Mengenal Suku Bangsa Papua Barat Dan Daerah Penyebarannya - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Papua Barat dulu lebih dipahami dengan nama Irian Jaya Barat. Provinsi Papua Barat yakni Provinsi ke-31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ialah Provinsi ke-2 di Pulau Papua. Apa nama ibukota Provinsi Papua Barat? Provinsi Papua Barat beribukota di Manokwari. Suku bangsa yang mendiami wilayah Papua Barat sungguh beragam. Suku-suku bangsa tersebut menyebar di beberapa kabupaten. Apa nama suku bangsa di Papua Barat tersebut? Beberapa suku bangsa yang terdapat di wilayah Papua Barat tersebut antara lain yakni Suku arfak , Doteri , suku bangsa Biak , dan beberapa suku bangsa yang lain yang hendak kami ulas pada postingan berikut ini.

Suku Bangsa Papua Barat

Provinsi Papua Barat memiliki 24 suku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda. Bahkan , setiap suku bangsa sanggup memiliki lebih dari satu bahasa. Suku-suku bangsa tersebut pada lazimnya menyebar di beberapa kabupaten. Suku bangsa Arfak mendiami Pegunungan Arfak di Kabupaten Manokwari hingga Bintuni. Adapula suku bangsa Doteri yang ialah suku bangsa migran dari Pulau Numfor di wilayah pesisir Kabupaten Teluk Wondama , bareng suku bangsa Kuri , Simuri , lrarutu , Sebyar , Moscona , Mairasi , Kambouw , Onim , Sekar , Maibrat , Tehit , lmeko , Moi , Tipin , dan Maya. Suku bangsa Biak yakni suku bangsa dominan yang sejak dulu sudah mendiami wilayah Kepulauan Raja Ampat.

Di samping suku bangsa orisinil , di wilayah Provinsi Papua Barat hidup berbaur aneka macam suku bangsa dari seluruh nusantara , menyerupai Jawa , Bugis , Batak , Dayak , Manado , dan Tionghoa. Kehidupan tradisional penduduk orisinil Provinsi Papua Barat masih sanggup didapatkan di kampung-kampung dengan adanya kepala suku bangsa selaku pimpinan. Kehidupan primitif di provinsi ini sudah nyaris tidak ditemui lagi.

Penduduk orisinil TeIuk Bintuni terbagi dalam tujuh suku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda. Suku-suku bangsa tersebut yakni suku bangsa Wamesa , Kuri , lrarutu , Sebyar , Sumuri , Sough , dan Moskona. Suku bangsa Kuri , Sumuri , Sough , dan Moskona lazimnya selaku petani ladang , sedangkan yang tinggal di pesisir , menyerupai suku bangsa Wamena , lrarutu , dan Sebyar selaku nelayan. Suku bangsa Moskona hidup di wilayah pedalaman menggunakan bahasa Moskona dan memiliki lebih kurang 10 marga. Suku-suku bangsa Manition menggunakan bahasa Manitio dan memiliki lebih kurang 15 marga. Suku bangsa tersebut ialah pecahan suku bangsa Hatam dengan bahasa Hatam , Moiled an Meyakh dengan bahasa Moiled an Meyakh. Suku bangsa Wamesa Tengah terdiri atas 49 marga dan mendiami wilayah pantai. Suku bangsa Kuri memiliki 10 marga dan suku bangsa Kembaran Sebyar memiliki lebih kurang 26 marga. Mereka hidup tersebar di kawasan pedalaman. Selain suku-suku bangsa orisinil , terdapat pula suku-suku bangsa yang berasal dari Bugis , Makassar Jawa , MaIuku , Timor , Flores dan keturunan Tionghoa.

Penduduk orisinil Kabupaten Manokwari terdiri atas beberapa suku bangsa menyerupai suku bangsa Sough , Karon , Hatam , Meyeh , dan Wamesa. Suku-Suku bangsa ini memiliki budaya yang unik dan berlainan satu sama lain.

Suku bangsa yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat diklasifikasikan menurut penyebarannya di pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
1. Pulau Waigeo
a. Suku bangsa Wawiyai (Wauyai)
Suku bangsa Wawiyai mendiami wilayah sebelah utara Teluk Kabui di Pulau Waigeo Selatan. Suku bangsa ini cuma mendiami satu kampung , yakni Kampung Wawiyai. Kelompok suku bangsa Wawiyai yang memiliki garis keturunan Iangsung dengan sejarah Wawiyai yakni penduduk yang mendiami Pulau Friwen. Penduduk tersebut disebut orang Wawiyai Man Mon.

b. Suku bangsa Kawe
Suku bangsa Kawe yakni kalangan suku bangsa orisinil di Pulau Waigeo yang mendiami wilayah sebelah barat Pulau Waigeo. Kelompok suku bangsa ini berdomisili di Kampung Salio , Selpele , Waisilip , dan Bianci. Suku bangsa Kawe mendominasi Kampung Selpele dan Salio. Sementara itu , Kampung Waisilip dan Bianci sudah menjadi kampung yang heterogen dan populasi suku bangsa Kawe sungguh sedikit.

c. Suku bangsa Laganyan
Kelompok suku bangsa Laganyan ialah penduduk orisinil Pulau Waigeo yang mendiami tiga kampung di sekeliling Teluk Mayalibit , yakni Kampung Araway , Lopintol , dan Beo.

d. Suku bangsa Biak
Penduduk suku bangsa Biak ialah penduduk yang bermigrasi ke Kepulauan Raja Ampat dari Pulau Biak dan Numfor di wilayah Teluk Cenderawasih , sebelah timur dari Kepulauan Raja Ampat. Pada lazimnya penduduk suku bangsa Biak mendiami wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau di Waigeo. Kelompok suku bangsa Biak dibagi Iagi menjadi beberapa subsuku bangsa , yakni Biak Beteu , Biak Wardo dan Biak Usba.

suku-biak-papua-barat
Suku Bangsa Biak
e. Suku bangsa Ambel
Suku bangsa Ambel terletak di sebelah tumur ke utara Teluk Mayalibit dan pantai utara Pulau Waigeo. Permukiman suku bangsa Ambel yakni Kabilol , Go , Waifoi , Wairemak , Kalitoko , dan Warsamdin (di Teluk Mayalibit) , Kabare , dan Kapadiri (di Waigeo utara). Penduduk di Kampung Warsamdin , muara Teluk Mayalibit , dan Kampung Kabare di Waigeo utara sudah bercampur dengan penduduk dari suku bangsa-bangsa Biak.

2. Pulau Batanta
a. Suku bangsa Batanta
Suku bangsa Batanta diperkirakan ialah penduduk orisinil Pulau Batanta. Suku bangsa Batanta berdiam di wilayah selatan Pulau Batanta , yakni Kampung Wailebet dan Yenanas. Kedua kampung tersebut terletak di Selat Sagawin berhadapan dengan Pulau Salawati.

b. Suku bangsa Biak
Suku bangsa Biak mendominasi wilayah bab utara ke arah timur Pulau Batanta. Penduduk di wilayah ini berbahasa dan berbudaya Biak. Kelompok suku bangsa Biak di Batanta ini disebut Biak Kafdaron. Menurut sejarah , suku bangsa Biak Kafdaron yakni kalangan yang bermigrasi ke Pulau Batanta mengikuti jejak perjalanan legenda Koreri dari Pulau Biak ke arah barat.

3. Pulau Salawati
a. Suku bangsa Tepin
Suku bangsa Tepin ialah suku bangsa orisinil Salawati yang mendiami pesisir utara Pulau Salawati. Mereka mendiami Kampung Kalyam dan Solol di Selat Sagawin. Bahasa yang digunakan disebut bahasa Tepin.

b. Suku bangsa Fiat , Domu , Waili , dan Butlih
Suku-suku bangsa tersebut yakni kalangan suku-suku bangsa kecil yang ialah suku-suku bangsa orisinil Pulau Salawati. Suku-suku bangsa tersebut mendiami kawasan Samate , Kapatlap , Kalobo , dan Sakabu. Bahasa yang digunakan yakni bahasa Tepin dengan aneka macam kombinasi dialek.

c. Suku bangsa Moi (Moi-Maya)
Suku bangsa Moi sering disebut dengan perumpamaan Moi-Maya atau Moi-Pantai yang berdiam di sebelah timur Pulau Salawati. Bahasa yang digunakan yakni bahasa Moi.

4. Pulau Misool
a. Suku bangsa Matbat
Suku bangsa Matbat ialah suku bangsa orisinil Pulau Misool. Mata pencaharian mereka yakni bercocok tanam dan meramu sagu. Sekarang mereka juga mulai menjadi nelayan walaupun bukan mata pencaharian utama. Suku bangsa Matbat sanggup ditemui di kampung Salafen , Atkari , Lenmalas , Folley , Tomolol , Kapatcol , Aduwei , dan Magey.

b. Suku bangsa Misool
Kelompok suku bangsa Misool yakni kalangan suku bangsa yang bermigrasi ke Pulau Misool kira-kira 100 tahun yang lalu. Kelompok suku bangsa ini ialah percampuran etnis dengan kalangan suku bangsa dari Kepulauan Maluku , menyerupai Seram , Tobelo , Tidore , dan Ternate. Orang Matbat menyebut suku bangsa Misool dengan istilah Mat Lou , yang bermakna orang pantai. Bahasa yang digunakan disebut bahasa Misool. Suku bangsa Misool berdiam di Waigama , Lilinta , Fafanlap , Gamta , Yellu , Harapan Jaya , Usaha Jaya. Pada lazimnya perkampungan suku bangsa Misool sedikit lebih besar dari perkampungan suku bangsa Matbat. Jumlah orangnya juga sedikit lebih banyak dari jumlah penduduk perkampungan suku bangsa Matbat.

c. Suku bangsa Biga
Suku bangsa Biga yakni satu kalangan suku bangsa yang berasal dari Waigeo yang bermigrasi ke Pulau Misool. Kelompok suku bangsa ini mendiami Kampung Biga di pinggiran Sungai Biga , yang bermakna tempat sagu.

d. Suku bangsa Biak
Suku bangsa Biak mendiami beberapa kampung di Pulau Misool. Suku bangsa tersebut berasal dari subsuku bangsa Biak Beteu (Beser). Mereka mendiami Kampung Pulau Tikus , Solal , Wejim , dan Satukurano.

5. Pulau Kafau
Distrik Kafau terdiri atas beberapa pulau yang lazimnya dihuni oleh penduduk dari suku bangsa Biak , subsuku bangsa Biak Beteu (Beser). Suku bangsa ini mendiami Kampung Deer , Dibalal , dan Tolobi.

Penduduk orisinil yang berdiam di Kabupaten Sorong terdiri atas beberapa kalangan suku bangsa. Mereka yakni suku bangsa Moi , Maibrat , lnanwatan , Tehit , dan suku bangsa migran.

Suku bangsa Arfak yakni komunitas orisinil paling besar di Kabupaten Manokwari. Sebagian besar suku bangsa ini berdiam di bab tengah kepala burung Pulau Papua. Suku bangsa Arfak terdiri atas beberapa subsuku bangsa , yakni Suogh , Hatam , dan Meyah yang memiliki akhlak dan budaya yang serupa , tetapi berlainan bahasa. Suku bangsa Arfak pada lazimnya tinggal di sekeliling kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak.

Suku bangsa Arfak berkulit hitam , tetapi ada sedikit yang berkulit cokelat menyerupai orang Melayu. Rambut mereka keriting , kusam , dan tidak panjang.

suku-wamesa-papua-barat

Suku bangsa besar yang mendiami wilayah Kabupaten Teluk Wondama yakni suku bangsa Wamesa. Selain itu , terdapat suku bangsa orisinil Iainnya yakni suku bangsa Sough. Di kabupaten ini terdapat banyak suku bangsa pendatang antara lain dari Biak , Sorong , Merauke , Serui , Key , Bugis , Makassar , Manado , dan Jawa.

Suku bangsa Sebyar yakni salah satu dari 250 suku bangsa yang mendiami wilayah operasi LNG Tangguh di Teluk Bintuni , tepatnya di Kecamatan Arandai , Kabupaten Manokwari. Suku bangsa Sebyar berasal dari Gunung Nabi. Gunung Nabi yakni salah satu gunung yang Ietaknya di antara Distrik Bintuni dan Babo. Hampir semua etnis yang mendiami sekitar Teluk Bintuni menganggapnya selaku gunung sakral.

Suku bangsa Sebyar masih yakin adanya roh halus , roh nenek moyang. kekuatan mistik , dan benda sakral menyerupai patung. Suku bangsa Sebyar menganut tata cara patrilokal dan matrilokal sehingga setiap rumah sanggup dihuni oleh dua hingga lima kepala keluarga.

Sistem korelasi suku bangsa Sebyar yakni patrilineal. Hak waris senantiasa jatuh terhadap anak pria dan anak wanita cuma memiliki hak pakai. Anak wanita diberi sebidang tanah untuk membangun rumah. Anak wanita senantiasa dilibatkan dalam semua aktivitas yang bermitra dengan akhlak , utamanya upacara-upacara adat.

Sebyar artinya suku bangsa yang menyebar. Suku bangsa ini memiliki 26 klen. Dari 26 klen dibagi menjadi dua , yakni subsuku bangsa Dambad dan subsuku bangsa Kembran. Klen-klen tersebut memiliki kolaborasi yang bagus dalam haI-hal jerih payah menokok sagu , melakukan upacara akhlak menyerupai upacara kawin , mengeluarkan duit mas kawin , mengorganisir orang meninggal , menghasilkan kalangan nelayan , dan koperasi.

:
Pakaian Adat Papua Barat Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Bahasa Daerah Papua Barat Lengkap Penjelasannya
Rumah Adat Papua Barat Lengkap , Gambar dan Penjelasannya
Upacara Adat Papua Barat Lengkap Penjelasannya
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon