Showing posts sorted by relevance for query cara-memegang-dan-pergantian-tongkat. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cara-memegang-dan-pergantian-tongkat. Sort by date Show all posts

Nih Cara Memegang Dan Pergantian Tongkat Lari Sambung, Susunan Pelari Lari Sambung, Serta Teknik Lari Sambung (Lari Sambung )

       Lari sambung adalah lari yang dilakukan oleh beberapa orang pelari (biasanya 4 orang) secara sambung-menyambung. Lari sambung atau lari estafet termasuk dalam nomor lari jarak pendek. Lari ini dilakukan secara bersambung dan bergantian oleh empat pelari dengan membawa tongkat dari garis start sampai garis finish.       Pelaksanaan lari sambung sanggup berjalan dengan baik apabila pergantian tongkat berjalan lancar. Lari estafet yang sering dilombakan yakni 4 x 100 m dan 4 x 400 m.
1. Susunan Pelari Sambung
    Lari sambung dilakukan secara beregu. Tiap regu terdiri dari 4 orang. Masing-masing orang memiliki peranan yang berbeda dalam lari sambung.
Pelari I : melaksanakan lari dengan start jongkok dan membawa tongkat.
Pelari II : mendapatkan tongkat dari pelari pertama, pelaksanaan lari dengan start melayang.
Pelari III : mendapatkan tongkat dari pelari kedua, pelaksanaan lari dengan start melayang.
Pelari IV : mendapatkan tongkat dari pelari ketiga, pelaksanaan lari dengan start melayang dan memasuki garis finish.
2. Cara Memegang Tongkat

     Cara memegang tongkat harus dilakukan dengan benar oleh pemberi dan peserta tongkat. Apabila cara memegang tongkat salah, maka dalam penerimaan tongkat tidak sanggup berjalan dengan baik. Dalam memegang tongkat, bagi pelari pemberi tongkat harus dipegang bab ujung tongkat. Sedangkan bab ujung tongkat yang lainnya akan pelari penerima. Teknik ini harus diperhatikan dengan saksama oleh pelari sambung supaya sanggup menghasilkan3. Cara Pergantian Tongkat
    Tempat pergantian tongkat dalam lari estafet juga disebut wessel zone. Panjang daerah pergantian tongkat dilakukan dalam jarak 20 m. Sedang pergantian tongkat sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu cara melihat (visual) dan cara tidak melihat (nonvisual).
a. Pergantian tongkat dengan cara melihat (visual)

    Cara ini dilakukan oleh pelari peserta pada ketika mendapatkan tongkat dengan cara melihat ke belakang (menengok pada pemberi tongkat).
b. Pergantian tongkat dengan cara tidak melihat (nonvisual)


    Cara ini dilakukan oleh pelari peserta pada ketika mendapatkan tongkat dengan cara tidak melihat ke belakang (pandangan ke depan) dan tangan penerima dijulurkan ke belakang. Penerima tongkat sanggup mendapatkan tongkat setelah mendapatkan tanda atau isyarat dari pemberi tongkat.
4. Teknik Lari Sambung
    Anak berpasangan muka belakang dengan jarak secukupnya. Anak pada bab belakang berfungsi sebagai pemberi tongkat. Adapun anak yang berada di depan sebagai peserta tongkat.
a. Latihan di tempat
    Pemberi tongkat memegang ujung tongkat dengan tangan kiri, penerima siap mendapatkan tongkat dengan tangan kanan. Kedua pelari melaksanakan gerakan lari di tempat. Apabila ada isyarat peluit, kedua pelari saling memberi dan mendapatkan tongkat. Latihan ini diulang-ulang dan sanggup dilakukan dengan cara visual dan nonvisual.
b. Latihan dengan lari kecil
    Pelari pemberi dan peserta melaksanakan lari kecil ke depan bersama-sama. Jarak muka belakang secukupnya supaya penerimaan tongkat sanggup berjalan dengan baik. Apabila ada isyarat peluit, tongkat diberikan kepada pelari peserta tongkat.
c. Latihan dengan lari
    Pelari peserta dan pemberi bangkit dengan jarak 10 m. Pelari pemberi lari cepat untuk memperlihatkan tongkatnya. Sebelum sampai, pelari peserta segera lari dan mengulurkan tangannya sambil menoleh ke belakang untuk menerima tongkat dari pelari pemberi. Setelah diterima segera lari cepat hingga finish.

(bse penjasorkes oleh
Endang Widyastuti danŠ Agus Suci)
Lihat juga LARI ESTAFET (Pengertian Lari Estafet, Sarana dan Peralatan Estafet, Teknik Estafet, Peraturan Estafet ) ^-^

Nih Lari Estafet (Pengertian Lari Estafet, Sarana Dan Peralatan Estafet, Teknik Estafet, Peraturan Estafet)

       Lari Estafet disebut juga Lari Sambung. Ada juga yang menamakan lari beranting. Lari sambung termasuk salah satu nomor dalam perlombaan lari. Dalam perlombaan, lari sambung yang dilakukan yakni 4 × 100 meter dan 4 × 400 meter. Maksudnya, yaitu setiap regu terdiri atas 4 orang. Setiap orang dalam satu regu lari menempuh jarak 100 meter untuk 4 × 100 meter dan menempuh jarak 400 meter untuk 4 × 400 meter.

1. Sarana dan Peralatan
    Sarana dan peralatan yang dipergunakan dalam lari sambung yakni sebagai berikut.
a. Start Block
    Alat ini dipakai pada pelari pertama alasannya yakni memakai start jongkok, sedangkan pelari ke-2, ke-3 dan ke-4 memakai start melayang.

b. Tongkat
    Tongkat yang dipakai untuk lari sambung harus memenuhi beberapa ketentuan.
1) Bahan dari pipa berlubang atau kayu.
2) Ukurannya panjang maksimum 30 cm dan minimum 28 cm.
3) Kelilingnya 12/13 cm.
4) Berat, tidak kurang dari 50 gram.
     Tongkat lari sambung harus yang warnanya cerah. Maksudnya supaya gampang dilihat dari kejauhan pada waktu dibawa lari.


c. Stopwacth
    Untuk mengukur kecepatan lari sambung juga memakai stopwacth sehingga stopwacth yang dipakai harus dalam keadaan baik.



2. Peraturan Lari Estafet
    Peraturan lari sambung yakni sebagai berikut.
a. Jarak penerimaan tongkat dalam perlombaan lari sambung, yaitu 20 meter.
b. Pada perlombaan 4 × 100 meter dan 4 × 400 meter, selain pelari pertama, boleh mulai lari dari tempat asal tidak melebihi 10 meter di luar kawasan pergantian tongkat.
c. Untuk nomor lomba 4 × 100 meter dan 4 × 400 meter, atlet harus berlari pada lintasannya masing-masing.
d. Pada nomor lomba 4 × 400 meter, semua pelari harus melewati lintasannya masing-masing dan akseptor tongkat harus mulai berlari di kawasan pergantian tongkat.
e. Pada nomor 4 × 100 meter dan 4 × 400 meter, peserta tidak lebih dari tiga regu, disarankan hanya hingga tikungan pertama yang lari di lintasannya masing-masing, selebihnya boleh menentukan lintasan yang akan dilewati.
d. Selama mengikuti lomba lari sambung tongkat harus dibawa. Apabila tongkatnya jatuh harus diambil oleh atlet itu sendiri.

3. Teknik Lari Estafet
    Ada beberapa hal yang harus dikuasai dalam perlombaan lari sambung.
a. Teknik memperlihatkan tongkat sebagai berikut.
1) Memberikan tongkat dari bawah.
    Cara melakukannya, yaitu tangan yang memegang tongkat diayunkan dari belakang ke arah depan melalui bawah ke tangan akseptor tongkat.
2) Memberikan tongkat dari atas.
    Cara melakukannya, yaitu ajudan yang memegang tongkat diayunkan dari belakang ke depan atas, kemudian tongkat diletakkan di telapak tangan kiri akseptor tongkat.
b. Teknik mendapatkan tongkat sebagai berikut.
    Ada dua cara mendapatkan tongkat dalam lari sambung, yaitu sebagai berikut.
1) Menerima tongkat dengan cara melihat (visual/sight pass).
    Cara melaksanakan sebagai berikut. Pada waktu akan mendapatkan tongkat sambil berlari tangan yang akan mendapatkan tongkat diayunkan ke belakang dengan pandangan mata melihat ke belakang kepada pelari yang akan memperlihatkan tongkat.

2) Menerima tongkat dengan cara tidak melihat (nonvisual/ blind pass).
    Cara melaksanakan sebagai berikut.
Penerima tongkat melihat pelari yang akan memperlihatkan tongkat. Bila sudah dekat, akseptor tongkat lari secepat- cepatnya. Setelah mendengar tanda atau kode dari pelari yang akan memperlihatkan tongkat, masih dalam keadaan lari yang secepatnya dengan pandangan mata tetap ke depan, tangan diayunkan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas

c. Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat.
   Ada dua cara teknik proteksi dan penerimaan tongkat lari sambung, yaitu sebagai berikut
1) Pemberian dan penerimaan tongkat dari bawah, yaitu sebagai berikut.
     Pelari I dari start memegang tongkat dengan tangan kiri, pelari II sambil lari secepatnya mengayunkan ajudan ke belakang dengan telapak tangan ibu jari terpisah dengan jari-jari lain yang rapat. Setelah itu, pelari I mengayunkan tangan kirinya melalui bawah ke depan dan memperlihatkan tongkatnya kepada pelari II. Setelah tongkat diterima ajudan pelari II, sambil berlari tongkat dipindah ke tangan kiri, kemudian pelari III pada waktu mendapatkan tongkat, ajudan diayunkan ke belakang dengan jari-jari rapat ibu jari dibuka, pelari ke-II memperlihatkan tongkat dari arah bawah. Setelah tongkat diterima, tongkat dipindah ke tangan kiri sambil lari secepatnya. Selanjutnya, pelari IV mendapatkan tongkat dari pelari III dengan tangan kanan, kemudian tongkat dipindah ke tangan kiri tetapi pribadi dibawa lari hingga garis finish.
2) Pemberian dan penerimaan tongkat dari atas sebagai berikut.
    Pelari I melaksanakan start jongkok sambil memegang tongkat dengan tangan kanan, sehabis ada aba-aba,
”yak”. Kemudian lari secepatnya dengan memegang tongkat. Pelari II sehabis ada tanda dari pelari I langsung
lari sambil tangan kiri diayunkan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Jari-jari rapat ibu jari dibuka. Pelari I memperlihatkan tongkatnya melalui atas di telapak tangan kiri pelari II, untuk dibawa lari kemudian diberikan pelari III diterima dengan tangan kanan, selanjutnya pelari III memperlihatkan kepada pelari IV diterima dengan tangan kiri. Selanjutnya, dibawa lari hingga melewati garis finish.

4. Strategi Menyusun Regu Lari Estafet
    Strategi menyusun regu dalam lari sambung yakni sebagai berikut.
a. Pelari Pertama
    Pelari pertama harus dipilih yang sanggup melaksanakan start yang baik dan terampil berlari di tempat yang menikung.
Pelari pertama dipilih yang bisa melaksanakan lari cepat sehingga bisa memimpin di urutan paling depan.
b. Pelari Kedua
    Pelari kedua dipilih yang sanggup mendapatkan tongkat dengan sempurna dan cepat serta mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Pelari kedua dipilih yang mempunyai daya tahan badan yang prima dan kecepatan berlari yang tinggi.
c. Pelari Ketiga
    Pelari ketiga dipilih yang sanggup mendapatkan dan memperlihatkan tongkat dengan cepat dan tepat. Pelari ketiga, juga dipilih yang bisa berlari dengan kecepatan yang tinggi di tempat tikungan.
d. Pelari Keempat
    Pelari keempat dipilih pelari yang bisa melaksanakan sprint alasannya yakni pelari ini yang akan menentukan menang atau kalahnya regu lari sambung. Pelari keempat dipilih pelari yang mempunyai daya tahan badan yang baik dan daya juang yang tinggi. 

Lihat juga yang lain dari Cara Memegang dan Pergantian Tongkat Lari Sambung, Susunan Pelari Lari Sambung, serta Teknik Lari Sambung (Lari Sambung ).

Nih Lari Sambung (Pengertian Lari Sambung, Teknik Memberi Dan Mendapatkan Tongkat, Teknik Lari Sambung 4 X 25M Dan 4 X 400M)

1. Pengertian Lari Sambung
      Lari sambung atau estafet adalah bab dari nomor lari yang diperlombakan dengan beregu. Tiap regu dalam lari sambung (estafet) terdiri atas empat orang pelari.
Lari sambung dibagi menjadi 3 nomor lomba:
• 4 × 100 meter, putra dan putri
• 4 × 400 meter, putra
     Regu pelari estafet yang efektif harus benar-benar dipilih dari pelari bagi tiap-tiap tahap (misalnya, pelari yang pertama, yang larinya bagus, pelari tikungan yang baik dan sprinter yang tangguh, dan sebagainya).

2. Latihan Teknik Memberi dan Menerima Tongkat
      Pada lari sambung, terdapat beberapa macam cara dalam tunjangan tongkat estafet dari pelari pertama kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, cara tunjangan tongkat itu ada dua macam.
a. Cara Visual
     Pada cara ini, ketika tongkat diberikan peserta melihat atau menoleh ke arah pemberi tongkat estafet. Bentuk pelaksanaanya sanggup dibagi menjadi beberapa macam. Sekarang ini yang biasanya dan sering digunakan hanya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1) Sebelum tongkat diberikan dengan tangan kiri, peserta telah menoleh ke arah pemberi. Sambil berlari, asisten peserta dijulurkan ke arah pemberi dengan perilaku telapak tangan menghadap ke atas, keempat jari ke bawah rapat, dan ibu jari terbuka. Tongkat diberikan dari atas ke bawah.
2) Seperti pada nomor (1), tetapi asisten peserta menghadap ke belakang ke arah pemberi, keempat jari terbuka ke arah dalam. Tongkat diberikan dengan ayunan dari bawah ke atas.
3) Hampir sama dengan atas hanya saja di sini lengan peserta dijulurkan serong belakang bawah, telapak tangan menghadap ke belakang serong atas, keempat jari rapat menuju keluar, ibu jari terbuka menuju ke dalam. Tongkat diberikan dengan ayunan dari bawah ke atas.
b. Cara Nonvisual
      Dengan cara ini pada dikala tongkat diberikan, si peserta tidak melihat ke arah pemberi. Ada beberapa cara melakukannya, tetapi hingga dikala ini hanya ada dua macam yang sanggup digunakan, yaitu sebagai berikut.
1) Seperti cara visual nomor (3), tetapi tidak melihat ke arah pemberi.
2) Hampir sama dengan di atas, hanya saja cara meluruskan asisten benar-benar menghadap ke atas. Tongkat diberikan dari atas ke bawah.
Kedua cara pada nonvisual di atas banyak digunakan pada lari estafet 4 × 100 meter.

3. Latihan Teknik Lari Sambung Jarak 4 × 25 meter
     Latihan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Empat orang bangkit berbanjar dan memperlihatkan tongkat dari orang yang dibelakangnya ke depan, dengan cara yang betul
(panggil yang di depan, lihat belakang, dan berikan seterusnya ke depan). Ini dilakukan pada putaran lapangan atletik
b. Empat orang bangkit berbajar dan memperlihatkan tongkat sambil jalan, jangan terlalu erat satu sama lainnya dan dilakukan dengan lari kecil (jogging). Jarak yang dibutuhkan untuk melaksanakan latihan yaitu 4 × 25 meter sebanyak 12 kali setiap seri dengan istirahat yang singkat. Tujuan latihan
ini untuk melatih refleks tangan pada dikala memberi dan mendapatkan tongkat.
c. Dalam latihan ini, hal yang harus diperhatikan yaitu cara tunjangan tongkat pada sobat di depan harus benar-benar tepat dan tongkat dihentikan jatuh pada lintasan. Jika hal ini sudah dilakukan dengan baik maka kita mulai dengan cara berlari.
d. Dalam latihan teknik lari estafet 4 × 25 meter dibutuhkan putaran lari 400 meter semoga setiap orang mencicipi bagaimana cara lari di lintasan lurus sehingga dalam melaksanakan lari estafet yang sebetulnya sudah terbiasa.

4. Latihan Teknik Lari Sambung 4 × 100 meter
       Latihan dilakukan dengan cara berikut.
a. Latihan lari sambung/estafet jarak 4 × 100 meter tidak memerlukan timing yang tepat menyerupai estafet jarak pendek, tetapi waktu yang hilang dalam pergantian tongkat harus dibatasi.
Untuk itu, pelari yang akan berangkat harus mulai start sebelum pelari yang tiba mencapai tempatnya. Ini dalam rangka start yang baik dan tetap menjaga langkah lari yang baik dan tetap menjaga langkah lari yang baik (racing pace). Pada 4 × 100 meter, si peserta boleh melihat ke belakang ketika pelari mengulurkan tangannya ke belakang.
b. Pelari yang berangkat boleh mengambil dengan kaki yang sama ke depan menyerupai pada start lari (sprint) dan bahkan boleh menopang dirinya atas satu tangan dalam perilaku start jongkok, tetapi peraturannya kaki diletakkan di belakang sesuai dengan tangan yang mendapatkan tongkat (agar memperoleh pandangan yang terang terhadap kedatangan pelari). Yang penting yaitu tongkat itu harus berkecepatan tetap, pergantiannya dilakukan apabila peserta telah mencapai kecepatan lari maksimalnya.
c. Tanggung jawab yang besar terletak pada pelari yang tiba dan mengetahui dikala yang tepat kapan pergantian tongkat dilakukan sekali pun si peserta belum akan mengulurkan tangan di belakang badannya membuktikan siap mendapatkan tongkat.
d. Regu estafet yang efektif harus benar-benar dipilih dari pelari bagi tiap-tiap menyerupai 100 meter pertama yang start-nya bagus, pelari 200 meter kedua yaitu pelari yang berlari di tikungan
yang baik, dan 300 meter ketiga yaitu pelari yang tanggung, dan pelari keempat yaitu pelari yang memiliki daya juang yang tinggi.

5. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan pada Lari Estafet 4 × 100 meter
a. Pemberian tongkat sebaiknnya secara bersilang, yaitu pelari ke-1 dan ke-3 memegang tongkat dengan tangan kanan, pelari ke-2 dan ke-4 mendapatkan dan memegang dengan tangan kiri.
b. Penempatan pelari hendaknya diubahsuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam lari menikung. Pelari 2, 3, dan 4 merupakan pelari yang memiliki daya tahan yang baik.
c. Jarak penantian bagi pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat menyerupai pada waktu latihan.
d. Pengaturan urutan pelari, hendaknya pelari yang tercepat dari suatu regu sebagai pelari terakhir. Kalau kecepatan keempat pelari dalam 100 meter hampir sama maka pelari yang memiliki daya juang yang besar sebagai pelari terakhir.
e. Kecepatan regu sangat memilih tercapai tidaknya prestasi.

Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan Dan Lapangan Bola Bakar)

