1. Pengertian Sujud Syukur
Dalam kehidupan kau sering menyaksikan seseorang yang bersujud sehabis mendengar kabar bangga atau memenangkan suatu perlombaan. Sujud yang mereka lakukan disebut sujud syukur. Sujud syukur yaitu sujud yang sunah dilaksanakan ketika menerima nikmat dari Allah swt. atau terhindar dari malapetaka. (Ensiklopedi Islam 4. 1994: halaman 288)
Dalam kehidupan kau sering menyaksikan seseorang yang bersujud sehabis mendengar kabar bangga atau memenangkan suatu perlombaan. Sujud yang mereka lakukan disebut sujud syukur. Sujud syukur yaitu sujud yang sunah dilaksanakan ketika menerima nikmat dari Allah swt. atau terhindar dari malapetaka. (Ensiklopedi Islam 4. 1994: halaman 288)
Islam mengajarkan umatnya semoga bersyukur kalau menerima karunia Allah swt. Sujud syukur merupakan wujud rasa terima kasih kepada Allah swt. atas nikmat yang telah dikaruniakan.
Terhindar dari peristiwa alam termasuk nikmat atau karunia Allah swt. yang patut disyukuri. Terhindar dari malapetaka tidak terlepas dari kehendak Allah swt. Jika Dia menghendaki kita tertimpa musibah, tidak ada seorang pun yang sanggup menghindar.
Dasar pelaksanaan sujud syukur yaitu hadis Rasulullah saw. yang berbunyi menyerupai berikut.
Terhindar dari peristiwa alam termasuk nikmat atau karunia Allah swt. yang patut disyukuri. Terhindar dari malapetaka tidak terlepas dari kehendak Allah swt. Jika Dia menghendaki kita tertimpa musibah, tidak ada seorang pun yang sanggup menghindar.
Dasar pelaksanaan sujud syukur yaitu hadis Rasulullah saw. yang berbunyi menyerupai berikut.
Artinya: Dari Abu Bakrah, bekerjsama Nabi saw. segera bersujud berterima kasih kepada Allah apabila tiba kepada ia sesuatu yang menyenangkan atau kabar gembira. (H.R. Abu Daud dan Tirmizi)
2. Tata Cara Sujud Syukur
Rasulullah saw. telah mencontohkan sujud syukur. Pada suatu hari, Rasulullah saw. masuk ke dalam bangunan-bangunan tinggi, lalu menghadap kiblat dan sujud usang sekali. Selanjutnya, ia mengangkat kepalanya seraya berkata, ”Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan memberi kabar gembira. Jibril berkata, ’Sesungguhnya Allah berfirman bahwa siapa yang membaca salawat kepadamu, Aku akan memberi salawat kepadanya dan siapa yang memberi salam kepadamu, Aku akan memberi salam kepadanya.’ Kemudian saya bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah.” (H.R. Ahmad bin Hambal, al-Bazzar, dan Hakim)
Sujud syukur dihentikan dikerjakan di dalam salat. Demikian halnya kalau dilakukan sehabis final salat tidaklah tepat. Hal ini lantaran sujud syukur tidak mempunyai ketentuan dan waktu yang
khusus. Menurut mazhab Syafi‘i, sujud syukur hanya sunah dikerjakan sebagai wujud syukur alasannya yaitu sudah mendapatkan limpahan rahmat atau terhindar dari malapetaka. Adapun tata pelaksanaan sujud syukur sebagai berikut.
a. Berniat, yaitu berniat untuk melaksanakan sujud syukur secara nrimo kepada Allah swt.
b. Takbir, dilakukan dengan melaksanakan takbiratul ih.ra-m. Akan tetapi, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat.
Menurut mazhab Syafi‘i dianjurkan mengerjakan, sementara berdasarkan mazhab Hanafi dan Maliki takbir tidak perlu dilaksanakan.
c. Sujud, hanya perlu dilakukan sekali. Ketika sujud dianjurkan dengan mengucapkan lafal hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur.
d. Bangkit dari Sujud, sehabis sujud dilakukan berarti sujud syukur telah selesai. Sebagian ulama ada yang beropini bahwa ketika bangun dari sujud, perlu disertai salam. Sujud syukur boleh dilaksanakan seseorang yang sedang dalam perjalanan. Untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sujud syukur cukup dilakukan dengan menekurkan kepala. Oleh lantaran itu, ketika berada dalam perjalanan dan mendengar kabar gembira, kau sanggup melaksanakan sujud syukur cukup dengan menekurkan kepala.
Rasulullah saw. telah mencontohkan sujud syukur. Pada suatu hari, Rasulullah saw. masuk ke dalam bangunan-bangunan tinggi, lalu menghadap kiblat dan sujud usang sekali. Selanjutnya, ia mengangkat kepalanya seraya berkata, ”Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan memberi kabar gembira. Jibril berkata, ’Sesungguhnya Allah berfirman bahwa siapa yang membaca salawat kepadamu, Aku akan memberi salawat kepadanya dan siapa yang memberi salam kepadamu, Aku akan memberi salam kepadanya.’ Kemudian saya bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah.” (H.R. Ahmad bin Hambal, al-Bazzar, dan Hakim)
Sujud syukur dihentikan dikerjakan di dalam salat. Demikian halnya kalau dilakukan sehabis final salat tidaklah tepat. Hal ini lantaran sujud syukur tidak mempunyai ketentuan dan waktu yang
khusus. Menurut mazhab Syafi‘i, sujud syukur hanya sunah dikerjakan sebagai wujud syukur alasannya yaitu sudah mendapatkan limpahan rahmat atau terhindar dari malapetaka. Adapun tata pelaksanaan sujud syukur sebagai berikut.
a. Berniat, yaitu berniat untuk melaksanakan sujud syukur secara nrimo kepada Allah swt.
b. Takbir, dilakukan dengan melaksanakan takbiratul ih.ra-m. Akan tetapi, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat.
Menurut mazhab Syafi‘i dianjurkan mengerjakan, sementara berdasarkan mazhab Hanafi dan Maliki takbir tidak perlu dilaksanakan.
c. Sujud, hanya perlu dilakukan sekali. Ketika sujud dianjurkan dengan mengucapkan lafal hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur.
d. Bangkit dari Sujud, sehabis sujud dilakukan berarti sujud syukur telah selesai. Sebagian ulama ada yang beropini bahwa ketika bangun dari sujud, perlu disertai salam. Sujud syukur boleh dilaksanakan seseorang yang sedang dalam perjalanan. Untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sujud syukur cukup dilakukan dengan menekurkan kepala. Oleh lantaran itu, ketika berada dalam perjalanan dan mendengar kabar gembira, kau sanggup melaksanakan sujud syukur cukup dengan menekurkan kepala.
3. Mempraktikkan Sujud Syukur
Rahmat dan karunia Allah swt. tidak berhenti kita terima. Setiap ketika kita mendapatkan karunia Allah swt. meskipun kita tidak memintanya. Misalnya, kemampuan mata untuk berkedip ketika
ada benda absurd yang akan masuk merupakan salah satu karunia-Nya. Nikmat tersebut harus kita syukuri.
Sujud syukur merupakan salah satu wujud terima kasih kepada Allah swt. atas karunia-Nya. Ketika mendengar kabar bangga atau menerima karunia Allah swt. kita sanggup mempraktikkan sujud syukur sebagai wujud rasa terima kasih. Selain itu, kalau terhindar dari malapetaka atau ada keluarga yang terhindar dari malapetaka, kita eksklusif sanggup melaksanakan sujud syukur. Sujud syukur tidak mempunyai ketentuan dan waktu khusus. Oleh lantaran itu, kita sanggup melaksanakan sujud syukur kapan dan di mana pun berada.
Rahmat dan karunia Allah swt. tidak berhenti kita terima. Setiap ketika kita mendapatkan karunia Allah swt. meskipun kita tidak memintanya. Misalnya, kemampuan mata untuk berkedip ketika
ada benda absurd yang akan masuk merupakan salah satu karunia-Nya. Nikmat tersebut harus kita syukuri.
Sujud syukur merupakan salah satu wujud terima kasih kepada Allah swt. atas karunia-Nya. Ketika mendengar kabar bangga atau menerima karunia Allah swt. kita sanggup mempraktikkan sujud syukur sebagai wujud rasa terima kasih. Selain itu, kalau terhindar dari malapetaka atau ada keluarga yang terhindar dari malapetaka, kita eksklusif sanggup melaksanakan sujud syukur. Sujud syukur tidak mempunyai ketentuan dan waktu khusus. Oleh lantaran itu, kita sanggup melaksanakan sujud syukur kapan dan di mana pun berada.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon