Pengertian Seni Lukis| Tujuan Berkarya Seni Lukis Dan Fatwa Seni Lukis - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Jika dihadapkan pada selembar kertas kosong dan dilengkapi dengan alat tulis , niscaya ada impian kita untuk mencoret-coret kertas itu , mungkin cuma berupa garis-garis saja , namun dari coretan garis tadi akan menjadi suatu bidang-bidang yang bersinggungan. Sehingga dihasilkan suatu bentuk. Sewaktu mencoret kertas tadi dengan garis-garis , eskpresi jiwa kita ikut larut di dalamnya , sehingga apa yang kita gambarkan di kertas tadi , mewakili gejolak jiwa yang kita rasakan.

Ekspresi atau coretan-coretan itu sanggup dikembangkan menjadi suatu lukisan , mudah-mudahan lebih memiliki arti coretan itu perlu disempurnakan misalnya imajinasi , emosi , kelenturan , intensitas tebal-tipisnya tergolong dalam hal ini tabrakan warna-warnanya.

Tetapi , apakah sesederhana itu melukis? Untuk itu , kita perlu mengenal apakah pemahaman seni lukis.

A. Pengertian Seni Lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa hasil imajinasi seniman lewat media garis , bidang , bentuk , warna , tekstur , dan gelap terang. Seni lukis merupakan karya seni rupa yang berwujud dua dimensi (karya seni yang mempunyai ukuran panjang x lebar dan cuma sanggup dicicipi dari satu sisi).

Seni lukis berisikan 3 komponen utama , yakni subjek , bentuk dan isi. Perpaduan dari ketiga komponen tersebut secara tepat sanggup menciptakan suatu karya seni lukis yang baik.

Penjabaran dari 3 komponen seni lukis tersebut antara lain;
1. Subjek
Subjek , yakni sesuatu yang menjadi bentuk lukisan tersebut. Terdapat banyak sekali macam subjek lukisan dan secara biasa sanggup dibedakan ke dalam dua kalangan , yaitu;
a. Subjek lukisan bentuk figuratif , yakni subjek yang masih terikat dengan bentuk-bentuk yang ada di alam baik benda hidup maupun benda mati.
b. Subjek lukisan bentuk non figuratif , yakni subjek yang tidak terikat dengan bentuk-bentuk alam. Artinya subjek abnormal atau hasil imajinasi manusia.

2. Bentuk
Bentuk , yakni cara seniman mengolah subjek yang dilukisnya menjadi suatu karya seni yang indah.

3. Isi
Isi , yakni tujuan yang ingin diraih seniman dari karya seni yang diciptakannya. Artinya pesan , kesan yang ingin diungkapkan oleh seorang seniman lewat karya seni lukis tersebut.


B. Pengertian  Seni Lukis Menurut Para Ahli

Pengertian seni lukis menurut beberapa luar biasa antara lain , selaku berikut.
a) Seni lukis merupakan suatu pengembangan dari menggambar , biasanya mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema , corak atau gaya , teknik , materi , serta bentuk karya seni tersebut.

b) Melukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk memperoleh kesan tertentu , dengan melibatkan mulut , emosi , dan pemikiran pencipta secara penuh. Sehingga suatu lukisan mesti sanggup menerjemahkan apa yang ada dalam objek , tema , atau pemikiran secara representatif. Soedarso Sp (1990: 11)

c) Lukisan merupakan suatu pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan memakai warna dan garis. Soedarso , Seni Lukis Kaligrafi Islam , (Yogyakarta:ISI , 1992) , hlm. 10.

C. Tujuan Berkarya Seni Lukis

Seiring dengan perkembangan zaman serta perkembangan teknologi , seniman makin bebas dalam mengungkapkan ekspresinya. Namun , kegiatan yang melibatkan mulut , emosi , serta konsep sanggup dikelompokkan dalam tujuan berkarya seni lukis tersebut , antara lain:

a) Tujuan religius

Tujuan berkarya seni untuk tujuan religius telah berjalan sejak zaman nenek moyang. Lukisan sanggup mendekatkan diri dengan Sang Pencipta selaku pelindung , dan penjaga pengampun dosa.

lukisan-cap-tangan-goa-leang-leang
Lukisan CapTangan Goa leang-leang

b) Tujuan kritik sosial

Kesenjangan sosial , insiden politik , ketidakberdayaan , serta sikap kehidupan lain yang terjadi dalam penduduk sanggup menjadi wangsit dalam berkarya seni lukis. Objek lukisannya sanggup dengan simbol-simbol atau ungkapan yang sanggup dikaitkan dengan peristiwa. Kritik yang disampaikan berupa bentuk bentuk kritik yang bersentuhan dengan pemerintah , forum sosial , ataupun terhadap pemegang kekuasaan setempat. Seperti lukisan Joko Pekik yang berjudul berburu celeng di bawah ini.

lukisan-joko-pekik-berburu-celeng
Lukisan Joko Pekik "Berburu Celeng"

c) Tujuan ekspresi

Lukisan menjadi media mulut dan juga media mencurahkan emosi/perasaan. Coretan garis dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak jiwa pelukisnya , sehingga penikmat karya seni tidak cuma memprioritaskan keindahan semata. Seperti lukisan karya Affandi yang berjudul potret diri. Lukisan ini memperlihatkan mulut yang cocok , penggambaran mengenai emosi , gejolak hawa nafsu , serta bisikan mirip topeng-topeng yang mengelilingi kehidupan manusia.

lukisan-affandi-potret-diri-dan-topeng-kehidupan
Lukisan Affandi "Potret diri dan topeng kehidupan"

d) Tujuan komersil

Seringkali , kita lihat lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna menonjol dan pada lazimnya didominasi oleh lukisan panorama , tujuan penciptaan lebih memprioritaskan faktor komersil sehingga bentuk dan gaya lukisannya condong mengikuti selera pasar.

karya-pelukis-pinggir-jalan
Karya Pelukis Pinggir Jalan

Seperti kita bicarakan di atas mengenai lukisan , suatu lukisan mempunyai ciri khas , tema , dan teknik , yang disebut gaya atau aliran. Berdasarkan cara pengungkapannya pedoman dan gaya lukisan sanggup digolongkan menjadi tiga , yakni representatif , deformatif dan nonrepresentatif. Berikut kategori pedoman dan gaya lukisan serta tokoh-tokohnya.

a) Representatif

Pengertian representatif di sini merupakan perwujudan gaya seni rupa memakai kondisi aktual pada kehidupan penduduk dan gaya alam. Gaya seni rupa yang tergolong dalam representatif merupakan selaku berikut.
1). Naturalisme , yakni pedoman seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan kondisi alam , melukiskan segala sesuatu dengan alam aktual , sehingga perbandingan perspektif , tekstur , atau warna serta gelap terang dibentuk dengan seteliti mungkin , lebih indah dari kenyataannya.

Meskipun pedoman ini mirip dengan pedoman realisme , tetapi pedoman seni lukis ini dibentuk terlihat lebih indah dengan sedikit pelengkap di sekeliling objek lukisan.
Ciri-Ciri pedoman Naturalisme yaitu;
  • cenderung memperlihatkan unsur alam yang objektif
  • tidak banyak melibatkan emosional
  • memiliki teknik gradasi warna
  • memiliki susunan perbandingan , perspektif , tekstur , pewarnaan , serta gelap terang yang dijalankan seteliti mungkin
  • kebanyakan bernuansa mengenai alam

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis naturalisme antara lain Basuki Abdullah , Abdullah , Abdullah Suryobroto , Mas Pringadi , Wakidi , Claude , Rubens , Constabel , dan lain-lain.

lukisan-gaya-naturalisme-karya-basuki-abdullah
Lukisan Gaya Naturalisme Karya Basuki Abdullah

Sebagaimana lukisan karya Basuki Abdullah di atas yang berjudul “Ngarai Sianok”. Dengan kepiawaiannya , sang pelukis memainkan kuas dan warna sehingga menciptakan karya seni yang meraih kesempurnaan dari tekstur , perspektif , berkesan apa adanya tidak dibuat-buat , dan sungguh naturalis.

2). Realisme , yakni pedoman yang menatap dunia ini apa adanya tanpa memperbesar atau meminimalisir objek , penggambarannya sesuai dengan realita hidup.
Ciri-ciri pedoman Realisme yaitu:
  • lukisan apa adanya
  • tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni
  • cenderung seumpama bentuk alam secara akurat
  • cenderung sesuai dengan fakta dan insiden yang terjadi di alam

 Tokoh-tokoh pedoman seni lukis realisme antara lain Trubus , Wardoyo , Tarmizi , S. Sudjojono dan Dullah.

lukisan-realisme-karya-sudjoyono
Lukisan Realisme Karya Sudjoyono

Lukisan ini diberi judul pelabuhan "Tanjung Priok" , pada lukisan ini digambarkan suasana pelabuhan , kegiatan bongkar muat di kapal , dan aktivitas orang yang kemudian lalang , menggambarkan realita yang ada.

3). Romantisme , yakni pedoman seni rupa yang lebih bersifat imajiner , pedoman ini melukiskan cerita-cerita yang romantis , insiden yang dahsyat atau insiden yang dramatis.

Aliran Romantisme melukiskan sesuatu yang bersifat romance , mirip suatu bencana , sejarah maupun panorama alam dan memperlihatkan suatu lukisan dengan fantastik.
Ciri-ciri pedoman seni lukis Romantisme yaitu:
  • kedahsyatan melampaui kenyataan
  • penuh gerak dan dinamis
  • lukisan mempunyai kisah yang emosional dan dahsyat
  • mengandung kegetiran dan menjamah perasaan
  • pengaturan komposisi dinamis
  • warna bersifat kontras dan meriah

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis romantisme antara lain Raden Saleh , Francisco Goya , Eugene Delacroix ,  Theodore Gericault , Jean Baptiste , dan Turner.

lukisan-raden-saleh-penangkapan-diponegoro
Lukisan Raden Saleh "Penangkapan Diponegoro"

Lukisan historis yang melegenda “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya sang pelukis maestro sanjungan Indonesia Raden Saleh , karya seni yang dilukis pada tahun 1857 , menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830 , lukisan ini berskala 112cm x 178cm.

b) Deformatif

Deformatif merupakan pergantian bentuk dari aslinya sehingga menciptakan bentuk gres , tetapi tidak meninggalkan bentuk aslinya.
Aliran seni lukis yang tergolong dalam gaya deformatif antara lain;

1). Ekspresionisme , yakni pedoman seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kondisi jiwa sang perupa yang impulsif pada dikala menyaksikan objek karyanya. Dengan kata lain pedoman seni lukis ini memperlihatkan keleluasaan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi atau menyatakan sensasi dari dalam (baik objek maupun seniman).
Ciri-ciri pedoman seni lukis ekspresionisme yaitu:
  • lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan stress ketimbang emosi senang seseorang
  • ungkapan isi hati seseorang
  • pemilihan warna diutamakan
  • merupakan imajinasi seseorang

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis ekspresionisme antara lain Vincent Van Gogh , Affandi , Zaini , Popo Iskandar , Paul Gaugiuin , Ernast Ludwig.

lukisan-ekspresionisme-karya-affandi
Lukisan Ekspresionisme Karya Affandi

Judul “Barong dan Leak , ada beberapa model karya lukisannya dengan tema Barong. Barong dan Leak merupakan bab seni kebudayaan dari Masyarakat Bali merupakan simbol kebaikan , dan “Leak” merupakan simbol kejahatan , sehingga antara Barong dan Leak merupakan musuh sebagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan.

2). Impressionisme , yakni pedoman seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan dikala obyek tersebut dilukis. Aliran seni lukis ini berupaya memperlihatkan lukisan menurut realita alam , yakni murni berasal dari temuan objek alam sekitarnya. Selain itu ciri gambarnya condong tidak rincian dan kabur pada objeknya.
Ciri-ciri pedoman seni lukis Impressionisme yaitu:
  • objek sungguh alami
  • lukisan dibentuk di luar ruangan (enplein air)
  • karya condong tidak mendetail tanpa garis penegas
  • tidak memakai warna hitam untuk bayangannya
  • goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip skema , untuk memperlihatkan fasilitas pelukis menangkap esensi subyek ketimbang detailnya
  • meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian dipraktekkan ke dalam lukisan
  • cat tidak dinantikan kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya
  • pengolahan sifat transparansi cat dihindari
  • warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang dipakai , diperlukan warna tercampur secara optis oleh retina

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis impressionisme antara lain Claude Monet , Georges Seurat , Paul Cezanne , Aguste Renoir , Casmile Pissaro , Sisley , Edwar Degas , Mary Cassat.

3). Surealisme , yakni pedoman seni lukis yang memakai bentuk dan warna mirip di dalam mimpi , pelukis menyebarkan daya khayalnya untuk menyodorkan fikiran dan perasaan lewat bentuk-bentuk dalam karyanya. Aliran ini erat relevansinya dengan dunia fantasi , seperti lukisan dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme seringkali mempunyai bentuk yang tidak logis/ mirip khayalan.
Ciri-ciri pedoman seni lukis surealisme yaitu:
  • penuh dengan imajinasi dan fantasi
  • lukisan gila dan asing

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis surealisme antara lain Salvador Dali , Ivan Sagita , Agus Kamal , Sudiardjo , Amang Rahman , Andre Masson , Joan Miro , dan Boyke Aditya.

lukisan-surealisme-karya-salvador-dali
Lukisan Surealisme Karya Salvador Dali
Lukisan ini mengakses fikiran bawah sadar untuk meningkatkan kreativitas seni. Salvador Dali menjajal memakai sistem untuk bikin realitas dari mimpi dan fikiran bawah sadar , sehingga secara mental merubah realitas apa yang ia ingin hal itu terjadi.

4). Kubisme , adalah pedoman seni lukis yang mempunyai bentuk-bentuk geometris , mirip segitiga , segiempat , kubus , silinder , bulat , bola , kerucut , dan kotak-kotak.
Ciri-ciri pedoman seni lukis kubisme yaitu;
  • memiliki bentuk geometris
  • memiliki perpaduan warna yang sungguh perspektif

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis kubisme antara lain; Gezanne , Pablo Picasso , Fernand Leger , Robert Delaunay , Metzinger , Braque.

c) Nonrepresentatif

Pengertian nonrepresentatif merupakan perwujudan pedoman seni lukis yang menekankan pada unsur-unsur formal; struktur , unsur rupa , dan prinsip estetik. Gaya seni lukis nonrepresentatif berupa susunan garis , bentuk , bidang , dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini menatap bahwa mulut jiwa tidak sanggup dihubungkan dengan objek apapun , gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas.

Gaya/ pedoman seni rupa yang tergolong dalam representatif antara lain; pedoman pointilisme , pedoman fauvisme , pedoman futurisme , pedoman klasikisme , pedoman dadaisme , pedoman optic art , pedoman primitivisme , pedoman pitura metavisika , pedoman abstraksionisme , pedoman kekinian , pedoman dekoratif , pedoman gotik , pedoman konstruktivisme , dan pedoman por art.

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis nonrepresentatif antara lain: Wassily Kandinsky , Yuan Mirro , W. De Kooning , Amry Yahya , Fajar Sidik , But Mochtar dan Sadali.

1) Aliran Pointilisme , merupakan pedoman seni lukis yang memakai titik-titik untuk menggambarkan suatu objek. Seni lukis pedoman ini merupakan lanjutan dari seni lukis pedoman impressionisme.
Ciri-ciri pedoman seni lukis pointilisme yaitu:
  • titik-titik yang dipakai berisikan beraneka ragam variasi
  • objek yang dilukis lebih terang dilihat dari kejauhan
  • objek berwarna cerah tersusun dari banyak titik kecil berwarna kuning , hijau dan biru

2). Aliran Fauvisme , pedoman ini memperlihatkan keleluasaan bagi seniman berekspresi terhadap objek lukisan yang dibentuk , artinya seniman diperbolehkan membubuhkan warna sesuka hati meski sungguh kontras sekalipun dengan objeknya.
Ciri-ciri pedoman seni lukis fauvisme yaitu:
  • warna lukisan condong liar dan kontras
  • warna yang dipakai berlawanan dengan objek
  • penggunaan garis disederhanakan sehingga eksistensi garis yang terang dan mempunyai pengaruh sanggup dideteksi

3). Aliran Futurisme , pedoman ini menggambarkan objek yang seakan-akan bergerak. Biasanya suatu objek yang serupa digambar berulang kali pengulangan.
Ciri-ciri pedoman seni lukis futurisme yaitu:
  • memanfaatkan prinsip aneka tampak
  • karya seni ini menangkap unsur gerak dan kecepatan
  • menggunakan typografi selaku unsur mulut dalam desain
  • memperhatikan kedinamisan , kedisiplinan , dan gaya untuk mengekspresikan kecepatan dan kesamaan waktu

4). Aliran Klasikisme , pedoman seni lukis ini bermitra dengan Yunani dan Romawi. Aliran ini memperlihatkan gambar secara klasik dan mempunyai huruf serta ciri tersendiri.
Ciri-ciri pedoman seni lukis klasikisme yaitu:
  • Lukisan pedoman ini mempunyai bentuk sepadan dan harmonis
  • penggambaran wajah objek terkesan damai tetapi dilebih-lebihkan
  • berisi kisah di lingkungan istana
  • batasan-batasan warna bersifat higienis dan statis

5). Aliran Dadaisme , pedoman seni lukis ini menggambarkan karya artistik yang sedikit magis , mengerikan , kekanakan , tetapi sering kali juga mengesankan.
Ciri-ciri pedoman seni lukis dadaisme yaitu:
  • pewarnaan didominasi oleh warna primer dan kontras , yakni warna-warna hitam-putih , merah-putih-hijau tua
  • cenderung menggambarkan hal-hal yang bersifat primitif , antik , naif

6). Aliran Optic-Art , pedoman seni lukis yang mempergunakan delusi mata , dimana delusi tersebut sanggup bermetamorfosis imajinasi.
Ciri-ciri pedoman seni lukis Optic-Art yaitu:
  • aliran seni ini bersifat abnormal , formal , dan eksak
  • penggambaran objek khas berupa susunan geometris berulang. Tujuannya untuk memfungsikan kehabisan mata dengan delusi ruang (kadang bergerak semu)

7). Aliran Primitivisme , pedoman ini merupakan pedoman seni lukis yang menggambarkan suatu objek menurut yang diinginkan. Gambar yang dilukis condong sederhana , datar dan dua dimensi.
Ciri-ciri pedoman seni lukis primitivisme yaitu:
  • lukisan bermitra dengan kehidupan insan zaman dulu yang condong primitive
  • objek yang dilukis berupa flora , binatang dan insan dalam bentuk garis yang sederhana
  • detail objek tidak menonjol , cuma penggambaran garis minimalis berupa garis dan aksen sederhana

8). Aliran Pittura Metafisika , pedoman ini berlawanan dengan pedoman kubisme dan futuristik. Penggambaran objek pada pedoman ini bermitra dengan sentuhan metafisika.
Ciri-ciri pedoman seni lukis pittura metafisika yaitu:
  • objek biasanya berupa insan yang sedang beraktivitas benda dan latar di belakangnya
  • objek yang dilukis biasanya berupa boneka yang bermitra erat dengan metafisika

9). Aliran Abstraksionisme , yakni pedoman seni lukis yang memakai bentuk dan warna acak serta tidak terbatas. Karya lukisan murni hasil imajinasi dari seniman sendiri.
Ciri-ciri pedoman seni lukis abstraksionisme yaitu:
  • seni ini memperlihatkan unsur-unsur seni rupa saja yang disusun tidak beraturan
  • garis , bentuk , dan warna disusun tanpa mengindahkan bentuk orisinil di alam

10). Aliran Kontemporer , Seni lukis pedoman ini tidak terikat pada peraturan dan meningkat sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri-ciri pedoman seni lukis kekinian yaitu:
  • objek yang dilukis bersifat dinamis , ekspresif , menonjol dan bebas
  • penggambaran objek berupa refleksi suasana juga waktu yang tematik

11). Aliran Dekoratif , merupakan gaya , yang mempunyai kendala dengan fisik , atau perwujudan lukisan , dengan konsep: suatu karya seni lukis yang mempunyai daya unsur mempercantik yang tinggi.
Ciri-ciri pedoman seni lukis dekoratif yaitu:
  • jika berupa lukisan , tidak/ kurang menampakkan volume keruangan , maupun perspektif , tidak memperlihatkan ketigadimensiannya/ flat/ datar.
  • fisik objeknya senantiasa diperindah/ distilir sesuai maksudnya , dan terlihat datar/ flat , tidak berkesan tigadimensional

12). Aliran Gotik , pedoman seni lukis ini menggambarkan objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta penegasan sesuatu menurut warna.
Ciri-ciri pedoman seni lukis gotik yaitu:
  • objek yang dilukis biasanya merupakan tokoh suci , mirip raja , ratu , kesatria , dan lainnya
  • lukisan ini banyak didapatkan di rumah ibadah , kerajaan , kastil , ataupun bangunan klasik

13). Aliran Konstruktivisme , merupakan pedoman seni lukis yang menekankan pada penggambaran sisi seni suatu bangunan.
Ciri-ciri pedoman konstruktivisme yaitu:
  • objek utama yang dilukis merupakan bangunan dan latar yang berada disekitar bangunan dari satu sudut lukis
  • objek sanggup berupa bangunan antik , klasik , klasik , terbaru atau bangunan apapun

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis konstruktivisme antara lain , Sprinka , Jim Nyoman Nuarta , Supankat , Laszlo Moholy-nagy , Victor Pasmore , Liubov Popova , Naum Gabo.

14). Aliran Pop-Art , merupakan pedoman seni lukis yang melawan kejenuhan dan kejenuhan terhadap seni lukis tanpa objek (sasaran).
Ciri-ciri pedoman seni lukis Pop-Art yaitu:
  • karya seni lukisnya sebagian besar berupa seni lukis karikatur yang menampung sindiran , kritik atau humor
  • objek biasanya berupa insan yang digambarkan dalam perspektif/ cara pandang lain

Tokoh-tokoh pedoman seni lukis por-art antara lain , Ris Purnomo , Nyoman Nuarta , George Segal , Tom Wasselman , Yoseph Benys.

E. Tema Seni Rupa Murni

Tema merupakan pemikiran , wangsit , atau pokok fikiran yang ada pada suatu karya seni , baik dua dimensi maupun tiga dimensi.

Setiap insan mempunyai sudut pandang yang berlawanan , begitu juga pada dikala bikin lukisan juga mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang dipengaruhi oleh suasana , waktu , dan kondisi geografis.

Tema-tema di dalam pengerjaan karya seni rupa murni antara lain:
  1. Hubungan antara insan dengan dirinya sendiri , merupakan perwujudan ungkapan pemikiran , wangsit dalam cita rasa keindahan atau mulut insan dalam berkarya seni yakni seni lukis , kadang diungkapkan lewat potret dirinya selaku objek lukisannya.
  2. Hubungan insan dengan insan lain. Tokoh pelukis sering memakai objek insan dengan insan yang lain selaku objek lukisannya.
  3. Hubungan insan dengan alam. Alam sekitar yang indah dan menawan sering dijadikan objek lukisan bagi para pelukis selaku ungkapan cita rasanya.
  4. Hubungan insan dengan benda. Benda-benda disekitar kita banyak mempunyai keunikan , sehingga keunikan benda-benda tersebut sering dijadikan selaku objek lukisan bagi para pelukis.
  5. Hubungan insan dengan aktivitasnya. Aktivitas insan sehari-hari sungguh beraneka ragam , misalnya kegiatan menari , membajak sawah , berburu , menggembala , perdagangan di pasar dan lain-lain. Kegiatan inilah banyak diabadikan perupa selaku objek lukisannya.
  6. Hubungan insan dengan alam khayal. Karya seni rupa surealisme merupakan selaku teladan , bahwa perupa juga mengungkapkan wangsit , imajinasi atau khayalannya dalam objek lukisan.

F. Jenis Lukisan Berdasarkan Teknik dan Bahan yang digunakan

Beberapa teknik yang dipakai dalam melukis antara lain:
1. Teknik Mozaik , yakni teknik menempelkan pecahan atau potongan benda pada media lukis membentuk objek tertentu. Contoh: pecahan keramik/ porselin , potongan kertas , kerikil warna warni dan lain-lain. (Mozaik dari potongan kayu disebut intersia)
2. Lukisan Kaca , Adapun yang mesti dipahami dari lukisan beling antara lain:
  • lukisan beling sanggup menggunakan: beling , timah , kuningan , dan tembaga selaku penyambungnya
  • pertama kali dikembangkan pada zaman gotik di Eropa selaku bab dari arsitektur
  • mencapai kegemilangan pada zaman Renaisance , yakni dipakai dekorasi pada pintu , bangunan besar di istana/ wilayah peribadatan
  • di Indonesia lukisan beling yang tenar di Cirebon , Jawa Barat yang perkembangannya merupakan warisan teknik seniman Belanda

3. Lukisan Cat Minyak (Plakat) , merupakan jenis lukisan yang memakai bidang gambar kanvas dengan cat minyak yang dibungkus dalam bentuk pasta , pemakaiannya lazimnya diaduk dengan lijn-oil.
4. Lukisan Cat Air (Aquarel) , Adapun yang mesti dipahami dari lukisan cat air antara lain:
  • teknik melukis dengan cat air disebut teknik aquarel , yakni melukis  dengan sapuan tipis yang kesannya transparan
  • hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sungguh ekspresif , atau sebaliknya sungguh impresif , tergantung teknik yang digunakan

5. Lukisan Akrilik , biasanya menciptakan warna-warna yang cerah dan menyala. Lukisan teknik ini sering dipakai selaku eksperimen melukis pada sepatu , tas , atau materi kain lainnya.
6. Lukisan Batik , Perlu siketahui lukisan batik intinya nyaris sama dengan membatik , yakni menutup permukaan kain dengan lilin/ malam , yang mau membentuk gambar dengan hasil final yang dicelup ke larutan pewarna.

G. Teknik Berkarya Seni Lukis

Proses atau langkah dalam melukis merupakan selaku berikut:
1. Memunculkan Gagasan
Memunculkan pemikiran atau wangsit dalam berkarya seni lukis sanggup dilakukan dengan cara:

  • mengembangkan imajinasi ,
  • melihat objek secara langsung
  • mengunjungi museum
  • melihat dari buku , majalah , internet , dan dokumen lain.

2. Membuat Sketsa
Sketsa merupakan gambar permulaan berupa tabrakan global yang mau dijadikan suatu lukisan.

3. Menentukan Media Berkarya (Alat dan Bahan)
Media , alat dan bahan yang sanggup dipakai dalam melukis adalah:

  • menggunakan kertas (karton , manila , padalarang , HVS , buku gambar) dan lainnya.
  • menggunakan kanvas
  • menggunakan media lebar (tembok , dinding , papan)
  • menggunakan media alternatif (kaca , cangkang telur , keramik , atau benda kerajinan lainnya)
  • menggunakan cat minyak , cat akrilik , cat air , cat tembok , pastel , crayon , pensil warna , dan lain-lain)
  • menggunakan alat kuas , palet , pensil , dan lainnya.


4. Menentukan Teknik
Teknik yang dipakai dalam melukis antara lain:

  • teknik aquarel (warna transparan)
  • teknik plakat (warna tebal/ blok)
  • teknik tabrakan ekspresif (menggunakan palet , kuas , jari)
  • teknik tebal dan bertekstur
  • teknik timbul (mozaik)


5. Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan
Tahap terakhir yang dilakukan dalam menyempurnakan lukisan adalah:

  • mewarnai skema dengan tabrakan tipis-tipis pada objek pokok dan latar belakang
  • menyempurnakan lukisan dengan kontur , penyinaran (spot light) , penegasan dan penentuan gelap terang.



Sumber: Seni Budaya SMP/ MTs Kelas IX (edisi revisi 2018)
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon