Showing posts sorted by relevance for query macam-macam-tari-tunggal-satu-orang. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query macam-macam-tari-tunggal-satu-orang. Sort by date Show all posts

Nih Macam-Macam Tari Tunggal (Satu Orang) | Tari Topeng Cisalak, Sintren, Ibing Keurseus, Jaipong

       Tari tunggal yaitu tarian yang ditarikan oleh seorang penari, baik penari putra maupun penari
putri. Beberapa macam tari tunggal yang berasal dari Jawa Barat dan Betawi antara lain, tari Topeng Cisalak, tari Sintren, tari Ibing Keurseus, dan tari Jaipong.
1. Tari Topeng Cisalak
       Tari Topeng Cisalak merupakan kesenian yang berkembang di tempat Cisalak, Cimanggis, Depok. Awalnya, tari Topeng Cisalak muncul pada tahun 1918 dengan nama Topeng Kinang. Dua orang tokoh yang membuat tarian ini yaitu Djioen dan Mak Kinang. Kedua orang ini merupakan pemain Topeng Ubrug yang populer pada masa itu, sehingga tari Topeng Cisalak mendapat banyak efek dari tari Topeng Ubrug.
       Pertunjukan tari Topeng Cisalak melalui tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutupan.
a. Tahap persiapan
    Persiapan yang dilakukan, yaitu menyiapkan panggung yang dilengkapi dengan spanduk dan tirai sebagai identitas kelompok tari, di mana para penari berkemas-kemas dan para pemain musik menyiapkan alat-alatnya.
b. Tahap pelaksanaan
    Tahap pelaksanaan dimulai dengan prosesi ngukus dan sesaji yang dilakukan di depan waditra bende seusai adzan maghrib. Sesaji yang disediakan berupa kemenyan dan cerutu untuk dibakar, tujuh macam minuman, tujuh macam bunga, rujakan, beras, perawanten, nasi, dan bakakak ayam.
Dalam prosesi ini, waditra rebab, kendang, dan gong dikukusi diiringi cita-cita semoga pertunjukan berjalan lancar. Sementara itu, waditra bende diperlakukan secara khusus dengan diberi air kembang tujuh macam. Biasanya pada program ini warga memperlihatkan air disertai uang ala kadarnya untuk mendapat berkah.
    Tahap pelaksanaan diawali dengan memukul gong sesuai dengan hari Jumlah pukulan gong ini bervariasi, sesuai dengan hari pelaksanaan pertunjukan. Misalnya, bila pertunjukan berlangsung pada hari Senin, gong dipukul sebanyak 4 kali. Demikian pula dengan hari Selasa gong dipukul 3 kali, Rabu 7 kali, Kamis 8 kali, Jumat 6 kali, Sabtu 9 kali, dan Minggu 5 kali.
Kemudian, dilantunkan tembang atau kakawih yang disambung dengan pementasan tari Topeng Tunggal oleh penari yang disebut ronggeng topeng. Disusul dengan tari Lipet Gades, yaitu tari berpasangan ronggeng dengan penari bodor, dan dilanjutkan dengan program bodoran atau lawak sebagai epilog pertunjukan.
    Ada tiga macam topeng yang dikenakan penari Topeng Tunggal sesuai dengan jumlah tarian yang dibawakan, yaitu:
1) Pada tarian pembuka, penari mengenakan topeng berwarna putih. Topeng ini disebut Topeng Panji yang melambangkan kelembutan. Karena itu tarian yang dibawakan pun bersifat lemah lembut. Ini yaitu tarian penyambut penonton pada pertunjukan tari Topeng Cisalak.
2) Setelah tarian pembuka selesai, penari berbalik membelakangi penonton dan mengenakan Topeng Sanggah, yaitu topeng yang berwarna merah muda. Pada tarian kedua ini, gerakan penari lebih atraktif dan dinamis.
3) Tarian ketiga merupakan tarian yang paling agresif, sesuai dengan topeng yang dikenakan yang berwarna jingga atau merah menyala bermotif raksasa. Tarian pun bersifat beringas dan kasar. Setelah tarian ini berakhir, penari kembali ke balik tirai digantikan oleh tiga penari lain yang memainkan tari
Ajeng disusul tari Lipet Gandes. Pertunjukan berakhir dengan bodoran.
Tari Topeng Cisalak seringkali disebut juga tari Topeng Betawi, alasannya tari tersebut juga dipengaruhi kebudayaan Betawi. Nyanyian dan waditra yang dipakai memang khas Sunda, namun dialeknya dipengaruhi dialek Tionghoa dan Betawi pinggiran.

2. Tari Sintren
       Tari Sintren berkembang di tempat Indramayu dan Cirebon. Tari tersebut mempunyai keunikan dalam alat-alat musik yang dipergunakan, di mana alat musiknya terbuat dari tembikar dan kipas dari bambu. Jika alat-alat tersebut ditabuh dengan cara tertentu, maka akan menjadikan bunyi yang khas.
Istilah Sintren berasal dari dua kata, yaitu sinyo dan trennen. Sinyo berarti cowok dan trennen berarti latihan. Jadi, Sintren sanggup diartikan sebagai cowok yang sedang berlatih kesenian. Tari Sintren sudah sangat jarang dipentaskan. Oleh alasannya itu, tari Sintren menjadi kesenian tradisional yang sangat dihargai.
       Pertunjukan tari Sintren menyerupai dengan pertunjukan sulap dan berbau magis. Tari Sintren dibawakan oleh seorang penari perempuan. Penari naik ke pentas dengan pakaian sehari-hari, kemudian dimasukkan ke dalam kurungan menyerupai kurungan ayam. Kemudian, pendukung program lainnya memasukkan pakaian tari ke dalam kurungan itu. Dalam beberapa dikala ketika kurungan dibuka, sang penari sudah mengenakan pakaian tari. Suasana magis terasa dengan terus dikepulkannya asap dupa selama pertunjukan tari Sintren.

3. Tari Ibing Keurseus
       Tari Ibing Keurseus dibawakan oleh seorang penari laki-laki. Istilah Ibing Keurseus sanggup diterjemahkan menjadi “tarian untuk pengajaran”. Tarian ini diciptakan oleh Raden Sambas Wirakusumah sekitar awal kala ke- 20. Penciptaan tarian ini bermula dari tari Tayuban yang pada dikala itu dibawakan oleh seorang ronggeng. Namun tarian tersebut berkesan buruk, sehingga seorang darah biru berjulukan Raden Bantjakusuma menata kembali gerakannya menjadi sebuah tari yang
lebih indah. Salah seorang muridnya, yaitu R.S. Wirakusumah, berupaya merunutkan unsur-unsur klasik tari tersebut dan menghasilkan sekelompok gubahan khas yang disebut tari Ibing Keurseus.
R.S. Wirakusumah mengubah tari Ibing Keurseus menjadi empat tarian. Empat tarian gubahan tersebut menjadi dasar pendidikan tari Sunda. Tarian tersebut mencerminkan jenis tabiat pria yang khas.
 Keempat tari Ibing Keurseus sanggup dipentaskan pada program sosial dengan diiringi gamelan klasik lengkap. Keempat jenis tari Ibing Keurseus, yaitu:
a. Tari Leyepan
    Leyepan merupakan tarian indah yang bertempo lambat. Tarian ini melukiskan tabiat yang hening dan sederhana. Geraknya mengalir tenang, kepala bergerak memutar, dan mata selalu menatap ke bawah. Iramanya lembut dan menghanyutkan.
b. Tari Nyatria
       Nyatria merupakan tarian yang bertempo lebih cepat. Gerakannya lebih tegas dan cepat. Penari menegakkan kepala, yang memperlihatkan kewaspadaan dan keterbukaan. Konon, tarian tersebut menggambarkan kekhasan orang Sunda.
c. Tari Monggawa
       Monggawa sering juga disebut Kring Dua, yang berarti musik gamelan yang mengiringinya cukup pendek dengan tempo sedang diiringi tabuhan kendang yang keras. Tarian ini menyuguhkan gerak yang bersemangat dan tegas, menekankan pada kelugasan, kepercayaan diri, dan kekuatan.
d. Tari Ngalana
       Ngalana juga merupakan tarian yang gagah, namun memakai tempo yang lebih cepat daripada ketiga tarian sebelumnya. Musik dan tari Ngalana mencerminkan keceriaan, yang ditandai dengan gerak yang disebut pakblang, yaitu penari mengibaskan ujung selendangnya secara bergantian di atas kepala sambil melompat pendek dan menganggukkan kepala dengan lugas dan patah. Terkadang penari juga menepukkan tangan di atas kepala. (seni Tari Eama & Rama)
4. Tari Jaipong
       Tari Jaipong lahir pada tahun 1980 yang diciptakan oleh Gugum Gumbira. Tarian ini merupakan pengembangan dari tari Ketuk Tilu. Karya tari Jaipong pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat yaitu tari Daun Pulus, Keser Bojong, dan Rendeng Bojong. Daya tarik atau keunikan tari Jaipong yaitu geraknya yang dinamis dan tabuhan gendangnya yang unik. Karawitan tari Jaipong terdiri atas gendang, ketuk, rebab, gong, kecrek, dan sinden. Kostum atau tata busana yang dikenakan dalam tari Jaipong yaitu sinjang (celana pendek) dan apok (kebaya) yang diberi banyak sekali hiasan. Pada penyajian tari Jaipong, ada yang diberi referensi (ibing pola) menyerupai pada seni Jaipong Bandung dan ada pula tarian yang tidak dipola (ibing saka), menyerupai seni Jaipong Subang dan Karawang.
       Saat ini, tari Jaipong sanggup dikatakan sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat. Hal tersebut tampak dengan diadakannya pertunjukan tari Jaipong pada beberapa acara-acara penting dan penyambutan tamu asing. Selain itu, pertunjukan tari Jaipong diikutsertakan dalam misi-misi kesenian ke luar negeri. Tari Jaipong banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, menyerupai pada seni pertunjukan wayang, degung, dan kecapi. Tari Jaipong juga sanggup dikolaborasikan dengan musik dangdut modern menjadi kesenian pong-dut (tari Jaipong dan dangdut).

Mengenal Suku Batak Sumatera Utara Dan Unsur-Unsur Kebudayaannya - Seni Budayaku

Konten [Tampil]
Sumatera Utara ialah provinsi dengan jumlah penduduk paling besar keempat di Indonesia setelah Jawa Barat , Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penduduk orisinil provinsi ini yakni orang Batak. Penduduk yang lain yang tinggal di provinsi ini yakni orang Jawa , Aceh , Arab , Kepulauan Riau , Cina , India , dan Melayu. Pada potensi ini Seni Budayaku akan mengulas wacana suku bangsa orisinil yang mediami wilayah Sumatera Utara yakni Suku Batak. Berikut ulasan wacana suku Batak dan unsur-unsur kebudayaannya.

Suku Batak Sumatera Utara

Suku Batak ialah salah satu suku bangsa paling besar di Indonesia yang terdapat di Pulau Sumatera. Suku Batak ialah salah satu suku bangsa yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Di wilayah Sumatera Utara terdapat bermacam-macam suku bangsa dengan bermacam-macam tradisi dan budayanya yang juga bermacam-macam , dan Suku Batak ialah suku bangsa mayoritas yang terdapat di Provinsi ini. Sebagaimana suku bangsa yang lain di Indonesia , suku Batak memiliki aneka tradisi dan kebudayaan yang khas. Pada potensi ini kita akan mempelajari kebudayaan suku Batak menurut unsur-unsur kebudayaannya. Unsur-unsur kebudayaan suku Batak tersebut antara lain agama/ religi , mata pencaharian , teknologi dan perlengkapan , wawasan , kemasyarakatan , bahasa , kesenian , serta tradisi budayanya yang berisikan busana moral , rumah moral , upacara moral dan lain sebagainya.

Wilayah Persebaran Suku Batak

wilayah-persebaran-suku-batak
Sumber. Wikipedia org
Mayoritas suku Batak bermukim di tempat pegunungan Sumatra Utara. Suku bangsa Batak bermukim mulai dari perbatasan Daerah spesial Aceh di utara hingga ke perbatasan Riau dan Sumatra Barat sebelah selatan. Suku bangsa Batak juga mendiami tanah datar di antara tempat pegunungan pantai timur Sumatera Utara dan pantai barat Sumatra Utara.

Jadi , suku bangsa Batak mendiami Dataran Tinggi Karo , Langkat Hulu , Deli Hulu , Serdang Hulu , Simalungun , Dairi , Toba , Humbang , Silindung , Angkola , Mandailing , dan Kabupaten Tapanuli Tengah. 

Suku bangsa Batak memiliki banyak subsuku , menyerupai Karo , Simalungun , Pakpak , Angola , dan Mandailing. Batak Karo mendiami Dataran Tinggi Karo , Langkat Hulu , Serdang Hulu , dan Deli Hulu. Batak Simalungun mendiami tempat Dairi. Batak Pakpak mendiami tempat induk Dairi. Batak Toba mendiami tempat tepi Danau Toba , Pulau Samosir , Dataran Tinggi Toba , tempat Asahan , Silindung , tempat antara Barus Sibolga , dan tempat Pegunungan Pahae. Batak Angola mendiami tempat Angola dan Sipirok , sedangkan Batak Mandailing mendiami tempat Mandailing , Ulu , Pakatan , dan selatan Padang Lawas. 

Agama/Religi yang Dianut Masyarakat Batak

Dalam penduduk Batak sudah meningkat bermacam-macam agama menyerupai Kristen Protestan , Kristen , Islam , Buddha , dan Hindu. Meskipun demikian , penduduk Batak masih memercayai kepercayaan-kepercayaan moral , menyerupai wacana proses permulaan penciptaan dan pemahaman wacana jiwa , roh , dan dunia akhirat.

Orang Batak memercayai bahwa alam beserta segala isinya diciptakan oleh Debata Mulajadi na Bolon. Debata Mulajadi na Bolon memiliki nama yang berbeda-beda sesuai dengan kiprah dan tempat kedudukannya. Sebagai Debata Mulajadi na Bolon , ia bermukim di Iangit yang ialah pencipta alam. Sebagai penguasa dunia , ia bermukim di dunia ini dengan nama Silaon na Bolon atau Tuan Padukah ni Aji. Sebagai penguasa dunia makhluk halus , ia berjulukan Pane na Bolon atau Tuan Banua Koling. 

Hubungannya dengan jiwa dan roh , mereka memercayai adanya tondi , sahala , dan begu. Tondi yakni jiwa atau roh orang itu sendiri. Tondi ialah sumber kekuatan bagi manusia. Sahala yakni jiwa atau roh kekuatan mistis yang dimiliki seseorang , dan tidak siapa saja memiliki sahala. Sahala yang dimiliki oleh seseorang sanggup hilang atau berkurang. Hal ini membuat kewibawaan orang tersebut menjadi hilang. Orang tersebut tidak lagi disegani dan dihormati dalam masyarakat. Tondi dan sahala pertama kali diperoleh seseorang sejak masih dalam kandungan ibunya. Tondi merupakan  daya kekuatan yang memberi hidup terhadap bayi , sedangkan sahala ialah kekuatan yang menyeleksi wujud dan jalan kehidupan selanjutnya.

Begu yakni tondinya orang meninggal. Perilaku begu sama dengan insan kebanyakan tetapi secara terbalik. Artinya , apa yang dijalankan insan pada siang hari maka akan dijalankan begu pada malam hari. Dalam penduduk Batak Toba begu paling penting yakni sumangot ni ompu , sedangkan penduduk Batak Karo mengenal beberapa begu selaku berikut.
1) Batara guru/begu perkakun jabu yakni begu dari bayi yang meninggal waktu masih berada dalam kandungan ibu.
2) Bicara guru yakni begu anak yang meninggal waktu sebelum berkembang gigi.
3) Begu mate sada wari yakni begu dari orang yang meninggal secara tidak masuk akal , menyerupai terbunuh , jatuh , dan kecelakaan.
4) Mate Kayat-kayatan yakni begu dari orang yang mati muda. 

Selain begu-begu di atas terdapat pula begu yang disegani dan dihormati oleh penduduk Batak selaku berikut.
1) Sombaon , yakni sejenis begu yang bermukim di pegunungan atau hutan rimba yang padat , gelap , dan mengerikan.
2) Solobean , yakni begu yang dianggap selaku penguasa dari tempat-tempat tertentu di Toba.
3) Silan , yakni begu yang menempati pohon-pohon besar , batu-batu asing , tetapi yang dianggap nenek moyangnya.
4) Begu ganjang , yakni begu yang sungguh ditakuti alasannya yakni sanggup dipelihara oleh orang untuk menyakiti atau membinasakan orang yang dibenci oleh tuannya.

Mata Pencaharian Masyarakat Batak

Mata pencaharian orang Batak yakni bercocok tanam di sawah dan ladang. Di sawah biasanya mereka memakai irigasi , sedangkan untuk berladang biasanya mereka membuka hutan dengan menebang dan membakar. Dalam bercocok tanam penduduk Batak sudah mengenal pembagian kerja antara pria dan perempuan. Perempuan Batak bertugas pada di saat menanam , menyiangi , dan memanen. Laki-laki Batak bertugas membersihkan semak belukar , menebang pohon , aben hutan , merencanakan kanal irigasi , membajak , dan menggaru. Alat-alat yang dipakai dalam bercocok tanam antara lain cangkul , bajak , tongkat tugal , sabit , dan ani-ani. 

Sistem Kemasyarakatan Masyarakat Batak

Dalam penduduk Batak dimengerti dua lapisan masyarakat. Lapisan paling tinggi terdiri atas para aristokrat , keturunan raja-raja , dan kepala-kepala

wilayah. Lapisan kedua terdiri atas orang-orang yang melakukan pekerjaan selaku dukun , tukang yang memiliki keterampilan , menyerupai cerdas besi , cerdas emas , dan tukang kayu. 

Kepemimpinan pada penduduk Batak dibedakan menjadi tiga , yakni kepemimpinan di bidang moral , bidang pemerintahan , dan bidang keagamaan. Kepemimpinan di bidang moral termasuk soal-soal perkawinan , janjkematian , warisan , solusi perkelahian , dan kelahiran anak. Kepemimpinan di bidang pemerintahan bertugas mengerjakan roda pemerintahan sehari-hari. Kepemimpinan di bidang agama biasanya dijalankan oleh seorang dukun yang disebut guru si baso. Tidak sembarang dukun sanggup menjadi guru si baso. Hanya dukun yang pernah kesurupan , sanggup mengatakan dengan bahasa kerongkongan , dan sanggup menyaksikan roh nenek moyanglah yang sanggup dijadikan selaku guru si baso. 

Sistem Kekerabatan Suku Bangsa Batak

Kekerabatan yang dianut penduduk Batak yakni patrilineal. Patrilineal ialah golongan korelasi yang dijumlah dengan dasar satu ayah , satu kakek , atau nenek moyang. Makara , keluarga dari ayahlah yang dianggap satu keluarga dalam suku Batak , sedangkan keluarga ibu bukan menjadi dari garis keturunan melainkan orang lain.

Bahasa Daerah Batak

Provinsi Sumatera Utara terdapat bermacam-macam bahasa daerah salah satunya yakni bahasa tempat Batak. Dalam kehidupan sehari-hari suku Batak memakai beberapa logat bahasa selaku berikut.
1) Logat Karo , dipakai oleh orang Karo.
2) Logat Pakpak , dipakai oleh orang Pakpak.
3) Logat Simalungun , dipakai oleh orang Simalungun.
4) Logat Toba , dipakai oleh orang Toba , Mandailing , dan Angkola.

Kesenian Suku Batak

Masyarakat Batak tenar memiliki bermacam-macam kesenian trasional. Kesenian batak tersebut termasuk seni tari , seni musik , seni kerajinan , bermacam-macam kesenian lainnya. Tarian tenar dari Batak yakni tari tor-tor. Tari tor-tor terdiri atas berbagai macam gerakan , menyerupai Pangurdot (gerakan kaki , tumit , hingga bahu) , Pangeal (gerakan pinggang , tulang punggung , dan bahu) , Pandenggal (gerakan lengan , telapak tangan hingga jari tengah) , Siangkupna (gerakan leher) , dan Hapunana (hanya gerakan wajah).

Kesenian lain yang dimiliki oleh orang Batak yakni kesenian Musik. Orang Batak tenar memiliki talenta musik dan kepandaian bernyanyi. Kesenian musik suku Batak yakni ogung sabangunan. memakai alat musik tradisional Batak Sumatera Utara yang berisikan empat gendang (gendang oloan , ihutan , doal , dan gendang jeret) dan lima taganing (sejenis gamelan Batak). Masyarakat Batak Sumatera Utara juga memiliki bermacam-macam lagu daerah. Setiap sub suku Batak memiliki lagu tempat yang cukup beragam. Beberapa pola nama lagu tempat Batak tersebut yaitu;

  • Lagu tempat Karo: kacang Koro , Er Kata Bedil , Biring-Biring.
  • Lagu tempat Toba: Anan na Burju.
  • Lagu tempat Mandailing: Salak Sidepuan , Onang-Onang.

Selain kesenian tari dan musik , penduduk Batak juga tenar memiliki kesenian yang lain , yakni kerajinan rakyat berupa tenun , anyaman , gerabah , ukir , dan pahat. Kerajinan tenun Batak sungguh bermacam-macam , dan nyaris tiap sub suku Batak memiliki kerajinan tenun/ ulos. Ulos berperan penting dalam kehidupan penduduk Batak sejak lahir hingga meninggal. Macam-macam dan fungsi ulos dalam sebuah program , yaitu:
1. ulos lobu-lobu , yakni ulos yang diberikan oleh ayah terhadap putra dan menantunya di saat pernikahan;
2. ulos hela , yaitu ulos yang diberikan oleh orang bau tanah pengantin perempuan;
3. ulos tondi , yaitu ulos yang diberikan oleh orang bau tanah terhadap putrinya di saat hamil tua;
4. ulos tujung , yaitu ulos yang diberikan terhadap janda atau duda.
5. ulos saput , yaitu ulos selaku epilog mayat yang diberikan paman almarhum jika yang meninggal laki-laki;

Senjata Tradisional Suku Batak

Senjata tradisional suku bangsa Batak , utamanya Batak Toba yakni Tunggal Panaluan. Sebenarnya senjata ini berwujud tongkat berukir dan pangkalnya berwujud kepala insan lengkap dengan rambutnya yang yang dibikin dari bulu kuda. Dahulu senjata ini cuma dimiliki oleh Raja Sisingamangaraja. Dengan kekuatan sihirnya tongkat ini sanggup diterbangkan sesuai dengan cita-cita pemiliknya. Namun kini , penduduk sudah menghasilkan duplikatnya dan mengembangkannya menjadi cendera mata. Tunggal Panaluan sanggup didapatkan di toko-toko suvenir di tempat Parapat pinggiran Danau Toba.

Pakaian Adat Suku Batak

pakaian-adat-suku-batak-toba
Pakaian Adat Batak Toba
Pakaian adat suku Batak Sumatera Utara tidak lepas dari Ulos yakni tenun tradisional khas suku Batak. Ulos bagi penduduk Batak ialah busana sehari-hari sebelum mereka mengenal tekstil bikinan luar. Ada berbagai macam ulos yang dipakai oleh penduduk Batak pada program tertentu menyerupai ulos jugia , ragidup , sadum , runjat , dan ragihotang. Hampir setiap subsuku Batak memakai ulos dalam busana adatnya , menyerupai suku Batak Pakpak yang memakai ulos lebih banyak didominasi berwarna hitam , suku Batak Simalungun memakai kain ulos motif gatip , dan suku Batak Toba yang memakai ulos mangiring di kepala.

Rumah Adat Suku Batak

rumah-adat-suku-batak-toba
Rumah moral Suku Batak Toba
Rumah moral suku Batak sungguh bermacam-macam , hal ini dikarenakan suku Batak memiliki bermacam-macam sub suku , yang masing-masing sub suku batak tersebuat memiliki nama rumah moral sendiri-sendiri. Nama-nama rumah moral masing-masing subsuku Batak Sumatera Utara tersebut , yakni rumah moral Siwaluh Jabu yakni nama rumah moral suku Batak Karo. Rumah moral suku Batak Toba disebut rumah Bolon. Rumah moral batak Pakpak/ Dairi disebut Jerro , dan Rumah moral mandailing dan Angkola disebut Bagas Godang.

Upacara Adat Suku Batak

Upacara moral tradisional bagi orang Batak ialah salah satu aktivitas yang disakralkan oleh masyarakatnya. Upacara tersebut berupa upacara moral yang berafiliasi dengan daur hidup insan dan upacara moral lainnya. Beberapa Upacara moral Batak yang dijalankan oleh penduduk hingga di sekarang ini , diantaranya menyerupai upacara masa kehamilan , upacara kelahiran , upacara martutuaek , upacara mengebang , dan upacara kematian.

Nih Perkembangan Tari Di Eropa (Tari Zaman Prahistori, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, Dan Zaman Renaisans)

Tari merupakan karya seni yang memiliki tempat penting di dalam kehidupan manusia. Karya seni tari sering dimanfaatkan di dalam banyak sekali aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Karya seni tari sanggup dipakai sebagai sarana rekreatif dan edukatif. Bagaimana dengan karya seni di Eropa? Karya seni tari di Eropa sanggup dilihat dari beberapa kebudayaan berikut.
                                                                    Tari tunggal Eropa
1. Tari Zaman Kebudayaan Prahistori
       Pada zaman prahistori belum ada permasalahan sosial menyerupai kini ini. Pada masa itu yang terpenting, yaitu usaha dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan tiap pribadi. Masyarakat pada waktu itu belum merupakan suatu kelompok yang teratur sehingga peperangan antarkelompok pun jarang terjadi. Pertumbuhan serta perkembangan adat istiadat yang mengatur tata kehidupan insan sangat bergantung pada alam tempat mereka hidup. Selera, rasa, dan lisan seni orang-orang yang hidup pada masa ini sanggup dilihat pada gambar-gambar yang terdapat pada dinding goa. Sebagai contoh, peninggalan kebudayaan Magdalenia Eropa dari tahun 10.000 SM, yaitu pada dinding-dinding goa terlihat gambar-gambar hewan yang realistis.
       Bukti pada zaman ini sudah ada tari-tarian sanggup dilihat dari gambar-gambar yang menawarkan orang-orang menari. Pada zaman ini sanggup dikatakan bahwa tari-tarian memiliki dua ciri sebagai berikut.
a. Imitatif, menggandakan binatang.
b. Mimitis, menggandakan kegiatan insan sendiri.
      Tarian pada zaman ini sudah memakai topeng, baik yang dibentuk maupun dengan muka yang dicat. Iringan tarinya memakai bunyi-bunyian dengan pementingan pada ritme tepuk tangan, gendang, dan bunyi manusia. Setiap tarian dilakukan dengan kesungguhan yang luar biasa. Hal ini dimaksudkan semoga karya tari yang dilakukan memiliki kekuatan, misalnya, dengan melaksanakan tarian tersebut sanggup mengusir roh jahat. Tari-tarian pada zaman kebudayaan prahistori yang masih ada pada waktu kini ini, di antaranya sebagai berikut.
a. Di Siberia, ada tarian berburu hewan yang ditarikan oleh dua penari. Satu orang penari berperan sebagai pemburu dan satu orang sebagai hewan buruannya.
b. Di Afrika, ada tarian yang dinamakan Vru. Tari ini juga menggambarkan perburuan binatang. Selain itu juga ada tari Damara yang menggambarkan gerak-gerak sapi dan biri-biri.
c. Di Madagaskar, ada semacam tarian yang menggambarkan peperangan. Karya tari ini diperagakan oleh sekelompok penari pria dan wanita. (seni tari Ari Subekti)
 
2. Tari Zaman Kebudayaan Mesir Kuno
       Kebudayaan Mesir kuno telah banyak meninggalkan bekas-bekasnya dalam bentukbentuk bangunan kuno, menyerupai piramida, sphinx, dan obelisk. Sekarang ini, peninggalan tersebut menjadi sumber untuk mengetahui dan menyidik tata laris dan adat istiadat orang-orang Mesir yang hidup pada zaman itu.
       Melalui relief-relief, sanggup dilihat bahwa tarian pada zaman ini memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakatnya. Pada relief, kebanyakan menggambarkan bahwa orang-orang Mesir kuno bahagia sekali dengan gerak-gerak akrobatik dan atletik. Sebagai iringan tarian tersebut dipergunakan alat-alat menyerupai rebana, kastanyet, gendang, suling, dan lain-lain. Ada juga relief yang menggambarkan suatu bentuk orkes dengan penyanyipenyanyi yang mengiringi tari-tarian.
       Relief dalam bentuk tarian Mesir kuno, penari lebih memakai gerakan-gerakan tangan, kemudian lambat laun gerak-gerak pinggul dipergunakan. Pada zaman Mesir kuno, banyak penari dan penghibur yang dilatih untuk menari pada kepentingan upacara keagamaan dan juga sebagai hiburan. Pada zaman ini sudah banyak penari yang tampil tunggal. Pada zaman kini ini, perkembangan tarian Mesir banyak yang memakai gerak-gerak perut sehingga ada juga tarian Mesir yang disebut tari Perut.
 
3. Tari Zaman Yunani
       Peradaban Yunani yakni pewaris peradaban Eropa dan dunia barat, yang mencapai puncaknya sekitar periode ke-5 SM. Akar-akar dari peradaban tersebut terletak di kawasan sekitar Asia Timur, di mana peradaban di sini muncul lebih tinggi sebelum orang Yunani.
       Perkenalan orang Yunani dengan Asia Timur menciptakan Yunani di abad-abad berikutnya sanggup mencapai suatu kebudayaan yang tinggi dan menjadi peletak dasar kebudayaan bangsa Barat. Salah satu bentuk kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya seni tari pada zaman ini sangat bersahabat kaitannya dengan segala macam upacara untuk menghormati Dewa- Dewi. Upacara-upacara yang ada biasanya terdiri atas tari-tarian yang diiringi paduan suara. Upacara itu di antaranya, yaitu upacara pada pesta Panathenaea yang diselenggarakan untuk menghormati Dewi Athena dan upacara pada pesta Dionysia untuk menghormati Dewa Anggur.
 
4. Tari Zaman Romawi
       Peninggalan seni pentas, satu-satunya pada zaman Romawi ini yakni seni pentas pantomim. Pantomim, yaitu pengekspresian suatu kisah tanpa kata-kata, tetapi melalui gerak-gerak. Kadang kala pada seni pentas memakai topeng dan diiringi nyanyian dan prosa. Di beberapa daerah, tarian masih merupakan cuilan terpenting dari kehidupan kebudayaan, misalnya, menyerupai di Spanyol dan Italia. Namun, seni tari pada zaman Romawi sudah kehilangan nilai-nilai magis dan telegeniknya. Nilai-nilai estetik pada orang Yunani kelihatan sangat indah, tetapi pada orang-orang Romawi kelihatan sangat kasar. Hal ini disebabkan lantaran orang-orang Romawi sangat menyukai hiburan yang berangasan menyerupai hiburan gladiator. Perkembangan seni tari di Eropa sehabis zaman Romawi tidak berarti. Namun demikian, tidak berapa usang perkembangan seni tari mulai memuncak, yaitu pada zaman renaisans.
 
5. Tari Zaman Renaisans
       Zaman Renaisans merupakan zaman keemasan, di mana tercapai tingkat yang tinggi dalam bidang kultural dan intelektualitas. Kemajuan sangat pesat pada bidang-bidang sastra, kesenian, dan falsafah barat, dimulai di Italia pada periode ke-13, kemudian menyeluruh ke Eropa cuilan utara.
Kehidupan aristokrat juga mencapai puncaknya pada zaman ini. Segala segi kehidupan dipengaruhi feodalisme, demikian pula tari-tariannya. Asal-usul teknik Balet yakni tata laris dari aristokrat yang ketat. Kelakuan orang aristokrat yang diatur merupakan dasar-dasar dari teknik Balet. Balet mulai berkembang di istana yang diolah dari tarian rakyat dan tata laris feodalisme. Pada periode ke-16, Balet dibawa ke Perancis. Mulai ketika itulah perkembangan tari-tarian di negara-negara Eropa semakin meluas. Setiap negara memiliki karya tari sendiri.

Seni Tari Di Indonesia| Sejarah| Jenis| Dan Fungsi Seni Tari - Seni Budayaku

Konten [Tampil]
Seni tari terus bertambah sejak zaman prasejarah , sejarah , hingga modern. Ini terlihat dari pertumbuhan geraknya. Dari yang sungguh sederhana , sederhana , terkonsep secara estetis , hingga tidak beraturan atau bebas.

Sejarah Seni Tari di Indonesia

Karya tari pada zaman prasejarah betul-betul berupa sebutan ekspresif. Rasa bahagia dan murung betul-betul diungkapkan dalam gerak dan hentakan kaki , tepuk tangan , jeritan , bahakan , bahkan berguling-guling.

Pada zaman prasejarah bentuk-bentuk gerakan tari di Nusantara telah mengarah pada maksud atau tujuan kegunaan menari. Tidak cuma selaku sebutan perasaan namun tari juga selaku fasilitas hiburan dan persembahan. Karena seni lain juga telah meningkat , unsur-unsur penunjang tari menyerupai pakaian , peralatan tari/ properti , rias , dan musik juga lebih maju.

Pada masa inilah timbul tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik yang menjadi tonggak dasar pertumbuhan seni tari di Indonesia. Bentuk gerak tari zaman terbaru betul-betul digarap dengan gaya gres yang lebih bebas. Misalnya cara insan melayang , binatang bernyanyi dan bermain di taman , orang berlangsung menyerupai robot dan lain-lain.

seni tari di indonesia
Pertunjukan Seni Tari

Jenis-Jenis Tarian Daerah

Tari tempat Nusantara yakni kesenian tari yang terus berkembang dan meningkat sesuai dengan kalangan penduduk pendukungnya. Tari tempat Nusantara memiliki keunikan gerak , irama musik pengiring , bentuk penyuguhan , rias dan busana. Keunikan ini diubahsuaikan dengan fungsi seni tari tersebut di penduduk , apakah selaku hiburan atau selaku fasilitas upacara adat.

1. Berdasarkan Sifat dan Sejarah

Berdasarkan sifat dan sejarah pembentukannya , tari tempat terbagi menjadi dua bab yakni tari tradisi dan tari kreasi.

a. Tari Tradisi , ialah tari yang ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi menjadi tari tradisi kerakyatan dan klasik.

Tari Tradisional Kerakyatan , berkembang dan meningkat di dalam lingkungan penduduk biasa atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan lazimnya digunakan selaku tari hiburan , pergaulan , juga selaku wujud rasa syukur. Memiliki ciri-ciri bentuk gerak , irama , lisan , dan rias pakaian yang sederhana serta sering disuguhkan secara berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya; tari Jaran Kepang , Kuda Lumping (Jawa) , tari Jaipong (Jawa Barat) , tari Banyumasan , tari Payung , Lilin (Sumatera Barat) , tari Saman (Aceh) , dan lain-lain.

Tari Tradisional Klasik , dikembangkan oleh kaum aristokrat di istana. Bentuk gerak tarinya baku dan tidak sanggup diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih sukar alasannya yakni cuma sanggup ditangani dalam kalangan aristokrat tersebut. Fungsi tari klasik lazimnya digunakan selaku fasilitas upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak , penghayatan , irama , rias , dan busananya terkesan lebih mewah dan estetis.

Contohnya; tari Topeng Klana (Jawa Barat) , tari Beskalan , tari Ngremo (Jawa timur) , tari Bedhaya , tari Serimpi , tari Sawung (Jawa Tengah) , tari Pakarena (Sulawesi Selatan) , tari Rejang (Bali).

b. Tari Kreasi , yakni bentuk gerak tari gres yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal dari satu tempat atau aneka macam tempat di Indonesia. Selain bentuk geraknya , rias , busanan dan irama iringannya juga ialah hasil penyesuaian tari tradisi. Bentuk gerak tari gres misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita) , pantomim (gerak patah-patah sarat tebakan) , dan kekinian (gerak ekspresif impulsif , terlihat tak beraturan namun terkonsep).

Contohnya; tari Tenun , tari Wiranata , tari Panji Semirang (Bali) , tari Kijang , tari Angsa , tari Kupu-Kupu , tari Merak (Jawa) , tari Lebonna , tari Bosara (Sulawesi Selatan) , dan lain-lain.

2. Berdasarkan Bentuk Penyajian

Bentuk seni tari dibedakan menurut jumlah penari. Tari sanggup disuguhkan secara tunggal , berpasangan , dan kelompok.

a. Tari tunggal , merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/ sendiri , baik wanita atau laki-laki. Penari mempunyai tanggung jawab langsung untuk menghapal gerak dan gugusan dari permulaan hingga tamat pementasan. Tari tunggal lazimnya mempunyai alur dongeng atau penokohan yang mengambil tema  seperti kepahlawanan atau percintaan. Contohnya; tari Panji Semirang (Bali) , tari Topeng (Jawa Barat) , tari Golek (Jawa Tengah).

b. Tari Berpasangan , bisa ditangani oleh penari pria dan wanita , sesama pria , atau sesama perempuan. Penari mesti memperhatikan keserasian geraknya dengan gerak pasangannya. Mereka mesti saling mengisi dan melengkapi , juga melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-Gale (Papua) , tari Payung (Melayu) , tari Cokek (Jakarta) , tari Piso Surit (Batak) , dan lain-lain.

c. Tari kalangan , yakni bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari jenis ini membutuhkan koordinasi yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan permainan komposisi sungguh menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari penari mesti sanggup diajak kerja kalangan menurut alur dongeng atau keterkaitan para pemain drama tokohnya. Contohnya; tari Bedhaya Ketawang (6 orang , Surakarta , Jawa Tengah) , tari Bedhaya Semang (6 orang , Yogyakarta) , tari Lawung (4 orang , Jawa Tengah) , tari Kecak , tari Janger (Bali).

:
Jenis Tari Berdasarkan Tema atau Isi
Jenis Tari Berdasarkan Pola Garapan
Jenis Tari Berdasarkan Fungsi dan Tujuannya

Fungsi Seni Tari di Indonesia

Seni tari tidak cuma sekedar sebutan lisan impulsif tatkala bahagia dan sedih. Tari meningkat sesuai dengan keperluan sosial sehingga mempunyai kegunaan yang lebih penting dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi seni tari di Indonesia antara lain sebagai;

a. Seni Tari sebagai Sarana Upacara Adat dan Religi

Berbagai upacara yang berhubungan dengan perburuan , pertempuran , peningkatan tahta , pergeseran animo , di saat tanam dan panen , kelahiran bahkan maut mempunyai tarian sendiri. Tari ini bersifat sakral dengan elemen selaku pemujaan terhadap alam dan penguasanya. Gerak ekspresif dan imitatif (meniru gerak sekitar). Dengan komposisi tari melingkar , berjajar atau berbaris. Contohnya; tari Seblang (Panen Padi , Jawa Timur) , tari Pattudu (persembahan , Sulawesi Selatan) , tari Ratep (meminta hujan , Madura).

b. Seni Tari sebagai Sarana Pertunjukan

Tari berkhasiat untuk menghibur penduduk luas. Sebagai fasilitas pertunjukan tari sanggup dibagi menjadi dua , yaitu:
  • Tari hiburan/ tontonan rakyat , disusun mudah-mudahan rakyat bergembira. Gerakannya lincah dan semarak. Irama , rias , pakaian dan komposisinya semarak dan beragam. Contohnya; tari Serampang Duabelas (Sumatera barat) , tari Jaipong (Jawa barat) , tari Janger (Bali).
  • Tari selaku fasilitas pergelaran resmi , disusun dan dijadwalkan secara matang untuk pertunjukan. Contohnya; drama tari atau sendra tari , tari untuk pekan raya , penyambutan tamu , upacara resmi.

c. Seni Tari sebagai Media Pendidikan

Sebagai media pendidikan tari sanggup membentuk keseimbangan emosi , kemampuan , budipekerti , toleransi , dan berpenampilan santun. Fungsi inilah yang lalu melahirkan sanggar-sanggar tari. Dengan mempelajari seni tari kita sanggup mengenali jenis-jenis tari di Indonesia serta membuatkan rasa mempunyai dan menghargai budaya bangsa sehingga sanggup turut melestarikannya. Disamping itu pribadinya juga sanggup terbentuk dalam mempertahankan dan menghormati budaya suku bangsa dan bangsa lain.

d. Seni Tari sebagai Sarana Komunikasi

Dalam program peringatan dengan memperlihatkan pertunjukan tari , warga berkumpul , menari , dan bergembira bareng dengan gerak-gerak yang selaras. Lewat tarian ini warga berinteraksi , bergaul , berkomunikasi , bikin kekerabatan yang lebih baik. Kaprikornus , secara biasa seni tari sanggup menjadi fasilitas komunikasi dan pemersatu bangsa.

Demikian postingan "Seni Tari di Indonesia , Sejarah , Jenis , dan Fungsi Seni Tari". postingan seni menawan yang lain di situs .

Nih Menyiapkan Pertunjukan Tari & Gagasan Penyusunan Tari (Tari Gerigik Bengkulu)

Seni tari merupakan salah satu cabang seni pertunjukan. Oleh sebab itu, salah satu tujuan diciptakannya seni tari ialah untuk dipertunjukkan di depan orang. Untuk pertunjukan itu, diharapkan persiapan. Persiapan yang dilakukan dimulai dari penentuan ilham hingga risikonya karya itu siap dipertunjukkan di atas panggung.
       Gagasan atau ilham setiap penciptaan karya tari berbeda-beda. Hal itu menimbulkan munculnya bermacam-macam karya seni tari. Keragaman itu ditunjukkan oleh gerak dan unsur-unsur pendukungnya.
 A. Menyiapkan Pertunjukan Tari
       Pertunjukan karya tari seni tari perlu persiapan. Persiapan itu intinya bertujuan biar karya tari benar-benar pantas ditampilkan di depan penonton. Selain itu, pertunjukan diharapkan berhasil dengan baik. Jika pertunjukan berhasil dengan baik, tentu penonton tidak akan kecewa dan koreografer pun akan merasa puas dengan karyanya. Berikut ini beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk pertunjukkan karya tari.
1. Memilih dan Menentukan Bentuk Karya Tari
       Berdasarkan bentuk penyajiannya, ada tiga macam karya tari, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Agar pertunjukkan karya tari lebih bervariatif dan meriah, akan lebih baik kalau ketiga bentuk karya tari tersebut ditampilkan.
2. Menentukan Jumlah Penari
       Penentuan jumlah penari sangat berkaitan dengan bentuk karya tari yang akan
disajikan. Jika karya tari yang dipilih merupakan bentuk tari berpasangan, secara otomatis
ditentukan jumlah penari dua orang atau kelipatannya. Sebaliknya, kalau karya tari yang
dipilih merupakan bentuk tari kelompok, penentuan jumlah penari diadaptasi dengan
jumlah anggota tarian kelompok tersebut. Sebagai contoh, untuk mempertunjukkan tari
Lawung dari Yogyakarta dibutuhkan 16 penari. Jumlah penari juga sebagai materi pertimbangan
pembuatan panggung atau daerah pertunjukan. Jika jumlah penari banyak, perlu
disiapkan pula panggung yang luas.
3. Menyiapkan Unsur-Unsur Karya Tari
Mempertunjukkan karya tari merupakan sebuah acara seni yang bersifat kompleks
karena mencakup beberapa unsur. Karya tari terdiri atas unsur utama dan unsur pendukung.
Unsur utama, yaitu gerak. Sebelum dipertunjukkan di depan orang lain, latihan-latihan
peragaan gerak tari perlu dilakukan. Adapun unsur pendukung karya tari, di antaranya,
musik iringan, tata rias, tata busana, properti tari, dan tata panggung. Unsur utama dan
unsur pendukung tersebut perlu dipersiapkan sesuai dengan karya tarinya.

B. Gagasan Penyusunan Karya Tari
       Meskipun merupakan pekerjaan rutin, acara sehari-hari sanggup menarik perhatian seorang pencipta tari. Kegiatan sehari-hari itu sanggup memperlihatkan ilham untuk diciptakannya sebuah tarian yang mengandung arti yang dalam. Salah satu misalnya ialah dalam penciptaan tari Gerigik dari Bengkulu. Gerigik di Bengkulu merupakan sebuah tabung dari bambu untuk mengambil air dari mata air.
       Tari Gerigik disusun menurut ilham atau gagasan yang sangat sederhana. Tarian ini menggambarkan acara perempuan dan laki-laki pada ketika mengambil air dan memancing. Meskipun ilham yang diambil sederhana, hasil susunan karya tari ini memuaskan. Hal ini sanggup dilihat dari gerak dan unsur-unsur pendukung lainnya. Gerak-gerak yang disusun merupakan gerak yang lincah dengan properti berupa pancing atau gerigik. Busana yang digunakan oleh penari sangat sederhana. Busana yang digunakan oleh penari perempuan hanya terdiri atas baju kurung dan kain sarung songket. Busana ini dipadu dengan pemanis berupa seuntai kalung emas pada leher dan beberapa kembang goyang sebagai penghias sanggul. Penari laki-laki menggunakan baju lengan panjang tanpa kerah dan celana yang mempunyai warna harmonis dengan bajunya. Selain itu, penari menggunakan kain sarung dan epilog kepala. Kain sarung dililitkan di pinggang. Penutup kepala para penari berupa destar. Coba perhatikan gambar dibawah ini:
       Gagasan atau ilham dalam penyusunan karya tari diungkapkan melalui gerak, busana tari, dan unsur yang lainnya. Dapatkah kau menemukan gagasan atau ilham untuk menciptakan kreasi tari? Gagasan atau ilham diawali dengan memilih tema karya tari.

Mengenal Kebudayaan Tempat Bali - Seni Budayaku

Konten [Tampil]
Mengenal Kebudayaan Daerah Bali - Provinsi Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Provinsi ini masuk dalam rangkaian kepulauan Nusa Tenggara. Dulu kepulauan ini pernah disebut dengan nama Sunda kecil. Suku bangsa Bali mendiami Pulau Bali yang kini menjadi suatu Provinsi dengan delapan kabupaten dan satu kota. Salah satu kalangan penduduk yang bertempat tinggal di kawasan pegunungan ialah salah satu suku bangsa Bali yang suka disebut selaku orang Aga. Bali Aga ialah salah satu suku bangsa Bali yang menilai diri mereka selaku penduduk orisinil Bali. Bali Aga sendiri memiliki arti Bali Pegunungan.

Salah satu kalangan yang menjadi bab dari suku bangsa Bali yakni orang Trunyan. Orang Trunyan memiliki kebudayaan unik tersendiri , yakni memiliki ciri-ciri kebudayaan pra-Hindu. Kebudayaan tersebut berhubungan dengan insiden janjkematian , Jenazah orang Trunyan tidak dibakar atau dikebumikan seumpama lazimnya orang Bali , tetapi dibiarkan membusuk di udara terbuka.

Kebudayaan Daerah Bali

Masyarakat Bali hidup dalam lingkungan permukiman yang disebut dengan Pawongan atau desa yang berisikan dua jenis , yakni desa budpekerti dengan pemimpinnya disebut kelian budpekerti atau bandesa asat yang diseleksi oleh kerama desa. Dan desa dinas dengan pemimpinnya disebut perbekel atau bandesa.

Prinsip kekerabatan kekerabatan orang Bali menurut azas patrilineal yang amat dipengaruhi oleh bentuk keluarga luas patrilineal yang disebut dadia. Masyarakat Bali dibedakan atas golongan menurut metode dan pelapisan sosial yang disebut wangsa (kasta). Mereka terikat dalam perkawinan yang bersifat endogami dadia atau endogami wangsa.

mengenal-kebudayaan-daerah-bali


A. Bahasa Daerah Bali

Bahasa Bali tergolong dalam keluarga bahasa kawasan di Indonesia. Peninggalan prasasti zaman antik menyediakan adanya bahasa Bali antik yang berlainan dengan diskusikan Bali sekarang. Bahasa Bali antik tersebut banyak mengandung bahasa Sanskerta , juga terpengaruh oleh bahasa Jawa antik dari zaman Majapahit.

B. Rumah Adat Bali

Arsitektur Bali memiliki ciri-ciri struktur bangunan bali yang lazim disebut triangga. Konsep arsitek ini terdiri atas hulu , tubuh , dan kaki. Dalam kiprahnya selaku wadah , arsitektur dipandang selaku miniatur jagad raya yang menjadi wadah semua aktivitas manusia. Bentuk dan fungsi bangunan perlambang kekuatan yang menjiwai dari arah delapan penjuru angina dalam tata waktu yang disebut astawara “Sri-Indra-Guru-Yama-Rudra-Brahma-Kala-Uma”.

Dalam menyeleksi arah untuk membangun suatu rumah , penduduk bali lebih memprioritaskan menghadap ke arah gunung yang dianggap selaku arah ke alam maya (kaja) dan kelod yang menghadap ke maritim yang dianggap ke arah alam neraka , arah barat yakni arah janjkematian atau kejahatan yang disebut kauh , dan arah timur ialah arah kelahiran dan kebaikan yang disebut kangin.

Pembahasan lengkapnya silahkan klik Rumah Adat Bali Lengkap , Gambar dan Penjelasannya

rumah budpekerti tradisional bali

C. Pakaian Adat Bali

Pakaian budpekerti Bali memiliki beraneka ragam jenis , dari busana sehari-hari hingga busana upacara. Dalam pergaulan sehari-hari anak pria Bali diwajibkan memakai epilog kepala yang disebut Destar atau Udeng , sedangkan anak perempuan mengenakan tengkuluk atau kancrik yakni sehelai selendang yang berfungsi menutup tubuh yang kadang kala digunakan untuk mengangkat beban sekaligus selaku epilog wajah.

Seorang pendeta berkewajiban memakai busana yang disebut Wastra atau Kapuh yang berwarna putih atau kuning , serta berikat pinggang warna putih yang disebut Kawaca. Sementara itu , busana pendeta perempuan memakai kain Plekat warna cokelat dan berselendang putih atau kuning. Sebagian orang Bali mempercantik diri dengan bunga yang disisipkan pada rambut bagi kaum perempuan dan disisipkan pada daun pendengaran bagi pria yang disebut Sumpang.

Dalam upacara perkawinan , penduduk bali mengenal adanya tiga jenis busana dan make up pengantin , yakni nista , madya , dan utama atau payes agung.

Pembahasan lengkapnya silahkan klik Pakaian Adat Bali Lengkap , Gambar dan Penjelasannya

pakaian budpekerti bali

D. Kesenian Tradisional Daerah Bali

Seni budaya Bali ialah bab yang sungguh penting dalam kehidupan keagamaan penduduk Bali. Upacara keagamaan memakai banyak sekali unsur seni seumpama seni rupa , seni musik , seni tari , dan seni sastra selaku seni sakral.

1. Tarian Tradisional Bali

Pada upacara keagamaan di pura dan tempat yang ada relevansinya dengan agama , tarian yang beken yakni tari Rejang. Tari rejang ini oleh penduduk Bali dibagi ke dalam berbagai macam menurut status sosial penarinya. Di desa Tenganan , dalam upacara “Aci Kasa” ditarikan tari Rejang Palak , Rejang Mombongin , Rejang Dewa dan Rejang Makitut yang diiringi gamelan selonding. Selain tarian tersebut , masih banyak tarian yang cukup beken di Bali seumpama pada tabel berikut ini.

Lebih rincian dan lengkap pembahasan ihwal jenis tarian Bali , silahkan baca di postingan berikut;
Tarian Tradisional Bali
NoNama TarianKeterangan
1
Tari Topeng
Pertunjukan sakral yang didasarkan pada legenda silsilah kehidupan , dengan wayang kulit selaku salah satu media tradisional kebudayaan.
2
Tari Janger
Merupakan Jenis tarian rakyat yang dipertunjukkan pada program tertentu seumpama usai panen , sekitar hari raya , dan program lainnya.
3
Tari Legong
Merupakan jenis tarian tradisional klasik yang dipertunjukkan selaku tarian ritual para dewa-dewa suci.
4
Barong
Barong yakni pelindung mistik dari desa-desa di Bali selaku musuh dari Rangda sang penyihir , penguasa roh kegelapan.
5
Tari Pendet
Tari pendet yakni tarian para putri yang memiliki contoh gerakan yang lebih dinamis dari tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan.
6
Tari Baris
Merupakan tarian perang tradisional yang memuja ketangguhan kesatria Bali yang menang perang. Para penarinya mengenakan topeng raksasa atau topeng mengerikan dengan mengambil kisah dari legenda Ramayana dan Mahabharata.
7
Tari Kecak
Tarian ini dipertunjukkan oleh sekelompok pria yang duduk berbaris melingkar memakai irama tertentu menyerukan "Cak" sambil mengangkat kedua lengan tangan. Tarian ini menggambarkan barisan monyet menolong Rama melawan Rahwana dalam kisah Ramayana.
8
Tari Oleg Tambulilingan
Merupakan jenis tarian terbaru yang dikembangkan oleh almarhum Mario pada tahun 1952. Awalnya tarian ini dimainkan oleh seorang gadis yang disebut oleg , tetapi di sekarang ini ditambahkan pula seorang pria untuk menghasilkan duet.
9
Tari Kebyar Duduk
Kebyar yakni jenis tarian tunggal dengan sifat lebih individualistik yang lebih menekankan pada intepretasi penari dalam menguasai nuansa musik dengan gerakan  serta verbal wajah.

2. Alat Musik Tradisional Bali

Di Provinsi Bali terdapat alat musik tradisional yakni rindik , kendang , cengceng , suling , dan gender. Rindik ialah salah satu alat musik yang yang dibikin dari bambu dengan nada selendro. Alat musik ini digunakan pada upacara perkawinan dan program pertunjukan yang dimengerti dengan nama "Joget Bumbung". Tarian Joget Bumbung umumnya diiringi eleh sepuluh atau duapuluh orang penabuh gamelan. Selain itu , ada juga kendang. Kendang ialah alat musik penting dalam gamelan Bali. Di Bali ada dua jenis kendang , yakni kendang wadon dan kendang lanang. Gender yakni alat musik yang paling tradisional di Bali yang umumnya dimainkan paling banyak empat orang dalam mengiringi wayang kulit. Selain itu ada pula alat musik dari bambu yang disebut suling dan cengceng yang ialah embel-embel gemelan Bali.

3. Lagu Daerah Bali

Lagu-lagu kawasan Bali antara lain , yakni Mejangeran , Macep-cepetan , Ngusak Asik , Putri Ayu , Meyong-Meyong , dan Ratu Anom.

4. Seni Kerajinan Rakyat Bali

Provinsi Bali yakni provinsi yang kaya akan budaya. Salah satunya yakni beraneka ragam kerajinan yang dihasilkan oleh setiap kabupaten di provinsi Bali. Berbagai macam jenis kerajinan yang dihasilkan setiap kawasan di kabupaten dan kota di Bali sanggup dilihat pada tabel berikut ini.
Daerah Penghasil Kerajinan di Bali
NoNama DaerahNama Produk Kerajinan
1
Kota Denpasar
Kerajinan patung kayu , kerajinan perak , kerajinan garmen , kerajinan batok kelapa , kerajinan kipas cendana (kelurahan Sesetan) , kerajinan anyaman.
2
Kab. Buleleng
Kerajinan bambu , perak , ukir kayu dan patung , pelepah pisang , lukis wayang beling dan kulit kandang burung , gabah , genteng , tenun , batik , dan kerajinan cerdas besi.
3


Kab. Bangli
Kerajinan bambu , kerajinan kayu (desa Tembuku , Yangkapi , Abangsongan , Suter , Banua , dll) , Kerajinan keris emas , perak , dan kuningan (desa Undisan , Peninjoan , Apuan , Tenggahan , dll) , Kerajinan bambu (desa Taman Bali , dan desa Bunutin).
4
Kab.
Klungkung
Kerajinan gong (desa Tihingan) , kerajinan kayu (desa Nyalian , desa Akah) , lukisan tradisional (desa Kamasan) , kerajinan kuningan (desa Rawasan , dan desa Budaga).
5
Kab. Jembrana 
Kerajinan tenun cagcag (kelurahan Sangkar Agung , Dauh Waru , Batu Agung , Dangin Tukad raya) , kerajinan anyaman bambu (desa Tukad Daya , desa Yeh Sumbul , Desa Medewi).
6
Kab. Gianyar
Kerajinan kayu , produk tekstil , kerajinan perak , lukisan aneka corak , kerajinan bambu , anyaman lontar , kerajinan besi.
7
Kab. Tabanan
Kerajinan keramik (desa Pejaten , kec. Kediri) , kerajinan besi logam , kerajinan tenun kayu , kerajinan batok kelapa (desa Pujungan , desa Rejasa , desa Gubug , desa Pangkungkarung , dll) , kerajinan anyaman bambu , pandan , dan lontar (desa Bugbug , desa Gubug) , kerajinan rajut (desa Pujungan , desa Batungsel , desa Sanda , dll).
8
Kab. Karangasem
Kerajinan anyaman bambu , anyaman lontar , tenun tradisional (desa Tenganan Pegrisingan) , patung kayu , anyaman pandan (desa Tumbu , kec. Karangasem).

E. Upacara Adat Bali

Hampir seluruh bab kehidupan penduduk Bali diwarnai dengan banyak sekali upacara budpekerti , sehingga sanggup dibilang kehidupan spiritual penduduk Bali tidak terpisahkan dengan banyak sekali upacara ritual adat. Berbagai macam upacara budpekerti yang diselenggarakan penduduk Bali sanggup dilihat pada tabel berikut ini.

Aneka Upacara Adat di Bali
NoNama Upacara AdatKeterangan
1
Upacara Kelahiran
Terdapat tiga golongan untuk penyambutan kelahiran bayi pada penduduk Bali , yakni golongan rakyat biasa , golongan darah biru , dan golongan Bali Aga. Pada golongan rakyat biasa , upacara kelahiran dimulai dengan upacara Mara Lekat. Untuk golongan darah biru memakai perumpamaan lain , yakni Mapak Rawe , Wawu Wijil , Kepus Udel , dan Nglepas Awon. Sementara golongan Bali Aga istilahnya , yakni Tapakan , Kepus Sawen , Nelu Bulanin , dan Ngetus Jambat.
2
Upacara Turun Tanah
Upacara ini dilaksanakan di saat pertama kali si anak mengalami kontak dengan agama dan tradisi , yang hendak membimbing seumur hidupnya. Pada di saat itu anak diberi nama dan diberkahi , serta boleh menginjakkan tanah  sebagai simbol dari Dewa-dewa , yakni Brahma , Wisnu dan Syiwa.
3
Upacara Potong Gigi
Upacara ini dijalankan bagi setiap perempuan yang menginjak dewasa. Upacara ini selaku tradisi usang yang menggambarkan biar seorang perempuan tidak seumpama dengan leak. Saat ini upacara tersebut cuma selaku simbolik tanpa diiris gigi secara langsung.
4
Upacara Pernikahan
 Ada dua macam ijab kabul yang ada di Bali , yakni "kawin lari" dan "kawin ngidih". Kawin lari (cara antik di Bali bab timur) yakni perempuan menikah dengan meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Cara seperti ini telah jarang dilakukan. Cara ijab kabul yang biasa dilaksanakan yakni kawin ngidih , yakni pihak pria meminta terhadap orang renta pihak perempuan.
5
Upacara Penyucian
 Pernah ada suatu upacara yang paling dramatis yang terjadi pada tahun 1963 , di saat gunung Agung meletus pada di saat upacara penyucian (Eka Dasa Rudra) yang dijalankan cuma sekali dalam 100 tahun.
6
Upacara Kematian
 Bagi orang Bali Hindu orang yang meninggal akan dibakar lewat suatu upacara yang berjulukan Ngaben. Bagi sebagian orang Bali , yakni orang Trunyan mayat tidak dibakar atau di kebumikan , tetapi dibiarkan membusuk di udara bebas dengan lewat suatu upacara yang disebut Ngutang Mayit.

Pembahasan lengkapnya silahkan klik Upacara Adat Bali Lengkap Penjelasannya


F. Senjata Tradisional Daerah Bali

Keris ialah senjata tradisional penduduk Bali. Selain untuk membela diri keris sanggup mewakili seseorang dalam ajakan perkawinan. Menurut keyakinan sebagian penduduk Bali , keris sanggup menyembuhkan orang yang terkena gigitan hewan berbisa kalau meminum air putih yang direndam keris.

G. Makanan Khas Bali

Makanan khas Bali yakni Gecok. Masakan ini yang dibikin dari daun pakis , daging serta santan. Menggunakan bumbu bawang merah , bawang putih , merica , gula , kemiri , kunyit , terasi , daun jeruk , dan sedikit garam. Masakan yang lain yang sanggup didapatkan di Bali , antara lain Babi guling , Lawar , Sate penyu , Ayam betutu , Bebek betutu , Sate pentul , Kacang rahayu.

Demikian pembahasan ihwal "Mengenal Kebudayaan Daerah Bali" yang sanggup kami sampaikan. postingan budaya kawasan yang lain di situs .