Sejarah Musik Arab Dari Periode Prasejarah Sampai Terbaru - Seni Budayaku

Share:
Konten [Tampil]
Sejarah musik Arab dari masa ke masa mengalami pertumbuhan yang cukup beragam. Musik Arab sanggup diketahui keberadaanya dari masa prasejarah kemudian pada masa pra-Islam dan selanjutnya pada masa masuknya Islam musik Arab mengalami beberapa perubahan. Musik Arab juga banyak terpengaruh oleh eksistensi musik-musik Eropa khususnya Yunani dan Spanyol. Perkembangan sejarah musik Arab dari masa ke masa antara lain selaku berikut ini.

1. Masa Prasejarah
Diduga telah sejak tahun 3000 SM tempat antara Mesir dan Mesopotamia menjadi sentra kebudayaan dunia Di Arab selatan pada periode 10 SM telah terdapat beberapa kota besar. Ada satu dongeng dari tempat itu bahwa alat musik tamburin (duff) dan gendang (tabl) didapatkan oleh Tubal. Lyra (mi'zaf) didapatkan oleh Dilal adiknya. Ayah dari kedua anak ini Lamak bikin lute (‘ud).

alat-musik-arab-tamburin

Orang Badui/Beduin (badawi) para pengembara di tempat itu dalam perjalanannya senantiasa menyanyikan huda' dengan irama rajaz. Menurut dongeng irama ini diambil dari irama perjalanan unta. Dalam pengembaraan , mereka juga menjalankan jual beli sehingga tidak mengherankan apabila mereka juga banyak bergaul dengan aneka macam bangsa lain (Mesopotamia , Yahudi , maupun Yunani). Dengan perjumpaan ini terjadilah imbas timbal balik di antara mereka. Tak mengherankan apabila nama alat musik mereka berdekatan. Gendang di Arab namanya tabl , di lbrani disebut tibela , sedang dalam bahasa Syria disebut tabla. Di Babylon , gendang disebut tabbula sedang di India , disebut tabla.

Seperti halnya aneka macam bangsa lain , bangsa Arab pada mulanya juga menganut doktrin animis. Mereka yakin terhadap yang kuasa Dhu’l Shara yang mereka hormati dengan aneka macam madah. Dukun (sha’ir) dengan musik sanggup mengundang roh (jinn) yang sanggup menjiwai insan untuk bikin lagu dan syair.

2. Musik Arab Pra-lslam
Para raja di penggalan selatan arab , khususnya tempat Yemen Selatan , banyak mendukung pertumbuhan musik dan sastra. Maka tempat itu disebut-sebut selaku tempat lahirnya musik di Arab. Saat kekalahan kerajaan selatan (Mesopotamia) sekitar periode ke2 , terjadi pergantian sentra kebudayaan ke utara. Dengan demikian terbentuk tiga sentra pertumbuhan musik: Syria , Mesopotamia , dan Arab penggalan barat.

Daerah Syria mendapatkan imbas dari kebudayaan semit (Israel). Mesopotamia memperoleh imbas dari kebudayaan Persia. Arab penggalan barat dengan sentra di Ukas dan Mekka menyebarkan tradisi musik dalam ritus-ritus doktrin , dengan penyanyi-penyanyi perempuan yang disebut Qaina.

Ketukan dalam musik arab diputuskan dengan gendang serta tamburin. Irama dan hiasan-hiasan melodi merupakan ciri khas musik arab dari masa itu sampai kini.

3. Musik Islam
Pada mulanya terjadi penolakan musik oleh golongan Islam. Dalam pertumbuhan selanjutnya musik diterima apabila hal itu mendukung kepentingan agama. Karena itu berkembanglah sebuah nyanyian ziarah dengan cara gres yang boleh diiringi dengan shahin (seruling) dan tabl (gendang). Di kemudian hari , adhdan dinyanyikan dengan talhin (lagu) yang bernuansa murung dan kemudian meningkat kian melodius. Kemudian meningkat pula taghbir , qira’a , dan nasha’id (madah). Boleh dibilang pada masa ini , musik keagamaan jauh lebih meningkat dari pada musik duniawi.

Baru pada masa kekalifahan Ummayah (661-750) di Damsyik ibukota yang gres sehabis Syria , diresmikan semacam konservatorium yang dipimpin oleh Jasid I. Bentuk musik yang meningkat pada waktu itu merupakan nyanyian tunggal dengan iringan lute. Melodi lute diubahsuaikan dengan syair dibarengi dengan hiasan-hiasan sebanyak-banyaknya.

Pemusik paling kondang pada waktu itu merupakan Ibn Misdschah (wafat 715). Beliau banyak mendatangi Syria dan Persia. Kerena itu , ia banyak pula mencar ilmu perihal musik di daerah-daerah tersebut. Dari situ , ia banyak memiliki modal untuk menulis perihal teori musik. Musik ia cukup diakui selaku musik orisinil Arab , walaupun banyak memperoleh imbas dari luar.

Kejayaan musik Arab diraih pada dikala kalifah Harun al Raschid (766-809) yang kondang dengan dongeng seribu satu malamnya. Musik Arab meningkat di bawah imbas Persia. Musik orisinil Arab masih dikembangkan pula oleh tokoh besar musik Ischaq al-Mausili (767-850). Ajaran teori musik dari ia ini banyak dituturkan oleh muridnya yang berjulukan Ibn al-Munajjim dalam risalahnya yang berjudul Risalafi’l-musiqi. Dari goresan pena tersebut diketahui bahwa tangga nada yang mereka pakai identik dengan tangga nada Pythagoras.

4. Kejayaan dan Pengaruh Musik Yunani
Ketika kejayaan kekalifahan mulai surut , musik dari kaum sufi cukup memberi imbas yang besar pada pertumbuhan musik Arab. Menurut mereka menyimak musik (sama') sanggup mengatar insan pada ekstasis illahi.

Instrumen yang pada masa sebelumnya kurang memperoleh tempat , pada waktu ini mengalami pertumbuhan yang sungguh pesat berkat imbas yang besar dari Persia , Turki , dan lain-lain. Pada waktu itu meningkat musik nauba (semacam suita). Berkembang pula beberapa alat musik menyerupai qanum , rabab , kamancha , dan surnai (semacam hobo).

alat-musik-arab-qanum

Selain alat-alat musik dan bentuk-bentuk musik , meningkat pula wawasan teoretis perihal musik dengan diterjemahkan dan disadurnya teori-teori musik dari Yunani. Bangsa Arab pada waktu itu bahkan memenangkan bangsa Yunani dalam hal wawasan musik. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: Al-Kindi: Alfarabi , serta Ibn Sina. Pembaharuan selanjutnya yang menjadi referensi sampai masa selanjutnya dilaksanakan oleh Safi al-Din lewat Kitab aldwar (buku perihal bentuk musik) yang ditulisnya.

5. Spanyol Pintu Gerbang Eropa
Spanyol (Cordoba) merupakan wilayah penting dalam pertumbuhan musik Arab selain di Bagdad. Tokoh musik paling besar mereka merupakan Alfarabi yang turut aktif dalam menyadur dan menerjemahkan teori-teori musik Yunani. Dari merekalah penduduk Eropa memperoleh sumber-sumber untuk musik Yunani pertama kali secara lebih lengkap. Bahkan dua karya Alfarabi diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin De Scientiis (tentang ilmu-ilmu) dan De Ortu Scientiarum (tentang asal ilmu-ilmu). Pada waktu itu musik masuk dalam golongan ilmu niscaya di universitas-universitas.. Sekolah musik Eropa tertua terdapat di Salamanca/Spanyol. Dari imbas arab ini , Eropa memperoleh alat musik laud atau al-’ud dan rebec atau rebab sebelum timbul biola.

:
Advertisement
Advertisement


EmoticonEmoticon