A.Teknik Dasar
       Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders. Dalam teknik ini, mempunyai tiga bab yaitu teknik melempar, menangkap, dan memukul. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Tubuh menjadi lebih bugar, otot lengan menjadi lebih kuat, dan meningkatkan ketangkasan serta keterampilan.
1. Cara Memukul
    Tujuan latihan ini yakni biar pukulan sanggup mengenai sasaran. Biasanya tangan kiri diacungkan ke depan dan ajun memegang tongkat pemukul. Ketika bola dilemparkan oleh pelambung, maka segera dipukul sekuatnya. Apabila ini sudah bisa, langkah selanjutnya yakni mengarahkan bola. Arah bola dapat
lurus ke depan maupun ke samping.
a. Pukulan Lurus
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
    Pertama peganglah pemukul sempurna pada bab pegangan kayu pemukul, ibarat kita sedang berjabat tangan, dan jarijari rapat melingkar pada kayu pemukul.
Cara memukul bola yang baik perhatikan beberapa faktor di bawah ini.
• perilaku tubuh sedikit membungkuk diarahkan pada lemparan bola;
• kemudian kaki sedikit dibuka;
• pemukul kayu diarahkan ke depan lurus;
• bila bola mengenai pemukul kayu maka bola akan lurus ke depan.
b. Pukulan menyamping
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
    Cara melaksanakan pukulan ini sama dengan pukulan ke depan. Bedanya, apabila bola ingin dipukul ke
samping kanan maka kaki kanan ditarik ke belakang, sehingga tubuh serong ke kanan. Sebaliknya kalau ingin arah pukulan ke samping kiri, maka pada waktu memukul kaki kanan digeser ke depan sehingga tubuh menjadi serong kiri. Pukulan pun akan menyerong ke samping kiri.
2. Cara Melempar dan Menangkap Bola
    Tujuan teknik melempar ini yakni lemparan dengan sempurna sasaran. Agar lemparan sesuai dengan keinginan, maka kita harus tahu cara melempar. Cara melempar ini terbagi menjadi 3, yaitu lemparan ke atas, lemparan mendatar, dan lemparan bawah.
a. Lemparan atas
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
    Peganglah bola di ajun dan tangan kiri diarahkan ke atas diikuti pandangan mata. Kedudukan ajun agak ke bawah pinggang. Kemudian lemparkan bola sesuai arah pandangan mata.
b. Lemparan mendatar
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
    Langkah-langkahnya adalah:
• bangkit tegak, kaki kiri di depan,
• ajun memegang bola,
• tangan kiri memperlihatkan ke arah yang dituju,
• ajun berada disamping,
• ayunkan sekuatnya ke depan,
• lemparan akan mendatar sesuai dengan arah pandangan.
c. Lemparan ke bawah
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
    Langkah-langkahnya adalah:
• kaki kiri di depan,
• angkat tangan yang memegang bola tinggi-tinggi,
• pandangan ke arah yang dituju,
• ayunkan bola ke arah depan ke bawah.

B. Lapangan Permainan dan Peralatan
    Lapangan berbentuk segienam. Panjang masing-masing sisinya 12 meter. Pada ujung lapangan diletakkan kotak pembakar yang bunyinya sanggup didengar dari kejauhan, jarak kotak ini yakni 6 m demikian juga jarak tiang hinggap juga 6 meter.
1. Gambar Lapangan
 Teknik dasar bola bakar ibarat dengan teknik dasar rounders Nih Permainan Bola Bakar (Teknik Dasar, Peralatan dan Lapangan Bola Bakar)
2. Peralatan
1. Bola
2. Kayu pemukul
3. Nomor dada
4. Tiang hinggap
5. Papan hangus (kaleng atau seng)
3. Cara Bermain dan Peraturan
    Permainan ini terdiri atas 2 regu. Setiap regu terdiri atas 12 orang. Regu ini terbagi menjadi regu pemukul dan regu penjaga. Nomor diadaptasi urutan 1-12. Pemukul pertama menerima nomor urut 1. Setiap kali pemukul diberi kesempatan 3 kali. Bila pukulan mengenai bola, pemukul harus lari. Bila hingga 3 kali gagal memukul, maka pemukul dinyatakan mati.
    Pemukulan dianggap benar bila melalui garis muka dan tidak melewati garis salah. Pemain yang berada di tiang hinggap dan papan hangus tidak sanggup dimatikan. Cara mematikan lawan yakni dengan membantingkan bola ke papan bakar yang dijaga oleh penghangus. Pemain hanya memperlihatkan bola pada penghangus (pembakar).
Dalam permainan ini, ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, di samping dilema waktu permainan, yaitu:
1. Lama bermain 2 x 30 menit, dengan istirahat 5 menit.
2. Pemain terdiri atas dua regu.
3. Penjaga bertugas mematikan lawan.
4. Pergantian daerah dilakukan bila:
• telah mati 10 kali;
• sanggup menangkap bola 5 kali dalam satu giliran jaga;
• ruang bebas tidak ada pelambung.
    Permainan ini akan bisa membuat kolaborasi antartim dalam satu permainan. Dengan teknik memukul dan melempar yang dikuasai akan bisa memperlihatkan permainan yang baik. Di samping tubuh menjadi sehat, kita akan berguru untuk bekerja sama dengan teman satu tim.
(bse penjasorkes Edi Sihmitranto|Slamet 2010)