-Baqarah: 148)

Tajwid Surah Al-Baqarah ayat 148
Dengan memperhatikan ayat tersebut, ada aturan tajwid yang dapat dipelajari. Diantaranya:
 Di mana saja kau berada niscaya Allah akan mengumpulkan kau sekalian  Nih Surah al-Baqarah ayat 148 (Arab, Terjemahan, Tajwid, dan Kandungan al-Baqarah ayat 148)
1) Idgom bilagunnah: artinya meleburkan suara tanwin sesuai sehingga lafalnya mirif dengan abjad di depanya. Misalnya kata "walikulliw wijhatun".
2) Izhar: artinya abjad tanwin dibaca jelas, khusus saat menghadapi abjad (Alif (hamzah), Ha, Kha, a, ‘Ain, Gin). Misalnya “wijhatun huwa”.
3) Alif lam qomariah: artinya abjad lam di awal kata dibaca jelas. Huruf ini ditandai dengan simbol sukun (huruf mati), contohnya alif lam pada kalimat “fastabiqul khairot”.
4) Mad iwad, artinya tanwin di simpulan kalimat dibaca satu harkat. Misalnya kalimat “jami’an” dibaca “jami’a”.
5) Ikhfa, artinya abjad tanwin atau nun mati menghadapi abjad ikhfa dibaca mendengung (bunyi ‘ng’), contohnya kata “syaiin” dalam “ala kuli syaiin qodir”.

Kandungan Surah Al-Baqarah ayat 148
    Ayat ini memberi keterangan bahwa setiap kelompok masyarakat mempunyai contoh atau kiblat mengenai sumber rujukan perilaku. Dengan kata lain, setiap masyarakat mempunyai rujukan pemikiran sikap hidupnya masing-masing. Dalam sejarah kehidupan manusia, setiap kurun peradaban insan mempunyai sumber rujukan atau pemikiran hidup masing-masing. Pada zaman Nabi Musa As sumber rujukan nilainya yaitu Kitab Suci Taurat, zaman nabi Daud As bersumber pada Kitab Zabur, sedangkan pada masa Nabi Isa as yaitu Kitab Suci Injil. Hal ini memperlihatkan keterangan bahwa Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 148 mengandung uraian sejarah yang sempurna dan ada buktinya.

Kebenaran maksud dari kalimat “tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya” dibuktikan pula dalam kehidupan insan zaman sekarang. Orang Islam mempunyai sumber rujukannya sendiri, dan begitu pula orang-orang non-muslim. Menghadapi kenyataan menyerupai ini, Al-Qur’an memperlihatkan keterangan bahwa setiap muslim perlu mengedepankan sikap yang siap berkompetisi dalam hal kebajikan. Artinya setiap diantara kita perlu mengutamakan semangat kompetisi atau semangat berlomba untuk kebajikan. Inilah nilai hakiki dari ayat yang dikemukakan Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 148. Ayat ini pun memberi keterangan bahwa berbuat baik itu tidak mesti alasannya kita sedang berada di satu daerah (misalnya di masjid atau di sekolah).

Dimanapun kita berada, bila ada kesempatan untuk berbuat baik, seorang muslim harus senantiasa memanfaatkannya sebagai peluang atau lahan ibadah. Berbuat baik atau berlomba dalam kebaikan tidak mesti hanya di lingkungan sekolah, di rumah, atau di masjid. Pada tempat-tempat tersebut, kita tetap untuk menjunjung tinggi dan berlomba dalam kebaikan, namun di lingkungan RT, RW, di kelurahan, lapangan sepakbola, pasar, Mall atau di daerah kerja pun, semangat berlomba dalam kebajikan ini harus terus dijunjung tinggi. Karena sesungguhnya, Allah Swt akan tetap mengumpulkannya sebagai bab dari amal sholeh seorang muslim. (Sumber referensi: Buku PAI)

Nih Surah Al-Fatir Ayat 32 (Arab, Terjemahan, Tajwid, Dan Kandungan Al-Fatir Ayat 32)

Berikut yakni arab dari surah al-Fatir ayat 32:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

Terjemahan:
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, kemudian di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu yakni karunia yang amat besar. (Qs. Al-Fatir: 32)

Tajwid Surah Al-Fatir Ayat 32
    Dalam ayat 32 surah Al-Fatir, ada beberapa aturan tajwid gres yang perlu diketahui. Selain aturan tajwid yang sudah dikemukakan di dikala membahas ayat 148 surat Al-Baqarah, pada ayat ini, terdapat:
 Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang Nih Surah Al-Fatir Ayat 32 (Arab, Terjemahan, Tajwid, dan Kandungan Al-Fatir Ayat 32)
1. Mad liin, yaitu teknik membaca yang mempunyai satu harkat dan dibaca sesuai dengan karakter hurufnya sendiri. Misalnya, abjad fathah bertemu “wa mati” di baca pendek dengan lafal “Summa awrasna”.
2. Huruf qalqalah, yaitu membaca abjad qolqolah secara tebal. Misalnya pada kata abjad “qof mati” dalam kata “muqtashid” dibaca “muqqtashid”.
3. Lam jalalah tafhim, artinya bila ada kata “allah” yang didahului dengan “kasroh” maka dibacanya tipis, contohnya pada kata “biidznillah” bukan “biiznillah”.

Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Fatir ayat 32
    Ayat 32 dalam surah ini mengandung tiga pelajaran yang menarik bagi seorang muslim. Pertama, Al-Qur’an ini diwariskan kepada orang-orang yang dipilih. Secara umum, Al-Qur’an memang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, namun dalam pelaksanaannya isi dan kandungan dalam Al-Qur’an ini hanya mempunyai kegunaan bagi mereka yang meyakini kebenaran Al-Qur’an itu sendiri. Orang-orang yang beriman kepada kandungan isi Al-Qur’an itulah yang disebut sebagai kelompok pilihan sebagaimana yang dinyatakan pada awal ayat.

    Kedua, Al-Qur’an membagi tiga kelompok insan dalam menghadapi AlQur’an, yaitu: 
  1. Mereka yang menolak Al-Qur’an, kelompok ini disebut sebagai kelompok yang menzalimi diri sendiri, artinya yaitu kelompok orang yang Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, 
  2. Kelompok yang mendapatkan Al-Qur’an setengah-setengah atau disebut muqtashid, yaitu orang-orang yang memilih-milih anutan Al-Qur’an sesuai dengan kepentingan nafsunya sendiri.
  3. Kelompok orang yang mendapatkan Al-Qur’an sepenuhnya dan mereka berlomba-lomba dalam kebajikan. (Referensi: Buku PAI)

Surah Al Baqarah Arab| Latin Dan Terjemahan

Surah Al Baqarah Arab , Latin dan Terjemahan - Surah Al Baqarah tergolong kedalam golongan surat-surat Madaniyyah dan merupakan surat ke 2 dari Al Alquran yang terdiri atas 286 ayat. Surat ini diturunkan pada permulaan tahun Hijrah , kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina pada haji Wadaa` (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir).dan dinamai dengan Al Baqarah , Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) , serta dinamai juga dengan alif-laam-miim  karena diawali dengan Alif-laam-miim.

 Surah Al Baqarah tergolong kedalam golongan surat Surah Al Baqarah Arab , Latin dan Terjemahan
Surah Al Baqarah
Pokok isi kandungan dalam Surat Al Baqarah diantaranya merupakan wacana keimanan , hukum-hukum , kisah-kisah dan yang lain mirip sifat-sifat orang yang bertakwa , sifat orang-orang munafik , sifat-sifat Allah ,perumpamaan-perumpamaan , kiblat , kebangkitan sesudah meninggal. Teks bacaan lafadz Surah Al Baqarah Arab , Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :

Surah Al Baqarah
(Sapi Betina)
Juz 1-3
Surat Ke 2 : 286 Ayat

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

الٓمٓ

Alif laam miim
1. "Alif laam miin [10]."

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal(n)-lilmuttaqiin(a)
2. "Kitab [11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; isyarat bagi mereka yang bertaqwa [11] ,"[*]

 ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

Al-ladziina yu`minuuna bilghaibi wa yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun(a)
3. "(yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14] , yang mendirikan shalat [15] , dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami anugerahkan terhadap mereka."[*]

 وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ

Waal-ladziina yu`minuuna bimaa unzila ilaika wa maa unzila min qablika wa bil aakhirati hum yuuqinuun(a)
4. "dan mereka yang beriman terhadap Kitab (Al Quran) yang sudah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang sudah diturunkan sebelummu [17] , serta mereka percaya akan adanya (kehidupan) akhirat [18]."[*]

 أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Uulaa-ika 'alaa hudam(n) mir(n) rabbihim w -uulaa-ika humul muflihuun(a)
5. "Mereka itulah yang tetap memperoleh isyarat dari Tuhan mereka , dan merekalah orang-orang yang beruntung [19]."[*]

 إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ

Innal-ladziina kafaruu sawaa-un 'alaihim a-andzartahum am lam tundzirhum laa yu`minuun(a)
6. "Sesungguhnya orang-orang kafir , sama saja bagi mereka , kau beri perayaan atau tidak kau beri perayaan , mereka tidak juga akan beriman."[**]

 خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Khatamallahu 'alaa quluubihim wa 'alaa sam'ihim wa 'alaa abshaarihim ghisyaawatun wa lahum 'adzaabun 'azhiim(un) 
7. "Allah sudah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka [20] , dan penglihatan mereka ditutup [21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat."[**]

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ

Wa minannaasi man yaquulu aamannaa billahi wa bil yaumil aakhiri wa maa hum bimu`miniin(a)
8. "Di antara insan ada yang mengatakan: "Kami beriman terhadap Allah dan Hari kemudian [22] ," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman."[**]

 يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ

Yukhaadi'uunallaha waal-ladziina aamanuu wa maa yakhda'uuna illaa anfusahum wa maa yasy'uruun(a)
9. "Mereka hendak mendustai Allah dan orang-orang yang beriman , padahal mereka cuma mendustai dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar."[**]

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ

Fii quluubihim maradhun fazaadahumullahu maradhan wa lahum 'adzaabun aliimun bimaa kaanuu yakdzibuun(a)
10. "Dalam hati mereka ada penyakit [23] , kemudian ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih , disebabkan mereka berdusta."[**]

 وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ

Wa idzaa qiila lahum laa tufsiduu fiil ardhi qaaluuu innamaa nahnu mushlihuun(a)
11. Dan bila dibilang terhadap mereka:"Janganlah kau bikin kerusakan di tampang bumi [24]". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."[**]

 أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشۡعُرُونَ

Alaa innahum humul mufsiduuna wa laakil(n) laa yasy'uruun(a)
12. "Ingatlah , sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang bikin kerusakan , namun mereka tidak sadar."[**]

 وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓاْ أَنُؤۡمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُۗ أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعۡلَمُونَ

Wa idzaa qiila lahum aaminuu kamaa aamanan-naasu qaaluuu anu`minu kamaa aamanas-sufahaa-u alaa innahum humus-sufahaa-u wa laakil(n) laa ya'lamuun(a)
13. Apabila dibilang terhadap mereka: "Berimanlah kau sebagaimana orang-orang lain sudah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang ndeso itu sudah beriman?" Ingatlah , sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; namun mereka tidak tahu.[**]

 وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوۡاْ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمۡ قَالُوٓاْ إِنَّا مَعَكُمۡ إِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَهۡزِءُونَ

Wa idzaa laquul-ladziina aamanuu qaaluuu aamannaa wa idzaa khalau ilaa syayaathiinihim qaaluuu innaa ma'akum innamaa nahnu mustahzi-uun(a)
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman , mereka mengatakan: "Kami sudah beriman". Dan bila mereka kembali terhadap syaitan-syaitan mereka [25] , mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kau , kami hanyalah berolok-olok."[***]

 ٱللَّهُ يَسۡتَهۡزِئُ بِهِمۡ وَيَمُدُّهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ

Allahu yastahzi-u bihim wa yamudduhum fii thughyaanihim ya'mahuun(a)
15. "Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka."[***]

 أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ فَمَا رَبِحَت تِّجَٰرَتُهُمۡ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ

Uulaa-ikal-ladziinaasy-tarawuudh-dhalaalata bil hudaa famaa rabihat tijaaratuhum wa maa kaanuu muhtadiin(a)
16. "Mereka itulah orang yang berbelanja kesesatan dengan isyarat , maka tidaklah mujur perniagaan mereka dan tidaklah mereka memperoleh petunjuk."[***]

 مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا فَلَمَّآ أَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَهُۥ ذَهَبَ ٱللَّهُ بِنُورِهِمۡ وَتَرَكَهُمۡ فِي ظُلُمَٰتٍ لَّا يُبۡصِرُونَ

Matsaluhum kamatsalil-ladziiistauqada naaran falammaa adhaa-at maa haulahuu dzahaballahu binuurihim wa tarakahum fii zhulumaatil(n) laa yubshiruun(a)
17. "Perumpamaan mereka yakni mirip orang yang menyalakan api [26] , maka sesudah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka , dan membiarkan mereka dalam kegelapan , tidak sanggup melihat."[***]

 صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡيٌ فَهُمۡ لَا يَرۡجِعُونَ

Shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun(a)
18. Mereka tuli , bisu dan buta [27] , maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar) ,"[***]

 أَوۡ كَصَيِّبٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَٰتٌ وَرَعۡدٌ وَبَرۡقٌ يَجۡعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ وَٱللَّهُ مُحِيطُۢ بِٱلۡكَٰفِرِينَ

Au kashai-yibin minassamaa-i fiihi zhulumaatun wa ra'dun wa barqun yaj'aluuna ashaabi'ahum fii aadzaanihim minash-shawaa'iqi hadzaral mauti wallahu muhiithun bil kaafiriin(a)
19. "atau mirip (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita , guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya , karena (mendengar suara) petir ,sebab takut akan mati [28]. Dan Allah termasuk orang-orang yang kafir [29]."[****]

 يَكَادُ ٱلۡبَرۡقُ يَخۡطَفُ أَبۡصَٰرَهُمۡۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوۡاْ فِيهِ وَإِذَآ أَظۡلَمَ عَلَيۡهِمۡ قَامُواْۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمۡعِهِمۡ وَأَبۡصَٰرِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Yakaadul barqu yakhthafu abshaarahum kullamaa adhaa-a lahum masyau fiihi wa idzaa azhlama 'alaihim qaamuu wa lau syaa-allahu ladzahaba bisam'ihim wa abshaarihim innallaha 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
20. "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyoroti mereka , mereka berlangsung di bawah sinar itu , dan bila gelap menimpa mereka , mereka berhenti. Jikalau Allah menginginkan , tentu Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu."[****]

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Yaa ayyuhaannaasuu'buduu rabbakumul-ladzii khalaqakum waal-ladziina min qablikum la'allakum tattaquun(a)
21. "Hai insan , sembahlah Tuhanmu yang sudah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu , supaya kau bertakwa ,"

 ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Al-ladzii ja'ala lakumul ardha firaasyan wassamaa-a binaa-an wa anzala minassamaa-i maa-an faakhraja bihii minats-tsamaraati rizqan lakum falaa taj'aluu lillahi andaadan wa antum ta'lamuun(a) 
22. "Dialah yang membuat bumi selaku hamparan bagimu dan langit selaku atap , dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit , kemudian Dia menciptakan dengan hujan itu segala buah-buahan selaku rezki untukmu; karena itu janganlah kau mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [30] , padahal kau mengetahui."

 وَإِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٍ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Wa in kuntum fii raibin mimmaa nazzalnaa 'alaa 'abdinaa fa`tuu bisuuratin min mitslihii waad'uu syuhadaa-akum min duunillahi in kuntum shaadiqiin(a)
23. Dan jikalau kau (tetap) dalam keraguan wacana Al Alquran yang Kami wahyukan terhadap hamba Kami (Muhammad) , buatlah [31] satu surat (saja) yang semisal Al Alquran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah , jikalau kau orang-orang yang benar."

 فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ وَلَن تَفۡعَلُواْ فَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِي وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ

Fa-in lam taf'aluu wa lan taf'aluu faattaquun-naarallatii wa quuduhaan-naasu wal hijaaratu u'iddat lilkaafiriin(a)
24. "Maka jikalau kau tidak sanggup membuat(nya) - dan tentu kau tidak akan sanggup membuat(nya) , peliharalah dirimu dari neraka yang materi bakarnya insan dan watu , yang ditawarkan bagi orang-orang kafir."

 وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Wa basy-syiril-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati anna lahum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru kullamaa ruziquu minhaa min tsamaratin rizqan qaaluuu haadzaal-ladzii ruziqnaa min qablu wa utuu bihii mutasyaabihan wa lahum fiihaa azwaajun muthahharatun wa hum fiihaa khaaliduun(a)
25. Dan sampaikanlah gunjingan gembira terhadap mereka yang beriman dan berbuat baik , bahwa bagi mereka ditawarkan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu , mereka menyampaikan : "Inilah yang pernah diberikan terhadap kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang sama dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya [32]."

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡيِۦٓ أَن يَضۡرِبَ مَثَلٗا مَّا بَعُوضَةٗ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرٗا وَيَهۡدِي بِهِۦ كَثِيرٗاۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقِينَ

Innallaha laa yastahyii an yadhriba matsalaa maa ba'uudhatan famaa fauqahaa faammaal-ladziina aamanuu faya'lamuuna annahul haqqu min rabbihim wa ammaal-ladziina kafaruu fayaquuluuna maadzaa araadallahu bihaadzaa matsalaa yudhillu bihii katsiiran wa yahdii bihii katsiiran wa maa yudhillu bihii illaal faasiqiin(a)
26. "Sesungguhnya Allah tiada segan bikin ungkapan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu [33]. Adapun orang-orang yang beriman , maka mereka percaya bahwa ungkapan itu benar dari Tuhan mereka , namun mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah membuat ini untuk perumpamaan?."  Dengan ungkapan itu banyak orang yang disesatkan Allah [34] , dan dengan ungkapan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik ,"[*****]

 ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ

Al-ladziina yanqudhuuna 'ahdallahi min ba'di miitsaaqihi wa yaqtha'uuna maa amarallahu bihii an yuushala wa yufsiduuna fiil ardhi uulaa-ika humul khaasiruun(a)
27. "(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh , dan menentukan apa yang ditugaskan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan bikin kerusakan di tampang bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi."

 كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَكُنتُمۡ أَمۡوَٰتٗا فَأَحۡيَٰكُمۡۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ

Kaifa takfuruuna billahi wa kuntum amwaatan faahyaakum tsumma yumiitukum tsumma yuhyiikum tsumma ilaihi turja'uun(a)
28. "Mengapa kau kafir terhadap Allah , padahal kau tadinya mati , kemudian Allah menggugah kau , kemudian kau dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali , kemudian kepada-Nya-lah kau dikembalikan?"

 هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ

Huwal-ladzii khalaqa lakum maa fiil ardhi jamii'an tsummaastawa ilassamaa-i fasawwaahunna sab'a samaawaatin wa huwa bikulli syai-in 'aliim(un)
29. "Dia-lah Allah , yang membuat segala yang ada di bumi untuk kau dan Dia berkehendak (menciptakan) langit , kemudian dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

 وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

Wa idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fiil ardhi khaliifatan qaaluuu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wa yasfikuddimaa-a wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuun(a)
30. Ingatlah di saat Tuhanmu berfirman terhadap para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak membuat seorang khalifah di tampang bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak membuat (khalifah) di bumi itu orang yang mau bikin kerusakan padanya dan menumpahkan darah , padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengenali apa yang tidak kau ketahui."

 وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِ‍ُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Wa 'allama aadamal asmaa-a kullahaa tsumma 'aradhahum 'alal malaa-ikati faqaala anbi-uunii bi-asmaa-i haa'ulaa-i in kuntum shaadiqiin(a)
31. Dan Dia mengajarkan terhadap Adam nama-nama (benda-benda) segalanya , kemudian mengemukakannya terhadap para Malaikat kemudian berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jikalau kau mamang benar orang-orang yang benar!"

 قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ

Qaaluuu subhaanaka laa 'ilma lanaa illaa maa 'allamtanaa innaka antal 'aliimul hakiim(u)
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau , tidak ada yang kami pahami selain dari apa yang sudah Engkau ajarkan terhadap kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [35]."

 قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ

Qaala yaa aadamu anbi`hum bi-asmaa-ihim falammaa anba-ahum bi-asmaa-ihim qaala alam aqul lakum innii a'lamu ghaibas-samaawaati wal ardhi waa'lamu maa tubduuna wa maa kuntum taktumuun(a)
33. Allah berfirman: "Hai Adam , beritahukanlah terhadap mereka nama-nama benda ini." Maka sesudah diberitahukannya terhadap mereka nama-nama benda itu , Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu , bahwa sesungguhnya Aku mengenali diam-diam langit dan bumi dan mengenali apa yang kau lahirkan dan apa yang kau sembunyikan?"

 وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Wa idz qulnaa lilmalaa-ikatiisjuduu li-aadama fasajaduu illaa ibliisa abaa waastakbara wa kaana minal kaafiriin(a)
34. Dan (ingatlah) di saat Kami berfirman terhadap para malaikat: "Sujudlah [36] kamu terhadap Adam ," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan yakni ia tergolong golongan orang-orang yang kafir.

 وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Wa qulnaa yaa aadamuuskun anta wa zaujukal jannata wa kulaa minhaa raghadan haitsu syi`tumaa wa laa taqrabaa haadzihisy-syajarata fatakuunaa minazh-zhaalimiin(a)
35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam , diamilah oleh kau dan isterimu nirwana ini , dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kau senangi , dan janganlah kau dekati pohon ini [37] , yang mengakibatkan kau tergolong orang-orang yang zalim."

 فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَٰنُ عَنۡهَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ وَلَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرّٞ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ

Faazallahumaasy-syaithaanu 'anhaa fa-akhrajahumaa mimmaa kaanaa fiihi wa qulnaa ihbithuu ba'dhukum liba'dhin 'aduwwun wa lakum fiil ardhi mustaqarrun wa mataa'un ilaa hiin(in)
36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari nirwana itu [38] dan dikeluarkan dari kondisi semula [39] dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kau menjadi musuh bagi yang lain , dan bagi kau ada kawasan kediaman di bumi , dan kesenangan hidup hingga waktu yang ditentukan."

 فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Fatalaqqaa aadamu min rabbihii kalimaatin fataaba 'alaihi innahuu huwattawwaabur-rahiim(u)
37. "Kemudian Adam mendapatkan beberapa kalimat [40] dari Tuhannya , maka Allah mendapatkan taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

 قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Qulnaa ihbithuu minhaa jamii'an fa-immaa ya`tiyannakum minnii hudan faman tabi'a hudaaya falaa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
38. Kami berfirman: "Turunlah kau segalanya dari nirwana itu! Kemudian jikalau tiba petunjuk-Ku kepadamu , maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku , tentu tidak ada keresahan atas mereka , dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

 وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Waal-ladziina kafaruu wa kadz-dzabuu bi-aayaatinaa uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
39. "Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami , mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

 يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ وَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ

Yaa banii israa-iilaadzkuruu ni'matiyallatii an'amtu 'alaikum wa aufuu bi'ahdii uufi bi'ahdikum waiyyaaya faarhabuun(i)
40. "Hai Bani Israil [41] , camkan akan nikmat-Ku yang sudah Aku anugerahkan kepadamu , dan penuhilah janjimu kepada-Ku [42] , tentu Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan cuma kepada-Ku-lah kau mesti takut (tunduk)."

 وَءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلۡتُ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُمۡ وَلَا تَكُونُوٓاْ أَوَّلَ كَافِرِۢ بِهِۦۖ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِ‍َٔايَٰتِي ثَمَنٗا قَلِيلٗا وَإِيَّٰيَ فَٱتَّقُونِ

Wa aaminuu bimaa anzaltu mushaddiqan limaa ma'akum wa laa takuunuu awwala kaafirin bihi wa laa tasytaruu bi-aayaatii tsamanan qaliilan waiyyaaya faattaquun(i)
41. "Dan berimanlah kau terhadap apa yang sudah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat) , dan janganlah kau menjadi orang yang pertama kafir kepadanya , dan janganlah kau menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah , dan cuma terhadap Akulah kau mesti bertakwa."

 وَلَا تَلۡبِسُواْ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Wa laa talbisuul haqqa bil baathili wa taktumuul haqqa wa antum ta'lamuun(a)
42. "Dan janganlah kau campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kau sembunyikan yang hak itu [43] , sedang kau mengetahui."

 وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Wa aqiimuush-shalaata wa aatuuzzakaata waarka'uu ma'arraaki'iin(a)
43. "Dan dirikanlah shalat , tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' [44]."

أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

At`'muruunannaasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba afalaa ta'qiluun(a)
44. "Mengapa kau suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian , sedang kau melalaikan diri (kewajiban) mu sendiri , padahal kau membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kau berpikir?"[******]

 وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ

Waasta'iinuu bish-shabri wash-shalaati wa innahaa lakabiiratun illaa 'alal khaasyi'iin(a)
45. "Jadikanlah sabar dan shalat selaku penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat , kecuali bagi orang-orang yang khusyu' ,"

  ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

Al-ladziina yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa antum ilaihi raaji'uun(a)
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini , bahwa mereka akan menemui Tuhannya , dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."

 يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّي فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ

Yaa banii israa-iilaadzkuruu ni'matiyallatii an'amtu 'alaikum wa annii fadh-dhaltukum 'alal 'aalamiin(a)
47. "Hai Bani Israil , camkan akan nikmat-Ku yang sudah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bersama-sama Aku sudah melebihkan kau atas segala umat [45]."

 وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا لَّا تَجۡزِي نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٍ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡهَا شَفَٰعَةٌ وَلَا يُؤۡخَذُ مِنۡهَا عَدۡلٌ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ

Waattaquu yauman laa tajzii nafsun 'an nafsin syai-an wa laa yuqbalu minhaa syafaa'atun wa laa yu`khadzu minhaa 'adlun wa laa hum yunsharuun(a)
48. "Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat , yang pada hari itu) seseorang tidak sanggup membela orang lain , walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at [46] dan tebusan dari padanya , dan tidaklah mereka akan ditolong."

 وَإِذۡ نَجَّيۡنَٰكُم مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ يَسُومُونَكُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُونَ نِسَآءَكُمۡۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَآءٌ مِّن رَّبِّكُمۡ عَظِيمٌ

Wa idz najjainaakum min aali fir'auna yasuumuunakum suu-al 'adzaabi yudzabbihuuna abnaa-akum wa yastahyuuna nisaa-akum wa fii dzaalikum balaa-un min rabbikum 'azhiim(un)
49. "Dan (ingatlah) di saat Kami selamatkan kau dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya , mereka menyembelih anak-anakmu yang pria dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu."

 وَإِذۡ فَرَقۡنَا بِكُمُ ٱلۡبَحۡرَ فَأَنجَيۡنَٰكُمۡ وَأَغۡرَقۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ

Wa idz faraqnaa bikumul bahra fa-anjainaakum wa aghraqnaa aala fir'auna wa antum tanzhuruun(a)
50. "Dan (ingatlah) , di saat Kami belah maritim untukmu , kemudian Kami selamatkan kau dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kau sendiri menyaksikan [47]."

Surah Al Baqarah Ayat 51

 وَإِذۡ وَٰعَدۡنَا مُوسَىٰٓ أَرۡبَعِينَ لَيۡلَةٗ ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ

Wa idz waa'adnaa muusaa arba'iina lailatan tsummaat-takhadztumul 'ijla min ba'dihii wa antum zhaalimuun(a)
51. "Dan (ingatlah) , di saat Kami berjanji terhadap Musa (memberikan Taurat , sesudah) empat puluh malam , kemudian kau membuat anak lembu [48] (sembahan) sepeninggalnya dan kau yakni orang-orang yang zalim."

  ثُمَّ عَفَوۡنَا عَنكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Tsumma 'afaunaa 'ankum min ba'di dzaalika la'allakum tasykuruun(a)
52. "Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu , supaya kau bersyukur."

 وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

Wa idz aatainaa muusal kitaaba wal furqaana la'allakum tahtaduun(a)
53. "Dan (ingatlah) , di saat Kami berikan terhadap Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah , supaya kau memperoleh petunjuk."

 وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلۡعِجۡلَ فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِئِكُمۡ فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٌ لَّكُمۡ عِندَ بَارِئِكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Wa idz qaala muusaa liqaumihi yaa qaumi innakum zhalamtum anfusakum biittikhaadzikumul 'ijla fatuubuu ilaa baari-ikum faaqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum 'inda baari-ikum fataaba 'alaikum innahuu huwattawwaabur-rahiim(u)
54. Dan (ingatlah) , di saat Musa berkata terhadap kaumnya: "Hai kaumku , sesungguhnya kau sudah menganiaya dirimu sendiri karena kau sudah membuat anak lembu (sembahanmu) , maka bertaubatlah terhadap Tuhan yang membuat kau dan bunuhlah dirimu [49]. Hal itu yakni lebih baik bagimu pada segi Tuhan yang membuat kamu; maka Allah akan mendapatkan taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

 وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهۡرَةٗ فَأَخَذَتۡكُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَأَنتُمۡ تَنظُرُونَ

Wa idz qultum yaa muusaa lan nu`mina laka hattaa narallaha jahratan faakhadzatkumush-shaa'iqatu wa antum tanzhuruun(a)
55. Dan (ingatlah) , di saat kau berkata: "Hai Musa , kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami menyaksikan Allah dengan terang [50] , karena itu kau disambar halilintar , sedang kau menyaksikannya [51]".

 ثُمَّ بَعَثۡنَٰكُم مِّنۢ بَعۡدِ مَوۡتِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Tsumma ba'atsnaakum min ba'di mautikum la'allakum tasykuruun(a)
56. "Setelah itu Kami bangkitkan kau sesudah kau mati [52] , supaya kau bersyukur."

 وَظَلَّلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡغَمَامَ وَأَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَنَّ وَٱلسَّلۡوَىٰۖ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ

Wa zhallalnaa 'alaikumul ghamaama wa anzalnaa 'alaikumul manna wassalwa kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum wa maa zhalamuunaa wa laakin kaanuu anfusahum yazhlimuun(a)
57. Dan Kami naungi kau dengan awan , dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa" [53]. Makanlah dari kuliner yang baik-baik yang sudah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

 وَإِذۡ قُلۡنَا ٱدۡخُلُواْ هَٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةَ فَكُلُواْ مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدٗا وَٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدٗا وَقُولُواْ حِطَّةٞ نَّغۡفِرۡ لَكُمۡ خَطَٰيَٰكُمۡۚ وَسَنَزِيدُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Wa idz qulnaaadkhuluu haadzihil qaryata fakuluu minhaa haitsu syi`tum raghadan waadkhuluul baaba sujjadan wa quuluu hith-thatun naghfir lakum khathaayaakum wa sanaziidul muhsiniin(a)
58. Dan (ingatlah) , di saat Kami berfirman: "Masuklah kau ke negeri ini (Baitul Maqdis) , dan makanlah dari hasil buminya , yang banyak lagi lezat dimana yang kau senangi , dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud [54] , dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa" , tentu Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu , dan kelak Kami akan memperbesar (pemberian Kami) terhadap orang-orang yang berbuat baik".

 فَبَدَّلَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ قَوۡلًا غَيۡرَ ٱلَّذِي قِيلَ لَهُمۡ فَأَنزَلۡنَا عَلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ رِجۡزٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ

Fabaddalal-ladziina zhalamuu qaulan ghairal-ladzii qiila lahum fa-anzalnaa 'alaal-ladziina zhalamuu rijzan minassamaa-i bimaa kaanuu yafsuquun(a)
59. "Lalu orang-orang yang zalim merubah perintah dengan (mengerjakan) yang tidak ditugaskan terhadap mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit , karena mereka berbuat fasik."

وَإِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ فَقُلۡنَا ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ فَٱنفَجَرَتۡ مِنۡهُ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنٗاۖ قَدۡ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٖ مَّشۡرَبَهُمۡۖ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ مِن رِّزۡقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ

Wa idziistasqaa muusaa liqaumihii faqulnaaadhrib bi'ashaakal hajara faanfajarat minhuutsnataa 'asyrata 'ainan qad 'alima kullu unaasin masyrabahum kuluu waasyrabuu min rizqillahi wa laa ta' tsau fiil ardhi mufsidiin(a)
60. Dan (ingatlah) di saat Musa memohon air untuk kaumnya , kemudian Kami berfirman: "Pukullah watu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku sudah mengenali kawasan minumnya (masing-masing) [55]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah , dan janganlah kau berkeliaran di tampang bumi dengan berbuat kerusakan.

 وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامٖ وَٰحِدٖ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۖ قَالَ أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِي هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِي هُوَ خَيۡرٌۚ ٱهۡبِطُواْ مِصۡرٗا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلۡتُمۡۗ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ

Wa idz qultum yaa muusaa lan nashbira 'alaa tha'aamin waahidin faad'u lanaa rabbaka yukhrij lanaa mimmaa tunbitul ardhu min baqlihaa wa qits-tsaa-ihaa wa fuumihaa wa 'adasihaa wa bashalihaa qaala atastabdiluunal-ladzii huwa adnaa biil-ladzii huwa khairun ihbithuu mishran fa-inna lakum maa saaltum wa dhuribat 'alaihimudz-dzillatu wal maskanatu wa baa-uu bighadhabin minallahi dzaalika bi-annahum kaanuu yakfuruuna bi-aayaatillahi wa yaqtuluunannabiyyiina bighairil haqqi dzaalika bimaa 'ashau wa kaanuu ya'taduun(a)
61. Dan (ingatlah) , di saat kau berkata: "Hai Musa , kami tidak dapat sabar (tahan) dengan satu macam kuliner saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami terhadap Tuhanmu , supaya Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi , yakni sayur-mayurnya , ketimunnya , bawang putihnya , kacang adasnya , dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kau mengambil yang rendah selaku pengganti yang lebih baik ? Pergilah kau ke suatu kota , tentu kau memperoleh apa yang kau minta". Lalu ditimpahkanlah terhadap mereka nista dan kehinaan , serta mereka memperoleh kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka senantiasa mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka senantiasa berbuat durhaka dan melebihi batas.

 إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِ‍ِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Innal-ladziina aamanuu waal-ladziina haaduu wannashaara wash-shaabi-iina man aamana billahi wal yaumil aakhiri wa 'amila shaalihan falahum ajruhum 'inda rabbihim wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
62. "Sesungguhnya orang-orang mukmin , orang-orang Yahudi , orang-orang Katolik dan orang-orang Shabiin [56] , siapa pun diantara mereka yang betul-betul beriman terhadap Allah [57] , hari kemudian dan bederma saleh [58] , mereka akan mendapatkan pahala dari Tuhan mereka , tidak ada keresahan terhadap mereka , dan tidak (pula) mereka bersedih hati."[*******]

 وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٍ وَٱذۡكُرُواْ مَا فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Wa idz akhadznaa miitsaaqakum wa rafa'naa fauqakumuth-thuura khudzuu maa aatainaakum biquwwatin waadzkuruu maa fiihi la'allakum tattaquun(a)
63. Dan (ingatlah) , di saat Kami mengambil kontrak dari kau dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan camkan senantiasa apa yang ada didalamnya , supaya kau bertakwa".

 ثُمَّ تَوَلَّيۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَۖ فَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Tsumma tawallaitum min ba'di dzalika falaulaa fadhlullahi 'alaikum warahmatuhu lakuntum minal khaasiriin(a)
64. "Kemudian kau berpaling sesudah (adanya perjanjian) itu , maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu , tentu kau tergolong orang yang rugi."

 وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ ٱلَّذِينَ ٱعۡتَدَوۡاْ مِنكُمۡ فِي ٱلسَّبۡتِ فَقُلۡنَا لَهُمۡ كُونُواْ قِرَدَةً خَٰسِ‍ِٔينَ

Wa laqad 'alimtumul-ladziina-a'tadau minkum fiissabti faqulnaa lahum kuunuu qiradatan khaasi-iin(a)
65. Dan sesungguhnya sudah kau pahami orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu [59] , kemudian Kami berfirman terhadap mereka: "Jadilah kau kera [60] yang hina".

 فَجَعَلۡنَٰهَا نَكَٰلٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهَا وَمَا خَلۡفَهَا وَمَوۡعِظَةٗ لِّلۡمُتَّقِينَ

Faja'alnaahaa nakaaalan limaa baina yadaihaa wa maa khalfahaa wa mau'izhatal(n)-lilmuttaqiin(a)
66. "Maka Kami jadikan yang demikian itu perayaan bagi orang-orang dimasa itu , dan bagi mereka yang tiba kemudian , serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa."

 وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوٗاۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ

Wa idz qaala muusaa liqaumihi innallaha ya`murukum an tadzbahuu baqaratan qaaluuu atattakhidzunaa huzuwan qaala a'uudzu billahi an akuuna minal jaahiliin(a)
67. Dan (ingatlah) , di saat Musa berkata terhadap kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kau menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kau hendak membuat kami buah ejekan?" [62] Musa menjawab: "Aku berlindung terhadap Allah supaya tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".

 قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا فَارِضٌ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٰلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا تُؤۡمَرُونَ

Qaaluuuud'u lanaa rabbaka yubayyin lanaa maa hiya qaala innahuu yaquulu innahaa baqaratun laa faaridhun wa laa bikrun 'awaanun baina dzaalika faaf'aluu maa tu`maruun(a)
68. Mereka menjawab: " Mohonkanlah terhadap Tuhanmu untuk kami , supaya Dia menerangkan terhadap kami; sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yakni sapi betina yang tidak bau tanah dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang ditugaskan kepadamu".

 قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوۡنُهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفۡرَآءُ فَاقِعٌ لَّوۡنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ

Qaaluuuud'u lanaa rabbaka yubayyin lanaa maa launuhaa qaala innahuu yaquulu innahaa baqaratun shafraa-u faaqi'un launuhaa tasurrunnaazhiriin(a)
69. Mereka berkata: "Mohonkanlah terhadap Tuhanmu untuk kami supaya Dia menerangkan terhadap kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yakni sapi betina yang kuning , yang kuning bau tanah warnanya , lagi menggembirakan orang-orang yang memandangnya."

 قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيۡنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهۡتَدُونَ

Qaaluuuud'u lanaa rabbaka yubayyin lanaa maa hiya innal baqara tasyaabaha 'alainaa wa innaa in syaa-allahu lamuhtaduun(a)
70. Mereka berkata: "Mohonkanlah terhadap Tuhanmu untuk kami supaya Dia menerangkan terhadap kami bagaimana hakikat sapi betina itu , karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan memperoleh isyarat (untuk memperoleh sapi itu)."

 قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُولٌ تُثِيرُ ٱلۡأَرۡضَ وَلَا تَسۡقِي ٱلۡحَرۡثَ مُسَلَّمَةٌ لَّا شِيَةَ فِيهَاۚ قَالُواْ ٱلۡـَٰٔنَ جِئۡتَ بِٱلۡحَقِّۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُواْ يَفۡعَلُونَ

Qaala innahu yaquulu innahaa baqaratun laa dzaluulun tutsiirul ardha wa laa tasqiil hartsa musallamatun laa syiyata fiihaa qaaluuuaana ji-ata bil haqqi fadzabahuuhaa wa maa kaaduu yaf'aluun(a)
71. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu yakni sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tumbuhan , tidak bercacat , tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kau menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan nyaris saja mereka tidak melaksanakan perintah itu [63].

 وَإِذۡ قَتَلۡتُمۡ نَفۡسٗا فَٱدَّٰرَٰٔتُمۡ فِيهَاۖ وَٱللَّهُ مُخۡرِجٌ مَّا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ

Wa idz qataltum nafsan faaddaara'tum fiihaa wallahu mukhrijun maa kuntum taktumuun(a)
72. "Dan (ingatlah) , di saat kau membunuh seorang insan kemudian kau saling tuduh menuduh wacana itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kau sembunyikan."

 فَقُلۡنَا ٱضۡرِبُوهُ بِبَعۡضِهَاۚ كَذَٰلِكَ يُحۡيِ ٱللَّهُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

Faqulnaaadhribuuhu biba'dhihaa kadzaalika yuhyiillahul mautaa wa yuriikum aayaatihi la'allakum ta'qiluun(a)
73. Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayit itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu !" Demikianlah Allah menggugah kembali orang-orang yang sudah mati , dam menampilkan padamu gejala kekuasaanNya supaya kau mengerti[64].

 ثُمَّ قَسَتۡ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَٱلۡحِجَارَةِ أَوۡ أَشَدُّ قَسۡوَةٗۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلۡحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنۡهُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخۡرُجُ مِنۡهُ ٱلۡمَآءُۚ وَإِنَّ مِنۡهَا لَمَا يَهۡبِطُ مِنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Tsumma qasat quluubukum min ba'di dzaalika fahiya kal hijaarati au asyaddu qaswatan wa inna minal hijaarati lamaa yatafajjaru minhul anhaaru wa inna minhaa lamaa yasy-syaqqaqu fayakhruju minhul maa-u wa inna minhaa lamaa yahbithu min khasyyatillahi wa maallahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun(a)
74. "Kemudian sesudah itu hatimu menjadi keras mirip watu , bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah kemudian keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh , karena takut terhadap Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kau kerjakan."

 أَفَتَطۡمَعُونَ أَن يُؤۡمِنُواْ لَكُمۡ وَقَدۡ كَانَ فَرِيقٌ مِّنۡهُمۡ يَسۡمَعُونَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُۥ مِنۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Afatathma'uuna an yu`minuu lakum wa qad kaana fariiqun minhum yasma'uuna kalaamallahi tsumma yuharrifuunahu min ba'di maa 'aqaluuhu wa hum ya'lamuun(a)
75. "Apakah kau masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu , padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah , kemudian mereka mengubahnya sesudah mereka memahaminya , sedang mereka mengetahui? [65]."

 وَإِذَا لَقُواْ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٖ قَالُوٓاْ أَتُحَدِّثُونَهُم بِمَا فَتَحَ ٱللَّهُ عَلَيۡكُمۡ لِيُحَآجُّوكُم بِهِۦ عِندَ رَبِّكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

Wa idzaa laquul-ladziina aamanuu qaaluuu aamannaa wa idzaa khalaa ba'dhuhum ila ba'dhin qaaluuu atuhadditsuunahum bimaa fatahallahu 'alaikum liyuhaajjuukum bihii 'inda rabbikum afalaa ta'qiluun(a)
76. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman , mereka berkata:" Kamipun sudah beriman ," namun apabila mereka berada sesama mereka saja , kemudian mereka berkata: "Apakah kau menceritakan terhadap mereka (orang-orang mukmin) apa yang sudah diterangkan Allah kepadamu , supaya dengan demikian mereka sanggup mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kau mengerti?" [66].[********]

 أَوَ لَا يَعۡلَمُونَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ

Awalaa ya'lamuuna annallaha ya'lamu maa yusirruuna wa maa yu'linuun(a)
77. "Tidakkah mereka mengenali bahwa Allah mengenali segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?"

 وَمِنۡهُمۡ أُمِّيُّونَ لَا يَعۡلَمُونَ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّآ أَمَانِيَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ

Wa minhum ummiyyuuna laa ya'lamuunal kitaaba illaa amaaniyya wa in hum illaa yazhunnuun(a) 
78. Dan diantara mereka ada yang buta huruf , tidak mengenali Al Kitab (Taurat) , kecuali dongengan bohong belaka dan mereka cuma menduga-duga [67]."

 فَوَيۡلٌ لِّلَّذِينَ يَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَٰبَ بِأَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِيَشۡتَرُواْ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلٗاۖ فَوَيۡلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَيۡدِيهِمۡ وَوَيۡلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكۡسِبُونَ

Fawailul(n)-lil-ladziina yaktubuunal kitaaba biaidiihim tsumma yaquuluuna haadzaa min 'indillahi liyasytaruu bihii tsamanan qaliilaa fawailun lahum mimmaa katabat aidiihim wa wailun lahum mimmaa yaksibuun(a)
79. "Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri , kemudian dikatakannya; "Ini dari Allah" , (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan tindakan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka , akhir apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri , dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka , akhir apa yang mereka kerjakan."[*********]

 وَقَالُواْ لَن تَمَسَّنَا ٱلنَّارُ إِلَّآ أَيَّامٗا مَّعۡدُودَةٗۚ قُلۡ أَتَّخَذۡتُمۡ عِندَ ٱللَّهِ عَهۡدٗا فَلَن يُخۡلِفَ ٱللَّهُ عَهۡدَهُۥٓۖ أَمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

Wa qaaluuu lan tamassanaannaaru illaa ayyaaman ma'duudatan qul attakhadztum 'indallahi 'ahdan falan yukhlifallahu 'ahdahu am taquuluuna 'alallahi maa laa ta'lamuun(a)
80. Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka , kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kau mendapatkan kontrak dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya , ataukah kau cuma menyampaikan terhadap Allah apa yang tidak kau ketahui?"[**********]

 بَلَىٰۚ مَن كَسَبَ سَيِّئَةٗ وَأَحَٰطَتۡ بِهِۦ خَطِيٓ‍َٔتُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Balaa man kasaba sayyi-atan waahaathat bihii khathii-atuhu fa-uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
81. "(Bukan demikian) , yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia sudah diliputi oleh dosanya , mereka itulah penghuni neraka , mereka kekal di dalamnya."

 وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Waal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati uulaa-ika ashhaabul jannati hum fiihaa khaaliduun(a)
82. "Dan orang-orang yang beriman serta bederma saleh , mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya."

 وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ لَا تَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَانٗا وَذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنكُمۡ وَأَنتُم مُّعۡرِضُونَ

Wa idz akhadznaa miitsaaqa banii israa-iila laa ta'buduuna ilaallaha wa bil waalidaini ihsaanan wa dziil qurbaa wal yataama wal masaakiini wa quuluu li-nnaasi husnan wa aqiimuush-shalaata wa aatuuzzakaata tsumma tawallaitum illaa qaliilan minkum wa antum mu'ridhuun(a)
83. "Dan (ingatlah) , di saat Kami mengambil kontrak dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kau menyembah selain Allah , dan berbuat kebaikanlah terhadap ibu bapa , kaum kerabat , belum dewasa yatim , dan orang-orang miskin , serta ucapkanlah kata-kata yang bagus terhadap insan , dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kau tidak menyanggupi kontrak itu , kecuali sebahagian kecil dibandingkan dengan kau , dan kau senantiasa berpaling."

 وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ لَا تَسۡفِكُونَ دِمَآءَكُمۡ وَلَا تُخۡرِجُونَ أَنفُسَكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ ثُمَّ أَقۡرَرۡتُمۡ وَأَنتُمۡ تَشۡهَدُونَ

Wa idz akhadznaa miitsaaqakum laa tasfikuuna dimaa-akum wa laa tukhrijuuna anfusakum min diyaarikum tsumma aqrartum wa antum tasyhaduun(a)
84. "Dan (ingatlah) , di saat Kami mengambil kontrak dari kau (yaitu): kau tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang) , dan kau tidak akan menghalau dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu , kemudian kau berikrar (akan memenuhinya) sedang kau mempersaksikannya."

 ثُمَّ أَنتُمۡ هَٰٓؤُلَآءِ تَقۡتُلُونَ أَنفُسَكُمۡ وَتُخۡرِجُونَ فَرِيقٗا مِّنكُم مِّن دِيَٰرِهِمۡ تَظَٰهَرُونَ عَلَيۡهِم بِٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِ وَإِن يَأۡتُوكُمۡ أُسَٰرَىٰ تُفَٰدُوهُمۡ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيۡكُمۡ إِخۡرَاجُهُمۡۚ أَفَتُؤۡمِنُونَ بِبَعۡضِ ٱلۡكِتَٰبِ وَتَكۡفُرُونَ بِبَعۡضٖۚ فَمَا جَزَآءُ مَن يَفۡعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمۡ إِلَّا خِزۡيٌ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰٓ أَشَدِّ ٱلۡعَذَابِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Tsumma antum haa'ulaa-i taqtuluuna anfusakum wa tukhrijuuna fariiqan minkum min diyaarihim tazhaaharuuna 'alaihim bil-itsmi wal 'udwaani wa in ya'tuukum usaara tufaaduuhum wa huwa muharramun 'alaikum ikhraajuhum afatu`minuuna biba'dhil kitaabi wa takfuruuna biba'dhin famaa jazaa-u man yaf'alu dzaalika minkum illaa khizyun fiil hayaatiddunyaa wa yaumal qiyaamati yuradduuna ilaa asyaddil 'adzaabi wa maallahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun(a)
85. "Kemudian kau (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan menghalau segolongan dibandingkan dengan kau dari kampung halamannya , kau bantu menolong terhadap mereka dengan bikin dosa dan permusuhan; namun jikalau mereka tiba kepadamu selaku tawanan , kau tebus mereka , padahal menghalau mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kau beriman terhadap sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah jawaban bagi orang yang berbuat demikian daripadamu , melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia , dan pada hari kiamat mereka dikembalikan terhadap siksa yang sungguh berat. Allah tidak lengah dari apa yang kau perbuat [68]."

 أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا بِٱلۡأٓخِرَةِۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ

Uulaa-ikal-ladziinaasy-tarawuul hayaataddunyaa bil-aakhirati falaa yukhaffafu 'anhumul 'adzaabu wa laa hum yunsharuun(a)
86. "Itulah orang-orang yang berbelanja kehidupan dunia dengan (kehidupan) alam abadi , maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong."

 وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَقَفَّيۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِۦ بِٱلرُّسُلِۖ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ أَفَكُلَّمَا جَآءَكُمۡ رَسُولُۢ بِمَا لَا تَهۡوَىٰٓ أَنفُسُكُمُ ٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡ فَفَرِيقٗا كَذَّبۡتُمۡ وَفَرِيقٗا تَقۡتُلُونَ

Wa laqad aatainaa muusal kitaaba wa qaffa-inaa min ba'dihii birrusuli wa aatainaa 'iisaabna maryamal bayyinaati wa ayyadnaahu biruuhil qudusi afakullamaa jaa-akum rasuulun bimaa laa tahwaa anfusukumuus-takbartum fafariiqan kadz-dzabtum wa fariiqan taqtuluun(a)
87. "Dan sesungguhnya Kami sudah menghadirkan Al Kitab (Taurat) terhadap Musa , dan Kami sudah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul , dan sudah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) terhadap Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus [69]. Apakah setiap tiba kepadamu seorang rasul menenteng sesuatu (pelajaran) yang tidak cocok dengan keinginanmu kemudian kau menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kau dustakan dan beberapa orang (yang lain) kau bunuh?"

 وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلۡفُۢۚ بَل لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَقَلِيلٗا مَّا يُؤۡمِنُونَ

Wa qaaluuu quluubunaa ghulfun bal la'anahumullahu bikufrihim faqaliilaa maa yu`minuun(a)
88. Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebetulnya Allah sudah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.[*11]

 وَلَمَّا جَآءَهُمۡ كِتَٰبٌ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمۡ وَكَانُواْ مِن قَبۡلُ يَسۡتَفۡتِحُونَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَآءَهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِۦۚ فَلَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ

Wa lammaa jaa-ahum kitaabun min 'indillahi mushaddiqun limaa ma'ahum wa kaanuu min qablu yastaftihuuna 'alaal-ladziina kafaruu falammaa jaa-ahum maa 'arafuu kafaruu bihii fala'natullahi 'alal kaafiriin(a)
89. "Dan sesudah tiba terhadap mereka Al Alquran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka [70] , padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk memperoleh kemenangan atas orang-orang kafir , maka sesudah tiba terhadap mereka apa yang sudah mereka pahami , mereka kemudian ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu."[*11]

 بِئۡسَمَا ٱشۡتَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡ أَن يَكۡفُرُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بَغۡيًا أَن يُنَزِّلَ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ فَبَآءُو بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٖۚ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Bi`samaaasytarau bihii anfusahum an yakfuruu bimaa anzalallahu baghyan an yunazzilallahu min fadhlihii 'alaa man yasyaa-u min 'ibaadihi fabaa-uu bighadhabin 'alaa ghadhabin wa lilkaafiriina 'adzaabun muhiin(un)
90. "Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang memasarkan dirinya sendiri dengan kekafiran terhadap apa yang sudah diturunkan Allah , karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya [71] kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka memperoleh murka sesudah (mendapat) kemurkaan [72]. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan."

 وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُۥ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَهُمۡۗ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Wa idzaa qiila lahum aaminuu bimaa anzalallahu qaaluuu nu`minu bimaa unzila 'alainaa wa yakfuruuna bimaa wa raa-ahu wa huwal haqqu mushaddiqan limaa ma'ahum qul falima taqtuluuna anbiyaa-allahi min qablu in kuntum mu`miniin(a)
91. Dan apabila dibilang terhadap mereka: "Berimanlah terhadap Al Alquran yang diturunkan Allah ," mereka berkata: "Kami cuma beriman terhadap apa yang diturunkan terhadap kami". Dan mereka kafir terhadap Al Alquran yang diturunkan sesudahnya , sedang Al Alquran itu yakni (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kau dulu membunuh nabi-nabi Allah jikalau benar kau orang-orang yang beriman?"

وَلَقَدۡ جَآءَكُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ

Wa laqad jaa-akum muusa bil bayyinaati tsummaat-takhadztumul 'ijla min ba'dihii wa antum zhaalimuun(a)
92. "Sesungguhnya Musa sudah tiba kepadamu menenteng bukti-bukti kebenaran (mukjizat) , kemudian kau jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya [73] , dan sebetulnya kau yakni orang-orang yang zalim."

 وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱسۡمَعُواْۖ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا وَأُشۡرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ بِكُفۡرِهِمۡۚ قُلۡ بِئۡسَمَا يَأۡمُرُكُم بِهِۦٓ إِيمَٰنُكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Wa idz akhadznaa miitsaaqakum wa rafa'naa fauqakumuth-thuura khudzuu maa aatainaakum biquwwatin waasma'uu qaaluuu sami'naa wa 'ashainaa wa usyribuu fii quluubihimul 'ijla bikufrihim qul bi`samaa ya'murukum bihii iimaanukum in kuntum mu`miniin(a)
93. Dan (ingatlah) , di saat Kami mengambil kontrak dari kau dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar namun tidak mentaati". Dan sudah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat[74] perbuatan yang sudah ditugaskan imanmu kepadamu jikalau betul kau beriman (kepada Taurat).

 قُلۡ إِن كَانَتۡ لَكُمُ ٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ عِندَ ٱللَّهِ خَالِصَةٗ مِّن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُاْ ٱلۡمَوۡتَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Qul in kaanat lakumuddaaru-aakhiratu 'indallahi khaalishatan min duuninnaasi fatamannawuul mauta in kuntum shaadiqiin(a)
94. Katakanlah: "Jika kau (menganggap bahwa) kampung alam abadi (surga) itu khusus untukmu di segi Allah , bukan untuk orang lain , maka inginilah [75] kematian(mu) , jikalau kau memang benar."[*12]

 وَلَن يَتَمَنَّوۡهُ أَبَدَۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ

Wa lan yatamannauhu abadan bimaa qaddamat aidiihim wallahu 'aliimun bizh-zhaalimiin(a)
95. "Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya , karena kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri) , dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya."

 وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ

Wa latajidannahum ahrashannaasi 'alaa hayaatin wa minal-ladziina asyrakuu yawaddu ahaduhum lau yu'ammaru alfa sanatin wa maa huwa bimuzahzihihi minal 'adzaabi an yu'ammara wallahu bashiirun bimaa ya'maluun(a)
96. "Dan sungguh kau akan mendapati mereka , insan yang paling loba terhadap kehidupan (di dunia) , bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin supaya diberi umur seribu tahun , padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dibandingkan dengan siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."

 قُلۡ مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ

Qul man kaana 'aduwwan lijibriila fa-innahu nazzalahu 'alaa qalbika bi-idznillahi mushaddiqan limaa baina yadaihi wa hudan wa busyraa lilmu`miniin(a)
97. Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril , maka Jibril itu sudah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi isyarat serta gunjingan gembira bagi orang-orang yang beriman."[*13]

 مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّلَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَجِبۡرِيلَ وَمِيكَىٰلَ فَإِنَّ ٱللَّهَ عَدُوٌّ لِّلۡكَٰفِرِينَ

Man kaana 'aduu-wal(n)-lillahi wa malaa-ikatihii warusulihii wa jibriila wa miikaala fa-innallaha 'aduu-wul(n)-lilkaafiriin(a)
98. "Barang siapa yang menjadi musuh Allah , malaikat-malaikat-Nya , rasul-rasul-Nya , Jibril dan Mikail , maka sesungguhnya Allah yakni musuh orang-orang kafir."[*13]

 وَلَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖۖ وَمَا يَكۡفُرُ بِهَآ إِلَّا ٱلۡفَٰسِقُونَ

Wa laqad anzalnaa ilaika aayaatin bayyinaatin wa maa yakfuru bihaa illaal faasiquun(a)
99. "Dan sesungguhnya Kami sudah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya , melainkan orang-orang yang fasik."[*14]

 أَوَ كُلَّمَا عَٰهَدُواْ عَهۡدٗا نَّبَذَهُۥ فَرِيقٌ مِّنۡهُمۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ

Awakullamaa 'aahaduu 'ahdan nabadzahu fariiqun minhum bal aktsaruhum laa yu`minuun(a)
100. "Patutkah (mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah) , dan setiap kali mereka mengikat kontrak , segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman."[*14]

Surah Al Baqrah Ayat 101

 وَلَمَّا جَآءَهُمۡ رَسُولٌ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمۡ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمۡ كَأَنَّهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ

Wa lammaa jaa-ahum rasuulun min 'indillahi mushaddiqun limaa ma'ahum nabadza fariiqun minal-ladziina uutuul kitaaba kitaaballahi wa raa-a zhuhuurihim kaannahum laa ya'lamuun(a)
101. "Dan sesudah tiba terhadap mereka seorang Rasul dari segi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka , sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya , seperti mereka tidak mengenali (bahwa itu yakni kitab Allah)."[*14]

 وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَٰنَۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَكَيۡنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٌ فَلَا تَكۡفُرۡۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

Waattaba'uu maa tatluusy-syayaathiinu 'alaa mulki sulaimaana wa maa kafara sulaimaanu wa laakinnasy-syayaathiina kafaruu yu'allimuunan-naasassihra wa maa unzila 'alal malakaini bibaabila haaruuta wa maaruuta wa maa yu'allimaani min ahadin hattaa yaquulaa innamaa nahnu fitnatun falaa takfur fayata'allamuuna minhumaa maa yufarriquuna bihii bainal mar-i wa zaujihi wa maa hum bidhaarriina bihii min ahadin illaa bi-idznillahi wa yata'allamuuna maa yadhurruhum wa laa yanfa'uhum wa laqad 'alimuu lamaniisytaraahu maa lahuu fil aakhirati min khalaaqin wa labi`sa maa syarau bihii anfusahum lau kaanuu ya'lamuun(a)
102. Dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka menyampaikan bahwa Sulaiman itu menjalankan sihir) , padahal Sulaiman tidak kafir (tidak menjalankan sihir) , cuma syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir terhadap insan dan apa yang diturunkan terhadap dua orang malaikat[78] di negeri Babil yakni Harut dan Marut , sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) terhadap seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami cuma ujian (bagimu) , alasannya yakni itu janganlah kau kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu , mereka sanggup menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya terhadap seorangpun , kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi , sesungguhnya mereka sudah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu , tiadalah baginya keuntungan di alam abadi , dan amat jahatlah tindakan mereka memasarkan dirinya dengan sihir , kalau mereka mengetahui.[*14]

 وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٌ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٞۚ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

Wa lau annahum aamanuu waattaqau lamatsuubatun min 'indillahi khairun lau kaanuu ya'lamuun(a)
103. "Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa , (niscaya mereka akan memperoleh pahala) , dan sesungguhnya pahala dari segi Allah yakni lebih baik , kalau mereka mengetahui."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقُولُواْ رَٰعِنَا وَقُولُواْ ٱنظُرۡنَا وَٱسۡمَعُواْۗ وَلِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa taquuluu raa'inaa wa quuluuunzhurnaa waasma'uu wa lilkaafiriina 'adzaabun aliim(un)
104. Hai orang-orang yang beriman , janganlah kau katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina" , namun katakanlah: "Unzhurna" , dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih [80].[*15]

 مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَلَا ٱلۡمُشۡرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيۡكُم مِّنۡ خَيۡرٍ مِّن رَّبِّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَخۡتَصُّ بِرَحۡمَتِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ

Maa yawaddul-ladziina kafaruu min ahlil kitaabi walaal musyrikiina an yunazzala 'alaikum min khairin min rabbikum wallahu yakhtash-shu birahmatihii man yasyaa-u wallahu dzuul fadhlil 'azhiim(i)
105. "Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar."

مَا نَنسَخۡ مِنۡ ءَايَةٍ أَوۡ نُنسِهَا نَأۡتِ بِخَيۡرٍ مِّنۡهَآ أَوۡ مِثۡلِهَآۗ أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Maa nansakh min aayatin au nunsihaa na`ti bikhairin minhaa au mitslihaa alam ta'lam annallaha 'ala kulli syai-in qadiir(un)
106. "Ayat mana saja [81] yang Kami nasakhkan , atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya , Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang seimbang dengannya. Tidakkah kau mengenali bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?"[*16]

 أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Alam ta'lam annallaha lahu mulkus-samaawaati wal ardhi wa maa lakum min duunillahi min waliyyin wa laa nashiir(in)
107. "Tiadakah kau mengenali bahwa kerajaan langit dan bumi yakni kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong."

 أَمۡ تُرِيدُونَ أَن تَسۡ‍َٔلُواْ رَسُولَكُمۡ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبۡلُۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ ٱلۡكُفۡرَ بِٱلۡإِيمَٰنِ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ

Am turiiduuna an tasaluu rasuulakum kamaa su-ila muusa min qablu wa man yatabaddalil kufra bil-iimaani faqad dhalla sawaa-assabiil(i)
108. "Apakah kau menginginkan untuk meminta terhadap Rasul kau mirip Bani Israil meminta terhadap Musa pada jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar doktrin dengan kekafiran , maka sungguh orang itu sudah sesat dari jalan yang lurus."[*17]

 وَدَّ كَثِيرٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدٗا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Wadda katsiirun min ahlil kitaabi lau yarudduunakum min ba'di iimaanikum kuffaaran hasadan min 'indi anfusihim min ba'di maa tabayyana lahumul haqqu faa'fuu waashfahuu hattaa ya`tiyallahu biamrihi innallaha 'ala kulli syai-in qadiir(un)
109. "Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan supaya mereka sanggup mengembalikan kau terhadap kekafiran sesudah kau beriman , karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri , sesudah aktual bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka , hingga Allah menghadirkan perintah-Nya [82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."[*18]

 وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ

Wa aqiimuush-shalaata wa aatuuzzakaata wa maa tuqaddimuu anfusikum min khairin tajiduuhu 'indallahi innallaha bimaa ta'maluuna bashiir(un)
110. "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kau usahakan bagi dirimu , tentu kau akan memperoleh pahala nya pada segi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kau kerjakan."

 وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ

Wa qaaluuu lan yadkhulal jannata illaa man kaana huudan au nashaara tilka amaaniyyuhum qul haatuu burhaanakum in kuntum shaadiqiin(a)
111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk nirwana kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jikalau kau yakni orang yang benar."

 بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Balaa man aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun falahuu ajruhu 'inda rabbihii wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
112. "(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri terhadap Allah , sedang ia berbuat kebajikan , maka baginya pahala pada segi Tuhannya dan tidak ada keresahan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

 وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ لَيۡسَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَىٰ لَيۡسَتِ ٱلۡيَهُودُ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَهُمۡ يَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ مِثۡلَ قَوۡلِهِمۡۚ فَٱللَّهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ

Wa qaalatil yahuudu laisatinnashaara 'alaa syai-in wa qaalatinnashaara laisatil yahuudu 'alaa syai-in wa hum yatluunal kitaaba kadzaalika qaalal-ladziina laa ya'lamuuna mitsla qaulihim fallahu yahkumu bainahum yaumal qiyaamati fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun(a)
113. Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Katolik itu tak punya suatu pegangan" , dan orang-orang Katolik berkata: "Orang-orang Yahudi tak punya sesuatu pegangan ," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengenali , menyampaikan mirip ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat , wacana apa-apa yang mereka bertikai padanya.[*19]

 وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ أَن يُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ وَسَعَىٰ فِي خَرَابِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ مَا كَانَ لَهُمۡ أَن يَدۡخُلُوهَآ إِلَّا خَآئِفِينَۚ لَهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا خِزۡيٌ وَلَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Wa man azhlamu mimman mana'a masaajidallahi an yudzkara fiihaaasmuhu wa sa'aa fii kharaabihaa uulaa-ika maa kaana lahum an yadkhuluuhaa illaa khaa-ifiina lahum fiiddunyaa khizyun wa lahum fiil-aakhirati 'adzaabun 'azhiim(un)
114. "Dan siapakah yang lebih aniaya dibandingkan dengan orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya , dan berupaya untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah) , kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia memperoleh kehinaan dan di akhirat  memperoleh siksa yang berat."[*20]

 وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Wa lillahil masyriqu wal maghribu fa-ainamaa tuwalluu fatsamma wajhullahi innallaha waasi'un 'aliim(un)
115. "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat , maka kemanapun kau menghadap di situlah wajah Allah [83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."[*21]

 وَقَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدٗاۗ سُبۡحَٰنَهُۥۖ بَل لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ كُلٌّ لَّهُۥ قَٰنِتُونَ

Wa qaaluuuut-takhadzallahu waladan subhaanahu bal lahuu maa fiis-samaawaati wal ardhi kullun lahuu qaanituun(a)
116. Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah , bahkan apa yang ada di langit dan di bumi yakni kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.

 بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Badii'us-samaawaati wal ardhi wa idzaa qadha amran fa-innamaa yaquulu lahuu kun fayakuun(u)
117. "Allah Pencipta langit dan bumi , dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu , maka (cukuplah) Dia cuma menyampaikan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia."

 وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوۡ تَأۡتِينَآ ءَايَةٞۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِم مِّثۡلَ قَوۡلِهِمۡۘ تَشَٰبَهَتۡ قُلُوبُهُمۡۗ قَدۡ بَيَّنَّا ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٍ يُوقِنُونَ

Wa qaalal-ladziina laa ya'lamuuna laulaa yukallimunaallahu au ta`tiinaa aayatun kadzaalika qaalal-ladziina min qablihim mitsla qaulihim tasyaabahat quluubuhum qad bayyannaaaayaati liqaumin yuuqinuun(a)
118. Dan orang-orang yang tidak mengenali berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) mengatakan dengan kami atau tiba gejala kekuasaan-Nya terhadap kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka sudah menyampaikan mirip ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami sudah menerangkan gejala kekuasaan Kami terhadap kaum yang yakin.[*22]

 إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗاۖ وَلَا تُسۡ‍َٔلُ عَنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡجَحِيمِ

Innaa arsalnaaka bil haqqi basyiiran wa nadziiran wa laa tus-alu 'an ashhaabil jahiim(i)
119. "Sesungguhnya Kami sudah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; selaku pembawa gunjingan gembira dan pemberi perayaan , dan kau tidak akan diminta (pertanggungan jawab) wacana penghuni-penghuni neraka."[*23]

 وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Wa lan tardha 'ankal yahuudu wa laannashaara hattaa tattabi'a millatahum qul inna hudallahi huwal hudaa wa la-iniittaba'ta ahwaa-ahum ba'dal-ladzii jaa-aka minal 'ilmi maa laka minallahi min waliyyin wa laa nashiir(in)
120. "Orang-orang Yahudi dan Katolik tidak akan suka terhadap kau hingga kau mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya isyarat Allah itulah isyarat (yang benar)". Dan sesungguhnya jikalau kau mengikuti kemauan mereka sesudah wawasan tiba kepadamu , maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."[*24]

 ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ

Al-ladziina aatainaahumul kitaaba yatluunahu haqqa tilaawatihii uulaa-ika yu`minuuna bihi wa man yakfur bihii fa-uula-aika humul khaasiruun(a) 
121. "Orang-orang yang sudah Kami berikan Al Kitab kepadanya , mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya [84] , mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya , maka mereka itulah orang-orang yang rugi."

 يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَنِّي فَضَّلۡتُكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ

Yaa banii israa-iilaadzkuruu ni'matiyallatii an'amtu 'alaikum wa annii fadh-dhaltukum 'alal 'aalamiin(a)
122. "Hai Bani Israil , camkan akan nikmat-Ku yang sudah Ku-anugerahkan kepadamu dan Aku sudah melabihkan kau atas segala umat [85]."

 وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا لَّا تَجۡزِي نَفۡسٌ عَن نَّفۡسٍ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يُقۡبَلُ مِنۡهَا عَدۡلٌ وَلَا تَنفَعُهَا شَفَٰعَةٌ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ

Waattaquu yauman laa tajzii nafsun 'an nafsin syai-an wa laa yuqbalu minhaa 'adlun wa laa tanfa'uhaa syafaa'atun wa laa hum yunsharuun(a)
123. "Dan takutlah kau terhadap suatu hari di waktu seseorang tidak sanggup menggantikan [86] seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi faedah sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."

وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ

Wa idziibtalaa ibraahiima rabbuhuu bikalimaatin fa atammahunna qaala innii jaa'iluka li-nnaasi imaaman qaala wa min dzurriyyatii qaala laa yanaalu 'ahdiizh-zhaalimiin(a)
124. Dan (ingatlah) , di saat Ibrahim diuji [87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan) , kemudian Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku" [88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak tentang orang yang zalim".

 وَإِذۡ جَعَلۡنَا ٱلۡبَيۡتَ مَثَابَةٗ لِّلنَّاسِ وَأَمۡنٗا وَٱتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ مُصَلّٗىۖ وَعَهِدۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلۡعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Wa idz ja'alnaal baita matsaabatan li-nnaasi wa amnan waattakhidzuu min maqaami ibraahiima mushallan wa 'ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa'iila an thahhiraa baitiya li-ththaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'issujuud(i)
125. Dan (ingatlah) , di saat Kami membuat rumah itu (Baitullah) kawasan berkumpul bagi insan dan kawasan yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat. Dan sudah Kami perintahkan terhadap Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf , yang i'tikaf , yang ruku' dan yang sujud".[*25]

 وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ

Wa idz qaala ibraahiimu rabbiij'al hadzaa baladan aaminan waarzuq ahlahu minats-tsamaraati man aamana minhum billahi wal yaumi-aakhiri qaala wa man kafara faumatti'uhu qaliilaa tsumma adhtharruhu ilaa 'adzaabinnaari wabi`sal mashiir(u)
126. Dan (ingatlah) , di saat Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku , jadikanlah negeri ini , negeri yang kondusif sentosa , dan berikanlah rezki dari buah-buahan terhadap orangnya yang beriman diantara mereka terhadap Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan terhadap orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara , kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk kawasan kembali".

 وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Wa idz yarfa'u ibraahiimul qawaa'ida minal baiti wa ismaa'iilu rabbanaa taqabbal minnaa innaka antassamii'ul 'aliim(u)
127. Dan (ingatlah) , di saat Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bareng Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah dibandingkan dengan kami (amalan kami) , sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

 رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةٗ مُّسۡلِمَةٗ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Rabbanaa waaj'alnaa muslimaini laka wa min dzurrii-yatinaa ummatan muslimatan laka wa arinaa manaasikanaa watub 'alainaa innaka antattawwaabur-rahiim(u)
128. "Ya Tuhan kami , jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh terhadap Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh terhadap Engkau dan tunjukkanlah terhadap kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami , dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

 رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Rabbanaa waab'ats fiihim rasuulaa minhum yatluu 'alaihim aayaatika wa yu'allimuhumul kitaaba wal hikmata wa yuzakkiihim innaka antal 'aziizul hakiim(u)
129. "Ya Tuhan kami , utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kelompok mereka , yang mau membacakan terhadap mereka ayat-ayat Engkau , dan mengajarkan terhadap mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

 وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Wa man yarghabu 'an millati ibraahiima illaa man safiha nafsahuu wa laqadiish-thafainaahu fiiddunyaa wa innahuu fiil-aakhirati laminash-shaalihiin(a)
130. "Dan tidak ada yang benci terhadap agama Ibrahim , melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri , dan sungguh Kami sudah memilihnya [90] di dunia dan sesungguhnya dia di alam abadi betul-betul tergolong orang-orang yang saleh."[*26]

 إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

Idz qaala lahu rabbuhuu aslim qaala aslamtu lirabbil 'aalamiin(a)
131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh terhadap Tuhan semesta alam".

 وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

Wa wash-shaa bihaa ibraahiimu baniihi wa ya'quubu yaa baniyya innallahaashthafa lakumuddiina falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun(a)
132. Dan Ibrahim sudah mewasiatkan ucapan itu terhadap anak-anaknya , demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah sudah menentukan agama ini bagimu , maka janganlah kau mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

 أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِيۖ قَالُواْ نَعۡبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ

Am kuntum syuhadaa-a idz hadhara ya'quubal mautu idz qaala libaniihi maa ta'buduuna min ba'dii qaaluuu na'budu illahaka wa ilaaha aabaa-ika ibraahiima wa ismaa'iila wa ishaaqa ilaahan waahidan wa nahnu lahuu muslimuun(a)
133. Adakah kau hadir di saat Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut , di saat ia berkata terhadap anak-anaknya: "Apa yang kau sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu , Ibrahim , Ismail dan Ishaq , (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami cuma tunduk patuh kepada-Nya".

 تِلۡكَ أُمَّةٌ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡ‍َٔلُونَ عَمَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ


Tilka ummatun qad khalat lahaa maa kasabat wa lakum maa kasabtum wa laa tusaluuna 'ammaa kaanuu ya'maluun(a)
134. "Itu yakni umat yang lalu; baginya apa yang sudah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kau usahakan , dan kau tidak akan diminta pertanggungan jawab wacana apa yang sudah mereka kerjakan."

 وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰ تَهۡتَدُواْۗ قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ حَنِيفٗاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

Wa qaaluuu kuunuu huudan au nashaara tahtaduu qul bal millata ibraahiima haniifan wa maa kaana minal musyrikiin(a)
135. Dan mereka berkata: "Hendaklah kau menjadi penganut agama Yahudi atau Katolik , tentu kau memperoleh petunjuk". Katakanlah : "Tidak , melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".[*27]

 قُولُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيۡنَا وَمَآ أُنزِلَ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَآ أُوتِيَ ٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٍ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ

Quuluu aamannaa billahi wa maa unzila ilainaa wa maa unzila ilaa ibraahiima wa ismaa'iila wa ishaaqa wa ya'quuba wal asbaathi wa maa uutiya muusaa wa 'iisa wa maa uutiyannabiyyuuna min rabbihim laa nufarriqu baina ahadin minhum wa nahnu lahuu muslimuun(a)
136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman terhadap Allah dan apa yang diturunkan terhadap kami , dan apa yang diturunkan terhadap Ibrahim , Isma'il , Ishaq , Ya'qub dan anak cucunya , dan apa yang diberikan terhadap Musa dan Isa serta apa yang diberikan terhadap nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami cuma tunduk patuh kepada-Nya".

 فَإِنۡ ءَامَنُواْ بِمِثۡلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِي شِقَاقٖۖ فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

Fa-in aamanuu bimitsli maa aamantum bihi faqadi ihtadau wa in tawallau fa-innamaa hum fii syiqaaqin fasayakfiika-humullahu wa huwassamii'ul 'aliim(u)
137. "Maka jikalau mereka beriman terhadap apa yang kau sudah beriman kepadanya , sungguh mereka sudah memperoleh petunjuk; dan jikalau mereka berpaling , sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kau dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 صِبۡغَةَ ٱللَّهِ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبۡغَةٗۖ وَنَحۡنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ

Shibghatallahi wa man ahsanu minallahi shibghatan wa nahnu lahuu 'aabiduun(a)
138. "Shibghah Allah [91]. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan cuma kepada-Nya-lah kami menyembah."

 قُلۡ أَتُحَآجُّونَنَا فِي ٱللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡ وَلَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُخۡلِصُونَ

Qul atuhaajjuunanaa fiillahi wa huwa rabbunaa wa rabbukum wa lanaa a'maalunaa wa lakum a'maalukum wa nahnu lahuu mukhlishuun(a)
139. Katakanlah: "Apakah kau memperdebatkan dengan kami wacana Allah , padahal Dia yakni Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami , dan bagi kau amalan kau dan cuma kepada-Nya kami mengikhlaskan hati ,"

 أَمۡ تَقُولُونَ إِنَّ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطَ كَانُواْ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ قُلۡ ءَأَنتُمۡ أَعۡلَمُ أَمِ ٱللَّهُۗ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَٰدَةً عِندَهُۥ مِنَ ٱللَّهِۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Am taquuluuna inna ibraahiima wa ismaa'iila wa ishaaqa wa ya'quuba wal asbaatha kaanuu huudan au nashaara qul aantum a'lamu amillahu wa man azhlamu mimman katama syahaadatan 'indahu u minallahi wa maallahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun(a)
140. "ataukah kau (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) menyampaikan bahwa Ibrahim , Isma'il , Ishaq , Ya'qub dan anak cucunya , yakni penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kau lebih mengenali ataukah Allah , dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah [92] yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kau kerjakan."

 تِلۡكَ أُمَّةٌ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡ‍َٔلُونَ عَمَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Tilka ummatun qad khalat lahaa maa kasabat wa lakum maa kasabtum wa laa tusaluuna 'ammaa kaanuu ya'maluun(a)
141. "Itu yakni umat yang sudah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kau usahakan; dan kau tidak akan diminta pertanggungan jawab wacana apa yang sudah mereka kerjakan."

سَيَقُولُ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَ ٱلنَّاسِ مَا وَلَّىٰهُمۡ عَن قِبۡلَتِهِمُ ٱلَّتِي كَانُواْ عَلَيۡهَاۚ قُل لِّلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسۡتَقِيمٍ

Sayaquulussufahaa-u minannaasi maa wa laahum 'an qiblatihimullatii kaanuu 'alaihaa qul lillahil masyriqu wal maghribu yahdii man yasyaa-u illa shiraathin mustaqiim(in)
142. Orang-orang yang kurang akalnya [93] diantara insan akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dulu mereka sudah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi isyarat terhadap siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus" [94].[*28]

 وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَيۡهَآ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Wa kadzaalika ja'alnaakum ummatan wa sathan litakuunuu syuhadaa-a 'alannaasi wa yakuunarrasuulu 'alaikum syahiidan wa maa ja'alnaal qiblatallatii kunta 'alaihaa illaa lina'lama man yattabi'urrasuula mimman yanqalibu 'alaa 'aqibaihi wa in kaanat lakabiiratan illaa 'alaal-ladziina hadallahu wa maa kaanallahu liyudhii'a iimaanakum innallaha binnaasi larauufun rahiim(un)
143. "Dan demikian (pula) Kami sudah membuat kau (umat Islam) , umat yang adil dan pilihan [95] agar kau menjadi saksi atas (perbuatan) insan dan supaya Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menentukan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan supaya Kami mengenali (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat , kecuali bagi orang-orang yang sudah diberi isyarat oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap manusia."[*28]

 قَدۡ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةٗ تَرۡضَىٰهَاۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ لَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ

Qad naraa taqalluba wajhika fiissamaa-i falanuwalliyannaka qiblatan tardhaahaa fawalli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsumaa kuntum fawalluu wujuuhakum syathrahu wa-innal-ladziina uutuul kitaaba laya'lamuuna annahul haqqu min rabbihim wamaallahu bighaafilin 'ammaa ya'maluun(a)
144. "Sungguh Kami (sering) menyaksikan mukamu menengadah ke langit [96] , maka sungguh Kami akan memalingkan kau ke kiblat yang kau sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kau berada , palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengenali , bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu yakni benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."[*28]

 وَلَئِنۡ أَتَيۡتَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ بِكُلِّ ءَايَةٖ مَّا تَبِعُواْ قِبۡلَتَكَۚ وَمَآ أَنتَ بِتَابِعٖ قِبۡلَتَهُمۡۚ وَمَا بَعۡضُهُم بِتَابِعٖ قِبۡلَةَ بَعۡضٖۚ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ إِنَّكَ إِذٗا لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Wa la-in ataital-ladziina uutuul kitaaba bikulli aayatin maa tabi'uu qiblataka wa maa anta bitaabi'in qiblatahum wa maa ba'dhuhum bitaabi'in qiblata ba'dhin wa la-iniittaba'ta ahwaa-ahum min ba'di maa jaa-aka minal 'ilmi innaka idzan laminazh-zhaalimiin(a)
145. "Dan sesungguhnya jikalau kau menghadirkan terhadap orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) , semua ayat (keterangan) , mereka tidak akan mengikuti kiblatmu , dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka , dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jikalau kau mengikuti prospek mereka sesudah tiba ilmu kepadamu , sesungguhnya kau -kalau begitu- tergolong golongan orang-orang yang zalim."

 ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَعۡرِفُونَهُۥ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمۡۖ وَإِنَّ فَرِيقٗا مِّنۡهُمۡ لَيَكۡتُمُونَ ٱلۡحَقَّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

Al-ladziina aatainaahumul kitaaba ya'rifuunahu kamaa ya'rifuuna abnaa-ahum wa inna fariiqan minhum layaktumuunal haqqa wa hum ya'lamuun(a)
146. "Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang sudah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad mirip mereka mengenal anak-anaknya sendiri [97]. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran , padahal mereka mengetahui."

 ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ

Al-haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin(a)
147. "Kebenaran itu yakni dari Tuhanmu , alasannya yakni itu jangan sekali-kali kau tergolong orang-orang yang ragu."

 وَلِكُلّٖ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَاۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Wa likullin wijhatun huwa muwalliihaa faastabiquul khairaati ainamaa takuunuu ya'ti bikumullahu jamii'an innallaha 'ala kulli syai-in qadiir(un)
148. "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kau berada tentu Allah akan menghimpun kau sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

 وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۖ وَإِنَّهُۥ لَلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ

Wa min haitsu kharajta fawalli wajhaka syathral masjidil haraami wa innahu lalhaqqu min rabbika wa maallahu bighaafilin 'ammaa ta'maluun(a)
149. "Dan dari mana saja kau keluar (datang) , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram , sesungguhnya ketentuan itu betul-betul sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kau kerjakan."

 وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيۡكُمۡ حُجَّةٌ إِلَّا ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنۡهُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِي وَلِأُتِمَّ نِعۡمَتِي عَلَيۡكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

Wa min haitsu kharajta fawalli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsumaa kuntum fawalluu wujuuhakum syathrahu li-alaa yakuuna li-nnaasi 'alaikum hujjatun illaal-ladziina zhalamuu minhum falaa takhsyauhum waakhsyaunii wal-atimma ni'matii 'alaikum wa la'allakum tahtaduun(a)
150. "Dan dari mana saja kau (keluar) , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kau (sekalian) berada , maka palingkanlah wajahmu ke arahnya , supaya tidak ada hujjah bagi insan atas kau , kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kau takut terhadap mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan supaya Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu , dan supaya kau memperoleh petunjuk."[*29]

Surah Al Baqarah Ayat 151

 كَمَآ أَرۡسَلۡنَا فِيكُمۡ رَسُولٗا مِّنكُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمۡ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ

Kamaa arsalnaa fiikum rasuulan minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuun(a)
151. "Sebagaimana (Kami sudah menyempurnakan lezat Kami kepadamu) Kami sudah mendelegasikan kepadamu Rasul diantara kau yang membacakan ayat-ayat Kami terhadap kau dan mensucikan kau dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah , serta mengajarkan terhadap kau apa yang belum kau ketahui."

 فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ

Faadzkuruunii adzkurkum waasykuruu lii wa laa takfuruun(i)
152. "Karena itu , camkan kau kepada-Ku tentu Aku ingat (pula) kepadamu [98] , dan bersyukurlah kepada-Ku , dan janganlah kau mengingkari (nikmat)-Ku."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuusta'iinuu bish-shabri wash-shalaati innallaha ma'ash-shaabiriin(a)
153. "Hai orang-orang yang beriman , jadikanlah sabar dan shalat selaku penolongmu [99] , sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

 وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ

Wa laa taquuluu liman yuqtalu fii sabiilillahi amwaatun bal ahyaa-un wa laakin laa tasy'uruun(a)
154. "Dan janganlah kau menyampaikan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah , (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup [100] , namun kau tidak menyadarinya."[*30]

 وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٍ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Wa lanabluwannakum bisyai-in minal khaufi wal juu'i wa naqshin minal amwaali wal anfusi wats-tsamaraati wa basy-syirish-shaabiriin(a)
155. "Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu , dengan sedikit panik , kelaparan , kehabisan harta , jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah gunjingan gembira terhadap orang-orang yang sabar."

 ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

Al-ladziina idzaa ashaabathum mushiibatun qaaluuu innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun(a)
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa kejadian alam , mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101].

 أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٞۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ

Uulaa-ika 'alaihim shalawaatun min rabbihim wa rahmatun wa uulaa-ika humul muhtaduun(a)
157. "Mereka itulah yang memperoleh keberkatan yang cocok dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh petunjuk."

 إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Innash-shafaa wal marwata min sya'aa-irillahi faman hajjal baita awii'tamara falaa junaaha 'alaihi an yath-thawwafa bihimaa wa man tathawwa'a khairan fa-innallaha syaakirun 'aliim(un)
158. "Sesungguhnya Shafaa dan Marwa yakni sebahagian dari syi'ar Allah [102]. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah , maka tidak ada dosa baginya [103] mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang menjalankan suatu kebajikan dengan kerelaan hati , maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri [104] kebaikan lagi Maha Mengetahui."[*31]

 إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَيَّنَّٰهُ لِلنَّاسِ فِي ٱلۡكِتَٰبِ أُوْلَٰٓئِكَ يَلۡعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَيَلۡعَنُهُمُ ٱللَّٰعِنُونَ

Innal-ladziina yaktumuuna maa anzalnaa minal bayyinaati wal hudaa min ba'di maa bayyannaahu li-nnaasi fiil kitaabi uula-ika yal'anuhumullahu wa yal'anuhumulaa'inuun(a)
159. "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang sudah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan isyarat , sesudah Kami menerangkannya terhadap insan dalam Al Kitab , mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang sanggup mela'nati ,"[*32]

 إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُواْ وَأَصۡلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيۡهِمۡ وَأَنَا ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Ilaal-ladziina taabuu wa ashlahuu wa bayyanuu fa-uula-ika atuubu 'alaihim wa anaattawwaabur-rahiim(u)
160. "kecuali mereka yang sudah taubat dan mengadakan perbaikan [105] dan menerangkan (kebenaran) , maka terhadap mereka itulah Aku mendapatkan taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang."

 إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٌ أُوْلَٰٓئِكَ عَلَيۡهِمۡ لَعۡنَةُ ٱللَّهِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ

Innal-ladziina kafaruu wa maatuu wa hum kuffaarun uulaa-ika 'alaihim la'natullahi wal malaa-ikati wannaasi ajma'iin(a)
161. "Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam kondisi kafir , mereka itu memperoleh la'nat Allah , para Malaikat dan insan seluruhnya."

  خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ

Khaalidiina fiihaa laa yukhaffafu 'anhumul 'adzaabu wa laa hum yunzharuun(a)
162. "Mereka kekal di dalam la'nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh."

 وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٌ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

Wa ilaahukum ilaahun waahidun laa ilaaha illaa huwar-rahmanur-rahiim(u)
163. "Dan Tuhanmu yakni Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."[*33]

 إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَعۡقِلُونَ

Inna fii khalqis-samaawaati wal ardhi waakhtilaafillaili wannahaari wal fulkillatii tajrii fiil bahri bimaa yanfa'unnaasa wa maa anzalallahu minassamaa-i min maa-in fa ahyaa bihil ardha ba'da mautihaa wa bats-tsa fiihaa min kulli daabbatin wa tashrii-firriyaahi wassahaabil musakh-khari bainassamaa-i wal ardhi li-aayaatin liqaumin ya'qiluun(a)
164. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , silih bergantinya malam dan siang , perahu yang berlayar di maritim menenteng apa yang berkhasiat bagi insan , dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air , kemudian dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis binatang , dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) gejala (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ

Wa minannaasi man yattakhidzu min duunillahi andaadan yuhibbuunahum kahubbillahi waal-ladziina aamanuu asyaddu hubbal(n)-lillahi wa lau yaraal-ladziina zhalamuu idz yaraunal 'adzaaba annal quwwata lillahi jamii'an wa annallaha syadiidul 'adzaab(i)
165. "Dan diantara insan ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka menyayangi Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sungguh cintanya terhadap Allah. Dan jikalau seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu [106] mengetahui di saat mereka menyaksikan siksa (pada hari kiamat) , bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah segalanya , dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."

 إِذۡ تَبَرَّأَ ٱلَّذِينَ ٱتُّبِعُواْ مِنَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ وَرَأَوُاْ ٱلۡعَذَابَ وَتَقَطَّعَتۡ بِهِمُ ٱلۡأَسۡبَابُ

Idz tabarraal-ladziina-attubi'uu minal-ladziina-attaba'uu wa raawuul 'adzaaba wa taqath-tha'at bihimul asbaab(u)
166. "(Yaitu) di saat orang-orang yang disertai itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya , dan mereka menyaksikan siksa; dan (ketika) segala kekerabatan antara mereka terputus sama sekali."

 وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ لَوۡ أَنَّ لَنَا كَرَّةٗ فَنَتَبَرَّأَ مِنۡهُمۡ كَمَا تَبَرَّءُواْ مِنَّاۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعۡمَٰلَهُمۡ حَسَرَٰتٍ عَلَيۡهِمۡۖ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ

Wa qaalal-ladziina-attaba'uu lau anna lanaa karratan fanatabarraa minhum kamaa tabarrauu minnaa kadzaalika yuriihimullahu a'maalahum hasaraatin 'alaihim wa maa hum bikhaarijiina minannaar(i)
167. "Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami sanggup kembali (ke dunia) , tentu kami akan berlepas diri dari mereka , sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah menampilkan terhadap mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Yaa ayyuhaannaasu kuluu mimmaa fiil ardhi halaalan thayyiban wa laa tattabi'uu khuthuwaatisy-syaithaani innahuu lakum 'aduwwun mubiin(un)
168. "Hai sekalian insan , makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi , dan janganlah kau mengikuti tindakan syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu yakni musuh yang aktual bagimu."

 إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

Innamaa ya`murukum bissuu-i wal fahsyaa-i wa-an taquuluu 'alallahi maa laa ta'lamuun(a)
169. "Sesungguhnya syaitan itu cuma menyuruh kau berbuat jahat dan keji , dan menyampaikan terhadap Allah apa yang tidak kau ketahui."

 وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ بَلۡ نَتَّبِعُ مَآ أَلۡفَيۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَآۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَآؤُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ شَيۡ‍ٔٗا وَلَايَهۡتَدُونَ

Wa idzaa qiila lahumuuttabi'uu maa anzalallahu qaaluuu bal nattabi'u maa alfainaa 'alaihi aabaa-anaa awalau kaana aabaa'uhum laa ya'qiluuna syai-an wa laa yahtaduun(a)
170. Dan apabila dibilang terhadap mereka: "Ikutilah apa yang sudah diturunkan Allah ," mereka menjawab: "(Tidak) , namun kami cuma mengikuti apa yang sudah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga) , meskipun nenek moyang mereka itu tidak mengenali suatu apapun , dan tidak memperoleh petunjuk?".[*34]

 وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ كَمَثَلِ ٱلَّذِي يَنۡعِقُ بِمَا لَا يَسۡمَعُ إِلَّا دُعَآءٗ وَنِدَآءٗۚ صُمُّۢ بُكۡمٌ عُمۡيٌ فَهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ

Wa matsalul-ladziina kafaruu kamatsalil-ladzii yan'iqu bimaa laa yasma'u illaa du'aa-an wa nidaa-an shummun bukmun 'umyun fahum laa ya'qiluun(a)
171. "Dan ungkapan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir yakni mirip penggembala yang mengundang binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja [107]. Mereka tuli , bisu dan buta , maka (oleh alasannya yakni itu) mereka tidak mengerti."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu kuluu min thayyibaati maa razaqnaakum waasykuruu lillahi in kuntum iyyaahu ta'buduun(a)
172. "Hai orang-orang yang beriman , makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah terhadap Allah , jikalau betul-betul kepada-Nya kau menyembah."

 إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيۡرِ ٱللَّهِۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Innamaa harrama 'alaikumul maitata waddama wa lahmal khinziiri wa maa uhilla bihii lighairillahi famaniidhthurra ghaira baaghin wa laa 'aadin falaa itsma 'alaihi innallaha ghafuurun rahiim(un)
173. Sesungguhnya Allah cuma mengharamkan bagimu bangkai , darah , daging babi , dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah [108]. Tetapi barangsiapa dalam kondisi terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melebihi batas , maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

 إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡتُمُونَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَشۡتَرُونَ بِهِۦ ثَمَنٗا قَلِيلًا أُوْلَٰٓئِكَ مَا يَأۡكُلُونَ فِي بُطُونِهِمۡ إِلَّا ٱلنَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Innal-ladziina yaktumuuna maa anzalallahu minal kitaabi wa yasytaruuna bihii tsamanan qaliilaan uulaa-ika maa ya`kuluuna fii buthuunihim ilaannaara wa laa yukallimuhumullahu yaumal qiyaamati wa laa yuzakkiihim wa lahum 'adzaabun aliim(un)
174. "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang sudah diturunkan Allah , yakni Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah) , mereka itu sebetulnya tidak menyantap (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api [109] , dan Allah tidak akan berbicara [110] kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih."[*35]

 أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشۡتَرَوُاْ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡعَذَابَ بِٱلۡمَغۡفِرَةِۚ فَمَآ أَصۡبَرَهُمۡ عَلَى ٱلنَّارِ

Uulaa-ikal-ladziinaasy-tarawuudh-dhalaalata bil hudaa wal 'adzaaba bil maghfirati famaa ashbarahum 'alannaar(i)
175. "Mereka itulah orang-orang yang berbelanja kesesatan dengan isyarat dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!"

 ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ نَزَّلَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِي ٱلۡكِتَٰبِ لَفِي شِقَاقِۢ بَعِيدٍ

Dzaalika bi-annallaha nazzalal kitaaba bil haqqi wa innal-ladziina-akhtalafuu fiil kitaabi lafii syiqaaqin ba'iid(in)
176. "Yang demikian itu yakni karena Allah sudah menurunkan Al Kitab dengan menenteng kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang bertikai wacana (kebenaran) Al Kitab itu , betul-betul dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)."

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

Laisal birra an tuwalluu wujuuhakum qibalal masyriqi wal maghribi wa laakinnal birra man aamana billahi wal yaumil-aakhiri wal malaa-ikati wal kitaabi wannabiyyiina wa aatal maala 'alaa hubbihii dzawiil qurbaa wal yataama wal masaakiina waabnassabiili wassaa-iliina wa fiirriqaabi wa aqaamash-shalaata wa aatazzakaata wal muufuuna bi'ahdihim idzaa 'aahaduu wash-shaabiriina fiil ba`saa-i wadh-dharraa-i wa hiinal ba'si uulaa-ikal-ladziina shadaquu wa uulaa-ika humul muttaquun(a)
177. "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan , akan namun sesungguhnya kebajikan itu merupakan beriman terhadap Allah , hari kemudian , malaikat-malaikat , kitab-kitab , nabi-nabi dan menyediakan harta yang dicintainya terhadap kerabatnya , belum dewasa yatim , orang-orang miskin , musafir (yang membutuhkan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya , mendirikan shalat , dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji , dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan , penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."[*36]

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِصَاصُ فِي ٱلۡقَتۡلَىۖ ٱلۡحُرُّ بِٱلۡحُرِّ وَٱلۡعَبۡدُ بِٱلۡعَبۡدِ وَٱلۡأُنثَىٰ بِٱلۡأُنثَىٰۚ فَمَنۡ عُفِيَ لَهُۥ مِنۡ أَخِيهِ شَيۡءٌ فَٱتِّبَاعُۢ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيۡهِ بِإِحۡسَٰنٖۗ ذَٰلِكَ تَخۡفِيفٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَرَحۡمَةٞۗ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu kutiba 'alaikumul qishaashu fiil qatlal hurru bil hurri wal 'abdu bil 'abdi wal untsaa bil untsaa faman 'ufiya lahuu min akhiihi syai-un faattibaa'un bil ma'ruufi wa adaa-un ilaihi bi-ihsaanin dzaalika takhfiifun min rabbikum wa rahmatun famanii'tada ba'da dzaalika falahuu 'adzaabun aliim(un)
178. Hai orang-orang yang beriman , diwajibkan atas kau qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka , hamba dengan hamba , dan perempuan dengan wanita. Maka barangsiapa yang memperoleh suatu pema'afan dari saudaranya , hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang bagus , dan hendaklah (yang diberi ma'af) mengeluarkan duit (diat) terhadap yang memberi ma'af dengan cara yang bagus (pula). Yang demikian itu yakni suatu dispensasi dari Tuhan kau dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melebihi batas sesudah itu , maka baginya siksa yang sungguh pedih [111].[*37]

 وَلَكُمۡ فِي ٱلۡقِصَاصِ حَيَوٰةٌ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Wa lakum fiil qishaashi hayaatun yaa uuliil albaabi la'allakum tattaquun(a)
179. "Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu , hai orang-orang yang berakal , supaya kau bertakwa."

 كُتِبَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ إِن تَرَكَ خَيۡرًا ٱلۡوَصِيَّةُ لِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ

Kutiba 'alaikum idzaa hadhara ahadakumul mautu in taraka khairanal washiyyatu lilwaalidaini wal aqrabiina bil ma'ruufi haqqan 'alal muttaqiin(a)
180. "Diwajibkan atas kau , apabila seorang di antara kau kedatangan (tanda-tanda) maut , jikalau ia meninggalkan harta yang banyak , berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf [112] , (ini adalah) keharusan atas orang-orang yang bertakwa."

 فَمَنۢ بَدَّلَهُۥ بَعۡدَ مَا سَمِعَهُۥ فَإِنَّمَآ إِثۡمُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Faman baddalahu ba'damaa sami'ahu fa-innamaa itsmuhu 'alaal-ladziina yubaddiluunahu innallaha samii'un 'aliim(un)
181. "Maka barangsiapa yang merubah wasiat itu , sesudah ia mendengarnya , maka sesungguhnya dosanya yakni bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 فَمَنۡ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوۡ إِثۡمٗا فَأَصۡلَحَ بَيۡنَهُمۡ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Faman khaafa min muushin janafan au itsman faashlaha bainahum falaa itsma 'alaihi innallaha ghafuurun rahiim(un)
182. "(Akan tetapi) barangsiapa kalut terhadap orang yang berwasiat itu , berlaku berat sebelah atau berbuat dosa , kemudian ia mendamaikan [113] antara mereka , maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alaal-ladziina min qablikum la'allakum tattaquun(a)
183. "Hai orang-orang yang beriman , diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau supaya kau bertakwa ,"

 أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Ayyaaman ma'duudaatin faman kaana minkum mariidhan au 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara wa 'alaal-ladziina yuthiiquunahuu fidyatun tha'aamu miskiinin faman tathau-wa'a khairan fahuwa khairun lahuu wa-an tashuumuu khairun lakum in kuntum ta'lamuun(a)
184. "(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kau ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) , maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) mengeluarkan duit fidyah , (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati menjalankan kebajikan [114] , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jikalau kau mengetahui."

 شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٌ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Syahru ramadhaanal-ladzii unzila fiihil quraanu hudan li-nnaasi wa bayyinaatin minal hudaa wal furqaani faman syahida minkumusy-syahra falyashumhu wa man kaana mariidhan au 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara yuriidullahu bikumul yusra wa laa yuriidu bikumul 'usra wa litukmiluul 'iddata wa litukab-biruullaha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykuruun(a)
185. "(Beberapa hari yang diputuskan itu ialah) bulan Ramadhan , bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Alquran selaku isyarat bagi insan dan penjelasan-penjelasan tentang isyarat itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu , barangsiapa di antara kau hadir (di negeri kawasan tinggalnya) di bulan itu , maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu , dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) , maka (wajiblah baginya berpuasa) , sebanyak hari yang ditinggalkannya itu , pada hari-hari yang lain. Allah menginginkan fasilitas bagimu , dan tidak menginginkan kesukaran bagimu. Dan hendaklah kau mencukupkan bilangannya dan hendaklah kau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu , supaya kau bersyukur."

 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

Wa idzaa saalaka 'ibaadii 'annii fa-innii qariibun ujiibu da'wataddaa'i idzaa da'aani falyastajiibuu lii walyu'minuu bii la'allahum yarsyuduun(a)
186. "Dan apabila hamba-hamba-Ku mengajukan pertanyaan kepadamu wacana Aku , maka (jawablah) , bersama-sama Aku yakni dekat. Aku mengabulkan tuntutan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku , maka hendaklah mereka itu menyanggupi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku , supaya mereka senantiasa berada dalam kebenaran."[*38]

 أُحِلَّ لَكُمۡ لَيۡلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمۡۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمۡ وَأَنتُمۡ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَخۡتَانُونَ أَنفُسَكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنكُمۡۖ فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ

Uhilla lakum lailatash-shiyaamirrafatsu ilaa nisaa-ikum hunna libaasun lakum wa antum libaasun lahunna 'alimallahu annakum kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba 'alaikum wa 'afaa 'ankum fal-aana baasyiruuhunna waabtaghuu maa kataballahu lakum wa kuluu waasyrabuu hattaa yatabayyana lakumul khaithul abyadhu minal khaithil aswadi minal fajri tsumma atimmuush-shiyaama ilallaili wa laa tubaasyiruuhunna wa-antum 'aakifuuna fiil masaajidi tilka huduudullahi falaa taqrabuuhaa kadzaalika yubayyinullahu aayaatihii li-nnaasi la'allahum yattaquun(a)
187. "Dihalalkan bagi kau pada malam hari Ramadan bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka yakni busana bagimu , dan kamupun yakni busana bagi mereka. Allah mengenali bersama-sama kau tidak sanggup menahan nafsumu , karena itu Allah mengampuni kau dan memberi ma'af kepadamu. Maka kini campurilah mereka dan ikutilah apa yang sudah ditetapkan Allah untukmu , dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam , yakni fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu hingga (datang) malam , (tetapi) janganlah kau campuri mereka itu , sedang kau beri'tikaf [115] dalam mesjid. Itulah larangan Allah , maka janganlah kau mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya terhadap insan , supaya mereka bertakwa."[*39]

 وَلَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ لِتَأۡكُلُواْ فَرِيقٗا مِّنۡ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Wa laa ta`kuluu amwaalakum bainakum bil baathili wa tudluu bihaa ilal hukkaami lita`kuluu fariiqan min amwaalinnaasi bil-itsmi wa antum ta'lamuun(a)
188. "Dan janganlah sebahagian kau menyantap harta sebahagian yang lain di antara kau dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kau menenteng (urusan) harta itu terhadap hakim , supaya kau sanggup menyantap sebahagian dibandingkan dengan harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa , padahal kau mengetahui."[*40]

يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَهِلَّةِۖ قُلۡ هِيَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلۡحَجِّۗ وَلَيۡسَ ٱلۡبِرُّ بِأَن تَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِنۡ أَبۡوَٰبِهَاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

Yas-aluunaka 'anil ahillati qul hiya mawaaqiitu li-nnaasi wal hajji wa laisal birru bian ta`tuul buyuuta min zhuhuurihaa wa laakinnal birra maniittaqaa wa`tuul buyuuta min abwaabihaa waattaquullaha la'allakum tuflihuun(a)
189. Mereka mengajukan pertanyaan kepadamu wacana bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu yakni gejala waktu bagi insan dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya [116] , akan namun kebajikan itu merupakan kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah terhadap Allah supaya kau beruntung."[*41]

 وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ

Wa qaatiluu fii sabiilillahil-ladziina yuqaatiluunakum wa laa ta'taduu innallaha laa yuhibbul mu'tadiin(a)
190. "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kau , (tetapi) janganlah kau melebihi batas , karena sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang melebihi batas."[*42]

 وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَيۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ أَشَدُّ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۚ وَلَا تُقَٰتِلُوهُمۡ عِندَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ حَتَّىٰ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِيهِۖ فَإِن قَٰتَلُوكُمۡ فَٱقۡتُلُوهُمۡۗ كَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Waaqtuluuhum haitsu tsaqiftumuuhum waakhrijuuhum min haitsu akhrajuukum wal fitnatu asyaddu minal qatli wa laa tuqaatiluuhum 'indal masjidil haraami hattaa yuqaatiluukum fiihi fa-in qaataluukum faaqtuluuhum kadzaalika jazaa-ul kaafiriin(a)
191. "Dan bunuhlah mereka di mana saja kau temui mereka , dan usirlah mereka dari kawasan mereka sudah menghalau kau (Mekah); dan fitnah [117] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan , dan janganlah kau memerangi mereka di Masjidil Haram , kecuali jikalau mereka memerangi kau di kawasan itu. Jika mereka memerangi kau (di kawasan itu) , maka bunuhlah mereka. Demikanlah jawaban bagi orang-orang kafir."[*42]

 فَإِنِ ٱنتَهَوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Fa-iniintahau fa-innallaha ghafuurun rahiim(un)
192. "Kemudian jikalau mereka berhenti (dari memusuhi kamu) , maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."[*42]

 وَقَٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةٌ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِۖ فَإِنِ ٱنتَهَوۡاْ فَلَا عُدۡوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ

Wa qaatiluuhum hattaa laa takuuna fitnatun wa yakuunaddiinu lillahi fa-iniintahau falaa 'udwaana illaa 'alazh-zhaalimiin(a)
193. "Dan perangilah mereka itu , sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu cuma semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu) , maka tidak ada permusuhan (lagi) , kecuali terhadap orang-orang yang zalim."[*42]

 ٱلشَّهۡرُ ٱلۡحَرَامُ بِٱلشَّهۡرِ ٱلۡحَرَامِ وَٱلۡحُرُمَٰتُ قِصَاصٞۚ فَمَنِ ٱعۡتَدَىٰ عَلَيۡكُمۡ فَٱعۡتَدُواْ عَلَيۡهِ بِمِثۡلِ مَا ٱعۡتَدَىٰ عَلَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ

Asy-syahrul haraamu bisy-syahril haraami wal hurumaatu qishaashun famanii'tada 'alaikum faa'taduu 'alaihi bimitsli maaa'tada 'alaikum waattaquullaha waa'lamuu annallaha ma'al muttaqiin(a)
194. "Bulan haram dengan bulan haram [118] , dan pada sesuatu yang patut dihormati [119] , berlaku aturan qishaash. Oleh alasannya yakni itu barangsiapa yang menyerang kau , maka seranglah ia , seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah terhadap Allah dan ketahuilah , bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa."[*43]

 وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Wa anfiquu fii sabiilillahi wa laa tulquu bi-aidiikum ilattahlukati wa ahsinuu innallaha yuhibbul muhsiniin(a)
195. "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah , dan janganlah kau menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan , dan berbuat oke , karena sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang berbuat baik."[*44]

 وَأَتِمُّواْ ٱلۡحَجَّ وَٱلۡعُمۡرَةَ لِلَّهِۚ فَإِنۡ أُحۡصِرۡتُمۡ فَمَا ٱسۡتَيۡسَرَ مِنَ ٱلۡهَدۡيِۖ وَلَا تَحۡلِقُواْ رُءُوسَكُمۡ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ ٱلۡهَدۡيُ مَحِلَّهُۥۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ بِهِۦٓ أَذٗى مِّن رَّأۡسِهِۦ فَفِدۡيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوۡ صَدَقَةٍ أَوۡ نُسُكٖۚ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَمَن تَمَتَّعَ بِٱلۡعُمۡرَةِ إِلَى ٱلۡحَجِّ فَمَا ٱسۡتَيۡسَرَ مِنَ ٱلۡهَدۡيِۚ فَمَن لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ ثَلَٰثَةِ أَيَّامٖ فِي ٱلۡحَجِّ وَسَبۡعَةٍ إِذَا رَجَعۡتُمۡۗ تِلۡكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٞۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمۡ يَكُنۡ أَهۡلُهُۥ حَاضِرِي ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Wa atimmuul hajja wal 'umrata lillahi fa-in uhshirtum famaaastaisara minal had-yi wa laa tahliquu ru-uusakum hattaa yablughal had-yu mahillahu faman kaana minkum mariidhan au bihii adzan min ra`sihii fafidyatun min shiyaamin au shadaqatin au nusukin fa-idzaa amintum faman tamatta'a bil 'umrati ilal hajji famaaastaisara minal had-yi faman lam yajid fashiyaamu tsalaatsati ayyaamin fiil hajji wa sab'atin idzaa raja'tum tilka 'asyaratun kaamilatun dzaalika liman lam yakun ahluhuu haadhiriil masjidil haraami waattaquullaha waa'lamuu annallaha syadiidul 'iqaab(i)
196. "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kau terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit) , maka (sembelihlah) korban [120] yang mudah didapat , dan jangan kau mencukur kepalamu [121] , sebelum korban hingga di kawasan penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur) , maka wajiblah atasnya berfid-yah , yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kau sudah (merasa) kondusif , maka bagi siapa yang ingin menjalankan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji) , (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jikalau ia tidak mendapatkan (binatang korban atau tidak mampu) , maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kau sudah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban mengeluarkan duit fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah terhadap Allah dan ketahuilah bahwa Allah sungguh keras siksaan-Nya."[*45]

 ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٌ مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Al-hajju asyhurun ma'luumaatun faman faradha fiihinnal hajja falaa rafatsa wa laa fusuuqa wa laa jidaala fiil hajji wa maa taf'aluu min khairin ya'lamhullahu wa tazawwaduu fa-inna khairazzaadittaqwa waattaquuni yaa uuliil albaab(i)
197. "(Musim) haji yakni beberapa bulan yang dimaklumi [122] , barangsiapa yang menentukan niatnya dalam bulan itu akan menjalankan haji , maka tidak boleh rafats [123] , berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa menjalankan haji. Dan apa yang kau kerjakan berupa kebaikan , tentu Allah mengetahuinya. Berbekallah , dan sesungguhnya sebaik-baik bekal yakni takwa [123] dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."[*46]

 لَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٍ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ

Laisa 'alaikum junaahun an tabtaghuu fadhlaa min rabbikum fa-idzaa afadhtum min 'arafaatin faadzkuruullaha 'indal masy'aril haraami waadzkuruuhu kamaa hadaakum wa in kuntum min qablihi laminadh-dhaalliin(a)
198. "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kau sudah bertolak dari 'Arafat , berdzikirlah terhadap Allah di Masy'arilharam [125]. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kau sebelum itu betul-betul tergolong orang-orang yang sesat."[*47]

 ثُمَّ أَفِيضُواْ مِنۡ حَيۡثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Tsumma afiidhuu min haitsu afaadhannaasu waastaghfiruullaha innallaha ghafuurun rahiim(un)
199. "Kemudian bertolaklah kau dari kawasan bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun terhadap Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."[*48]

 فَإِذَا قَضَيۡتُم مَّنَٰسِكَكُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَذِكۡرِكُمۡ ءَابَآءَكُمۡ أَوۡ أَشَدَّ ذِكۡرٗاۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٍ

Fa-idzaa qadhaitum manaasikakum faadzkuruullaha kadzikrikum aabaa-akum au asyadda dzikran faminannaasi man yaquulu rabbanaa aatinaa fiiddunyaa wa maa lahuu fiil-aakhirati min khalaaq(in)
200. "Apabila kau sudah menyelesaikan ibadah hajimu , maka berdzikirlah dengan menyebut Allah , sebagaimana kau menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu [126] , atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara insan ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami , berilah kami (kebaikan) di dunia" , dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat."[*49]

Surah Al Baqarah Ayat 201

 وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Wa minhum man yaquulu rabbanaa aatinaa fiiddunyaa hasanatan wa fiil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaabannaar(i)
201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami , berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di alam abadi dan peliharalah kami dari siksa neraka" [127].[*49]

 أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ نَصِيبٌ مِّمَّا كَسَبُواْۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

Uulaa-ika lahum nashiibun mimmaa kasabuu wallahu sarii'ul hisaab(i)
202. "Mereka itulah orang-orang yang memperoleh bahagian dibandingkan dengan yang mereka usahakan; dan Allah sungguh cepat perhitungan-Nya."[*49]

وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِي يَوۡمَيۡنِ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۖ لِمَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ

Waadzkuruullaha fii ayyaamin ma'duudaatin faman ta'ajjala fii yaumaini falaa itsma 'alaihi wa man taakh-khara falaa itsma 'alaihi limaniittaqa waattaquullaha waa'lamuu annakum ilaihi tuhsyaruun(a)
203. "Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang [128]. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari , maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu) , maka tidak ada dosa pula baginya [129] , bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah terhadap Allah , dan ketahuilah , bahwa kau akan dikumpulkan kepada-Nya."

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ

Wa minannaasi man yu'jibuka qauluhuu fiil hayaatiddunyaa wa yusyhidullaha 'alaa maa fii qalbihii wa huwa aladdul khishaam(i)
204. "Dan di antara insan ada orang yang ucapannya wacana kehidupan dunia memukau hatimu , dan dipersaksikannya terhadap Allah (atas kebenaran) isi hatinya , padahal ia yakni penantang yang paling keras."

 وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ لِيُفۡسِدَ فِيهَا وَيُهۡلِكَ ٱلۡحَرۡثَ وَٱلنَّسۡلَۚ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَسَادَ

Wa idzaa tawallaa sa'aa fiil ardhi liyufsida fiihaa wa yuhlikal hartsa wannasla wallahu laa yuhibbul fasaad(a)
205. "Dan apabila ia berpaling (dari kamu) , ia berlangsung di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya , dan menghancurkan tanam-tanaman dan binatang ternak , dan Allah tidak menggemari kebinasaan [130]."

 وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتۡهُ ٱلۡعِزَّةُ بِٱلۡإِثۡمِۚ فَحَسۡبُهُۥ جَهَنَّمُۖ وَلَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ

Wa idzaa qiila lahuuttaqillaha akhadzathul 'izzatu bil-itsmi fahasbuhu jahannamu wa labi`sal mihaad(u)
206. Dan apabila dibilang kepadanya: "Bertakwalah terhadap Allah" , bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu kawasan tinggal yang seburuk-buruknya.

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِي نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ

Wa minannaasi man yasyrii nafsahuubtighaa-a mardhaatillahi wallahu rauufun bil 'ibaad(i)
207. "Dan di antara insan ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun terhadap hamba-hamba-Nya."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةٗ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuudkhuluu fiissilmi kaaffatan wa laa tattabi'uu khuthuwaatisy-syaithaani innahuu lakum 'aduwwun mubiin(un)
208. "Hai orang-orang yang beriman , masuklah kau ke dalam Islam keseluruhan , dan janganlah kau turut tindakan syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang aktual bagimu."

 فَإِن زَلَلۡتُم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡكُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Fa-in zalaltum min ba'di maa jaa-atkumul bayyinaatu faa'lamuu annallaha 'aziizun hakiim(un)
209. "Tetapi jikalau kau menyimpang (dari jalan Allah) sesudah tiba kepadamu bukti-bukti kebenaran , maka ketahuilah , bersama-sama Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

 هَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن يَأۡتِيَهُمُ ٱللَّهُ فِي ظُلَلٍ مِّنَ ٱلۡغَمَامِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُۚ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ

Hal yanzhuruuna illaa an ya'tiyahumullahu fii zhulalin minal ghamaami wal malaa-ikatu wa qudhiyal amru wa ilallahi turja'ul amuur(u)
210. "Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan munculnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan [131] , dan diputuskanlah perkaranya. Dan cuma terhadap Allah dikembalikan segala urusan."

 سَلۡ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ كَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُم مِّنۡ ءَايَةِۢ بَيِّنَةٖۗ وَمَن يُبَدِّلۡ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Sal banii israa-iila kam aatainaahum min aayatin baiyyinatin wa man yubaddil ni'matallahi min ba'di maa jaa-athu fa-innallaha syadiidul 'iqaab(i)
211. Tanyakanlah terhadap Bani Israil: "Berapa banyaknya gejala (kebenaran) [132] yang aktual , yang sudah Kami berikan terhadap mereka." Dan barangsiapa yang menukar lezat Allah [133] setelah tiba lezat itu kepadanya , maka sesungguhnya Allah sungguh keras siksa-Nya.

 زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

Zuyyina lil-ladziina kafaruul hayaatud-dunyaa wa yaskharuuna minal-ladziina aamanuu waal-ladziina-attaqau fauqahum yaumal qiyaamati wallahu yarzuqu man yasyaa-u bighairi hisaab(in)
212. "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam persepsi orang-orang kafir , dan mereka menatap hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dibandingkan dengan mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki terhadap orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas."

 كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ فِيمَا ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۚ وَمَا ٱخۡتَلَفَ فِيهِ إِلَّا ٱلَّذِينَ أُوتُوهُ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۖ فَهَدَى ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَا ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِ مِنَ ٱلۡحَقِّ بِإِذۡنِهِۦۗ وَٱللَّهُ يَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسۡتَقِيمٍ

Kaana nnaasu ummatan waahidatan faba'atsallahunnabiyyiina mubasy-syiriina wa mundziriina wa-anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi liyahkuma bainannaasi fiimaaakhtalafuu fiihi wa maaakhtalafa fiihi ilaal-ladziina uutuuhu min ba'di maa jaa-athumul bayyinaatu baghyan bainahum fahadallahul-ladziina aamanuu limaaakhtalafuu fiihi minal haqqi bi-idznihii wallahu yahdii man yasyaa-u ilaa shiraathin mustaqiim(in)
213. "Manusia itu yakni umat yang satu. (setelah timbul perselisihan) , maka Allah mendelegasikan para nabi , selaku pemberi perayaan , dan Allah menurunkan bareng mereka Kitab yang benar , untuk memberi keputusan di antara insan wacana permasalahan yang mereka perselisihkan. Tidaklah bertikai wacana Kitab itu  melainkan orang yang sudah didatangkan terhadap mereka Kitab , yakni sesudah tiba terhadap mereka keterangan-keterangan yang aktual , karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi isyarat orang-orang yang beriman terhadap kebenaran wacana hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah senantiasa memberi isyarat orang yang dikehendaki-Nya terhadap jalan yang lurus."

 أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ

Am hasibtum an tadkhuluul jannata wa lammaa ya`tikum matsalul-ladziina khalau min qablikum massathumul ba`saa-u wadh-dharraa-u wa zulziluu hattaa yaquularrasuulu waal-ladziina aamanuu ma'ahuu mataa nashrullahi alaa inna nashrallahi qariib(un) 
214. "Apakah kau menduga bahwa kau akan masuk syurga , padahal belum tiba kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh musibah dan kesengsaraan , serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah munculnya dukungan Allah?" Ingatlah , sesungguhnya dukungan Allah itu amat dekat."

 يَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلۡ مَآ أَنفَقۡتُم مِّنۡ خَيۡرٖ فَلِلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۗ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Yas-aluunaka maadzaa yunfiquuna qul maa anfaqtum min khairin falilwaalidaini wal aqrabiina wal yataama wal masaakiini waabnissabiili wa maa taf'aluu min khairin fa-innallaha bihii 'aliim(un)
215. Mereka mengajukan pertanyaan wacana apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kau nafkahkan hendaklah diberikan terhadap ibu-bapak , kaum kerabat , belum dewasa yatim , orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kau buat , maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

 كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡ‍ٔٗا وَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡ‍ٔٗا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Kutiba 'alaikumul qitaalu wa huwa kurhun lakum wa 'asaa an takrahuu syai-an wa huwa khairun lakum wa 'asaa an tuhibbuu syai-an wa huwa syarrun lakum wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun(a)
216. "Diwajibkan atas kau berperang , padahal berperang itu yakni sesuatu yang kau benci. Boleh jadi kau tidak suka sesuatu , padahal ia amat baik bagimu , dan boleh jadi (pula) kau menggemari sesuatu , padahal ia amat jelek bagimu; Allah mengenali , sedang kau tidak mengetahui."

 يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهۡرِ ٱلۡحَرَامِ قِتَالٖ فِيهِۖ قُلۡ قِتَالٞ فِيهِ كَبِيرٞۚ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفۡرُۢ بِهِۦ وَٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ وَإِخۡرَاجُ أَهۡلِهِۦ مِنۡهُ أَكۡبَرُ عِندَ ٱللَّهِۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ أَكۡبَرُ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمۡ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمۡ عَن دِينِكُمۡ إِنِ ٱسۡتَطَٰعُواْۚ وَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتۡ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Yas-aluunaka 'anisy-syahril haraami qitaalin fiihi qul qitaalun fiihi kabiirun wa shaddun 'an sabiilillahi wa kufrun bihii wal masjidil haraami wa ikhraaju ahlihii minhu akbaru 'indallahi wal fitnatu akbaru minal qatli wa laa yazaaluuna yuqaatiluunakum hattaa yarudduukum 'an diinikum iniistathaa'uu wa man yartadid minkum 'an diinihi fayamut wa huwa kaafirun fa-uulaa-ika habithat a'maaluhum fiiddunyaa wal-aakhirati wa uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a) 
217. "Mereka mengajukan pertanyaan kepadamu wacana berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu yakni dosa besar; namun membatasi (manusia) dari jalan Allah , kafir terhadap Allah , (menghalangi masuk) Masjidilharam dan menghalau orangnya dari sekitarnya , lebih besar (dosanya) di segi Allah [134]. Dan berbuat fitnah [135] lebih besar (dosanya) dibandingkan dengan membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kau hingga mereka (dapat) mengembalikan kau dari agamamu (kepada kekafiran) , seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kau dari agamanya , kemudian dia mati dalam kekafiran , maka mereka itulah yang tidak bermanfaat amalannya di dunia dan di alam abadi , dan mereka itulah penghuni neraka , mereka kekal di dalamnya."

 إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Innal-ladziina aamanuu waal-ladziina haajaruu wa jaahaduu fii sabiilillahi uulaa-ika yarjuuna rahmatallahi wallahu ghafuurun rahiim(un)
218. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman , orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah , mereka itu mengharapkan rahmat Allah , dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ قُلۡ فِيهِمَآ إِثۡمٌ كَبِيرٌ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَإِثۡمُهُمَآ أَكۡبَرُ مِن نَّفۡعِهِمَاۗ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلِ ٱلۡعَفۡوَۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ

Yas-aluunaka 'anil khamri wal maisiri qul fiihimaa itsmun kabiirun wa manaafi'u li-nnaasi wa itsmuhumaa akbaru min naf'ihimaa wa yas-aluunaka maadzaa yunfiquuna qulil 'afwa kadzaalika yubayyinullahu lakumuaayaati la'allakum tatafakkaruun(a)
219. Mereka mengajukan pertanyaan kepadamu wacana khamar [136] dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa faedah bagi insan , namun dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka mengajukan pertanyaan kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kau berfikir ,

 فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۗ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡيَتَٰمَىٰۖ قُلۡ إِصۡلَاحٌ لَّهُمۡ خَيۡرٞۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمۡ فَإِخۡوَٰنُكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ ٱلۡمُفۡسِدَ مِنَ ٱلۡمُصۡلِحِۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعۡنَتَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Fiiddunyaa wal-aakhirati wa yas-aluunaka 'anil yataama qul ishlaahun lahum khairun wa in tukhaalithuuhum faikhwaanukum wallahu ya'lamul mufsida minal mushlihi wa lau syaa-allahu a'natakum innallaha 'aziizun hakiim(un)
220. wacana dunia dan akhirat. Dan mereka mengajukan pertanyaan kepadamu wacana anak yatim , katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut yakni baik , dan jikalau kau bergaul dengan mereka , maka mereka yakni saudaramu; dan Allah mengenali siapa yang bikin kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menginginkan , tentu Dia sanggup menghadirkan kesusahan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

 وَلَا تَنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكَٰتِ حَتَّىٰ يُؤۡمِنَّۚ وَلَأَمَةٌ مُّؤۡمِنَةٌ خَيۡرٌ مِّن مُّشۡرِكَةٍ وَلَوۡ أَعۡجَبَتۡكُمۡۗ وَلَا تُنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤۡمِنُواْۚ وَلَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ خَيۡرٌ مِّن مُّشۡرِكٖ وَلَوۡ أَعۡجَبَكُمۡۗ أُوْلَٰٓئِكَ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِۖ وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ وَٱلۡمَغۡفِرَةِ بِإِذۡنِهِۦۖ وَيُبَيِّنُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ

Wa laa tankihuul musyrikaati hattaa yu`minna wa la-amatun mu`minatun khairun min musyrikatin wa lau a'jabatkum wa laa tunkihuul musyrikiina hattaa yu`minuu wa la'abdun mu`minun khairun min musyrikin wa lau a'jabakum uulaa-ika yad'uuna ilannaari wallahu yad'uu ilal jannati wal maghfirati bi-idznihii wa yubayyinu aayaatihi li-nnaasi la'allahum yatadzakkaruun(a)
221. "Dan janganlah kau menikahi wanita-wanita musyrik , sebelum mereka beriman. Sesungguhnya perempuan budak yang mukmin lebih baik dari perempuan musyrik , meskipun dia memukau hatimu. Dan janganlah kau menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik , meskipun dia memukau hatimu. Mereka mengajak ke neraka , sedang Allah mengajak ke nirwana dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) terhadap insan supaya mereka mengambil pelajaran."

 وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِيضِۖ قُلۡ هُوَ أَذٗى فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِي ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ

Wa yas-aluunaka 'anil mahiidhi qul huwa adzan faa'taziluunnisaa-a fiil mahiidhi wa laa taqrabuuhunna hattaa yathhurna fa-idzaa tathahharna fa'tuuhunna min haitsu amarakumullahu innallaha yuhibbuttawwaabiina wa yuhibbul mutathahhiriin(a)
222. "Mereka mengajukan pertanyaan kepadamu wacana haidh. Katakanlah: "Haidh itu yakni suatu kotoran." Oleh alasannya yakni itu hendaklah kau menjauhkan diri [137] dari perempuan di waktu haidh; dan janganlah kau mendekati mereka , sebelum mereka suci [138]. Apabila mereka sudah suci , maka campurilah mereka itu di kawasan yang ditugaskan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertaubat dan menggemari orang-orang yang mensucikan diri."

 نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٌ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Nisaa'ukum hartsun lakum fa'tuu hartsakum anna syi`tum wa qaddimuu anfusikum waattaquullaha waa'lamuu annakum mulaaquuhu wa basy-syiril mu'miniin(a)
223. "Isteri-isterimu yakni (seperti) tanah kawasan kau bercocok tanam , maka datangilah tanah kawasan bercocok-tanammu itu bagaimana saja kau kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu , dan bertakwalah terhadap Allah dan ketahuilah bahwa kau kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman."

 وَلَا تَجۡعَلُواْ ٱللَّهَ عُرۡضَةٗ لِّأَيۡمَٰنِكُمۡ أَن تَبَرُّواْ وَتَتَّقُواْ وَتُصۡلِحُواْ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wa laa taj'aluullaha 'urdhatan aimaanikum an tabarruu wa tattaquu wa tushlihuu bainannaasi wallahu samii'un 'aliim(un)
224. "Jangahlah kau jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu selaku penghalang untuk berbuat kebajikan , bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia [139]. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 لَّا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغۡوِ فِيٓ أَيۡمَٰنِكُمۡ وَلَٰكِن يُؤَاخِذُكُم بِمَا كَسَبَتۡ قُلُوبُكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Laa yu-aakhidzukumullahu billaghwi fii aimaanikum wa laakin yu-aakhidzukum bimaa kasabat quluubukum wallahu ghafuurun haliim(un)
225. "Allah tidak menghukum kau disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) , namun Allah menghukum kau disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun[140]."

 لِّلَّذِينَ يُؤۡلُونَ مِن نِّسَآئِهِمۡ تَرَبُّصُ أَرۡبَعَةِ أَشۡهُرٖۖ فَإِن فَآءُو فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Lil-ladziina yu`luuna min nisaa-ihim tarabbushu arba'ati asyhurin fa-in faa-uu fa-innallaha ghafuurun rahiim(un)
226. "Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya [141] diberi handal empat bulan (lamanya). Kemudian jikalau mereka kembali (kepada isterinya) , maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

 وَإِنۡ عَزَمُواْ ٱلطَّلَٰقَ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wa in 'azamuuth-thalaaqa fa-innallaha samii'un 'aliim(un)
227. "Dan jikalau mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak , maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 وَٱلۡمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٖۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكۡتُمۡنَ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِيٓ أَرۡحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤۡمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنۡ أَرَادُوٓاْ إِصۡلَٰحٗاۚ وَلَهُنَّ مِثۡلُ ٱلَّذِي عَلَيۡهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيۡهِنَّ دَرَجَةٞۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Wal muthallaqaatu yatarabbashna bi-anfusihinna tsalaatsata quruu-in wa laa yahillu lahunna an yaktumna maa khalaqallahu fii arhaamihinna in kunna yu`minna billahi wal yaumil-aakhiri wa bu'uulatuhunna ahaqqu biraddihinna fii dzaalika in araaduu ishlaahan wa lahunna mitslul-ladzii 'alaihinna bil ma'ruufi wali-rrijaali 'alaihinna darajatun wallahu 'aziizun hakiim(un)
228. "Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru' [142]. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya , jikalau mereka beriman terhadap Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu , jikalau mereka (para suami) menginginkan ishlah. Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan namun para suami , mempunyai satu tingkatan keunggulan dibandingkan dengan isterinya [143]. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

 ٱلطَّلَٰقُ مَرَّتَانِۖ فَإِمۡسَاكُۢ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ تَسۡرِيحُۢ بِإِحۡسَٰنٖۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَأۡخُذُواْ مِمَّآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ شَيۡ‍ًٔا إِلَّآ أَن يَخَافَآ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِۖ فَإِنۡ خِفۡتُمۡ أَلَّا يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَا فِيمَا ٱفۡتَدَتۡ بِهِۦۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَعۡتَدُوهَاۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ ٱللَّهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Ath-thalaaqu marrataani faimsaakun bima'ruufin au tasriihun bi-ihsaanin wa laa yahillu lakum an ta`khudzuu mimmaa aataitumuuhunna syai-an illaa an yakhaafaa allaa yuqiimaa huduudallahi fa-in khiftum allaa yuqiimaa huduudallahi falaa junaaha 'alaihimaa fiimaaaftadat bihi tilka huduudullahi falaa ta'taduuhaa wa man yata'adda huduudallahi fa-uulaa-ika humuzh-zhaalimuun(a)
229. "Talak (yang sanggup dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kau mengambil kembali sesuatu dari yang sudah kau berikan terhadap mereka , kecuali kalau keduanya kalut tidak akan sanggup menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kau kalut bahwa keduanya (suami isteri) tidak sanggup menjalankan hukum-hukum Allah , maka tidak ada dosa atas keduanya wacana bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya [144]. Itulah hukum-hukum Allah , maka janganlah kau melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim."

 فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُۥ مِنۢ بَعۡدُ حَتَّىٰ تَنكِحَ زَوۡجًا غَيۡرَهُۥۗ فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَآ أَن يَتَرَاجَعَآ إِن ظَنَّآ أَن يُقِيمَا حُدُودَ ٱللَّهِۗ وَتِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوۡمٍ يَعۡلَمُونَ

Fa-in thallaqahaa falaa tahillu lahu min ba'du hatta tankiha zaujan ghairahu fa-in thallaqahaa falaa junaaha 'alaihimaa an yataraaja'aa in zhannaa an yuqiimaa huduudallahi wa tilka huduudullahi yubayyinuhaa liqaumin ya'lamuun(a)
230. "Kemudian jikalau si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua) , maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jikalau suami yang lain itu menceraikannya , maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jikalau keduanya beropini akan sanggup menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah , diterangkan-Nya terhadap kaum yang (mau) mengetahui."

 وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٖۚ وَلَا تُمۡسِكُوهُنَّ ضِرَارٗا لِّتَعۡتَدُواْۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَقَدۡ ظَلَمَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَا تَتَّخِذُوٓاْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ هُزُوٗاۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَمَآ أَنزَلَ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡحِكۡمَةِ يَعِظُكُم بِهِۦۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ

Wa idzaa thallaqtumunnisaa-a fabalaghna ajalahunna faamsikuuhunna bima'ruufin au sarrihuuhunna bima'ruufin wa laa tumsikuuhunna dhiraaran lita'taduu wa man yaf'al dzaalika faqad zhalama nafsahuu wa laa tattakhidzuu aayaatillahi huzuwan waadzkuruu ni'matallahi 'alaikum wa maa anzala 'alaikum minal kitaabi wal hikmati ya'izhukum bihi waattaquullaha waa'lamuu annallaha bikulli syai-in 'aliim(un)
231. "Apabila kau mentalak isteri-isterimu , kemudian mereka mendekati selesai iddahnya , maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf , atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kau rujuki mereka untuk memberi kemudharatan , karena dengan demikian kau menganiaya mereka [145]. Barangsiapa berbuat demikian , maka sungguh ia sudah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kau jadikan hukum-hukum Allah permainan , dan camkan lezat Allah padamu , dan apa yang sudah diturunkan Allah kepadamu yakni Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah terhadap Allah serta ketahuilah bersama-sama Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

 وَإِذَا طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَبَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحۡنَ أَزۡوَٰجَهُنَّ إِذَا تَرَٰضَوۡاْ بَيۡنَهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ ذَٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمۡ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۗ ذَٰلِكُمۡ أَزۡكَىٰ لَكُمۡ وَأَطۡهَرُۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

Wa idzaa thallaqtumunnisaa-a fabalaghna ajalahunna falaa ta'dhuluuhunna an yankihna azwaajahunna idzaa taraadhau bainahum bil ma'ruufi dzaalika yuu'azhu bihii man kaana minkum yu`minu billahi wal yaumli-aakhiri dzaalikum azkaa lakum waathharu wallahu ya'lamu wa antum laa ta'lamuun(a)
232. "Apabila kau mentalak isteri-isterimu , kemudian habis masa iddahnya , maka janganlah kau (para wali) membatasi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya [146] , apabila sudah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan terhadap orang-orang yang beriman di antara kau terhadap Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengenali , sedang kau tidak mengetahui."

وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ وَعَلَى ٱلۡمَوۡلُودِ لَهُۥ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ لَا تُكَلَّفُ نَفۡسٌ إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَا تُضَآرَّ وَٰلِدَةُۢ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوۡلُودٌ لَّهُۥ بِوَلَدِهِۦۚ وَعَلَى ٱلۡوَارِثِ مِثۡلُ ذَٰلِكَۗ فَإِنۡ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنۡهُمَا وَتَشَاوُرٖ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَاۗ وَإِنۡ أَرَدتُّمۡ أَن تَسۡتَرۡضِعُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُمۡ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِذَا سَلَّمۡتُم مَّآ ءَاتَيۡتُم بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ

Wal waalidaatu yurdhi'na aulaadahunna haulaini kaamilaini liman araada an yutimmarradhaa'ata wa 'alal mauluudi lahuu rizquhunna wa kiswatuhunna bil ma'ruufi laa tukallafu nafsun illaa wus'ahaa laa tudhaarra waalidatun biwaladihaa wa laa mauluudun lahuu biwaladihii wa 'alal waaritsi mitslu dzaalika fa-in araadaa fishaaalan 'an taraadhin minhumaa wa tasyaawurin falaa junaaha 'alaihimaa wa-in aradtum an tastardhi'uu aulaadakum falaa junaaha 'alaikum idzaa sallamtum maa aataitum bil ma'ruufi waattaquullaha waa'lamuu annallaha bimaa ta'maluuna bashiir(un)
233. "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun sarat , yakni bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan keharusan ayah memberi makan dan busana terhadap para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya , dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan , maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jikalau kau ingin anakmu disusukan oleh orang lain , maka tidak ada dosa bagimu apabila kau menyediakan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kau terhadap Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kau kerjakan."

 وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ أَزۡوَٰجٗا يَتَرَبَّصۡنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ وَعَشۡرٗاۖ فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيمَا فَعَلۡنَ فِيٓ أَنفُسِهِنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ

Waal-ladziina yutawaffauna minkum wa yadzaruuna azwaajan yatarabbashna bi-anfusihinna arba'ata asyhurin wa 'asyran fa-idzaa balaghna ajalahunna falaa junaaha 'alaikum fiimaa fa'alna fii anfusihinna bil ma'ruufi wallahu bimaa ta'maluuna khabiir(un)
234. "Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila sudah habis 'iddahnya , maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka [147] menurut yang patut. Allah mengenali apa yang kau perbuat."

 وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيمَا عَرَّضۡتُم بِهِۦ مِنۡ خِطۡبَةِ ٱلنِّسَآءِ أَوۡ أَكۡنَنتُمۡ فِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ سَتَذۡكُرُونَهُنَّ وَلَٰكِن لَّا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّآ أَن تَقُولُواْ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗاۚ وَلَا تَعۡزِمُواْ عُقۡدَةَ ٱلنِّكَاحِ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ ٱلۡكِتَٰبُ أَجَلَهُۥۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Wa laa junaaha 'alaikum fiimaa 'arradhtum bihi min khithbatinnisaa-i au aknantum fii anfusikum 'alimallahu annakum satadzkuruunahunna wa laakin laa tuwaa'iduuhunna sirran illaa an taquuluu qaulan ma'ruufan wa laa ta'zimuu 'uqdatannikaahi hattaa yablughal kitaabu ajalahuu waa'lamuu annallaha ya'lamu maa fii anfusikum faahdzaruuhu waa'lamuu annallaha ghafuurun haliim(un)
235. "Dan tidak ada dosa bagi kau meminang wanita-wanita itu [148] dengan sindiran [149] atau kau menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengenali bahwa kau akan menyebut-nyebut mereka , dalam pada itu janganlah kau mengadakan kontrak kawin dengan mereka secara diam-diam , kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf [150]. Dan janganlah kau ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah , sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bersama-sama Allah mengenali apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya , dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun."

 لَّا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ إِن طَلَّقۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ مَا لَمۡ تَمَسُّوهُنَّ أَوۡ تَفۡرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةٗۚ وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى ٱلۡمُوسِعِ قَدَرُهُۥ وَعَلَى ٱلۡمُقۡتِرِ قَدَرُهُۥ مَتَٰعَۢا بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ

Laa junaaha 'alaikum in thallaqtumunnisaa-a maa lam tamassuuhunna au tafridhuu lahunna fariidhatan wa matti'uuhunna 'alal muusi'i qadaruhu wa 'alal muqtiri qadaruhu mataa'an bil ma'ruufi haqqan 'alal muhsiniin(a)
236. "Tidak ada keharusan mengeluarkan duit (mahar) atas kau , jikalau kau menceraikan isteri-isteri kau sebelum kau bercampur dengan mereka dan sebelum kau menentukan maharnya. Dan hendaklah kau berikan suatu mut'ah (pemberian) terhadap mereka. Orang yang dapat menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula) , yakni dukungan menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan."

 وَإِن طَلَّقۡتُمُوهُنَّ مِن قَبۡلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدۡ فَرَضۡتُمۡ لَهُنَّ فَرِيضَةٗ فَنِصۡفُ مَا فَرَضۡتُمۡ إِلَّآ أَن يَعۡفُونَ أَوۡ يَعۡفُوَاْ ٱلَّذِي بِيَدِهِۦ عُقۡدَةُ ٱلنِّكَاحِۚ وَأَن تَعۡفُوٓاْ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۚ وَلَا تَنسَوُاْ ٱلۡفَضۡلَ بَيۡنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ

Wa-in thallaqtumuuhunna min qabli an tamassuuhunna wa qad faradhtum lahunna fariidhatan fanishfu maa faradhtum illaa an ya'fuuna au ya'fuwal-ladzii biyadihi 'uqdatunnikaahi wa an ta'fuu aqrabu li-ttaqwa walaa tansawuul fadhla bainakum innallaha bimaa ta'maluuna bashiir(un)
237. "Jika kau menceraikan isteri-isterimu sebelum kau bercampur dengan mereka , padahal sesungguhnya kau sudah menentukan maharnya , maka bayarlah seperdua dari mahar yang sudah kau tentukan itu , kecuali jikalau isteri-isterimu itu mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah [151] , dan pema'afan kau itu lebih bersahabat terhadap takwa. Dan janganlah kau melalaikan keunggulan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kau kerjakan."

 حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ

Haafizhuu 'alash-shalawaati wash-shalaatil wusthaa wa quumuu lillahi qaanitiin(a)
238. "Peliharalah semua shalat(mu) , dan (peliharalah) shalat wusthaa [152]. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'."

 فَإِنۡ خِفۡتُمۡ فَرِجَالًا أَوۡ رُكۡبَانٗاۖ فَإِذَآ أَمِنتُمۡ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمۡ تَكُونُواْ تَعۡلَمُونَ

Fa-in khiftum farijaaalan au rukbaanan fa-idzaa amintum faadzkuruullaha kamaa 'allamakum maa lam takuunuu ta'lamuun(a)
239. "Jika kau dalam kondisi takut (bahaya) , maka shalatlah sambil berlangsung atau berkendaraan. Kemudian apabila kau sudah kondusif , maka sebutlah Allah (shalatlah) , sebagaimana Allah sudah mengajarkan terhadap kau apa yang belum kau ketahui."

 وَٱلَّذِينَ يُتَوَفَّوۡنَ مِنكُمۡ وَيَذَرُونَ أَزۡوَٰجٗا وَصِيَّةٗ لِّأَزۡوَٰجِهِم مَّتَٰعًا إِلَى ٱلۡحَوۡلِ غَيۡرَ إِخۡرَاجٖۚ فَإِنۡ خَرَجۡنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِي مَا فَعَلۡنَ فِيٓ أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعۡرُوفٖۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Waal-ladziina yutawaffauna minkum wa yadzaruuna azwaajan washiyyatan azwaajihim mataa'an ilal hauli ghaira ikhraajin fa-in kharajna falaa junaaha 'alaikum fii maa fa'alna fii anfusihinna min ma'ruufin wallahu 'aziizun hakiim(un)
240. "Dan orang-orang yang mau meninggal dunia di antara kau dan meninggalkan isteri , hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya , (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan namun jikalau mereka pindah (sendiri) , maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang  meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

 وَلِلۡمُطَلَّقَٰتِ مَتَٰعُۢ بِٱلۡمَعۡرُوفِۖ حَقًّا عَلَى ٱلۡمُتَّقِينَ

Wa lilmuthallaqaati mataa'un bil ma'ruufi haqqan 'alal muttaqiin(a)
241. "Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut'ah [153] menurut yang ma'ruf , selaku suatu keharusan bagi orang-orang yang bertakwa."

 كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

Kadzaalika yubayyinullahu lakum aayaatihi la'allakum ta'qiluun(a)
242. "Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kau memahaminya."

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَٰرِهِمۡ وَهُمۡ أُلُوفٌ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِ فَقَالَ لَهُمُ ٱللَّهُ مُوتُواْ ثُمَّ أَحۡيَٰهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ

Alam tara ilaal-ladziina kharajuu min diyaarihim wa hum uluufun hadzaral mauti faqaala lahumullahu muutuu tsumma ahyaahum innallaha ladzuu fadhlin 'alannaasi wa laakinna aktsarannaasi laa yasykuruun(a)
243. "Apakah kau tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka , sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman terhadap mereka: "Matilah kamu" [154] , kemudian Allah menggugah mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap insan namun pada biasanya insan tidak bersyukur."

 وَقَٰتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wa qaatiluu fii sabiilillahi waa'lamuu annallaha samii'un 'aliim(un)
244. "Dan berperanglah kau sekalian di jalan Allah , dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضۡعَافٗا كَثِيرَةٗۚ وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ

Man dzaal-ladzii yuqridhullaha qardhan hasanan fayudhaa'ifahuu lahuu adh'aafan katsiiratan wallahu yaqbidhu wa yabsuthu wa ilaihi turja'uun(a)
245. "Siapakah yang mau memberi pinjaman terhadap Allah , pinjaman yang bagus (menafkahkan hartanya di jalan Allah) , maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kau dikembalikan."

 أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰٓ إِذۡ قَالُواْ لِنَبِيّٖ لَّهُمُ ٱبۡعَثۡ لَنَا مَلِكٗا نُّقَٰتِلۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ قَالَ هَلۡ عَسَيۡتُمۡ إِن كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ أَلَّا تُقَٰتِلُواْۖ قَالُواْ وَمَا لَنَآ أَلَّا نُقَٰتِلَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَدۡ أُخۡرِجۡنَا مِن دِيَٰرِنَا وَأَبۡنَآئِنَاۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقِتَالُ تَوَلَّوۡاْ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ

Alam tara ilal mala-i min banii israa-iila min ba'di muusa idz qaaluuu linabii-yin lahumuub'ats lanaa malikan nuqaatil fii sabiilillahi qaala hal 'asaitum in kutiba 'alaikumul qitaalu alaa tuqaatiluu qaaluuu wa maa lanaa alaa nuqaatila fii sabiilillahi wa qad ukhrijnaa min diyaarinaa wa abnaa-inaa falammaa kutiba 'alaihimul qitaalu tawallau ilaa qaliilan minhum wallahu 'aliimun bizh-zhaalimiin(a)
246. "Apakah kau tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa , yakni di saat mereka berkata terhadap seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah." Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jikalau kau nanti diwajibkan berperang , kau tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah , padahal sesungguhnya kami sudah diusir dari belum dewasa kami?" [155]. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka , merekapun berpaling , kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim."

 وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ بَعَثَ لَكُمۡ طَالُوتَ مَلِكٗاۚ قَالُوٓاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلۡمُلۡكُ عَلَيۡنَا وَنَحۡنُ أَحَقُّ بِٱلۡمُلۡكِ مِنۡهُ وَلَمۡ يُؤۡتَ سَعَةٗ مِّنَ ٱلۡمَالِۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰهُ عَلَيۡكُمۡ وَزَادَهُۥ بَسۡطَةٗ فِي ٱلۡعِلۡمِ وَٱلۡجِسۡمِۖ وَٱللَّهُ يُؤۡتِي مُلۡكَهُۥ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Wa qaala lahum nabiyyuhum innallaha qad ba'atsa lakum thaaluuta malikan qaaluuu anna yakuunu lahul mulku 'alainaa wa nahnu ahaqqu bil mulki minhu wa lam yu`ta sa'atan minal maali qaala innallaha-ashthafaahu 'alaikum wa zaadahu basthatan fiil 'ilmi wal jismi wallahu yu`tii mulkahuu man yasyaa-u wallahu waasi'un 'aliim(un)
247. Nabi mereka menyampaikan terhadap mereka: "Sesungguhnya Allah sudah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami , padahal kami lebih berhak mengatur pemerintahan daripadanya , sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah sudah menentukan rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah menyediakan pemerintahan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

 وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ إِنَّ ءَايَةَ مُلۡكِهِۦٓ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمۡ وَبَقِيَّةٞ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحۡمِلُهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Wa qaala lahum nabiyyuhum inna aayata mulkihii an ya`tiyakumuttaabuutu fiihi sakiinatun min rabbikum wa baqiyyatun mimmaa taraka aalu muusaa wa aalu haaruuna tahmiluhul malaa-ikatu inna fii dzaalika li-aayatan lakum in kuntum mu`miniin(a)
248. Dan Nabi mereka menyampaikan terhadap mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja , merupakan kembalinya tabut kepadamu , di dalamnya terdapat ketenangan [156] dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu , jikalau kau orang yang beriman."

 فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِٱلۡجُنُودِ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ مُبۡتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنۡهُ فَلَيۡسَ مِنِّي وَمَن لَّمۡ يَطۡعَمۡهُ فَإِنَّهُۥ مِنِّيٓ إِلَّا مَنِ ٱغۡتَرَفَ غُرۡفَةَۢ بِيَدِهِۦۚ فَشَرِبُواْ مِنۡهُ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُۥ هُوَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ قَالُواْ لَا طَاقَةَ لَنَا ٱلۡيَوۡمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦۚ قَالَ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ ٱللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Falammaa fashala thaaluutu bil junuudi qaala innallaha mubtaliikum binaharin faman syariba minhu falaisa minnii wa man lam yath'amhu fa-innahu minnii illaa maniightarafa ghurfatan biyadihi fasyaribuu minhu illaa qaliilan minhum falammaa jaawazahu huwa waal-ladziina aamanuu ma'ahuu qaaluuu laa thaaqata lanaal yauma bijaaluuta wa junuudihi qaalal-ladziina yazhunnuuna annahum mulaaquullahi kam min fi-atin qaliilatin ghalabat fi-atan katsiiratan bi-idznillahi wallahu ma'ash-shaabiriin(a)
249. Maka tatkala Thalut keluar menenteng tentaranya , ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kau dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kau meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya , kecuali menceduk seceduk tangan , maka dia yakni pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bareng dia sudah menyeberangi sungai itu , orang-orang yang sudah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah , berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit sanggup mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

 وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Wa lammaa barazuu lijaaluuta wa junuudihii qaaluuu rabbanaa afrigh 'alainaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wa-anshurnaa 'alal qaumil kaafiriin(a)
250. Tatkala Jalut dan tentaranya sudah nampak oleh mereka , merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa : "Ya Tuhan kami , tuangkanlah ketekunan atas diri kami , dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

Surah Al Baqarah Ayat 251

 فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٍ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ

Fahazamuuhum bi-idznillahi wa qatala daawudu jaaluuta wa aataahullahul mulka wal hikmata wa 'allamahu mimmaa yasyaa-u wa laulaa daf'ullahinnaasa ba'dhahum biba'dhin lafasadatil ardhu wa laakinnallaha dzuu fadhlin 'alal 'aalamiin(a)
251. "Mereka (tentara Thalut) mengalahkan serdadu Jalut dengan izin Allah dan (dalam pertempuran itu) Daud membunuh Jalut , kemudian Allah menyediakan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah [157] (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat insan dengan sebagian yang lain , tentu rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam."

 تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱللَّهِ نَتۡلُوهَا عَلَيۡكَ بِٱلۡحَقِّۚ وَإِنَّكَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ

Tilka aayaatullahi natluuhaa 'alaika bil haqqi wa innaka laminal mursaliin(a) 
252. "Itu yakni ayat-ayat dari Allah , Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kau betul-betul salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus."

Surah Al Baqarah
Juz 3

تِلۡكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۘ مِّنۡهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُۖ وَرَفَعَ بَعۡضَهُمۡ دَرَجَٰتٖۚ وَءَاتَيۡنَا عِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدۡنَٰهُ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِۗ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعۡدِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡبَيِّنَٰتُ وَلَٰكِنِ ٱخۡتَلَفُواْ فَمِنۡهُم مَّنۡ ءَامَنَ وَمِنۡهُم مَّن كَفَرَۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقۡتَتَلُواْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيدُ

Tilkarrusulu fadh-dhalnaa ba'dhahum 'alaa ba'dhin minhum man kallamallahu wa rafa'a ba'dhahum darajaatin wa aatainaa 'iisaabna maryamal bayyinaati wa ayyadnaahu biruuhil qudusi wa lau syaa-allahu maaaqtatalal-ladziina min ba'dihim min ba'di maa jaa-athumul bayyinaatu wa laakiniikhtalafuu faminhum man aamana wa minhum man kafara wa lau syaa-allahu maaaqtataluu wa laakinnallaha yaf'alu maa yuriid(u)
253. "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya [158] beberapa derajat. Dan Kami berikan terhadap Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus [159]. Dan kalau Allah menginginkan , tentu tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu , sesudah tiba terhadap mereka beberapa jenis keterangan , akan namun mereka bertikai , maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menginginkan , tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan namun Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٌ لَّا بَيۡعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Yaa aiyyuhaal-ladziina aamanuu anfiquu mimmaa razaqnaakum min qabli an ya`tiya yaumun laa bai'un fiihi wa laa khullatun wa laa syafaa'atun wal kaafiruuna humuzh-zhaalimuun(a)
254. "Hai orang-orang yang beriman , belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang sudah Kami berikan kepadamu sebelum tiba hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at [160]. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim."


 ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَ‍ُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu laa ta`khudzuhuu sinatun wa laa naumun , lahuu maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi man dzaal-ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi-idznihi , ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bisyai-in min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal ardha wa laa ya-uuduhu hifzhuhumaa wa huwal 'aliyyul 'azhiim(u)
255. "Allah , tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengelola (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang sanggup memberi syafa'at di segi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengenali apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka , dan mereka tidak mengenali apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah termasuk langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya , dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

 لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَيِّۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Laa ikraaha fiiddiini qad tabayyanarrusydu minal ghayyi faman yakfur bith-thaaghuuti wa yu`min billahi faqadiistamsaka bil 'urwatil wutsqaa laaanfishaama lahaa wallahu samii'un 'aliim(un)
256. "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya sudah terang jalan yang benar dibandingkan dengan jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar terhadap Thaghut [162] dan beriman terhadap Allah , maka sesungguhnya ia sudah berpegang terhadap buhul tali yang amat mempunyai dampak yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

 ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Allahu waliyyul-ladziina aamanuu yukhrijuhum minazh-zhulumaati ilannuuri waal-ladziina kafaruu auliyaa'uhumuth-thaaghuutu yukhrijuunahum minannuuri ilazh-zhulumaati uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
257. "Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) terhadap cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir , pelindung-pelindungnya merupakan syaitan , yang mengeluarkan mereka dibandingkan dengan cahaya terhadap kegelapan (kekafiran). Mereka itu yakni penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

 أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ أَنۡ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ إِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ رَبِّيَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحۡيِۦ وَأُمِيتُۖ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأۡتِي بِٱلشَّمۡسِ مِنَ ٱلۡمَشۡرِقِ فَأۡتِ بِهَا مِنَ ٱلۡمَغۡرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِي كَفَرَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Alam tara ilaal-ladzii haajja ibraahiima fii rabbihii an aataahullahul mulka idz qaala ibraahiimu rabbiyal-ladzii yuhyii wa yumiitu qaala anaa uhyii wa umiitu qaala ibraahiimu fa-innallaha ya`tii bisy-syamsi minal masyriqi fa`ti bihaa minal maghribi fabuhital-ladzii kafara wallahu laa yahdiil qaumazh-zhaalimiin(a)
258. "Apakah kau tidak memperhatikan orang [163] yang mendebat Ibrahim wacana Tuhannya (Allah) karena Allah sudah menyediakan terhadap orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku merupakan Yang menggugah dan mematikan ," orang itu berkata: "Saya sanggup menggugah dan mematikan." [164] Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah mempublikasikan matahari dari timur , maka terbitkanlah dia dari barat ," kemudian terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang zalim."

 أَوۡ كَٱلَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرۡيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ مِاْئَةَ عَامٖ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ كَيۡفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Au kaal-ladzii marra 'alaa qaryatin wa hiya khaawiyatun 'alaa 'uruusyihaa qaala anna yuhyii haadzihillahu ba'da mautihaa faamaatahullahu mi-ata 'aamin tsumma ba'atsahu qaala kam labitsta qaala labitstu yauman au ba'dha yaumin qaala bal labitsta mi-ata 'aamin faanzhur ilaa tha'aamika wa syaraabika lam yatasannah waanzhur ilaa himaarika wa linaj'alaka aayatan li-nnaasi waanzhur ilal 'izhaami kaifa nunsyizuhaa tsumma naksuuhaa lahman falammaa tabayyana lahuu qaala a'lamu annallaha 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
259. Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang lewat suatu negeri yang (temboknya) sudah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menggugah kembali negeri ini sesudah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun , kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kau tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kau sudah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah terhadap kuliner dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah terhadap keledai kau (yang sudah menjadi tulang belulang); Kami akan membuat kau tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah terhadap tulang belulang keledai itu , kemudian Kami menyusunnya kembali , kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala sudah aktual kepadanya (bagaimana Allah menggugah yang sudah mati) diapun berkata: "Saya percaya bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

 وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَ لَمۡ تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Wa idz qaala ibraahiimu rabbi arinii kaifa tuhyil mautaa qaala awalam tu`min qaala bala wa laakin liyathma-inna qalbii qaala fakhudz arba'atan minath-thairi fashurhunna ilaika tsummaaj'al 'alaa kulli jabalin minhunna juz-an tsummaad'uhunna ya`tiinaka sa'yan waa'lam annallaha 'aziizun hakiim(un)
260. Dan (ingatlah) di saat Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku , perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menggugah orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kau ?" Ibrahim menjawab: "Aku sudah meyakinkannya , akan namun supaya hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung , kemudian cincanglah [165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu serpihan dari bagian-bagian itu , kemudian panggillah mereka , tentu mereka tiba kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Matsalul-ladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiilillahi kamatsali habbatin anbatat sab'a sanaabila fii kulli sunbulatin mii-atu habbatin wallahu yudhaa'ifu liman yasyaa-u wallahu waasi'un 'aliim(un)
261. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir , pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

 ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ثُمَّ لَا يُتۡبِعُونَ مَآ أَنفَقُواْ مَنّٗا وَلَآ أَذٗى لَّهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Al-ladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiilillahi tsumma laa yutbi'uuna maa anfaquu mannan wa laa adzan lahum ajruhum 'inda rabbihim wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
262. "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah , kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) , mereka memperoleh pahala di segi Tuhan mereka. Tidak ada keresahan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

قَوۡلٌ مَّعۡرُوفٌ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتۡبَعُهَآ أَذٗىۗ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Qaulun ma'ruufun wa maghfiratun khairun min shadaqatin yatba'uhaa adzan wallahu ghaniyyun haliim(un)
263. "Perkataan yang bagus dan dukungan maaf [167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِي يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفۡوَانٍ عَلَيۡهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلۡدٗاۖ لَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٍ مِّمَّا كَسَبُواْۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa tubthiluu shadaqaatikum bil manni wal adzaa kaal-ladzii yunfiqu maalahuu ri-aa-annaasi wa laa yu`minu billahi wal yaumil-aakhiri famatsaluhu kamatsali shafwaanin 'alaihi turaabun faashaabahu waabilun fatarakahuu shaldan laa yaqdiruuna 'alaa syai-in mimmaa kasabuu wallahu laa yahdiil qaumal kaafiriin(a)
264. "Hai orang-orang yang beriman , janganlah kau menetralisir (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) , mirip orang yang menafkahkan hartanya karena riya terhadap insan dan dia tidak beriman terhadap Allah dan hari kemudian. Maka ungkapan orang itu mirip watu licin yang di atasnya ada tanah , kemudian watu itu ditimpa hujan lebat , kemudian menjadilah dia higienis (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang kafir [168]."

 وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثۡبِيتٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ كَمَثَلِ جَنَّةِۢ بِرَبۡوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَ‍َٔاتَتۡ أُكُلَهَا ضِعۡفَيۡنِ فَإِن لَّمۡ يُصِبۡهَا وَابِلٞ فَطَلّٞۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ

Wa matsalul-ladziina yunfiquuna amwaalahumuubtighaa-a mardhaatillahi wa tatsbiitan min anfusihim kamatsali jannatin birabwatin ashaabahaa waabilun faaatat ukulahaa dhi'faini fa-in lam yushibhaa waabilun fathallun wallahu bimaa ta'maluuna bashiir(un)
265. "Dan ungkapan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka , mirip suatu kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat , maka kebun itu menciptakan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya , maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kau perbuat."

 أَيَوَدُّ أَحَدُكُمۡ أَن تَكُونَ لَهُۥ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعۡنَابٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ لَهُۥ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَأَصَابَهُ ٱلۡكِبَرُ وَلَهُۥ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَآءُ فَأَصَابَهَآ إِعۡصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَٱحۡتَرَقَتۡۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَتَفَكَّرُونَ

Ayawaddu ahadukum an takuuna lahuu jannatun min nakhiilin wa a'naabin tajrii min tahtihaal anhaaru lahu fiihaa min kullits-tsamaraati wa ashaabahul kibaru wa lahuu dzurrii-yatun dhu'afaa-u faashaabahaa i'shaarun fiihi naarun faahtaraqat kadzaalika yubayyinullahu lakumuaayaati la'allakum tatafakkaruun(a)
266. "Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala jenis buah-buahan , kemudian datanglah masa bau tanah pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api , kemudian terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya terhadap kau supaya kau memikirkannya [169]."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّآ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَيَمَّمُواْ ٱلۡخَبِيثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم بِ‍َٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغۡمِضُواْ فِيهِۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu anfiquu min thayyibaati maa kasabtum wa mimmaa akhrajnaa lakum minal ardhi wa laa tayammamuul khabiitsa minhu tunfiquuna wa lastum bi-aakhidziihi illaa an tughmidhuu fiihi waa'lamuu annallaha ghaniyyun hamiid(un)
267. "Hai orang-orang yang beriman , nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kau menentukan yang buruk-buruk kemudian kau menafkahkan daripadanya , padahal kau sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah , bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

 ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةٗ مِّنۡهُ وَفَضۡلٗاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Asy-syaithaanu ya'idukumul faqra wa ya`murukum bil fahsyaa-i wallahu ya'idukum maghfiratan minhu wa fadhlaa wallahu waasi'un 'aliim(un)
268. "Syaitan prospektif (menakut-nakuti) kau dengan kemiskinan dan menyuruh kau berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah membuat untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia [170]. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui."

 يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Yu`tiil hikmata man yasyaa-u wa man yu`tal hikmata faqad uutiya khairan katsiiran wa maa yadz-dzakkaru illaa uuluul albaab(i)
"269. Allah menganugerahkan al pesan tersirat (kefahaman yang dalam wacana Al Alquran dan As Sunnah) terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi pesan tersirat , ia betul-betul sudah dianugerahi karunia yang banyak. Dan cuma orang-orang yang berakallah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

 وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوۡ نَذَرۡتُم مِّن نَّذۡرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُهُۥۗ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٍ

Wa maa anfaqtum min nafaqatin au nadzartum min nadzrin fa-innallaha ya'lamuhu wa maa li-zhzhaalimiina min anshaar(in)
270. "Apa saja yang kau nafkahkan atau apa saja yang kau nazarkan [171] , maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya."

 إِن تُبۡدُواْ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّ‍َٔاتِكُمۡۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٌ

In tubduush-shadaqaati fani'immaa hiya wa in tukhfuuhaa wa tu`tuuhaal fuqaraa-a fahuwa khairun lakum wa yukaffiru 'ankum min sayyi-aatikum wallahu bimaa ta'maluuna khabiir(un)
271. Jika kau menampakkan sedekah(mu) [172] , maka itu yakni baik sekali. Dan jikalau kau menyembunyikannya [173] dan kau berikan terhadap orang-orang fakir , maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kau sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengenali apa yang kau kerjakan."

 لَّيۡسَ عَلَيۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٍ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٍ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Laisa 'alaika hudaahum wa laakinnallaha yahdii man yasyaa-u wa maa tunfiquu min khairin fal-anfusikum wa maa tunfiquuna ilaaabtighaa-a wajhillahi wa maa tunfiquu min khairin yuwaffa ilaikum wa antum laa tuzhlamuun(a)
272. "Bukanlah kewajibanmu membuat mereka memperoleh isyarat , akan namun Allah-lah yang memberi isyarat (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang bagus yang kau nafkahkan (di jalan allah) , maka pahalanya itu untuk kau sendiri. Dan janganlah kau membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang bagus yang kau nafkahkan , tentu kau akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kau sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)."

 لِلۡفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحۡصِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسۡتَطِيعُونَ ضَرۡبٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ يَحۡسَبُهُمُ ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعۡرِفُهُم بِسِيمَٰهُمۡ لَا يَسۡ‍َٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلۡحَافٗاۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Lilfuqaraa-il-ladziina uhshiruu fii sabiilillahi laa yastathii'uuna dharban fiil ardhi yahsabuhumul jaahilu aghniyaa-a minatta'affufi ta'rifuhum bisiimaahum laa yasaluunannaasa ilhaafan wa maa tunfiquu min khairin fa-innallaha bihii 'aliim(un)
273. "(Berinfaqlah) terhadap orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak sanggup (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan menyaksikan sifat-sifatnya , mereka tidak meminta terhadap orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang bagus yang kau nafkahkan (di jalan Allah) , maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui."

 ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Al-ladziina yunfiquuna amwaalahum billaili wannahaari sirran wa 'alaaniyatan falahum ajruhum 'inda rabbihim wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
274. "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan , maka mereka memperoleh pahala di segi Tuhannya. Tidak ada keresahan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

 ٱلَّذِينَ يَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِي يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ فَمَن جَآءَهُۥ مَوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ وَأَمۡرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ عَادَ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Al-ladziina ya`kuluunarribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumul-ladzii yatakhabbathuhusy-syaithaanu minal massi dzaalika bi-annahum qaaluuu innamaal bai'u mitslurribaa wa ahallallahul bai'a wa harramarribaa faman jaa-ahu mau'izhatun min rabbihii faantaha falahuu maa salafa wa amruhuu ilallahi wa man 'aada fa-uulaa-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
275. "Orang-orang yang makan (mengambil) riba [174] tidak sanggup berdiri melainkan mirip berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila [175]. Keadaan mereka yang demikian itu , yakni disebabkan mereka berkata (berpendapat) , sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba , padahal Allah sudah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang sudah hingga kepadanya larangan dari Tuhannya , kemudian terus berhenti (dari mengambil riba) , maka baginya apa yang sudah diambilnya dahulu [176] (sebelum tiba larangan); dan urusannya (terserah) terhadap Allah. Orang yang kembali (mengambil riba) , maka orang itu yakni penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

 يَمۡحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰاْ وَيُرۡبِي ٱلصَّدَقَٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

Yamhaqullahurribaa wa yurbiish-shadaqaati wallahu laa yuhibbu kulla kaffaarin atsiim(in)
276. "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah [177]. Dan Allah tidak menggemari setiap orang yang tetap dalam kekafiran , dan senantiasa berbuat dosa [178]."

 إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Innal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shaalihaati wa aqaamuush-shalaata wa aatawuuzzakaata lahum ajruhum 'inda rabbihim wa laa khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanuun(a)
277. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman , menjalankan amal saleh , mendirikan shalat dan menunaikan zakat , mereka memperoleh pahala di segi Tuhannya. Tidak ada keresahan terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha wa dzaruu maa baqiya minarribaa in kuntum mu`miniin(a)
278. "Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah terhadap Allah dan lewati sisa riba (yang belum dipungut) jikalau kau orang-orang yang beriman."

 فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُواْ فَأۡذَنُواْ بِحَرۡبٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَإِن تُبۡتُمۡ فَلَكُمۡ رُءُوسُ أَمۡوَٰلِكُمۡ لَا تَظۡلِمُونَ وَلَا تُظۡلَمُونَ

Fa-in lam taf'aluu fa'dzanuu biharbin minallahi wa rasuulihii , wa-in tubtum falakum ru-uusu amwaalikum laa tazhlimuuna wa laa tuzhlamuun(a)
279. "Maka jikalau kau tidak menjalankan (meninggalkan sisa riba) , maka ketahuilah , bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jikalau kau bertaubat (dari pengambilan riba) , maka bagimu pokok hartamu; kau tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya."

 وَإِن كَانَ ذُو عُسۡرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيۡسَرَةٖۚ وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Wa in kaana dzuu 'usratin fanazhiratun ilaa maisaratin wa an tashaddaquu khairun lakum in kuntum ta'lamuun(a)
280. "Dan jikalau (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran , maka berilah handal hingga dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu , lebih baik bagimu , jikalau kau mengetahui."

 وَٱتَّقُواْ يَوۡمٗا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٍ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

Waattaquu yauman turja'uuna fiihi ilallahi tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wa hum laa yuzhlamuun(a)
281. "Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kau semua dikembalikan terhadap Allah. Kemudian masing-masing diri diberi jawaban yang cocok terhadap apa yang sudah dikerjakannya , sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)."

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيۡنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى فَٱكۡتُبُوهُۚ وَلۡيَكۡتُب بَّيۡنَكُمۡ كَاتِبُۢ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَلَا يَأۡبَ كَاتِبٌ أَن يَكۡتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ ٱللَّهُۚ فَلۡيَكۡتُبۡ وَلۡيُمۡلِلِ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥ وَلَا يَبۡخَسۡ مِنۡهُ شَيۡ‍ٔٗاۚ فَإِن كَانَ ٱلَّذِي عَلَيۡهِ ٱلۡحَقُّ سَفِيهًا أَوۡ ضَعِيفًا أَوۡ لَا يَسۡتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلۡيُمۡلِلۡ وَلِيُّهُۥ بِٱلۡعَدۡلِۚ وَٱسۡتَشۡهِدُواْ شَهِيدَيۡنِ مِن رِّجَالِكُمۡۖ فَإِن لَّمۡ يَكُونَا رَجُلَيۡنِ فَرَجُلٌ وَٱمۡرَأَتَانِ مِمَّن تَرۡضَوۡنَ مِنَ ٱلشُّهَدَآءِ أَن تَضِلَّ إِحۡدَىٰهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحۡدَىٰهُمَا ٱلۡأُخۡرَىٰۚ وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُواْۚ وَلَا تَسۡ‍َٔمُوٓاْ أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَرۡتَابُوٓاْ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةٗ تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمۡ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوٓاْ إِذَا تَبَايَعۡتُمۡۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٞۚ وَإِن تَفۡعَلُواْ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ بِكُمۡۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ

Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu idzaa tadaayantum bidainin ilaa ajalin musamman faaktubuuhu walyaktub bainakum kaatibun bil 'adli wa laa ya`ba kaatibun an yaktuba kamaa 'allamahullahu falyaktub walyumlilil-ladzii 'alaihil haqqu walyattaqillaha rabbahuu wa laa yabkhas minhu syai-an fa-in kaanal-ladzii 'alaihil haqqu safiihan au dha'iifan au laa yastathii'u an yumilla huwa falyumlil waliyyuhu bil 'adli waastasyhiduu syahiidaini min rijaalikum fa-in lam yakuunaa rajulaini farajulun waamraataani mimman tardhauna minasyyuhadaa-i an tadhilla ihdaahumaa fatudzakkira ihdaahumaal ukhraa wa laa ya'basyyuhadaa-u idzaa maa du'uu wa laa tas-amuu an taktubuuhu shaghiiran au kabiiran ila ajalihi dzalikum aqsathu 'indallahi waaqwamu li-sysyahaadati waadna alaa tartaabuu ilaa an takuuna tijaaratan haadhiratan tudiiruunahaa bainakum falaisa 'alaikum junaahun alaa taktubuuhaa waasyhiduu idzaa tabaaya'tum wa laa yudhaarra kaatibun wa laa syahiidun wa in taf'aluu fa-innahuu fusuuqun bikum waattaquullaha wa yu'allimukumullahu wallahu bikulli syai-in 'aliim(un)
282. "Hai orang-orang yang beriman , apabila kau bermu'amalah [179] tidak secara tunai untuk waktu yang diputuskan , hendaklah kau menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kau menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya , meka hendaklah ia menulis , dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang mau ditulis itu) , dan hendaklah ia bertakwa terhadap Allah Tuhannya , dan janganlah ia meminimalkan sedikitpun dibandingkan dengan hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak dapat mengimlakkan , maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang laki-laki (di antaramu). Jika tak ada dua oang laki-laki , maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kau ridhai , supaya jikalau seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kau jemu menulis hutang itu , baik kecil maupun besar hingga tenggat waktu membayarnya. Yang demikian itu , lebih adil di segi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih bersahabat terhadap tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu) , kecuali jikalau mu'amalah itu jual beli tunai yang kau laksanakan di antara kau , maka tidak ada dosa bagi kau , (jika) kau tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kau berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kau kerjakan (yang demikian) , maka sesungguhnya hal itu yakni suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah terhadap Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

وَإِن كُنتُمۡ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمۡ تَجِدُواْ كَاتِبٗا فَرِهَٰنٌ مَّقۡبُوضَةٞۖ فَإِنۡ أَمِنَ بَعۡضُكُم بَعۡضٗا فَلۡيُؤَدِّ ٱلَّذِي ٱؤۡتُمِنَ أَمَٰنَتَهُۥ وَلۡيَتَّقِ ٱللَّهَ رَبَّهُۥۗ وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٌ

Wa in kuntum 'alaa safarin wa lam tajiduu kaatiban farihaanun maqbuudhatun fa-in amina ba'dhukum ba'dhan falyu'addil-ladziii'tumina amaanatahu walyattaqillaha rabbahuu wa laa taktumuusy-syahaadata wa man yaktumhaa fa-innahu aatsimun qalbuhu wallahu bimaa ta'maluuna 'aliim(un)
283. "Jika kau dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kau tidak memperoleh seorang penulis , maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang [180] (oleh yang berpiutang). Akan namun jikalau sebagian kau mempercayai sebagian yang lain , maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa terhadap Allah Tuhannya; dan janganlah kau (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya , maka sesungguhnya ia yakni orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan."

 لِّلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِن تُبۡدُواْ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ أَوۡ تُخۡفُوهُ يُحَاسِبۡكُم بِهِ ٱللَّهُۖ فَيَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ

Lillahi maa fiis-samaawaati wa maa fiil ardhi wa in tubduu maa fii anfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkum bihillahu fayaghfiru liman yasyaa-u wa yu'adz-dzibu man yasyaa-u wallahu 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
284. "Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jikalau kau melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kau menyembunyikan , tentu Allah akan bikin perkiraan dengan kau wacana perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

 ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ

Aamanarrasuulu bimaa unzila ilaihi min rabbihii wal mu`minuuna kullun aamana billahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulihii laa nufarriqu baina ahadin min rusulihii wa qaaluuu sami'naa wa atha'naa ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir(u)
285. Rasul sudah beriman terhadap Al Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya , demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman terhadap Allah , malaikat-malaikat-Nya , kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya" , dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan terhadap Engkaulah kawasan kembali."

 لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Laa yukallifullahu nafsan illaa wus'ahaa lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maaaktasabat rabbanaa laa tu'aakhidznaa in nasiinaa au akhtha'naa rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alaal-ladziina min qablinaa rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihii waa'fu 'annaa waaghfir lanaa waarhamnaa anta maulaanaa faanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin(a)
286. Allah tidak menambah beban seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia memperoleh pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia memperoleh siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami , janganlah Engkau aturan kami jikalau kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami , janganlah Engkau bebankan terhadap kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan terhadap orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami , janganlah Engkau pikulkan terhadap kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami , maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Penjelasan :
[10]. Ialah huruf-huruf karakter yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Alquran seperti: alif laam miim , alif laam raa , alif laam miim shaad dan sebagainya. Diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya terhadap Allah karena dipandang tergolong ayat-ayat mutasyaabihaat , dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya selaku nama surat , dan ada pula yang beropini bahwa huruf-huruf karakter itu gunanya untuk memukau perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Alquran itu , dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Alquran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Alquran diturunkan dari Allah dan cuma produksi Muhammad s.a.w. semata-mata , maka cobalah mereka buat semacam Al Alquran itu.
[11]. Tuhan menamakan Al Alquran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis , selaku arahan bahwa Al Alquran ditugaskan untuk ditulis.
[12]. Takwa yakni memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[13]. Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya doktrin merupakan menjalankan apa yang diharapkan oleh doktrin itu.
[14]. Yang ghaib ialah yang tak sanggup ditangkap oleh pancaindera. Percaya terhadap yang ghjaib yakni , mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak sanggup ditangkap oleh pancaindera , karena ada dalil yang menampilkan terhadap adanya , seperti: adanya Allah , Malaikat-Malaikat , Hari alam abadi dan sebagainya.
[15]. Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut ungkapan syara' merupakan ibadat yang sudah dipahami , yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam , yang dilakukan untuk mengambarkan dedikasi dan kerendahan diri terhadap Allah. Mendirikan shalat merupakan menunaikannya dengan terencana , dengan melangkapi syarat-syarat , rukun-rukun dan adab-adabnya , baik yang lahir ataupun yang batin , mirip khusu' , memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16]. Rezki: segala yang sanggup diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki , merupakan menyediakan sebagian dari harta yang sudah direzkikan oleh Tuhan terhadap orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya , mirip orang-orang fakir , orang-orang miskin , kaum kerabat , belum dewasa yatim dan lain-lain.
[17]. Kitab-kitab yang sudah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Alquran seperti: Taurat , Zabur , Alkitab dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Alquran yang diturunkan terhadap para Rasul. Allah menurunkan Kitab terhadap Rasul merupakan dengan menyediakan wahyu terhadap Jibril a.s. , kemudian Jibril menyampaikannya terhadap Rasul.
[18]. Yakin ialah kepercayaan yang mempunyai dampak dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat musuh dunia. Kehidupan alam abadi merupakan kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan alam abadi merupakan betul-betul percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[19]. Ialah orang-orang yang memperoleh apa-apa yang dimohonkannya terhadap Allah sesudah mengusahakannya.
[20]. Yakni orang itu tidak sanggup mendapatkan isyarat , dan segala jenis nasehatpun tidak akan berbekas padanya.
[21]. Maksudnya: mereka tidak sanggup memperhatikan dan mengerti ayat-ayat Al Alquran yang mereka dengar dan tidak sanggup mengambil pelajaran dari gejala kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala , di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
[22]. Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar hingga waktu yang tak ada batasnya.
[23]. Yakni kepercayaan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan kepercayaan itu , memunculkan kedengkian , iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w. , agama dan orang-orang Islam.
[24]. Kerusakan yang mereka perbuat di tampang bumi bukan mempunyai arti kerusakan benda , melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
[25]. Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.
[26]. Orang-orang munafik itu tidak sanggup mengambil faedah dari petunjuk-petunjuk yang tiba dari Allah , karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah mirip dalam ayat tersebut di atas.
[27]. Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli , bisu dan buta oleh karena tidak sanggup mendapatkan kebenaran.
[28]. Keadaan orang-orang munafik itu , di saat mendengar ayat-ayat yang mengandung perayaan , yakni mirip orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. Mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Alquran itu.
[29]. Maksudnya wawasan dan kekuasaan Allah termasuk orang-orang kafir.
[30]. Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah mirip berhala-berhala , dewa-dewa , dan sebagainya.
[31]. Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang mencurigai wacana kebenaran Al Alquran itu tidak sanggup ditiru meskipun dengan mengerahkan semua jago sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
[32]. Kenikmatan di syurga itu yakni kenikmatan yang serba lengkap , baik jasmani maupun rohani.
[33]. Diwaktu turunnya surat Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak sanggup bikin lalat , sekalipun mereka kerjakan bersama-sama , dan turunnya surat Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kehabisan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu selaku pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.
[34]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau mengerti petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini , karena mereka itu ingkar dan tidak mau mengerti apa sebabnya Allah membuat nyamuk selaku ungkapan , maka mereka itu menjadi sesat.
[35]. Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat , karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah merupakan penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat , guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut nyaris mendekati arti Hakim.
[36]. Sujud di sini mempunyai arti menghormati dan memuliakan Adam , bukanlah mempunyai arti sujud memperhambakan diri , karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata terhadap Allah.
[37]. Pohon yang dihentikan Allah mendekatinya tidak sanggup ditentukan , alasannya yakni Al Alquran dan Hadist tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat 120 , tetapi itu yakni nama yang diberikan syaitan.
[38]. Adam dan Hawa dengan budi busuk syaitan menyantap buah pohon yang dihentikan itu , yang memunculkan keduanya keluar dari nirwana , dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan syaitan di sini merupakan Iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas.
[39]. Maksud kondisi semula merupakan kenikmatan , kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.
[40]. Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian jago tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.
[41]. Israil adalah istilah bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil yakni turunan Nabi Ya'qub; kini tenar dengan bangsa Yahudi.
[42]. Janji Bani Israil terhadap Tuhan ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun , serta beriman terhadap Rasul-Rasul-nya di antaranya Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana yang tersebut di dalam Taurat.
[43]. Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Tuhan akan mendelegasikan seorang Nabi dari keturunan Ismail yang mau membangun umat yang besar di belakang hari , yakni Nabi Muhammad s.a.w.
[44]. Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan sanggup pula diartikan: Tunduklah terhadap perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
[45]. Bani Israil yang sudah diberi rahmat oleh Allah dan dilebihkannya dari segala ummat merupakan nenek moyang mereka yang berada di masa Nabi Musa a.s.
[46]. Syafa'at: kerja keras perantaraan dalam menyediakan sesuatu faedah bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di segi Allah yakni syafa'at bagi orang-orang kafir.
[47]. Waktu Nabi Musa a.s. menenteng Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun , mereka mesti lewat maritim Merah sebelah Utara. Maka Tuhan menyuruh terhadap Musa menghantam maritim itu dengan tongkatnya. Perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah maritim itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa lewat jalan itu hingga selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya lewat jalan itu pula , namun di waktu mereka berada di tengah-tengah maritim , kembalilah maritim itu sebagaimana biasa , kemudian tenggelamlah mereka.
[48]. Anak lembu itu dibentuk mereka dari emas untuk disembah.
[49]. Membunuh dirimu ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Adapula yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh , dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.
[50]. Maksudnya: menyaksikan Allah dengan mata kepala.
[51]. Karena undangan yang seperti ini menampilkan keingkaran dan ketakaburan mereka , alasannya yakni itu mereka disambar halilintar selaku azab dari Tuhan.
[52]. Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian Mufassirin ialah: mati yang sebetulnya , dan menurut sebagian yang lain ialah: pingsan akhir sambaran halilintar.
[53]. Salah satu lezat Tuhan terhadap mereka ialah: mereka senantiasa dinaungi awan di waktu mereka berlangsung di panas terik padang pasir. Manna ialah: kuliner manis selaku madu. Salwa ialah: burung sebangsa puyuh.
[54]. Maksudnya menurut sebagian jago tafsir: menundukkan diri.
[55]. Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160.
[56]. Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57]. Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi , Katolik dan Shabiin yang beriman terhadap Allah tergolong doktrin terhadap Muhammad s.a.w. , percaya terhadap hari alam abadi dan menjalankan amalan yang saleh ,  mereka memperoleh pahala dari Allah.
[58]. Ialah tindakan yang bagus yang ditugaskan oleh agama Islam , baik yang bermitra dengan agama atau tidak.
[59]. Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
[60]. Sebagian jago tafsir menatap bahwa ini selaku suatu ungkapan , artinya hati mereka mirip hati monyet , karena sama-sama tidak mendapatkan nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir merupakan mereka betul-betul beubah menjadi monyet , cuma tidak beranak , tidak makan dan minum , dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
[61]. Surat ini dinamai surat Al Baqarah (sapi betina) karena mengandung kisah penyembelihan sapi.
[62]. Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi merupakan supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi yang pernah mereka sembah.
[63]. Karena sapi yang menurut syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh , nyaris mereka tidak sanggup menemukannya.
[64]. Menurut jumhur mufassirin ayat ini ada relevansinya dengan insiden yang dilakukan oleh seorang dari Bani Israil. Masing-masing mereka tuduh-menuduh wacana siapa yang melaksanakan pembunuhan itu. Setelah mereka menenteng duduk permasalahan itu terhadap Musa a.s. , Allah menyuruh mereka menyembelih seekor sapi betina supaya orang yang terbunuh itu sanggup hidup kembali dan menerangkan siapa yang membunuhnya sesudah dipukul dengan sebahagian tubuh sapi itu.
[65]. Yang dimaksud merupakan nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat , kemudian Taurat itu dirobah-robah mereka; di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat itu.
[66]. Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman terhadap Nabi Muhammad s.a.w itu pernah bercerita terhadap orang-orang Islam , bahwa dalam Taurat memang disebutkan wacana kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kau ceritakan hal itu terhadap orang-orang Islam sehingga hujjah mereka bertambah kuat?"
[67]. Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf , dan tidak mengenali isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.
[68]. Ayat ini berkenaan dengan dongeng orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus , dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam senantiasa terjadi persengketaan dan pertempuran yang mengakibatkan Bani Quraizhah menolong Aus dan Bani Nadhir menolong orang-orang Khazraj. Sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi pertempuran dan tawan menawan , karena menolong sekutunya. Tapi jikalau kemudian ada orang-orang Yahudi tertawan , maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.
[69]. Maksudnya: insiden Isa a.s. yakni insiden yang hebat , tanpa bapak , yakni dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril terhadap diri Maryam. Ini tergolong mukjizat Isa a.s. Menurut jumhur musafirin , bahwa Ruhul Qudus itu merupakan malaikat Jibril.
[70]. Maksudnya kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat dimana diterangkan sifat-sifatnya.
[71]. Maksudnya: Allah menurunkan wahyu (kenabian) terhadap Muhammad s.a.w.
[72]. Maksudnya: mereka memperoleh kemurkaan yang berlipat-ganda yakni kemurkaan karena tidak beriman terhadap Muhammad s.a.w. dan kemurkaan yang disebabkan tindakan mereka dulu , yakni membunnuh nabi , mendustakannya , merobah-robah isi Taurat dan sebagainya.
[73]. Maksudnya kepergian Musa a.s. ke bukit Thur yang terletak di Sinai , sesudah didatangkan kepadanya mukjizat-mukjizat.
[74]. Perbuatan jahat yang mereka kerjakan merupakan menyembah anak sapi , membunuh nabi-nabi dan melanggar janji.
[75]. Maksudnya: mintalah supaya kau dimatikan kini juga.
[76].
[77]. Syaitan-syaitan itu membuatkan berita-berita bohong , bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir). 
[78]. Para mufassirin berbeda usulan wacana yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang beropini , mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang beropini orang yang dipandang saleh mirip Malaikat dan ada pula yang beropini dua orang jahat yang akal-akalan saleh mirip Malaikat. 
[79].Berbacam-macam sihir yang dilakukan orang Yahudi , hingga terhadap sihir untuk langgar domba penduduk mirip langgar domba suami isteri.
Asbabun Nuzul
[*]. Dalam suatu riwayat dikemukakan , bahwa empat ayat pertama dari surat al-Baqarah (QS. 2: 2 ,3 ,4 ,5) membicarakan sifat-sifat dan tindakan Kaum Mukminin , dan dua ayat selanjutnya (QS. 2: 6 ,7) wacana kaum kafirin yang memastikan , bahwa hati , pendengaran dan penglihatan mereka tertutup - diperingatkan atau tidak diperingatkan , mereka tetap tidak akan beriman -; dan tiga belas ayat selanjutnya lagi (QS.2: 8 s/d 20) memastikan ciri-ciri , sifat dan kelakuan kaum munafiqin.
(Diriwayatkan oleh al-Faryabi dan Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)
[**]. Dalam suatu riwayat dikemukakan , bahwa firman Allah "Innalladzina kafaru sawa-un 'alaihim hingga walahum adzabun 'adhim" (QS.2: 6 ,7) diturunkan wacana kaum Yahudi Madinah , yang menerangkan bahwa mereka itu meskipun diperingatkan tetap tidak akan beriman.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Ishaq , dari Muhammad bin Abi 'Ikrimah dari Sa'id bin Jubair yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan , bahwa dua ayat itu (QS. 2: 6 ,7) diturunkan di dalam pertempuran al-Ahzab yang terjadi pada tahun ke 5 Hijriah yang berupa serangan biasa yang menampilkan kekuatan angkatan perang kaum musyrikin menyerbu kota Madinah. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ar-Rabi' dan Anas.)
[***]. Mengenai firman Allah Waidza laqulladziina amanu...... (Q.S. 2: 14) diturunkan wacana Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya , dalam insiden selaku berikut: Pada suatu hari di di saat mereka berjumpa dengan beberapa shahabat Nabi SAW , Abdullah bin Ubay berkata terhadap teman-temannya: "Lihatlah , bagaimana caranya saya mempermainkan mereka yang bodoh-bodoh itu!" Ia pun mendekat dan menjabat tangan Abu Bakar sambil berkata. "Selamat penghulu Bani Taim dan Syaikhul Islam dan orang kedua beserta Rasulullah di gua (Tsaur) yang mengurbankan jiwa dan harta bendanya untuk Rasulullah." Kemudian ia menjabat tangan Umar sambil berkata: "Selamat penghulu Bani Adi bin Ka'b yang memperoleh gelaran al-Faruq , yang mempunyai dampak memegang Agama Allah , yang mengurbankan jiwa dan harta bendanya untuk Rasulullah." Kemudian ia menjabat tangan Ali bin Abi Thalib sambil berkata: "Selamat kerabat sepupu Rasulullah , mantunya , dan penghulu bani Hasyim sesudah Rasulullah." Setelah itu mereka berpisah dan berkatalah Abdullah bin Ubay terhadap kawan-kawannya. "Sebagaimana kau lihat perbuatanku tadi , jikalau kau berjumpa dengan mereka , berbuatlah mirip apa yang sudah kulakukan." Kawan-kawannya pun memuji-muji Abdullah bin Ubay. Setibanya Kaum Muslimin (Abu Bakar , Umar dan Ali) terhadap nabi SAW mereka menginformasikan insiden tadi , maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 14). Ayat ini membukakan kepalsuan golongan munafik dalam menghadapi kaum Muslimin.
(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dan ats-Tsa'labi dari Muhammad bin Marwan dan as-Suddi as-Shaghir dari al-Kalbi dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas. Sanad riwayat ini dla'if karena as-Suddi as-Shaghir pendusta , begitu pula al-kalbi dan Abi Shaleh dla'if.)
[****]. Dalam suatu riwayat dikemukakan , bahwa dua orang munafiq Madinah lari dari Rasulullah terhadap kaum musyrikin. Di jalan ditimpa hujan (sebagaimana diterangkan dalam S. 2: 19 , 20 , bahwa hujan tersebut mengandung guruh yang dahsyat , petir dan kilat). Tiap kali ada petir mereka menutup telinganya dengan jari , karena takut memekakkan telinganya , dan mati karenanya. Apabila kilat bersinar , mereka berjalan. Dan apabila tiada sinar kilat , mereka tidak sanggup melihat. Mereka kembali ke jalan semula untuk pulang dan meratapi tindakan mereka dan keesokan harinya mereka menghadap terhadap Rasulullah SAW menyerahkan diri masuk Islam dengan sebaik-baiknya. Allah mengumpamakan insiden dua orang munafiq ini terhadap kaum munafiqin yang lain yang ada di Madinah. Apabila menghadiri majlis Rasulullah SAW mereka menutup indera pendengaran dengan jarinya karena takut terkena oleh sabda Rasulullah SAW yang meneragnkan hal ihwal mereka sehingga terbongkarlah rahasianya , atau mereka jadi tunduk , karena kepincut hatinya. Perbandingan antara kedua orang munafiq dengan munafiqin Madinah ialah:

1. Kedua orang munafiq menutup telinganya karena takut mendengar guruh yang memekakkan , dan apabila kilat bersinar mereka berjalan. Sedang kaum munafiqin Madinah menutup indera pendengaran karena takut terkena sabda Rasul. Akan namun di di saat banyak harta , anak buah dan memperoleh ghanimah atau kemenangan , mereka berpartisipasi dengan kaum Muslimin dan berkata: "Nyatalah kini benarnya agama Muhammad itu." Dan mereka merasa tentram.

2. Kedua orang munafiq apabila tiada cahaya kilat , mereka berhenti dan tertegun. Sedang kaum munafiqin Madinah apabila habis hartanya , anak buahnya dan terkena kejadian alam , mereka berkata: "Inilah akhir agama Muhammad." Mereka kembali murtad dan kufur. 

(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas , Murrah , Ibnu Mas'ud dan beberapa orang shahabat lainnya.)
[*****]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa di saat Allah bikin dua teladan ungkapan kaum munafiqin dalam firman-Nya (Surat Al Baqarah 17 dan 19) , berkatalah kaum munafiqin: "Mungkinkah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Luhur bikin teladan mirip ini?" Maka Allah turunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 26). Ayat ini memastikan bahwa dengan perumpamaan-perumpamaan yang Allah kemukakan , orang yang beriman akan menjadi lebih tebal imannya. Dan cuma orang fasiq yang mau lebih sesat dari isyarat Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan banyak sekali sanad yang bersumber dari as-Suddi.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat 26 tersebut di atas (S. 2: 26) diturunkan sehubungan dengan surat al-Haj ayat 73 dan surat al-Ankabut ayat 41. Dengan reaksi kaum munafiqin yang berkata: "Bagaimana pandanganmu wacana Allah yang menerangkan lalat dan laba-laba di dalam al-Quran yang diturunkan terhadap Muhammad. Apakah ini bukan bikinan Muhammad?" 
(Diriwatkan oleh al-Wahidi dari Abdul Ghani bin Said at-Tsaqafi , dari Musa bin Abdurrahman dari Ibnu Juraij dari Atha yang bersumber dari Ibnu Abbas. Abdul Ghani sungguh dla'if.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan , bahwa di saat Allah menerangkan laba-laba dan lalat dalam surat al-Hajj 73 (Q.S. 22: 73) dan al-Ankabut 41 (Q.S. 29: 41) kaum musyrikin berkata: "Apa gunanya laba-laba dan lalat diterangkan dalam al-Qur'an?" Maka Allah turunkan ayat tersebut di atas (Q.S. 2. 26). 
(Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam tafsirnya , dari Ma'mar yang bersumber dari Qatadah.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan , bahwa ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 26) diturunkan sehubungan dengan surat al-Hajj 73 dan surat al-Ankabut 41 , dengan reaksi kaum musyrikin yang berkata: "Contoh macam apakah ini yang tidak patut dibentuk perumpamaan?" 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Hasan.) 

Keterangan:
Menurut as-Suyuthi: "Pendapat yang pertama (Ibnu Jarir) lebih shahih sanadnya dan lebih munasabah dengan permulaan surat. Sedangkan yang menerangkan kaum musyrikin , tidak cocok dengan kondisi ayat Madaniyyah (yang diturunkan di Madinah)." Adapun yang diriwayatkan oleh al-Wahidi (sebagaimana sudah kami kemukakan di atas) yang bersumber dari Qatadah dan Hasan , dengan tidak pakai isnad , munasabah apabila memakai kata: "Berkatalah kaum Yahudi."

[******]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas (Q.S.2: 44) wacana kaum Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata terhadap mantunya , kaum kerabatnya dan kerabat sesusunya yang sudah masuk agama Islam: "Tetaplah kau pada agama yang kau anut (Islam) dan apa-apa yang ditugaskan oleh Muhammad , karena perintahnya benar." Ia menyuruh orang lain berbuat baik , tetapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya. Ayat ini (Q.S. 2: 44) selaku perayaan terhadap orang yang melaksanakan tindakan mirip itu.
(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dan ats-Tsa'labi dari al-Kalbi , dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
[*******]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Salman mengajukan pertanyaan terhadap Nabi SAW wacana penganut agama yang pernah ia anut bareng mereka. Ia terangkan cara shalatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 62) selaku penegasan bahwa orang yang beriman terhadap Allah dan hari selesai dan berbuat shaleh akan memperoleh pahala dari Allah SWT. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di saat Salman menceritakan terhadap Rasulullah kisah teman-temannya , maka Nabi SAW bersabda: "Mereka di neraka." Salman berkata: "Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku. Akan namun sesudah turun ayat ini (Q.S. 2: 62) seperti terang-benderang dunia bagiku." 
(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (Q.S. 2: 62) turun wacana teman-teman Salman al-Farisi. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi.)
[********]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi SAW pada pertempuran Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas pengkhianatan mereka , dia bersabda: "Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!" Para pemimpin bani Quraidzah berkata terhadap kaumnya. "Siapa yang memberitahu Muhammad wacana ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa kalian beritahukan terhadap mereka wacana kutukan Allah terhadap kalian , sehingga mereka sanggup mengalahkan hujjah kalian?" Maka turunlah ayat ini (Q.S. 2: 76) yang memastikan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat terhadap Nabi Muhammad SAW.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa apabila kaum Yahudi berjumpa dengan orang-orang muminin , mereka (kaum Yahudi) berkata: "Kami percaya bahwa shahabatmu itu Utusan Allah , akan namun diutusnya cuma kepadamu saja." Apabila berjumpa dengan teman-teman mereka , mereka berkata: "Janganlah kau memperbincangkan permasalahan ini (kerasulan) dengan orang-orang Arab , karena kau dulu pernah meminta terhadap Allah supaya memperoleh kemenangan terhadap orang-orang Arab dengan kebesaran delegasi yang mau tiba (Muhammad) , sedang kenyataannya delegasi itu dari golongan mereka." Maka Allah turunkan ayat ini (Q.S. 2: 76) selaku klarifikasi atas kelakukan kaum Yahudi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (Q.S. 2: 76) wacana orang-orang Yahudi yang beriman , kemudian jadi kaum munafiq. Dahulu di waktu mereka beriman , mereka sering mengunjungi kaum Mukminin bangsa Arab dengan menenteng gunjingan yang biasa mereka perbincangkan. Setelah munafiq mereka mengatakan di antara satu sama lainnya. "Mengapa kau beritahukan wacana kutukan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka (kaum Mukminin) sanggup berkata: "Kami lebih dicintai Allah dan lebih mulia dibandingkan dengan kamu." 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.)
[*********]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (Q.S. 2: 79) turun wacana jago kitab yang meniru Taurat.
(Diriwayatkan oleh an-Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (Q.S. 2: 79) wacana padri-padri bangsa Yahudi yang mendapatkan sifat-sifat Nabi SAW tertulis dalam kitab Taurat yang berbunyi: Matanya mirip yang senantiasa memakai cela , tingginya sedang , rambutnya kriting , mukanya cantik." Akan namun mereka hapus (kalimat tersebut dari Taurat) karena dengki dan benci serta mengubahnya dengan kalimat: "Badannya tinggi , matanya biru , rambutnya lurus."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
[**********]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa di waktu Rasulullah SAW hingga ke Madinah , kaum Yahudi berkata: "Umur dunia ini tujuh ribu tahun. Manusia disiksa tiap seribu tahun dari hari dunia ini sehari di Yaumilakhir , sehingga jumlahnya cuma tujuh hari saja , dan sesudah itu putuslah siksaan itu. Maka Allah turunkan ayat ini (Q.S. 2: 80) selaku bantahan dan perayaan terhadap orang-orang yang menilai dirinya lebih tahu dari Allah SWT. 
(Diriwayatkan oleh at-Thabarani di dalam kitabnya al-Kabir , demikian juga Ibnu Jarir , Ibnu Abi Hatim , dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau Sa'id bin Jubair yang bersumber dari Ibnu Abbas.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (Q.S. 2: 80) sehubungan dengan ucapan kaum Yahudi yang berkata: "Kita tidak akan masuk neraka kecuali beberapa hari saja , selama kita menyembah anak sapi , yakni empat puluh hari , sesuai dengan sumpah kita. Dan apabila sudah habis empat puluh hari , putuslah siksaan terhadap kita." 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari ad-Dlahhak yang bersumber dari 'Ikrimah , Ibnu Abbas dan lain-lain.)
[*11]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi Khaibar dulu memerangi kaum Ghathafan (bangsa Arab). Tiap kali bertempur bangsa Yahudi kalah. Kemudian kaum Yahudi minta dukungan dengan doa ini: "Ya Allah , sesungguhnya kami minta kepada-Mu dengan hak Muhammad , Nabi yang ummi , yang Engkau sudah janjikan terhadap kami , akan Engkau utus Dia di selesai zaman. Tidakkah Engkau akan menolong kami untuk mengalahkan mereka?" Apabila bertempur , mereka tetap berdoa dengan doa ini , sehingga kalahlah kaum Ghathafan. Tetapi di saat Rasulullah diutus , mereka kufur terhadap Nabi SAW. Maka Allah turunkan ayat ini (Q.S. 2: 89) selaku laknat terhadap orang-orang yang memohon dukungan Allah , yang sesudah dikabulkan mengingkarinya.
(Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak dan al-Baihaqi dalam kitab ad-Dala'il dengan sanad yang lemah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi minta dukungan untuk mengalahkan kaum Aus dan kaum Khazraj dengan memakai nama Rasulullah SAW sebelum dia diutus menjadi Rasul. Akan namun sesudah Allah mendelegasikan Rasul dari bangsa Arab , mereka kufur kepadanya. Dan mereka ingkari apa yang mereka katakan wacana Nabi SAW. Maka berkatalah Muadz bin Jabal , Bisyrubnul Barra dan Dawud bin Salamah terhadap mereka: "Wahai kaum Yahudi! Takutlah kau terhadap Allah dan masuk Islamlah kau , karena kau sudah minta dukungan terhadap Allah memakai nama Muhammad untuk mengalahkan kami , di di saat kami tergolong kaum Musyrikin. Kamu memberi kabar terhadap kami bahwa sesungguhnya ia (Muhammad) akan diutus dan kau mengemukakan sifat-sifat Muhammad dengan sifat-sifat yang ada padanya itu." Maka berkatalah Salam bin Masykam salah seorang dari bani Nadlir: "Dia tidak menyanggupi sifat-sifat yang kami kenal , dan dia bukan yang kami terangkan kepadamu." Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 2: 89) berkenaan dengan insiden di atas.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
[*12]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata: "Tidak akan masuk syurga kecuali penganut agama Yahudi." Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 2: 94) selaku sindiran terhadap orang-orang yang mengaku jago syurga.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abil 'Aliah.)
[*13]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Abdullah bin Salam mendengar akan tibanya Rasulullah di di saat berada di kawasan peristirahatannya. Lalu ia menghadap terhadap Rasulullah SAW dan berkata: "Sesungguhnya saya akan mengajukan pertanyaan terhadap tuan wacana tiga hal , yang tidak akan ada yang mengenali jawabannya kecuali seorang Nabi. 1. Apa gejala pertama hari kiamat , 2. Makanan apa yang pertama-tama dikonsumsi oleh jago syurga , dan 3. Mengapa si anak mirip bapaknya atau sering kali mirip ibunya?" Jawab Nabi SAW: "Baru saja Jibril menginformasikan hal ini padaku." Kata Abdullah bin Salam: "Jibril?" Jawab Rasulullah SAW: "Ya." Kata Abdullah bin Salam: "Dia itu tergolong malaikat yang tergolong musuh kaum Yahudi." Lalu Nabi membacakan ayat ini (Q.S. 2: 97) selaku teguran terhadap orang-orang yang memusuhi malaikat pesuruh Allah. 
(Diriwayatkan oleh Bukhari yang bersumber dari Anas.) 

Keterangan:
Menurut Syaikhul Islam al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab Fathulbari: "Berdasarkan susunan kalimatnya , ayat yang dibacakan (Q.S. 2: 97) oleh Nabi ini , selaku bantahan terhadap kaum Yahudi , dan tidak semestinya turun bersama-sama dengan insiden tersebut di atas. Dan inilah yang paling kuat. Di samping itu keterangan lain yang syah , bahwa turunnya ayat ini pada insiden lain , dan bukan pada insiden Abdullah bin Salam." 

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa serombongan kaum Yahudi sudah tiba menghadap Nabi SAW dan mereka berkata: "Hai abal Qasim! Kami akan menanyakan terhadap tuan lima perkara. Apabila tuan memberitahukannya , maka tahulah kami bahwa tuan seorang Nabi." Selanjutnya hadits itu menyebutkan yang isinya antara lain bahwa mereka bertanya: 1. Apa yang diharamkan bani Israil atas dirinya , 2. wacana gejala kenabian , 3. wacana petir dan suaranya , 4. wacana bagaimana perempuan sanggup melahirkan pria dan sanggup juga perempuan , dan 5. siapa sebetulnya yang memberi kabar dari langit. Dan dalam selesai hadits itu dibilang mereka berkata: "Siapa kawan dekat tuan itu?" yang dijawab oleh Rasulullah SAW: "Jibril." Mereka berkata: "Apakah Jibril yang biasa menurunkan perang , pembunuhan dan siksaan? Itu musuh kami. Jika tuan menyampaikan Mikail yang menurunkan rahmat , tanam-tanaman dan hujan , tentu lebih baik" Maka turunlah ayat ini (Q.S. 2: 97) berkenaan dengan insiden tersebut 
(Diriwayatkan oleh Ahmad , Tirmidzi dan Nasa'i dari Bakr bin Syihab , dari Sa'id bin Jubair yang bersumber dari Ibnu Abbas.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pada suatu hari Umar tiba terhadap Yahudi , yang di saat itu sedang membaca Taurat. Ia (Umar) terkejut , karena isinya membenarkan apa yang disebut di dalam Al-Qur'an. Ketika itu lalulah Nabi SAW di hadapan mereka. Dan berkatalah Umar terhadap Yahudi. "Aku minta supaya engkau menjawab pertanyaanku ini dengan sungguh-sungguh dan jujur. Apakah kau tahu bahwa sesungguhnya dia itu Rasulullah?" Guru mereka menjawab: "Memang benar kami tahu bahwa sesungguhnya dia itu Rasulullah." Umar berkata: "Mengapa kau tidak mau mengikutinya?" Mereka menjawab: "Ketika kami mengajukan pertanyaan wacana penyampai kenabiannya , Muhammad menyampaikan "Jibril". Dialah musuh kami yang menurunkan kekerasan , kekejaman , pertempuran dan kecelakaan." Umar bertanya: "Malaikat siapa yang biasa diutus terhadap Nabimu?" Mereka menjawab: "Mikail , yang menurunkan hujan dan rahmat." Umar bertanya: "Bagaimana kedudukan mereka itu di segi Tuhannya?" Mereka menjawab: "Yang satu di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya." Umar berkata: "Tidak selayaknya Jibril memusuhi pengikut Mikail , dan tidak patut Mikail berbuat baik terhadap musuh Jibril. Sesungguhnya saya percaya bahwa Jibril , Mikail dan Tuhan mereka akan berbuat baik terhadap siapa yang berbuat baik terhadap Mereka. Dan akan berperang terhadap siapa yang memberi tahu perang terhadap Mereka." Kemudian Umar memburu Nabi SAW untuk menceriterakan hal itu. Tetapi sesampainya pada Nabi , Nabi SAW bersabda: "Apakah engkau ingin saya bacakan ayat yang gres turun kepadaku?" Umar menjawab: "Tentu saja ya Rasulullah." Kemudian dia membaca: "Man kaana 'aduwwal li Jibrila fainnahu nazzalahu 'ala qalbika ......sampai al-kaafirin." Ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 97 , 98). Umar bekata: "Ya Rasulullah! Demi Allah , saya lewati kaum Yahudi tadi dan menghadap tuan justru untuk menceriterakan apa yang kami percakapkan , namun rupanya Allah sudah mendahului saya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawaih , dalam musnadnya dan Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Syu'bi. Sanad ini shahih hingga as-Syu'bi , cuma as-Syu'bi tidak berjumpa dengan Umar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber selain dari as-Syu'bi. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari as-Suddi dan Qatadah yang bersumber dari Umar yang kedua-duanya munqathi karena didalam satu sanad , jikalau gugur nama seorang raqi , lain dari Shahabi , atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan , yakni gugurya berselang. ) 3)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang Yahudi berkata di saat berjumpa dengan Umar bin Khaththab: "Sesungguhnya Jibril yang disebut-sebut oleh shahabatmu itu (Rasululllah) yakni musuh kami." Maka berkatalah Umar: "Barangsiapa yang memusuhi Allah , Malaikat-Nya , para Rasul-Nya , Jibril dan Mikail , sesungguhnya Allah memusuhinya." Maka turunlah ayat ini (Q.S. 2: 97 , 98) bersesuaian dengan apa yang diucapkan Umar.
(Diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim yang bersumber dari Abdurrahman bin Laila. Sumber ini saling menguatkan dengan yang lainnya.)

Keterangan:
Menurut Ibnu Jarir sebab-sebab yang diceriterakan dalam hadits-hadits tersebut di atas merupakan sebab-sebab turunnya ayat ini (Q.S. 2. 97 , 98).
[*14]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Shuria berkata terhadap Nabi SAW: "Hai Muhammad! Tuan tidak menginformasikan wacana apa-apa yang sudah kami pahami , dan Allah tidak menurunkan ayat yang terang terhadap tuan." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 99) selaku bantahan terhadap ucapan mereka. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id dan 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.) 

Keterangan:
Malik Abnu as-Shaif menerangkan bahwa di saat Rasulullah SAW diutus dan diingatkan terhadap mereka (kaum Yahudi) akan kontrak mereka (untuk doktrin kepada-Nya) dan apa yang dijanjikan Allah terhadap mereka itu (dalam Taurat wacana akan diutusnya Muhammad selaku Nabi) , kaum Yahudi berkata: "Demi Allah , tidak pernah kami dijanjikan sesuatu wacana Muhammad , dan kami tidak pernah berjanji apa-apa." Maka turunlah ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 100 , 101)\
[*15]. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi berkata: "Lihatlah Muhammad yang mencampur-baurkan antara haq dengan bathil , yakni menerangkan Sulaiman (Nabi) digolongkan pada kelompok nabi-nabi , padahal ia spesialis sihir yang mengendarai angin." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Q.S. 2: 102) yang memastikan bahwa kaum Yahudi lebih mempercayai syaitan dibandingkan dengan doktrin terhadap Allah SWT. 
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syahr bin Hausyab.) 

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi mengajukan pertanyaan terhadap Nabi SAW berulang kali wacana beberapa hal dalam Taurat. Semua pertanyaan tentang isi Taurat , dijawab oleh Allah dengan menurunkan ayat. Ketika itu mereka menilai bahwa ayat tersebut dicicipi selaku bantahan terhadap mereka. Mereka berkata dengan sesamanya: "Orang ini lebih mengenali dibandingkan dengan kita wacana apa yang diturunkan terhadap kita." Di antara permasalahan yang ditanyakan terhadap Nabi SAW merupakan wacana sihir. Dan mereka berbantah-bantahanlah dengan Rasulullah wacana hal itu. Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 2: 102) berkenaan dengan insiden tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil-'Aliah.)

Video Surah Al Baqarah Lengkap


Pada Surah Al Baqarah dijelaskan beberapa aturan dalam agama Islam , dikemukakan beberapa ungkapan , dikemukakan hujjah-hujjah.

Sumber Referensi Terjemahan :
Departemen Agama RI