1.Musik Nusantara Daerah Aceh
Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga ”Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jikalau musik kawasan Aceh menerima imbas banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang masuk
ke Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis alat musik yang digunakan sebagian berbentuk rebana (terbang)
dengan banyak sekali ukuran, di antaranya canangtring, rebana, gambus, marwas, harubab, gendang (gedumba) serta seruling (bangsi atau serunai).
Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.
2.Musik Nusantara Daerah Sumatera Utara
Musik kawasan Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh musik gereja. Musik kawasan ini ada dua macam, yaitu tata ganing dan gondang.
a. Tata Ganing atau Gondang
Alat musik ini memakai tangga nada diatonis. Alat musik yang digunakan yaitu sebagai berikut.
1) Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang;
2) Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkanya dengan cara dipukulkan pada suatu benda.
3) Suling dengan banyak sekali macam nama, ibarat salodap, salonat, sordam, dan tarafait.
4) Gong.
5) Arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi.
Lagu-lagu yang terkenal, di antaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-Sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.
b. Gondang
Gondang yaitu musik berbentuk ensambel gendang (drum ensamble) yang merupakan ciri umum musik di kawasan ini. Ensambel yang dimaksud yaitu ensambel musik orang Mandailing, subetnis
Batak yang mempunyai kawasan paling luas di sebelah selatan provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat.
Alat musik yang digunakan dalam ensambel gordang sambilan terdiri atas
1) sembilan buah gendang besar (gondang) yang mempunyai perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya;
2) sekelompok gong berukuran kecil hingga dengan ukuran besar;
3) sepasang simbal.
3.Musik Nusantara Daerah Nias
Musik kawasan Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis musik ini kini sukar ditemukan di kawasan ini.
Jenis alat musiknya, antara lain yaitu sebagai berikut.
a. Gong dengan banyak sekali ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau saraina.
b. Lagiya yaitu semacam rebab.
c. Koko yaitu semacam celempung atau kecapi.
d. Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan tabunara.
e. Garfutala yaitu bambu yang disebut drudirana.
f. Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.
4.Musik Nusantara Daerah Sumatera Barat / Minangkabau
Musik kawasan Minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Alat musik talempong sudah usang dikenal. Bahkan, alat ini menujukkan identitas kawasan setempat. Memainkan alat musik talempong sanggup dilakukan dua cara.
Cara pertama, yaitu talempong diletakkan di atas standar yang tersusun rapi serta berukuran rendah sehingga sanggup dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar. Talempong jenis ini disebut talempong duduk. Zaman dahulu, talempong duduk selalu berada di setiap rumah gadang (rumah adat) yang dimainkan oleh anak gadis sebagai pengisi waktu senggang. Akan tetapi, kini talempong duduk sudah jarang ditemukan. Talempong duduk hanya terdapat di kawasan pinggiran, ibarat desa sekitar Talang Maun, Kabupaten Lima Puluh Kota. (seni musik Wahyu Purnomo)
Cara kedua disebut dengan istilah talempong pacik yang dimainkan dengan dijinjing ibu jari. Talempong ini sanggup dimainkan sambil duduk, berdiri, atau sambil berjalan. Pada umumnya yang memainkan alat musik ini yaitu kaum laki-laki baik bau tanah maupun muda.
Jenis alat musik yang digunakannya yaitu sebagai berikut.
a. Alat musik tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, puput batang padi, puput tanduk, dan suling.
b. Alat musik perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong atau canaung.
Di kawasan Minangkabau, musik talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek
moyang. Tema lagunya diangkat dari peri kehidupan masyarakat. Musik talempong sebagai seni tradisi mempunyai dua macam tangga nada yang dinotasikan, yaitu 5- 6 -1-2-3 dan 1-2-3-4-5
Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga ”Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jikalau musik kawasan Aceh menerima imbas banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang masuk
ke Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis alat musik yang digunakan sebagian berbentuk rebana (terbang)
dengan banyak sekali ukuran, di antaranya canangtring, rebana, gambus, marwas, harubab, gendang (gedumba) serta seruling (bangsi atau serunai).
Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.
2.Musik Nusantara Daerah Sumatera Utara
Musik kawasan Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh musik gereja. Musik kawasan ini ada dua macam, yaitu tata ganing dan gondang.
a. Tata Ganing atau Gondang
Alat musik ini memakai tangga nada diatonis. Alat musik yang digunakan yaitu sebagai berikut.
1) Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang;
2) Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkanya dengan cara dipukulkan pada suatu benda.
3) Suling dengan banyak sekali macam nama, ibarat salodap, salonat, sordam, dan tarafait.
4) Gong.
5) Arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi.
Lagu-lagu yang terkenal, di antaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-Sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.
b. Gondang
Gondang yaitu musik berbentuk ensambel gendang (drum ensamble) yang merupakan ciri umum musik di kawasan ini. Ensambel yang dimaksud yaitu ensambel musik orang Mandailing, subetnis
Batak yang mempunyai kawasan paling luas di sebelah selatan provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat.
Alat musik yang digunakan dalam ensambel gordang sambilan terdiri atas
1) sembilan buah gendang besar (gondang) yang mempunyai perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya;
2) sekelompok gong berukuran kecil hingga dengan ukuran besar;
3) sepasang simbal.
3.Musik Nusantara Daerah Nias
Musik kawasan Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis musik ini kini sukar ditemukan di kawasan ini.
Jenis alat musiknya, antara lain yaitu sebagai berikut.
a. Gong dengan banyak sekali ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau saraina.
b. Lagiya yaitu semacam rebab.
c. Koko yaitu semacam celempung atau kecapi.
d. Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan tabunara.
e. Garfutala yaitu bambu yang disebut drudirana.
f. Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.
4.Musik Nusantara Daerah Sumatera Barat / Minangkabau
Musik kawasan Minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Alat musik talempong sudah usang dikenal. Bahkan, alat ini menujukkan identitas kawasan setempat. Memainkan alat musik talempong sanggup dilakukan dua cara.
Cara pertama, yaitu talempong diletakkan di atas standar yang tersusun rapi serta berukuran rendah sehingga sanggup dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar. Talempong jenis ini disebut talempong duduk. Zaman dahulu, talempong duduk selalu berada di setiap rumah gadang (rumah adat) yang dimainkan oleh anak gadis sebagai pengisi waktu senggang. Akan tetapi, kini talempong duduk sudah jarang ditemukan. Talempong duduk hanya terdapat di kawasan pinggiran, ibarat desa sekitar Talang Maun, Kabupaten Lima Puluh Kota. (seni musik Wahyu Purnomo)
Cara kedua disebut dengan istilah talempong pacik yang dimainkan dengan dijinjing ibu jari. Talempong ini sanggup dimainkan sambil duduk, berdiri, atau sambil berjalan. Pada umumnya yang memainkan alat musik ini yaitu kaum laki-laki baik bau tanah maupun muda.
Jenis alat musik yang digunakannya yaitu sebagai berikut.
a. Alat musik tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, puput batang padi, puput tanduk, dan suling.
b. Alat musik perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong atau canaung.
(telempong)
c. Alat musik Barat sebagai musik pendukung, di antaranya gitar, trompet, dan biola.Di kawasan Minangkabau, musik talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek
moyang. Tema lagunya diangkat dari peri kehidupan masyarakat. Musik talempong sebagai seni tradisi mempunyai dua macam tangga nada yang dinotasikan, yaitu 5- 6 -1-2-3 dan 1-2-3-4-5
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon