Dinamika Kependudukan Indonesia

Share:
Dinamika penduduk merupakan pergeseran jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga aspek yakni , kelahiran (nartalitas) , selesai hayat (mortalitas) , dan perpindahan (migrasi). Data dari Worl Population Data Sheet/WPDS , tahun 2015 , Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia meraih 256 juta jiwa. Dsri jumlah itu , penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia sehabis Cina (1.372 juta jiwa) , India (1.314 juta jiwa) , dan Amerika Serikat (321 juta jiwa).

Jumlah penduduk yang besar menyerupai pisau bermata dua. Di satu sisi dapat menjadi laba bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah. Namun di sisi lain dapat menjadi kerugian bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki mutu yang rendah , dilihat dari pendidikan , kesehatan , dan kesejahteraan.

Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk merupakan bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara , apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Persebaran penduduk sanggup dimengerti dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah yang memiliki sumber daya yang lebih baik , baik sumber daya fisik maupun manusianya , akan condong dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga menampilkan gunjingan terhadap pemerintah tentang pemerataan pembangunan. Wilayah yang orangnya jarang menampilkan pembangunan belum merata ke banyak sekali wilayah.
Beberapa kawasan di Indonesia orangnya masih sungguh sedikit , atau masih kelemahan jumlah penduduk (under population). Contohnya di Papua , kepadatan penduduk rata-rata cuma 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan orangnya meraih 945 jiwa per kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di Indonesia , dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jikalau seluruh orangnya dijumlahkan tidak sanggup meraih jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.

Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan suatu permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena itu perlu dijalankan upaya pemerataan penduduk yang sebanding , sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia sanggup dikembangkan optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia merupakan dengan lewat perpindahan penduduk dari kawasan yang padat ke kawasan yang jarang penduduknya.

Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar daerahnya mudah terjangkau menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus terjadi. Selain itu , Pulau Jawa juga merupakan sentra kemajuan politik pada masa dampak Hindu , Buddha , Islam , dan masa penjajahan. Saat ini , sentra pemerintahan yakni Jakarta berada di Pulau Jawa , demikian pula dengan kota-kota besar yang sebagian besar berada di Pulau Jawa. Tidak mengherankan apabila fasilitas dan prasarana di Pulau Jawa lebih lengkap dari wilayah yang lain di Indonesia.

Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk menurut usia/umur , jenis kelamin , mata pencaharian , agama , bahasa , pendidikan , tempat tinggal , jenis pekerjaan , dan lain-lain. Komposisi penduduk dikehendaki dalam suatu negara lantaran sanggup dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan akal dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari lantaran banyak sekali argumentasi , antara lain setiap penduduk niscaya memiliki usia dan jenis kelamin yang berlainan sehingga memiliki potensi dan kesanggupan yang berlainan pula.

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkanusia/umur sanggup dibentuk dalam bentuk usia tunggal , mirip 0 , 1 , 2 , 3 , 4 , hingga 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk sanggup juga dibentuk menurut interval usia tertentu , mirip 0–5 tahun (usia balita) , 6–12 tahun (usia SD) , 13–15 tahun (usia SMP) , tahun 16–18 (usia SMA) , 19–24 tahun (usia Perguruan Tinggi) , 25–60 tahun (usia dewasa) , dan >60 tahun (usia lanjut). Selain itu , komposisi penduduk juga sanggup dibentuk menurut usia produktif dan usia nonproduktif , misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif) , 15–64 (usia produktif) , dan usia >65 (tidak produktif).

Permasalahan dalam komposisi penduduk yang lain merupakan apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut sanggup membuat penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Sebaliknya , jikalau makin kecil angka ketergantungan , akan makin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin juga penting untuk dimengerti , lantaran sanggup digunakan dalam mengkalkulasikan angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut sanggup digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk selaku sumber daya insan sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya , berkenaan dengan pekerjaan , tanggung jawab , serta bentuk pengembangan pendidikan dan pembinaan yang tepat dengan potensi dan kesanggupan penduduk.

Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis antara kekuatan yang memperbesar dan kekuatan yang meminimalisir jumlah penduduk. Ada beberapa aspek yang memengaruhi pertumbuhan penduduk , yakni kelahiran , selesai hayat , dan migrasi. Kelahiran dan selesai hayat disebut aspek alami , sedangkan migrasi disebut aspek nonalami. Kelahiran bersifat memperbesar , sedangkan selesai hayat bersifat meminimalisir jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat memperbesar disebut migrasi masuk (imigrasi) , sedangkan migrasi yang bersifat meminimalisir disebut migrasi keluar (emigrasi).

Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita tergolong klasifikasi sedang. Pada periode 2010-2014 , angka pertumbuhannya meraih 1 ,40% per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini , pemerintah Indonesia mengerjakan kegiatan Keluarga Berencana. Dengan kegiatan Keluarga Berencana , penduduk Indonesia sudah mengalami penurunan dari yang mulanya 2 ,31% pada periode 1971-1980 menjadi 1 ,49% pada periode 1990-2000.

Struktur penduduk Indonesia lebih banyak pada penduduk usia muda , hal ini selaku akhir dari masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 - 14 tahun pada tahun 1980 meraih 40 ,3% dan pada tahun 1985 sedikit turun menjadi 39 ,%. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan turun lagi menjadi 37 ,7% dan 34 ,%. Pertumbuhan penduduk sungguh banyak , yakni nomor empat di dunia sehabis Cina , India , dan Amerika Serikat.

Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat beberapa hal berikut ini.
  1. Pertumbuhan penduduk usia muda yang cepat membuat tingginya angka pengangguran.
  2. Persebaran penduduk tidak merata.
  3. Komposisi penduduk kurang menguntungkan lantaran banyaknya penduduk usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
  4. Arus urbanisasi tinggi , lantaran kota lebih banyak menawarkan lapangan kerja.
  5. Menurunnya mutu dan tingkat kemakmuran penduduk.
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal mutu merupakan duduk persoalan dalam kesanggupan sumber daya manusianya. Di Indonesia , duduk persoalan mutu penduduk yang terjadi dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan , rendahnya tingkat kemakmuran yang kemudian sanggup besar lengan berkuasa pada pendapatan per kapita penduduk tersebut. Rendahnya pendapatan perkapita sanggup membuat orang bau tanah tidak dapat menyekolahkan anaknya , sehingga banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.

Pemerintah Indonesia sudah berupaya keras untuk mengembangkan mutu pendidikan penduduk lewat banyak sekali kegiatan pemerintah di bidang pendidikan , mirip kegiatan beasiswa , adanya santunan operasional sekolah (BOS) , kegiatan wajib menimba ilmu , dan sebagainya. Walaupun demikian , lantaran banyaknya persoalan yang dialami , maka hingga dikala ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.

Selain itu , tingkat kesehatan juga merupakan salah satu penentu dari mutu penduduk. Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu aspek yang menunjang kesuksesan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara sanggup dilihat dari besarnya angka selesai hayat bayi dan usia impian hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka selesai hayat bayi dan angka impian hidup yang lebih rendah ketimbang negara-negara maju.

Mata pencaharian merupakan salah satu dari beberapa standar mutu penduduk. Akibat pertambahan penduduk yang tinggi , maka jumlah angkatan kerja tidak sebaiknya terserap. Bahkan makin ketatnya kompetisi tenaga kerja , maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntungkan kerja keras pembangunan secara nasional lantaran kelompok muda kurang produktif tersebut merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan peluang kerja merupakan duduk persoalan yang mesti dikerjakan secara serius lantaran sungguh peka terhadap ketahanan nasional. Mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian selaku petani , berlainan dengan di negara maju yang sebagian besar mata pencaharian orangnya berada di sektor Industri
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon