Nih Ciri-Ciri Syair Dan Tema Dari Syair (Syair Perahu)

Share:
Syair berasal dari Arab yang berarti puisi atau sajak. Salah satu ciri-ciri syair ialah terdiri atas empat baris dalam satu bait dan bersajak a a a a. Syair merupakan salah bentuk karya sastra yang berupa puisi lama. Puisi usang mencakup gurindam, pantun, syair, dan talibun. Pantun dan syair mempunyai kemiripan dalam bentuk dan ikatan-ikatan. Perbedaan keduanya terletak pada rima dan isi. Selain itu, pantun sanggup selesai dalam satu bait, sedangkan syair tidak selesai dalam satu bait, alasannya ialah biasanya syair untuk bercerita.
     Dalam syair terdapat unsur-unsur yang yang membangun struktur syair itu sendiri. Unsur-unsur itu mencakup tema, nada, suasana, dan pesan. Dalam pembelajaran berikut ini kau akan diajak untuk menemukan tema dan pesan yang terkandung dalam syair.
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalu ikata-kata. Pesan atau amanat, yaitu tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam membuat syairya. Pesan penyair sanggup ditelaah sehabis memahami tema, sada, dan suasana syair dengan membaca kesepuruhan syair. Amanat tersirat dibalik kata-kata yag disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan. Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait. Dengan demikian untuk mengetahui tema dan pesan syair terlebih dahulu harus membaca atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair barulah kau sanggup memilih tema dan pesan.
Contoh Syair yang berudul syair perahu:
SYAIR PERAHU
Inilah gerangan suatu madah,
Mengantarkan syair terlalu indah,
Membetuli jalan daerah berpindah,
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perhau tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa usang hidupmu,
Ke alam abadi jua infinit diammu.
Hai muda arif-budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu juga kerjakan,
Itulah jalan membetuli lisan.
..............................

                              Hamzah Fansuri
      Dalam syair di atas tampak tema keagamaan yang cukup menonjol. Hal ini sanggup kita lihat dari bagaimana pengarang menyapa kaum muda untuk mengenali diri, bahwa hidup di dunia tidak kekal, kehidupan yang infinit ialah akhirat. Selain itu Pesan juga disampaikan kepada kaum muda supaya sanggup menjaga lisan. Pesan susila yang terkandung dalam syair di atas sesuaidengan tema yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa hidup di dunia tidak kekal, kehidupan yang infinit ialah akhirat. Selain itu, pesan juga disampaikan kepada kaum muda supaya sanggup menjaga ekspresi sebagai pedoman dalam berbuat dan berperilaku.

Relevansi Tema Isi Syair
      Tema dalam syair merupakan hasil perenungan, pemikiran, dan ungkapan perasaan penyair. Tema syair yang dihasilkan sanggup merupakan jawaban atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati atau dialami oleh penyair pada masanya. Tema dan pesan syair di atas sangat relevan dengan situasi kini ini. Relevansi itu tampak dari pesan susila yang disampaikan yaitu perngatan kepada kaum muda yang supaya memanfaatkan masa mudanya dengan baik, bahwa sehabis kehidupan di
dunia ini masih ada kehidupan yang kekalyaitu akhirat. Sekarang ini tampaknya orang begitu bebas berbicara hingga sering kita jumpai kebebasan itu sudah kebablasan. Sehingga pesan supaya selalu menjaga ekspresi masih sangat relevan dengan situasi sekarang.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon