Nih 8 Pola Tari Tunggal (Tari Dewi Anjasmara, Gatotkaca, Bondan, Golek, Anom, Semirang, Kancet Lasan, Baksa Kambang)

Share:
Bentuk tari tunggal banyak terdapat di tempat Jawa dan Bali. Sedangkan di tempat lain, kebanyakan bentuk tariannya yakni tarian berpasangan atau tari kelompok. Biasanya, tari tunggal diambil dari suatu kisah ihwal kepahlawanan, percintaan, dan kegembiraan. Tari tunggal mengambil salah satu tokoh dari kisah yang berkembang di masyarakat, menyerupai tokoh Panji Semirang dan Gatotkaca.
    Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis tari tunggal nusantara.
a. Tari Dewi Anjasmara 

Tari Dewi Anjasmara yakni tari tunggal putri. 
      Tari Dewi Anjasmara berasal dari tempat Sunda (Jawa Barat). Tari Dewi Anjasmara menggambarkan ihwal putri aristokrat yang berjulukan Putri Anjasmara dari hikayat Jawa ihwal kisah Damarwulan. Hikayat tersebut berasal dari kala ke-15.
Damarwulan yakni seorang anak ksatria yang bekerja sebagai pemotong rumput. Dalam Hikayat Jawa, diceritakan bahwa Menak Jingga mengancam Kerajaan Majapahit sebab Ratu Majapahit menolak untuk menikah dengan Menak Jingga dan Kerajaan Majapahit akan menjadi tempat taklukan. Kemudian Ratu Majapahit meminta pertolongan dari para ksatria kerajaan untuk mengalahkan Menak Jingga. Salah satu ksatria tersebut yakni Damarwulan.

       Dalam kisah hikayat Jawa, diceritakan bahwa Damarwulan yakni seorang jagoan yang sanggup mengalahkan Minak Jingga. Kekasih Damarwulan yakni Putri Anjasmara. Tarian Dewi Anjasmara melukiskan suasana hati Putri Anjasmara menunggu kedatangan Damarwulan. Gerakan dalam tarian menggambarkan ketika Putri Anjasmara berdandan sebelum bertemu dengan Damarwulan. Gerakangerakannya terdiri atas gerakan menggunakan bedak, menyisir rambut, merapikan alis mata, menggunakan anting, dan bercermin.
b. Tari Gatotkaca

Tari Gatotkaca merupakan salah satu tari wayang. 
      Tari Gatotkaca gaya Sunda diciptakan oleh Rd. Ono Lesmana Kartadikusumah pada 1957. Tari Gatotkaca gaya Sunda bersumber dari tari Gatotkaca gaya Solo. Tari Gatotkaca merupakan tari jenis putra yang memiliki aksara gagah monggawa. Selain itu, sebagian tariannya sanggup diungkapkan dalam banyak sekali jenis karakter, menyerupai sedih, gembira, dan gandrung. Tari Gatotkaca menceritakan ihwal Gatotkaca yang merindukan Putri Pergiwa.
c. Tari Bondan 
Tari Bondan yakni tari tunggal putri yang berasal dari Surakarta.
Tari Bondan dibagi menjadi tari Bondan Cindogo, tari Bondan Mardisiwi, dan tari Bondan Pegunungan (Tani). 
 Tari Bondan Cindogo dan tari Bondan Mardisiwi merupakan tari gembira. Tarian tersebut menggambarkan rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Sedangkan, tari Bondan Pegunungan menggambarkan tingkah laris putri asal pegunungan yang sedang asyik menggarap ladang atau sawah. Kostum yang dipakai dalam tari Bondan yakni kain wiron, baju kotang, dan jamang. Penari tari Bondan dilengkapi dengan perlengkapan berupa boneka dan payung.
d. Tari Golek 
Tari Golek merupakan tari tunggal putri. 
Tari Golek yakni tari yang berasal dari Yogyakarta. Namun, tari Golek dipentaskan untuk pertama kalinya di Surakarta pada 1910 ketika upacara perkawinan KGPH. Kusumoyudho dengan Gusti Ratu Angger. Kemudian, tari Golek mengalami adaptasi dengan gaya Surakarta. Tari Golek menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang barumenginjak masa remaja supaya terlihat lebih bagus dan menarik. Ragam gerak pada tari Golek merupakan gerak dasar tari Surakarta.
Macam-macam tari Golek, antara lain:
1) Golek Clunthang iringan Gendhing Clunthang.
2) Golek Motro iringan Gendhing Montro.
3) Golek Surungdayung iringan Gendhing Landrang Surungdayung.
e. Tari Gambir Anom 

Tari Gambir Anom merupakan tari tunggal yang berasal dari Surakarta. 
      Penari tari Gambir Anom yakni putra atau putri, tetapi biasanya tari Gambir Anom dibawakan oleh penari putri. 
Tari Gambir Anom menggambarkan tokoh Irawan yang merupakan anak Arjuna. Diceritakan bahwa Irawan sedang jatuh cinta. Dia merias dirinya dengan menyisir rambut, berbedak, merapikan alis, dan menggunakan pakaian.
f. Tari Panji Semirang
       Panji Semirang yakni seorang tokoh yang berjulukan Galuh Candrakirana. Tokoh Galuh Candrakirana sedang menyamar untuk mencari Raden Panji. Tokoh Panji Semirang dijadikan sebagai tokoh dalam bentuk tari tunggal dari Bali. Tari Panji Semirang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada 1942. Pada awalnya, tari Panji Semirang berjulukan Kebyar Dung. Tari Panji Semirang semakin berkembang sehabis dibawakan untuk pertama kalinya oleh murid I Nyoman Kaler yang berjulukan Luh Cawan.

       Tari Panji Semirang menggambarkan ihwal pengembaraan Galuh Candrakirana yang menyamar sebagai seorang lelaki untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Tari Panji Semirang termasuk tari putra halus. Namun, tari Panji Semirang biasanya ditarikan oleh penari putri. Perlengkapan yang dipakai oleh penari tari Panji Semirang yakni kipas.
g. Tari Kancet Lasan
       Tari Kancet Lasan yakni tari tunggal suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Penari Kancet Lasan yakni seorang wanita. Gerak dan posisi tari Kancet Lasan sama dengan tari Kancet Ledo. Namun, penari Kancet Lasan tidak menggunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang. Penari Kancet Lasan menggunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. (Seni Tari Atang dan Rama)
       Tari Kancet Lasan menggambarkan ihwal kehidupan burung Enggang. Burung Enggang yakni burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah sebab dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tapi Kancet Lasan menceritakan ihwal gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap di dahan pohon.
h. Tari Baksa Kambang 

Tari Baksa Kambang yakni tari tunggal yang berasal dari Kalimantan Selatan. 
       Penari Baksa Kambang yakni seorang wanita. Tari Baksa Kambang sanggup pula ditarikan oleh beberapa penari. Tari Baksa Kambang yakni tari penyambutan tamu agung yang tiba ke Kalimantan Selatan. Tari Baksa Kambang menceritakan ihwal seorang gadis remaja yang sedang merangkai bunga.
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon