Mengenal Suku Bangsa Di Bengkulu : Suku Orisinil Dan Pendatang - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Provinsi Bengkulu dihuni oleh beberapa suku bangsa. Suku bangsa tersebut terbagi atas suku bangsa orisinil dan suku bangsa pendatang. Penduduk orisinil Bengkulu terdiri atas empat suku besar , yakni suku bangsa Melayu , suku bangsa Rejang , suku bangsa Serawai , dan suku bangsa Enggano.

Suku Bangsa Enggano
Di Kepulauan Enggano terdapat suku bangsa Enggano. Penduduk Kepulauan Enggano secara lazim terbagi atas suku Enggano orisinil dan pendatang. Suku bangsa Enggano orisinil terbagi atas lima subsuku , yakni Kauno , Kaitora , Kaarubi , Kaaruba , dan Kaohoa. Para pendatang yang mendiami Pulau Enggano dimasukkan suku tersendiri yakni suku bangsa Kamay yang memiliki arti pendatang.

Dari data statistik tahun 2003 , jumlah penduduk di Kepulauan Enggano yakni 2.240 jiwa. Penduduk Kepulauan Enggano tersebar di enam desa. Dari sisi religi , di sekarang ini suku bangsa Enggano cuma memeluk dua agama besar , yakni Islam dan Kristen. Mata pencaharian utama suku bangsa ini yakni nelayan. Ini sesuai dengan daerahnya yang dikelilingi laut. Namun , ada juga yang membudidayakan flora perkebunan.

Suku Bangsa Melayu
Suku bangsa Melayu mendiami kawasan pesisir , kawasan perkotaan , dan dominan terdapat di wilayah Kota Bengkulu. Suku bangsa Melayu Bengkulu ialah percampuran antara suku bangsa orisinil dengan orang-orang Melayu pendatang.

orang-suku-melayu-melayu-bengkulu
Suku Bangsa Melayu
Sehari-hari suku bangsa Melayu menggunakan bahasa Melayu dialek Bengkulu. Karena pada biasanya hidup di pesisir dan kawasan kota , sebagian besar suku bangsa Melayu menggantungkan hidupnya pada maritim dan keramaian kota. Nelayan yakni mata pencaharian utama suku bangsa Melayu. Ada juga yang melakukan pekerjaan di pelabuhan , pembuat kapal , kontraktor , Pedagang karyawan perusahaan swasta , pegawai kantor pemerintah , dan sebagainya.

Suku Bangsa Rejang
Suku bangsa Rejang ialah suku bangsa yang paling banyak jumlahnya. Suku bangsa ini tersebar di Kabupaten Rejang Lebong , Lebong , Kepahiang , dan sebagian di Kabupaten Bengkulu Utara. Suku bangsa ini disebut juga Jang. Orang suku bangsa Rejang sendiri menyebut diri mereka dengan keme tun jang (kami orang Jang).

orang-suku-rejang-di-bengkulu
Suku Bangsa Rejang
Dalam pergaulan sehari-hari , suku bangsa Rejang menggunakan bahasa Rejang. Ada empat dialek yang lazim dituturkan , yakni dialek Kepahiang (Rejang Ho) , Selupuh (Rejang Musai) , Rejang Lebong , dan Rejang Pesisir. Sebagian besar suku bangsa Rejang bermata pencaharian selaku petani. Namun , ada juga yang menjadi peternak , peladang , pemancing , mencari kayu di hutan , atau selaku buruh pabrik. Mayoritas suku bangsa Rejang beragama Islam. Sebagian orang Rejang masih menganut keyakinan nenek moyang , khususnya yang bertempat tinggal di pedalaman.

Suku Bangsa Serawai
Suku bangsa orisinil Bengkulu lainnya yakni suku bangsa Serawai. Suku ini pada biasanya bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma.

Sebagian besar dari mereka hidup di kawasan perkotaan , menyerupai ibu kota kabupaten dan kecamatan. Mereka hidup berkelompok dalam suatu desa dengan menggunakan bahasa Serawai selaku bahasa pergaulan. Ada dua dialek yang sering dipakai , yakni dialek Talo dan Manna. Mayoritas suku bangsa Serawai hidup selaku petani. Agama dominan yang dianut penduduk suku bangsa Serawai yakni Islam. Meskipun begitu , dalam budbahasa kebiasaannya masih meningkat beberapa kepercayaan.

orang-suku-serawai-bengkulu
Suku Bangsa Serawai
Selain itu , masih terdapat beberapa suku bangsa orisinil di Provinsi Bengkulu , walaupun dalam jumlah yang tidak begitu besar. Suku-suku bangsa tersebut , antara lain suku bangsa Mukomuko , Ketahun , Lembak , Pasemah , dan Krui.

masyarakat-suku-asli-bengkulu

Suku bangsa pendatang di Provinsi Bengkulu berasal dari beberapa kawasan di Indonesia , tetapi pada biasanya berasal dari kawasan sekitarnya. Suku bangsa pendatang tersebut , antara lain dari Jambi , Riau , Palembang , Minangkabau , Sunda , Jawa , dan Bali. Pendatang dari suku bangsa Jawa dan Sunda berasal dari jadwal transmigrasi. Program penyebaran penduduk ini telah dimulai sejak masa pemerintahan Belanda tahun 1930 , sedangkan pemerintah Indonesia sendiri gres mulai mengadakan jadwal ini sekitar tahun 1965-an.

Suku bangsa pendatang sebagian besar tinggal di pesisir pantai dan kawasan perkotaan. Mereka hidup dalam aneka macam sektor kehidupan. Ada yang melakukan pekerjaan selaku pegawai pemerintahan , pekerja kantor , pedagang , nelayan , petani , dan lain sebagainya. Karena berasal dari kawasan yang berlainan , tiap-tiap suku mempunyai bahasa kawasan yang berbeda. Bahasa kawasan ini sebagian masih dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Namun , dalam pergaulan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Melayu. Oleh alasannya yakni itu , di Bengkulu terdapat bahasa Melayu dengan aneka macam macam dialek , menyerupai dialek Jawa , Sunda , atau Palembang.

:
Mengenal Kebudayaan Provinsi Bengkulu
Pakaian Adat Bengkulu Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Rumah Adat Bengkulu Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon