Tarian di banyak sekali tempat di Cina tidak tersebar secara merata. Hanya di beberapa kota besar saja
yang sering diadakan pertunjukan tarian. Ciri khas tarian Cina yaitu gerakangerakan tangan yang rumit dan
ekspresi wajah yang disesuaikan dengan langkah kaki. Gerakangerakan tangan tersebut menggambarkan perilaku tangan dari sang Buddha dikala sedang bermeditasi. Gerakan-gerakan tersebut merupakan warisan dari kesenian Cina secara bebuyutan semenjak beribu-ribu tahun lalu.
Berikut ini yaitu pola tarian yang sangat terkenal dari Cina, yaitu tari Naga dan tari Barongsai.
yang sering diadakan pertunjukan tarian. Ciri khas tarian Cina yaitu gerakangerakan tangan yang rumit dan
ekspresi wajah yang disesuaikan dengan langkah kaki. Gerakangerakan tangan tersebut menggambarkan perilaku tangan dari sang Buddha dikala sedang bermeditasi. Gerakan-gerakan tersebut merupakan warisan dari kesenian Cina secara bebuyutan semenjak beribu-ribu tahun lalu.
Berikut ini yaitu pola tarian yang sangat terkenal dari Cina, yaitu tari Naga dan tari Barongsai.
1. Tari Naga
Tari Naga berasal dari zaman Dinasti Han (180-230 SM) dan dimulai oleh orang-orang Tionghoa yang mempunyai kepercayaan dan rasa hormat yang besar terhadap naga. Pada mulanya tarian ini dipercaya sebagai kepingan dari kebudayaan pertanian dan masa panen, disamping juga sebagai salah satu metode untuk menyembuhkan dan menghindari penyakit. Tari Naga ini sudah menjadi sebuah pertunjukan terkenal di zaman Dinasti Sung (960-1279 M), dimana program ini menjadi kebudayaan rakyat dan sering tampil di perayaan-perayaan yang meriah. Tari Naga dibentuk dengan menggabungkan gambarangambaran dari banyak sekali hewan yang biasa ditemui. Kemudian, naga kaum Tionghoa ini bermetamorfosis sebuah makhluk dunia cerita yang dipuja dalam kebudayaan Tionghoa. Bentuk fisiknya merupakan adonan dari bagian fisik banyak sekali hewan, diantaranya tanduk dari rusa jantan, telinga dari banteng, mata dari kelinci, cakar dari harimau, dan sisik dari ikan.
Tari Naga berasal dari zaman Dinasti Han (180-230 SM) dan dimulai oleh orang-orang Tionghoa yang mempunyai kepercayaan dan rasa hormat yang besar terhadap naga. Pada mulanya tarian ini dipercaya sebagai kepingan dari kebudayaan pertanian dan masa panen, disamping juga sebagai salah satu metode untuk menyembuhkan dan menghindari penyakit. Tari Naga ini sudah menjadi sebuah pertunjukan terkenal di zaman Dinasti Sung (960-1279 M), dimana program ini menjadi kebudayaan rakyat dan sering tampil di perayaan-perayaan yang meriah. Tari Naga dibentuk dengan menggabungkan gambarangambaran dari banyak sekali hewan yang biasa ditemui. Kemudian, naga kaum Tionghoa ini bermetamorfosis sebuah makhluk dunia cerita yang dipuja dalam kebudayaan Tionghoa. Bentuk fisiknya merupakan adonan dari bagian fisik banyak sekali hewan, diantaranya tanduk dari rusa jantan, telinga dari banteng, mata dari kelinci, cakar dari harimau, dan sisik dari ikan.
Semuanya melengkapi tubuhnya yang seolah-olah dengan badan ular raksasa. Dengan ciri-ciri ini, naga dipercaya sebagai makhluk amfibi dengan kemampuan untuk bergerak di tanah, terbang di udara, dan berenang di laut, serta memperlihatkan mereka peranan sebagai penguasa langit dan hujan. Para kaisar di Tiongkok Kuno menganggap diri mereka sebagai naga. Oleh sebab itu, naga dijadikan lambang dari kekuasaan kekaisaran. Naga melambangkan kekuatan magis, kebaikan, kesuburan, kewaspadaan, dan harga diri. Tari Naga menjadi sebuah karya penting dalam kebudayaan dan tradisi Tionghoa. Bahkan, tari Naga telah tersebar di seluruh Tiongkok dan dunia. Oleh sebab itu, tari Naga menjadi sebuah pertunjukan seni khusus Tionghoa yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran dalam tahun yang akan tiba bagi semua insan di bumi.
2. Tari Barongsai
Kesenian tari Barongsai mulai terkenal di zaman Dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Saat itu, pasukan dari Raja Song Wen menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang berjulukan Zhong Que menciptakan tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan Raja Fan. Ternyata upaya tersebut sukses sampai hasilnya tarian Barongsai melegenda.
Kesenian tari Barongsai mulai terkenal di zaman Dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Saat itu, pasukan dari Raja Song Wen menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang berjulukan Zhong Que menciptakan tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan Raja Fan. Ternyata upaya tersebut sukses sampai hasilnya tarian Barongsai melegenda.
Tari Barongsai terdiri atas dua jenis tarian utama, yaitu Singa Utara dan Singa Selatan. Singa Utara mempunyai surai ikal dan berkaki empat, serta kelihatan lebih seolah-olah dengan singa. Sedangkan, Singa Selatan memiliki sisik dan jumlah kaki yang bervariasi, yaitu antara dua atau empat. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk, sehingga kadangkala seolah-olah dengan binatang kilin. Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, maka gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika sebab mempunyai empat kaki. Satu gerakan utama dari tarian Barongsai yaitu gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah lay see. Di atas amplop biasanyaditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan lay see ini berlangsung sekitar separuh kepingan dari seluruh tari Barongsai.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon