Showing posts sorted by relevance for query berkemah-perlengkapan-berkemah-dan-cara. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query berkemah-perlengkapan-berkemah-dan-cara. Sort by date Show all posts

Nih Perlengkapan Berkemah Dan Cara Mendirikan Tenda

       Aktivitas berkemah di sekolah dapat jadi tidak pernah ada, tanpa adanya ekstrakurikuler pramuka. Pramuka sangat bersahabat kaitannya dengan kemah, menjelajah, dan keterampilan ataupun ketangkasan seseorang. Untuk merencanakan sebuah acara perkemahan, setidaknya kita melaksanakan perencanaan yang matang supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Dalam perencanaan acara perkemahan baik itu diselenggarakan oleh pramuka ataupun kita dan rekan-rekan, setidaknya kita memerhatikan beberapa hal:
1. hari dan tanggal berkemah,
2. daerah atau lokasi berkemah,
3. anggota/siapa saja yang berkemah,
4. program dari perkemahan tersebut,
5. agenda kegiatan, menyebabkan kemah lebih mengasyikkan,
6. biaya,
7. transportasi,
8. akomodasi/perlengkapan yang harus dibawa ketika berkemah.

1. Perlengkapan Berkemah
    Apabila kedelapan hal tadi sudah diperhitungkan secara matang, maka kita harus menyiapkan perlengkapan untuk berkemah. Perlengkapan ini terbagi menjadi 2; perlengkapan individu dan kelompok.
Perlengkapan kelompok
1. Tenda
2. Tali
3. Tongkat
4. Patok
5. Tikar
6. Peralatan masak
7. Perlengkapan P3K
Sedangkan perlengkapan individu, meliputi;
1. Baju/pakaian ganti
2. Alat tulis
3. Peralatan makan
4. Peralatan mandi dan perlengkapan ibadah
5. Peralatan tidur

2. Mendirikan Tenda
    Sebelum mendirikan tenda kita harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Berada di perkampungan.
2. Dekat dengan pemukiman penduduk.
3. Transportasi gampang dijangkau.
4. Ada penerangan.
5. Dekat sumber air/MCK.
6. Tersedia daerah ibadah.
7. Berada di alam bebas.
8. Tidak di tanah yang gampang longsor.
9. Banyak pohon supaya udaranya sejuk.

3. Cara Mendirikan Tenda
1. Buatlah lubang untuk menancapkan dua buah tongkat.
2. Tancapkan kedua tongkat dengan jarak sesuai lebar tenda.
3. Bagian atas ada tongkat yang mengaitkan kedua tongkat.
4. Tenda dibuka bersama-sama.
5. Tenda dipasang di atas tongkat tadi.
6. Tarik tenda dengan tali ada patok yang telah disediakan.
7. Patok harus ditancap sekuat mungkin, biar tenda tidak roboh kena angin.
8. Tenda siap digunakan.
 Aktivitas berkemah di sekolah dapat jadi tidak pernah ada Nih Perlengkapan Berkemah dan Cara Mendirikan Tenda teladan tenda yang sudah didirikan.
(bse penjasorkes Edi Sihmitranto|Slamet 2010)

Nih Cara Menentukan Lokasi Berkemah Dan Teknis Dasar Dalam Memasang Tenda Ketika Berkemah


Berkemah merupakan acara di alam terbuka. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan dan lebih mendekatkan kepedulian pada alam. Kegiatan di alam terbuka ibarat berkemah bermanfaat untuk rekreasi, pendidikan, pengetahuan, dan mengenal alam lebih dekat. Di samping itu juga, berkemah sanggup melatih kemandirian, kerja sama, tanggung jawab, dan tenggang rasa. Agar perkemahan berjalan dengan baik dan lancar serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, maka perencanaannya harus dilakukan dengan baik dan matang. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan acara perkemahan, yaitu menentukan lokasi dan memasang tenda. Berikut ini kalian akan dikenalkan cara menentukan lokasi perkemahan yang baik dan memasang tenda yang nyaman. Mari kita simak gotong royong uraian materi berikut ini.
 Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan dan lebih mendekatkan kepedulian pada alam Nih Cara Memilih Lokasi Berkemah dan Teknis Dasar Dalam Memasang Tenda Saat Berkemah
1. Memilih Lokasi Untuk Berkemah
       Perkemahan untuk seusia siswa kelas VII biasanya dilakukan secara beregu dan pemilihan tempatnya tidak jauh dari sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalam menentukan lokasi perkemahan, hendaknya di kawasan yang aman, nyaman, dan jauh dari bahaya. Bahaya sanggup berasal dari makhluk hidup maupun lingkungan alamnya.
Beberapa pola ancaman yang berasal dari makhluk hidup, antara lain:
a. hewan buas, contohnya ular, macan, dan anjing;
b. perampokan; dan
c. virus atau bakteri, contohnya air yang kotor.
Adapun beberapa pola ancaman yang berasal dari lingkungan alam, di antaranya:
a. banjir,
b. tanah longsor,
c. badai/angin kencang, dan
d. pohon tumbang.

       Berkemah biasanya dilakukan dengan waktu yang usang dan menginap. Oleh lantaran itu, dalam menentukan lokasi hendaknya memperhatikan kawasan yang:
a. Tidak jauh dari sumber air
    Dalam menentukan lokasi perkemahan hendaknya di akrab atau tidak jauh dari sumber air, ibarat akrab sungai kawasan pemandian umum.
b. Tidak terlalu jauh dari permukiman penduduk
    Mengapa menentukan lokasi perkemahan harus akrab dengan permukiman penduduk? Kita harus sadar bahwa dalam suatu alam terbuka, risiko atau ancaman selalu ada. Sebagai antisipasinya, jikalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, kita gampang mencari pertolongan atau pertolongan dari penduduk sekitarnya.
c. Tidak terlalu jauh dari lokasi yang menyediakan kebutuhan materi pokok
    Siapapun yang akan ikut serta dalam perkemahan, minimalnya membawa bekal secukupnya. Jika bekal yang kita bawa habis, kita sanggup mencari komplemen kebutuhan pokok tersebut di pasar/warung yang menyediakan.
d. Tidak terlalu jauh dari lokasi sentra pelayanan kesehatan
    Tidak semua peserta/penghuni perkemahan memiliki tenaga atau ketahanan fisik yang memadai. Oleh lantaran itu, untuk memudahkan dalam perawatan kesehatan, lokasi perkemahan yang kita pilih hendaknya akrab sentra pelayanan kesehatan.
e. Tidak terlalu jauh dari jalan umum
    Maksud dan tujuannya menentukan lokasi perkemahan tidak jauh dari jalan umum yaitu supaya segala bentuk transportasi tidak mengalami kesulitan. Misalnya, barang bawaan yang terlalu berat tidaklah mungkin kita panggul berlama-lama. Tentunya, kita membutuhkan kendaraan transportasi yang gampang untuk menjangkau ke lokasi.
(: Permainan-Permainan Ketika Berkemah)

2. Teknis Dasar Memasang Tenda
       Di atas tadi telah diterangkan, bahwa di kelas VII biasanya kemah (camping) dilakukan secara beregu dan menentukan lokasi tidak jauh dari sekolahnya. Kemudian, bagaimana kita dalam menyiapkan segala peralatan dan memasang tendanya? Mari kita perhatikan bersama-sama.
a. Perlengkapan yang harus disediakan dalam melaksanakan perkemahan adalah:
    1. tenda/terpal ukuran 2 x 3 m,
    2. pasak/paku dari kayu sebanyak 10 buah,
    3. tali temali lebih kurang 20 m,
    4. cangkul, dan
    5. dua batang bambu masing-masing 2 m.
b. Teknis pemasangan tenda secara sederhana sanggup dilakukan sebagai berikut:
    1. letakkan dua batang bambu kira-kira berjarak 3 m,
    2. ikatkan tali di ujung kedua bambu tersebut,
    3. pasangkan tenda/terpal sempurna di tengah-tengah tali,
    4. dirikan kedua bambu tersebut,
    5. tarik 2 tali ke belakang dan depan, kemudian tancapkan dengan pasak/paku dari kayu,
    6. ikatkan pinggiran tenda dengan pasak yang ada dengan jarak 0,5 m, dan
    7. buatkan parit di sekitar tenda dengan cangkul yang tersedia.
Dengan demikian, maka berdirilah tenda untuk perkemahan sederhana. Agar terasa hangat saat tidur, beri ganjal plastik sebelum kalian menggelar tikar. Pilihlah tikar yang agak tebal, sehingga saat hujan kita tidak terlalu terpengaruh oleh hawa dingin. Di samping itu, supaya terhindar dari hewan melata taburkan garam di sekeliling tenda.

Nih Nilai-Nilai Dalam Berkemah (Kerja Sama, Tanggung Jawab, Dan Tenggang Rasa)



Dalam aktivitas pramuka terdapat nilai-nilai yang mengajarkan kebaikan pada setiap pesertanya, setiap penerima dibagi dalam beberapa kelompok/regu. Setiap kelompok/regu mempunyai nama, contohnya regu harimau, regu garuda, regu elang, dan sebagainya. Salah satu jadwal dalam aktivitas pramuka ialah kemah. Pernahkah kalian berkemah? Jika pernah, berapa orang anggota dalam regumu? Kegiatan apa sajakah yang pernah dilakukan dalam perkemahanmu?
     Dalam setiap tenda perkemahan, terdiri atas beberapa anggota kelompok atau regu. Setiap kelompok atau regu dipimpin oleh seorang ketua. Di setiap kelompok atau regu, mereka saling bekerja sama dalam melakukan kewajibannya, baik ketua maupun anggota regu, masing-masing mempunyai kiprah dan tanggung jawab. Tanggung jawab menyerupai apakah yang harus dijalankan di setiap regu, dan bagaimana bentuk kerja samanya?
    Bentuk kolaborasi dalam setiap kelompok atau regu adalah, misalkan dalam menciptakan tenda perkemahan. Sebelum berangkat, setiap anggota diberi tanggung jawab untuk membawa segala perlengkapan kemahnya. Kemudian sesudah hingga di lokasi, setiap anggota saling bekerja sama untuk mendirikan tenda. Masing-masing menyiapkan perlengkapan bawaannya, untuk lalu dilakukan perakitan sebagaimana diuraikan
dalam teknis dasar pemasangan tenda di atas. Itulah bentuk kolaborasi dan tanggung jawab dalam pemasangan tenda.
   Contoh lain kolaborasi dalam perkemahan ialah menyiapkan masakan untuk makan bersama. Setiap anggota diberikan kiprah dan tanggung jawab untuk dilaksanakan memasak bersama. Ada yang memasak nasi, ada yang menyiapkan bumbu masak, dan ada pula yang mencuci piring sehabis makan. Mereka harus menjalankan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
    Apabila dalam menjalankan tugasnya dirasa tidak merata, maka salah satu pihak yang merasa lebih ringan harus mau membantunya. Satu sama lain dalam kelompok harus tertanam empati yang mendalam. Ibarat pepatah, senasib sepenanggungan. Artinya, mereka sama-sama satu nasib dalam menjalankan kewajiban, dan sepenanggungan dalam belajar.
(: Perlengkapan Berkemah dan Cara Mendirikan Tenda)
nilai yang mengajarkan kebaikan pada setiap pesertanya Nih Nilai-Nilai Dalam Berkemah (Kerja Sama, Tanggung Jawab, dan Tenggang Rasa)
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam kerja sama, tanggung jawab, dan empati adalah:
a. kebersamaan menjadi terjalin lebih erat,
b. solidaritas atau tenggang rasa,
c. berpikir matang/dewasa.

Pengertian Kebudayaan Dan Unsur-Unsur Kebudayaan Secara Universal - Seni Budayaku

Konten [Tampil]
Setiap daerah di mana pun memiliki kebudayaan. Melalui kebudayan sanggup dilihat tingkat perkembangan suatu masyarakat. Kebudayaan penduduk sanggup berupa cara pandang , pola hidup , cara berpikir , sikap , hasil karya , dan aturan-aturan yang ada. Kebudayaan di setiap daerah senantiasa meningkat mengikuti perkembangan zaman. Apa gotong royong definisi kebudayaan itu? 

Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta ”buddayah” yang ialah bentuk jamak dari buddhi yang bermakna ”budi atau akal”. Oleh lantaran itu , kebudayaan diartikan selaku hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta , rasa , dan karsa. 

Selain itu , kita juga sering mendengar perumpamaan culture yang bermakna kebudayaan. Culture berasal dari kata Latin colere yang bermakna mengolah , menjalankan , utamanya mengolah tanah atau bertani. Dari perumpamaan itu meningkat pengertian kebudayaan , yakni segala daya dan acara insan untuk mengolah serta merubah alam. 

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi merumuskan kebudayaan selaku semua hasil karya , cipta , dan rasa masyarakat. Karya yakni kesanggupan insan menciptakan benda-benda atau hasil-hasil berwujud. Cipta yakni kesanggupan menciptakan keyakinan , kesusilaan , kesopanan , dan hukum. 

E.B. Taylor menerangkan bahwa kebudayaan selaku segala hal yang meliputi wawasan , keyakinan , kesenian , moral , aturan , akhlak istiadat , kebiasaan , serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh insan selaku anggota masyarakat. 

Sebagaimana diterangkan di atas bahwa kebudayaan senantiasa ada dalam setiap masyarakat. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan kebudayaan ialah fasilitas insan untuk menyanggupi keperluan hidupnya. Selanjutnya mereka mengartikan kebudayaan selaku cara hidup yang meningkat dalam suatu penduduk untuk menyanggupi keperluan dasar guna bertahan hidup , meneruskan keturunan , dan menertibkan hidupnya. Adapun fungsi kebudayaan untuk menertibkan tingkah laris insan dalam menyanggupi kebutuhannya.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Batasan atau pemahaman dari kebudayaan sangatlah banyak. Menurut Herkovits , definisi kebudayaan secara luas meraih nyaris 160 definisi. Dari sini terlihat belum ada satu pemahaman kebudayaan yang baku. Meskipun demikian , setiap kebudayaan memiliki unsur-unsur kebudayaan yang nyaris sama di seluruh dunia. Unsur-unsur tersebut menurut C. Kluckhohn dinamakan tujuh komponen universal atau cultural universals. Unsur-unsur tersebut antara lain agama/religi , mata pencaharian , teknologi dan perlengkapan , kesenian , wawasan , kemasyarakatan , dan bahasa.

1. Unsur Budaya Agama/Religi
Dalam menjalani kehidupan ini insan memerlukan suatu kekuatan yang tinggi. Kekuatan ini tidak sanggup diperoleh dari siapa pun. Kekuatan ini bisa menyediakan ketentraman dan kedamaian dalam menjalani hidupnya. Kekuatan yang tinggi cuma sanggup diperoleh lewat agama atau religi. Agama digunakan insan untuk mengusir kekuatan jahat yang hendak mengusik hidupnya. Terdapat empat hal yang penting dalam komponen agama selaku berikut:
  1. Tempat upacara agama dilakukan.
  2. Waktu upacara keagamaan dilakukan.
  3. Benda-benda yang digunakan pada di saat upacara keagamaan.
  4. Pemimpin upacara.

Tempat pelaksanaan upacara acap kali ditangani di tempat-tempat keramat , makam , candi , pura , kuil , gereja , Ianggar , surau , dan masjid. Waktu pelaksanaannya pada hari-hari yang sudah diputuskan dianggap penting atau keramat. Alat-alat yang digunakan biasanya berupa busana , patung-patung yang menggambarkan dewa-dewa , gendang , seruling , dan genderang. Pemimpin upacara yakni imam , kiai , ketua , biksu , dukun , dan pendeta. 

Sementara itu , di dalam upacara-upacara terdapat unsur-unsur penting yang menurut penduduk mesti ada. Unsur-unsur tersebut antara lain sesaji , korban , doa , makan bareng , menari tarian suci , menyanyi nyanyian suci , berpawai , memainkan drama suci , berpuasa , minum tuak , bertapa , dan bersemadi. Setiap upacara agama lazimnya meliputi salah satu unsur-unsur tersebut. 

2. Unsur Budaya Mata Pencaharian
Untuk memadai keperluan hidup , insan mesti bekerja. Melalui melakukan pekerjaan insan menemukan penghasilan yang nantinya akan digunakan untuk memadai keperluan utamanya makan dan minum. Suatu upaya untuk bertahan hidup ini dinamakan mata pencaharian. Di dunia terdapat beberapa jenis mata pencaharian , seperti:
  1. berburu dan meramu ,
  2. beternak ,
  3. bercocok tanam di ladang ,
  4. menangkap ikan , dan
  5. bercocok tanam menetap.

Berburu dan meramu (hunting and gathering) yakni mata pencaharian penduduk yang masih sungguh tradisional. Umumnya , mereka hidup di daerah yang terasing dan sukar dijangkau. Di Indonesia penduduk yang hidup dari meramu yakni penduduk yang tinggal di rawa-rawa Papua. 

Masyarakat peternak biasanya hidup mengembara sepanjang ekspresi dominan semi dan ekspresi dominan panas dalam suatu wilayah yang luas. Mereka berkemah di jalan pada malam harinya , tapi pada ekspresi dominan hirau taacuh mereka menetap di satu perkemahan tertentu. Akan tapi , banyak juga para peternak yang tinggal di daerah stepa dan sabana. Mereka biasanya memelihara domba , kambing , unta , dan kuda. 

Bercocok tanam di ladang biasanya ditangani oleh penduduk yang hidup di daerah tropis , utamanya Asia Tenggara dan kepulauan Asia Tenggara. Berbagai tempat di Indonesia sungguh sesuai untuk bercocok tanam di ladang. Bahkan hasil ladang Indonesia sudah menciptakan barang-barang yang diekspor di aneka macam negara.

Menangkap ikan ialah mata pencaharian yang cukup tua. Dahulu sebelum dimengerti bercocok tanam , penduduk menangkap ikan untuk menyanggupi keperluan hidupnya. Namun , seiring dengan berjalannya waktu menangkap ikan ditangani selaku mata pencaharian extra , sedangkan bercocok tanam menetap pertama-tama timbul di daerah fatwa sungai yang memiliki kesuburan tanah tinggi. Pada penduduk bercocok tanam menetap suatu keluarga memerlukan sebidang tanah untuk dimasak dan ditanami. Pada tahap ini cara pembuatan tanahnya pun sudah pada taraf yang cocok , menyerupai irigasi , pencangkulan , pembajakan , dan pemupukan. 

3. Unsur Budaya Teknologi dan Peralatan
Manusia yakni makhluk yang aktif dan kreatif. Manusia mengharapkan hidupnya sarat dengan ketentraman dan kemudahan. Kemudahan hidup tidak akan tercapai apabila tidak ada alat-alat yang mendukung. Oleh lantaran itu , dengan logika dan kekreatifannya insan bikin teknologi-teknologi dan peralatan-peralatan penunjang , seperti: 
  1. alat-alat produktif , 
  2. senjata , 
  3. wadah , 
  4. makanan dan minuman , 
  5. pakaian dan aksesori , 
  6. tempat untuk berlindung , serta 
  7. alat-alat transportasi.

Alat-alat produktif sanggup dibedakan menjadi dua , yakni menurut fungsinya dan pemakaian dalam pekerjaan. Alat-alat buatan menurut fungsinya antara lain alat potong , alat tusuk , alat pukul , alat penggiling , alat peraga , alat untuk menyalakan api , alat untuk meniup api , dan tangga. Berdasarkan pemakaian dalam pekerjaan antara lain alat rumah tangga , alat pengikat , alat pertanian , dan alat penangkap ikan. 

Dalam hal ini senjata sanggup dibagi menjadi dua , yakni menurut fungsinya dan pemakaiannya. Menurut fungsinya terdiri atas senjata potong , senjata tusuk , senjata lempar , dan senjata penolak. Menurut pemakaiannya antara lain senjata untuk berburu , senjata untuk menangkap ikan , senjata untuk perang dan berkelahi. 

Wadah yakni alat untuk menguruk , menampung , dan menyimpan barang. Bahan mentah pengerjaan wadah biasanya berupa kayu , bambu , kulit kayu , tempurung , kulit hewan , serat-seratan , dan tanah liat. Wadah digunakan selaku tempat untuk menenteng sesuatu. 

Makanan dan minuman yakni keperluan utama insan untuk hidup. Setiap kebudayaan memiliki masakan dan minuman yang khas. Oleh lantaran itu , masakan dan minuman menjadi salah satu komponen kebudayaan penting. Pakaian dan aksesori juga ialah satu komponen kebudayaan. Lihat saja di Indonesia setiap daerah memiliki busana akhlak sendiri-sendiri. Setiap busana akhlak merefleksikan keindahan dan kekayaan daerah sendiri-sendiri. Selain itu , tempat tinggal pun ialah satu belahan dari kebudayaan. Bermacam-macam bentuk tempat tinggal ialah kekayaan budaya. Makara , di saat kita mengatakan tentang kebudayaan suatu daerah secara tidak eksklusif kita akan mengatakan mengenai alat-alat produktif , senjata , wadah , masakan dan minuman , busana akhlak , tempat akhlak , dan alat transportasi yang digunakan di daerah tersebut. 

4. Unsur Budaya Kesenian 
Berbicara tentang kesenian tidak akan lepas dari keindahan. Kesenian yakni sesuatu yang indah untuk dilihat dan didengarkan. Pada lazimnya insan menggemari keindahan. Dengan logika dan kemampuannya , insan mulai bikin suatu keindahan yang berupa kesenian sekadar untuk dinikmati. Ketertarikan insan yang besar kepada keindahan memicu kesenian bernilai tinggi. Oleh lantaran itu , banyak orang berlomba-lomba bikin suatu kesenian untuk mendapat uang.

Terlepas dari itu semua , kesenian ialah satu komponen kebudayaan. Kesenian yang meningkat pada di sekarang ini selaku berikut:
  1. Seni patung.
  2. Seni relief.
  3. Seni lukis atau gambar.
  4. Seni rias.
  5. Seni vokal.
  6. Seni instrumental.
  7. Seni kesusastraan.
  8. Seni drama. 
  9. Seni tari. 


5. Unsur Budaya Pengetahuan
Sebagai makhluk yang memiliki logika dan anggapan , insan senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini ditangani insan sejak ia lahir sampai dewasa. Perubahan ini berencana untuk meraih suatu kehidupan yang lebih baik. Perubahan ini tidak akan sukses apabila di dalam diri insan tidak ada pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki insan mendorongnya melaksanakan sesuatu untuk berubah ke arah yang lebih baik. Pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam kehidupan insan selaku berikut:
  1. Pengetahuan tentang alam sekitar. 
  2. Pengetahuan tentang alam fauna. 
  3. Pengetahuan tentang alam flora. 
  4. Pengetahuan tentang zat-zat dan materi mentah. 
  5. Pengetahuan tentang badan manusia. 
  6. Pengetahuan tentang tingkah laris sesama manusia. 
  7. Pengetahuan tentang ruang dan waktu. 


Pengetahuan tentang alam sekitar yakni wawasan tentang musim-musim , sifat-sifat tanda-tanda alam , dan binatang. Pengetahuan alam sekitar sungguh akrab kaitannya dengan religi. Oleh lantaran itu , tidak aneh apabila wawasan alam sekitar dikaitkan dengan asal mula alam , asal mula gerhana , dan penciptaan bumi. 

Pengetahuan tentang fauna berhubungan akrab dengan jenis-jenis hewan yang hidup di dunia. Melalui wawasan fauna insan bisa membedakan hewan mana yang berharga dan hewan mana yang berbahaya bagi kehidupan , hewan yang hidup di darat maupun di air. Pengetahuan ini menjadi dasar insan untuk mempergunakan segala fauna yang ada. 

Pengetahuan tentang tumbuhan berfungsi mengenali tanaman-tanaman yang berkhasiat bagi kehidupan manusia. Misalnya untuk mengenal tumbuhan obat , tumbuhan pangan , ataupun tumbuhan pewarna. Terlebih mengenal tumbuhan yang sanggup membahayakan kehidupan insan itu sendiri. 

Pengetahuan tentang badan insan berhubungan akrab dengan penyembuhan suatu penyakit. Biasanya ilmu ini dipelajari oleh seorang dokter atau dukun. Namun , dalam ilmu dukun acap kali masih digunakan unsur-unsur mistik , tapi setidaknya dukun memiliki wawasan dasar tentang badan manusia. Pengetahuan tentang badan insan berfungsi untuk mempelajari semua anggota badan insan tanpa terkecuali , umpamanya ciri-ciri badan insan , urat-urat insan , dan fungsi organ badan manusia. 

Pengetahuan tentang sesama insan akan melahirkan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Umumnya wawasan ini berfungsi untuk bikin suatu penduduk yang kondusif dan nyaman. Hasil-hasil wawasan tentang insan antara lain sopan santun dalam pergaulan , akhlak istiadat , norma , dan aturan adat. 

Pengetahuan tentang ruang dan waktu menimbulkan cara-cara menjumlah , penanggalan , alat ukur , alat untuk menimbang , dan bahkan didapatkan simbol-simbol yang berubah menjadi tulisan. 

6. Unsur Budaya Kemasyarakatan
Sebagai makhluk sosial insan tinggal dalam suatu masyarakat. Dalam penduduk inilah insan belajar untuk berinteraksi dan bermitra dengan sesamanya. Untuk menertibkan korelasi antarmanusia , dibentuklah aturan-aturan , menyerupai nilai dan norma. Makara , dalam penduduk terdapat banyak aturan-aturan sosial yang berfungsi untuk bikin keselarasan hidup manusia.Yang ialah komponen budaya kemasyarakatan antara lain:
  1. perkawinan , 
  2. kekerabatan ,
  3. norma ,
  4. keluarga , 
  5. organisasi , dan
  6. politik.


7. Unsur Budaya Bahasa
Sebagaimana diterangkan di depan bahwa insan yakni belahan dari masyarakat. Sebagai belahan dari penduduk insan tidak sanggup hidup sendiri. Manusia akan senantiasa bermitra dengan orang lain. Interaksi yang terjalin antara dua orang atau lebih pastinya memerlukan fasilitas mudah-mudahan interaksi sanggup berlangsung lancar. Sarana tersebut yakni komunikasi. Dalam komunikasi ini muncullah bahasa. 

Bahasa timbul dari keperluan mengenai kejelasan dalam berkomunikasi. Bahasa kian usang kian meningkat sampai terdapat ratusan bahasa bahkan ribuan bahasa di dunia ini. Misalnya saja Indonesia. Sebagai negara kepulauan , Indonesia memiliki lebih kurang 600 bahasa. Setiap suku dan daerah memiliki bahasa sendiri-sendiri. Lihat saja di Pulau Jawa puluhan bahasa dipergunakan , pola bahasa Jawa alus , Jawa ngoko , Jawa krama , Betawi Sunda dan lain-lain. Di sinilah terlihat betapa kaya dan beragamnya bahasa yang dimiliki Indonesia. Selain itu , Indonesia memiliki satu bahasa nasional selaku pemersatu dalam berkomunikasi. 

Awalnya bahasa yang meningkat yakni bahasa lisan. Setelah didapatkan simbol , gambar , dan karakter maka bahasa diwujudkan dalam bentuk tulisan. Seiring dengan perkembangan zaman bahasa berubah menjadi bahasa mulut dan tertulis. Bahasa mulut digunakan secara mulut di saat berkomunikasi , sedangkan bahasa tulis berupa tulisan-tulisan dengan menggunakan huruf-huruf tulis yang bersifat tidak langsung.

Teks Negosiasi: (Pengertian| Struktur Isi| Ciri Bahasa| Langkah Penulisan Dan Tumpuan Teks Negosiasi)

Negosiasi sebenarnya bukan hal yang absurd , lantaran di kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari yang namanya perundingan , salah satu referensi sederhana misalnya dikala kita berbelanja sesuatu di warung dengan tawar menawar , tanpa di sadari kita sudah mengerjakan negosiasi.

Negosiasi biasanya terjadi lantaran adanya perbedaan kepentingan , untuk lebih menguasai perundingan maka dikehendaki pengertian materi tentang perundingan , untuk pelajar ternyata materi perundingan ini dipelajari di mata pelajaran bahasa indonesia kelas X kurikulum 2013 dengan bahasan teks negosiasi.

Bagi anda yang kebetulan sedang mencari materi wacana teks perundingan maka disini saya akan suguhkan postingan yang membahas teks perundingan secara terperinci. sehingga anda dapat mengetahui struktur dan kaidah teks perundingan baik dan anda dapat menginterpretasi makna teks perundingan baik secara ekspresi maupun tulisan juga mampu memproduksi teks perundingan yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang mau dibikin baik secara ekspresi mupun  tulisan

hari kita tidak pernah luput dari yang namanya perundingan Teks Negosiasi: (Pengertian , Struktur Isi , Ciri Bahasa , Langkah Penulisan Dan Referensi Teks Negosiasi)


Sub pokok bahasan yang diterangkan diartikel kali ini meliputi pengertian teks perundingan , struktur isi , ciri bahasa , langkah penulisan dan referensi teks negosiasi.


Pengertian negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk meraih persetujuan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau perundingan menurut KBBI yakni proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau memperoleh guna meraih persetujuan bareng antara satu pihak dengan pihak lainnya. 

Negosiasi berasal dari bahasa inggris (negotiate) yang artinya perundingan dengan taktik khusus. Strategi-strategi dalam perundingan - win-win strategy (strategi menang-menang) - win-lose strategy (strategi menang-kalah) - lose-lose strategy (strategi kalah-kalah) 

Kapan mesti bernegosiasi? Ibarat suatu persahabatan , perundingan membutuhkan trik dan strategi. Sifat manusia biasanya tidak mau kalah , tidak mau dipaksa dan tidak mau ditindas. Oleh lantaran itu win-win solution yakni jalan dan opsi terbaik. Mengetahui cara bernegosiasi yang benar sungguh menguntungkan posisi kita dibidang sosial , lebih-lebih dibidang bisnis.

 Lalu kapan sebetulnya upaya perundingan diperlukan? Upaya perundingan dikehendaki apabila : 1. Kita tak punya opsi yang lebih baik untuk merampungkan dilema yang kita hadapi atau memperoleh sesuatu yang kita inginkan

Struktur isi teks negosiasi

Struktur teks perundingan Dalam dialog perundingan antara pihak satu dan pihak dua dalam meraih persetujuan (bukan jual beli) berisikan tiga cuilan yakni pembukaan , isi dan epilog , selaku berikut: 

1. Pembukaan , contohnya: Selamat pagi/siang/sore; saya Paula....... 

2. Isi , contohnya: Karyawan sudah bersusah payah demi perusahaan ,tetapi kami merasa kurang memperoleh imbalan yang pantas. Kami tidak sanggup menyanggupi keperluan sehari-hari cuma dengan duit Rp.2.000.000. paling tidak kami memperoleh upah sebesar Rp.3.000.000 

3. Penutup , Contohnya: Terimakasih Pak ,selamat sore. 

Sedangkan dalam teks dialog perundingan antara pedagang dan pembeli di pasar mempunyai struktur teks selaku berikut:
  1. Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan suatu negosiasi. Biasanya berupa kata salam , sapa dan sebagainya. 
  2. Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi. 
  3. Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahu tentang barang atau obyek mudah-mudahan orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
  4. Penawaran : Suatu puncak dari perundingan lantaran terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat suatu persetujuan yang menguntungkan satu sama lain.
  5. Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
  6. Pembelian : Terjadinya transaksi perdagangan antara masing- masing pihak terkait. 
  7. Penutup : Mengakhiri dari suatu percakapan antara kedua pihak untuk merampungkan suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Sedangkan dalam teks dialog perundingan antara pebisnis dan pihak bank , mempunyai struktur teks yaitu: 
  1. Orientasi 
  2. Pengajuan
  3. Penawaran 
  4. Persetujuan 
  5. Penutup

Kaprikornus kesimpulannya merupakan , struktur teks perundingan tidak ada yang baku , sungguh tergantung sekali apa yang dinegosiasikan.

Yang mesti disingkirkan selama perundingan yakni menyingkir dari hal-hal yang sanggup merugikan kedua belah pihak , sehingga untuk menyingkir dari hal tersebut perundingan perlu ditangani dengan  cara-cara yang santun seperti:
  • Menyesuaikan obrolan ke arah tujuan praktis
  • Mengakomodir butir-butir perbedaan diantara kedua belah pihak
  • Mengajukan wangsit dan mengabaikan persepsi yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak
  • Mengalokasikan peran dan tanggung jawab kedua belah pihak
  • Memprioritaskan dan mengelompokan usulan atau usulan kedua belah pihak  

Ciri Umum teks negosiasi

Adapun secara biasa ciri dari teks perundingan yakni selaku berikut:

  • Negosiasi menciptakan kesepakatan. 
  • Negosiasi menciptakan keputusan yang saling menguntungkan. 
  • Negosiasi merupakan fasilitas untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah. 
  • Negosiasi mengarah terhadap tujuan praktis. 
  • Negosiasi mengutamakan kepentingan bersama.
  • Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
  • Negosiasi senantiasa melibatkan dua belah pihak
  • Negosiasi merupakan program komunikasi langsung.
  • Teks perundingan biasanya dalam bentuk dialog atau diubah menjadi monolog

Langkah-langkah penulisan teks perundingan selaku berikut.

Agar anda sanggup bikin teks perundingan dengan lebih gampang , maka salah satu sistem yang digunakan yakni dengan pendekatan tindakan penyusunan teks perundingan , selaku berikut:

  • Menentukan tujuan
  • Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
  • Menentukan konflik
  • Menentukan penyelesaian dalam penawaran
  • Menentukan versi kesepakatan

Ciri kebahasaan teks negosiasi

Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks perundingan yakni selaku berikut:

1. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yakni bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menawan perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu , Mam. Cocok untuk digunakan sendiri atau untuk suvenir.”

2. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan yakni kalimat yang berisi pernyataan , yang berfungsi untuk menampilkan pemberitahuan atau gunjingan wacana sesuatu.

3. Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak mudah-mudahan terjadi komunikasi yang bagus untuk meraih perundingan yang sukses.

4. Menggunakan konjungsi. 
Contoh : Kalau bagitu , walaupun , walaupun.  Menggunakan kalimat deklaratif

5. Menggunakan kalimat yang efektif
Kalimat efektif yakni kalimat yang padat , singkat , terang , lengkap , dan sanggup menyediakan pemberitahuan secara tepat. Jelas , artinya gampang diketahui oleh pendengar atau pembaca. Tepat , sanggup sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

6. Berisi pasangan tuturan
Apa itu tuturan? Tuturan yakni kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyediakan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi ekspresi seseorang terhadap mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering menuturkan sesuatu terhadap mitra tutur. Tuturan yakni pemakaian satuan bahasa seumpama kalimat atau suatu kata oleh seorang penutur tertentu pada suasana tertentu. Dalam teks perundingan tuturan berupa dialog yang memiliki arti ditangani oleh dua orang atau lebih.

Contoh pasangan tuturan dalam teks perundingan :
  • Mengucapkan salam - membalas salam
  • Bertanya - menjawab/tidak menjawab 
  • Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan 
  • Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran 
  • Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang terdapat dalam negosiasi

7. Bersifat memerintah dan menyanggupi perintah. 

8. Menggunakan pronomina. 
atau kata ganti yakni jenis kata yang mengambil alih nomina atau frasa nomina. Contoh : Saya , kami , anda. 

9. Menggunakan kalimat langsung. 
Kalimat pribadi yakni kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain.

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.

11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.

Contoh teks Negosiasi

Berikut yakni salah satu referensi teks negosiasi:

Contoh 1 :
Siang itu di pasar Klewer , seumpama biasa terjadi program jual beli. Anton yang sedang berekreasi ingin membelikan oleh- oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar menawar antara Anton dan Penjual kerudung.

Penjual : Selamat siang.
Anton : Selamat siang

Penjual : Mau beli apa mas?
Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual : Cari yang modelnya bagaimana , Mas?
Anton : Yang biasa saja mbak. Penjual : Silakan mas kesini
17. Sesampainya di dalam toko...

Penjual : Silakan mas diseleksi , banyak pilihannya.
Anton : Saya suka yang hijau mbak , kalo dilihat segar.

Penjual : Iya mas. Cocok kalo digunakan oleh ibu mas.
Anton : Ini berapa mbak?

Penjual : Rp 50.000 ,00.
Anton : Wah , kok mahal mbak? Rp 30.000 ,00 tidak boleh?

Penjual : Tidak boleh mas , itu bahannya manis soalnya.
Anton : Tidak bisa kurang mbak?

Penjual : Rp 45.000 ,00 boleh mas.
Anton : Rp 40.000 ,00 ya mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual : Benar-benar tidak boleh mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.
Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000 ,00 , saya ambil yang ini.

Penjual : Mau beli apa lagi mas?
Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak.

Penjual : Uangnya Rp 50.000 ,00 , kembali Rp 5.000 ,00. Terimakasih mas.
Anton : Iya mbak , sama-sama.


Contoh 2:
Contoh teks perundingan Teks perundingan meminjam perlengkapan Selepas dari program mengajar , Pak.Amru ingin berkemah sore ini. Tetapi ia tak punya perlengkapan untuk berkemah. Dengan tak berfikir panjang , ia pribadi mengontak temannya yang mempunyai perlengkapan kemah.

Pak. Amru : Halo , Assalamualaikum
Bu. Piti : waalaikumsalam. Iya , Am. Ada apa?

Pak.Amru : Ini , Pit. Sore ini saya ingin berkemah. Apa saya boleh meminjam perlengkapan berkemah milikmu?
Bu. Piti : Ya , tentunya boleh. Memang akan dipinjam hingga berapa lama?

Pak. Amru : Ya..kira-kira 1 minggu , Pit. Bagaimana?
Bu. Piti : Wah , kalau 1 minggu tidak dapat , Am. Mungkin cuma bisa 3 hari.

Pak. Amru : Apa tidak dapat lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari ?
Bu. Piti : Mungkin 4 hari cukup , Am.

Pak. Amru : Baiklah , 4 hari saja. Oke?
Bu. Piti : Oke , kapan kamu mengambil peralatannya?

Pak. Amru : sesudah ini saya akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terimakasih , Pit. Assalamualaikum.
Bu. Piti : sama-sama. Waalaikumsalam Akhirnya pak. Amru mengambil perlengkapan kemah tersebut , dengan persetujuan akan dikembalikan sesudah 4 hari kemudian.