a. Tahap perkenalan
Pada dongeng (dibawah) “Keserakahan Hiroki” tahap perkenalan dimulai dengan mengenalkan tokoh berjulukan Hiroki dan Toshiro. Kedua abang beradik itu memiliki sifat berbeda. Hiroki bersifat licik dan Toshiro bersifat jujur.
b. Tahap permasalahan
Pada tahap ini persoalan mulai muncul. Saat Tahun Baru, Toshiro dan istrinya tidak memiliki beras. Mereka
meminta kepada kakaknya tetapi tidak diberi. Ketika pulang bertemu kakek dan memberi pesan yang tersirat mendapat rezeki. Akhirnya Toshiro mendapat lesung abnormal yang mampu memenuhi permintaannya.
c. Tahap puncak permasalahan
Pada tahap ini, permasalahan mulai memuncak. Hal ini terjadi dikala Hiroki iri terhadap Thosiro yang menemukan lesung ajaib. Ia pun berniat mengambil lesung itu dan berhasil melarikannya.
d. Tahap pelarian
Pada tahap ini, permasalahan mulai menemukan jalan pemecahannya. Hiroki membawa lari lesung itu. Ketika hingga di kapal, ia meminta semoga lesung itu mengeluarkan garam. Tetapi sayang ia tak sanggup menghentikan lesung yang berputar. Lesung terus mengeluarkan garam dan memenuhi kapal.
e. Tahap penyelesaian
Akhirnya Hiroki karam bersama kapal yang penuh dengan garam. Sejak bencana itu, masyarakat Jepang percaya bahwa maritim menjadi asin lantaran lesung tersebut.
Cerita Keserakahan Hiroki
Di sebuah desa, tinggallah dua orang kakak-beradik. Sifat kedua bersaudara ini sangat berbeda, yang bau tanah bernama Hiroki, suka berbuat sesuka hatinya dan sangat licik, sedangkan adiknya berjulukan Toshiro, memiliki sifat sebaliknya: rajin bekerja dan jujur hatinya. Hiroki selalu iri hati dan selalu mengasingkan adiknya. Toshiro sudah hampir tidak tahan lagi tinggal bersama kakaknya yang jahat itu.
Toshiro sudah memiliki seorang istri yang baik hati. Mereka ingin mandiri. Pada suatu waktu Toshiro keluar dari rumah kakaknya dan menyewa kamar di suatu tempat bersama istrinya. Mereka menjalani kehidupan yang baru. Akan tetapi, Toshiro tidak mendapat penghasilan yang cukup untuk membiayai keperluan hidupnya. Mereka selalu mengalami kesusahan walaupun sudah bekerja dengan giat dan rajin.
Menjelang tahun baru, mereka tidak memiliki uang untuk membeli beras. Akhirnya, Toshiro memberanikan diri tiba ke rumah kakaknya untuk meminjam beras. “Kak, tolong pinjami saya beras barang satu kilo saja,” katanya. Tetapi kakaknya tak menghiraukannya. Lalu Toshiro pulang.
Ia melewati gunung dan sebuah ladang. Di sana ada seorang kakek yang mengerjakan ladang itu.
Waktu melintasi ladang, ia disapa oleh Si kakek, “Eh, kau mau ke mana, Nak?” “Besok tahun baru, tetapi saya tidak punya apa-apa untuk dimakan. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Itulah sebabnya saya hanya berjalan saja,” jawab Toshiro.
Kakek memberinya sepotong masakan ringan anggun gandum. Lalu berkata, “Coba kau bawa masakan ringan anggun ini ke kuil yang ada di dalam hutan sana. Di belakang kuil itu ada sebuah lubang. Di dalamnya tinggal beberapa orang kerdil. Orang-orang kerdil itu sangat suka kue gandum ibarat ini. Mereka niscaya akan memintanya.
Tukarkanlah masakan ringan anggun gandum ini dengan lesung batu, jangan minta uang.” “Terima kasih, Kek!” jawab Thosiro lega. “Enak sekali baunya, niscaya kau memiliki masakan ringan anggun gandum. Kamu harus menawarkan masakan ringan anggun itu kepada kami,” kata salah seorang dari orang-orang kerdil itu. Mereka pun mengeluarkan aneka macam uang emas untuk ditukarkan dengan masakan ringan anggun gandum itu. Toshiro tidak mau menukarkan masakan ringan anggun gandumnya dengan
uang. “Saya minta ditukar dengan lesung batu,” katanya menuruti pesan yang tersirat kakek di gunung.
Orang-orang kerdil berunding sebentar. “Lesung kerikil ini sangat langka, sayang jikalau harus kita berikan. Tapi apa boleh -interchange-newline"> buat, kita juga ingin makan masakan ringan anggun gandum, biarkanlah kita tukarkan dengan masakan ringan anggun gandum itu.”
Akhirnya, orang kerdil itu bersedia menukarkan lesung batunya dengan masakan ringan anggun gandum. Toshiro segera keluar dari lubang di belakang kuil sambil membawa lesung kerikil ini. Lalu, diputuskannya untuk bertanya lagi kepada kakek. Ternyata kakek masih bekerja di ladang.
Sambil melihat lesung batu, Kakek berkata, “Kalau diputar ke kanan, lesung kerikil ini akan mengeluarkan barang apa saja yang kita minta. Dan jikalau diputar ke kiri akan berhenti mengeluarkan barang-barang itu. Jagalah lesung yang sangat langka ini baik-baik.”
Mendengar kata kakek, Toshiro dengan hati sangat gembira segera pulang ke rumahnya. Melihat suaminya pulang membawa lesung batu, istrinya yang sudah menunggu-nunggu sangat terkejut dan bertanya,
“Ke mana saja selama ini? Apa yang kau sanggup dari kakakmu?” Suaminya tersenyum. Setelah menggelar tikar, diletakkannya lesung kerikil yang dibawanya, kemudian berkata, “Keluarkanlah beras, keluarkanlah beras.”
Keajaiban terjadi, dari dalam lesung itu keluarlah beras hingga dua karung penuh.
Lalu si Adik berkata, “Keluarkanlah ikan salmon asin yang paling lezat rasanya.” Ajaib, keluarlah ikan asin salmon ibarat yang dikehendaki. Satu, dua, tiga ekor. Ia meminta beberapa lagi barang yang diharapkan untuk tahun baru. Keluarlah semua yang dimintanya itu. Tahun gres itu mereka lewatkan dengan hati yang sangat
gembira. Hiroki yang mengikuti dari belakang, melihat apa yang dilakukan Toshiro.
“Oh, lesung ajaib. Pantas ia menjadi kaya,” pikirnya. Hiroki sangat bangga lantaran mengetahui mengapa
adiknya menjadi kaya. Pada malam harinya, seisi rumah itu tidur dengan lelapnya, Hiroki yang besembunyi di gudang belakang rumah, dengan mengendap-endap masuk ke kamar daerah menyimpan lesung batu. Lalu, digendongnya lesung itu dan dibawanya lari keluar dengan hati yang sangat gembira. Selain lesung
batu, masakan ringan anggun yang ada di kamar itu pun dicurinya. Sampailah Hiroki di tepi pantai. Di sana ia melihat sebuah bahtera yang ditambatkan di tepi pantai. “Kebetulan sekali ada kapal di sini,” pikirnya sambil melepaskan tali itu dan
membawanya ke tengah laut. Tujuannya ia ingin pergi ke daerah jauh dan menjadi orang yang kaya raya. Dengan penuh semangat, ia menyusuri pantai ke tempat yang sangat jauh.
Setelah jauh berlayar, ia mulai lapar. Lalu, dimakannya kuekue yang dicurinya bersama lesung kerikil hingga kenyang.
Setelah kenyang, ia ingin makan sesuatu yang asin, tetapi tidak. ada garam di kapal itu. Oleh lantaran itu, ia ingin mencoba mengeluarkan garam dari lesung batu.
“Keluarlah garam, keluarlah garam,” katanya sambil memutar lesung kerikil itu menirukan Toshiro mengeluarkan
barang. Seketika keluarlah garam. Ia ingin menghentikan keluarnya garam dari lesung itu, tetapi tidak tahu caranya. Dicobanya mengatakan, “Berhentilah, berhentilah !”
Akan tetapi garam itu terus membanjir keluar. Lesung terus berputar sembari mengeluarkan garam. Akhirnya, seluruh kapal penuh dengan garam. Karena bebannya terlalu berat, kapal itu karam bersama Hiroki.
Sementara si lesung abnormal masih terus berputar-putar ke arah kanan sambil mengeluarkan garam. Dan inilah yang diyakini orang Jepang penyebab air maritim menjadi asin.
Sumber: dongeng dari Jepang (Anonim)
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon