Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama di muka bumi. Pada umumnya batuan merupakan adonan mineral yang bergabung secara fisik antara satu mineral dengan mineral lainnya. Beberapa batuan hanya tersusun atas beberapa mineral saja dan mineral lainnya dibuat oleh gabungan mineral yang berasal dari materi organik dan bahan-bahan vulkanik.
Secara umum, komposisi batuan di permukaan bumi yang didasarkan atas jenis batuannya didominasi oleh jenis batuan sedimen yang menutupi hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstrusi 8%, batuan intrusi 9%, dan batuan metamorf 17%.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan sanggup dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku atau igneous rock berasal dari bahasa latin inis yang berarti api (fire). Batuan beku merupakan batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi sehingga tekstur yang terbentuk sangat bergantung kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan semakin usang semakin cuek dan pada balasannya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi (plutonis). Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.
Secara umum, komposisi batuan di permukaan bumi yang didasarkan atas jenis batuannya didominasi oleh jenis batuan sedimen yang menutupi hampir 66% permukaan bumi, sedangkan 34% berupa batuan ekstrusi 8%, batuan intrusi 9%, dan batuan metamorf 17%.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan sanggup dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku atau igneous rock berasal dari bahasa latin inis yang berarti api (fire). Batuan beku merupakan batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi sehingga tekstur yang terbentuk sangat bergantung kondisi pembekuannya.
Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan semakin usang semakin cuek dan pada balasannya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalam atau batuan intrusi (plutonis). Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.
(Obsidian termasuk kelompok jenis batuan beku yang berasal dari pembekuan cairan magma.)
Sementara itu, ada pembentukan batuan sehabis mencapai per mukaan bumi sehingga dikenal dengan nama batuan beku luar atau batuan ekstrusi (batuan vulkanis). Batuan vulkanis dengan cepat sekali membeku sehingga jenis kristal batuannya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata telanjang. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis. Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam yaitu granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, kerikil beling (obsidian), kerikil apung, dan konglomerat.
(Pegmatite termasuk pada jenis batuan beku yang terdapat di alam.)
Sementara itu, ada pembentukan batuan sehabis mencapai per mukaan bumi sehingga dikenal dengan nama batuan beku luar atau batuan ekstrusi (batuan vulkanis). Batuan vulkanis dengan cepat sekali membeku sehingga jenis kristal batuannya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata telanjang. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis. Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam yaitu granit, granodiorit, diorit, andesit, gabro, basal, kerikil beling (obsidian), kerikil apung, dan konglomerat.
(Pegmatite termasuk pada jenis batuan beku yang terdapat di alam.)
b. Batuan Sedimen
Batuan endapan (sedimen) yaitu jenis batuan yang terjadi alasannya yaitu adanya pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil pengikisan terdiri atas banyak sekali jenis partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara peng ang kutannya
bermacam-macam, menyerupai terdorong (traction), terbawa secara melompatlompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Klasifikasi batuan endapan bergantung kepada kriteria yang dipakai, yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan Proses Pengendapannya
a) Batuan Sedimen Klastik, yaitu batuan sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan tersebut ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara
mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung yang membukit tanggapan pelapukan, akan hancur berkeping-keping. Kepingan tersebut diangkut air hujan, longsor, atau berguling-guling di lereng dan masuk ke dalam sungai. Arus sungai membantingbanting kerikil itu sehingga menjadi bentukan kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di kawasan baru. Inilah
yang disebut batuan sedimen klastik.
b) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terbentuk bila dalam proses pengen dapan tersebut terjadi proses kimia, menyerupai pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi. Contohnya hujan yang terjadi di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada kerikil gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu balasannya hingga ke atap gua kapur. Tetesan air kapur tersebut membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit tanggapan adanya pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi. (Geografi Hartono)
Batuan endapan (sedimen) yaitu jenis batuan yang terjadi alasannya yaitu adanya pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil pengikisan terdiri atas banyak sekali jenis partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara peng ang kutannya
bermacam-macam, menyerupai terdorong (traction), terbawa secara melompatlompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Klasifikasi batuan endapan bergantung kepada kriteria yang dipakai, yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan Proses Pengendapannya
a) Batuan Sedimen Klastik, yaitu batuan sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan tersebut ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara
mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung yang membukit tanggapan pelapukan, akan hancur berkeping-keping. Kepingan tersebut diangkut air hujan, longsor, atau berguling-guling di lereng dan masuk ke dalam sungai. Arus sungai membantingbanting kerikil itu sehingga menjadi bentukan kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di kawasan baru. Inilah
yang disebut batuan sedimen klastik.
b) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terbentuk bila dalam proses pengen dapan tersebut terjadi proses kimia, menyerupai pelarutan, penguapan, oksidasi, dan dehidrasi. Contohnya hujan yang terjadi di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus pada kerikil gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu balasannya hingga ke atap gua kapur. Tetesan air kapur tersebut membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit tanggapan adanya pelarutan dan penguapan H2O dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi. (Geografi Hartono)
c) Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang terjadi alasannya yaitu selama proses peng endapannya menerima proteksi dari organisme. Sisa rumah, atau bangkai hewan maritim yang tertimbun di dasar laut, menyerupai kerang, terumbu karang, tulang belulang, kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus di hutan, dan organisme-organisme lainnya.
2) Berdasarkan Perantara atau Mediumnya
a) Batuan sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini yaitu oleh angin. Misalnya: tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
b) Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini yaitu dilakukan melalui madia mediator es. Contohnya moraine.
c) Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.
2) Berdasarkan Perantara atau Mediumnya
a) Batuan sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini yaitu oleh angin. Misalnya: tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
b) Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini yaitu dilakukan melalui madia mediator es. Contohnya moraine.
c) Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.
c. Batuan Metamorf atau Malihan
Batuan malihan yaitu batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) tanggapan proses metamorfosis. Metamorfosis yaitu suatu proses yang dialami batuan asal tanggapan dari adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang samasama
meningkat.
Batuan malihan yaitu batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) tanggapan proses metamorfosis. Metamorfosis yaitu suatu proses yang dialami batuan asal tanggapan dari adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang samasama
meningkat.
(Salah satu jenis batuan metamorf yang terbentuk di alam. Batu tersebut mempunyai kegunaan bagi kehidupan manusia.)
Perubahan batuan sanggup terjadi alasannya yaitu majemuk hal, antara lain sebagai berikut.
1) Suhu tinggi, berasal dari magma alasannya yaitu berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak.
Misalnya: marmer dari kerikil kapur dan antrasit dari kerikil bara.
2) Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat tebal di atasnya. Contohnya kerikil pasir dari pasir.
3) Tekanan dan suhu tinggi, terjadi bila ada pelipatan dan geseran pada waktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini disebut metamorfosis dinamo. Misalnya, kerikil asbak dan kerikil tulis.
4) Penambahan materi lain, pada ketika terjadi perubahan bentuk terkadang terdapat penambahan materi lain. Jenis batuan metamorf tersebut dinamakan batuan metamorf pneumatalitis.
Perubahan batuan sanggup terjadi alasannya yaitu majemuk hal, antara lain sebagai berikut.
1) Suhu tinggi, berasal dari magma alasannya yaitu berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosis ini disebut metamorfosis kontak.
Misalnya: marmer dari kerikil kapur dan antrasit dari kerikil bara.
2) Tekanan tinggi, berasal dari adanya endapan-endapan yang sangat tebal di atasnya. Contohnya kerikil pasir dari pasir.
3) Tekanan dan suhu tinggi, terjadi bila ada pelipatan dan geseran pada waktu terjadi pembentukan pegunungan. Metamorfosis ini disebut metamorfosis dinamo. Misalnya, kerikil asbak dan kerikil tulis.
4) Penambahan materi lain, pada ketika terjadi perubahan bentuk terkadang terdapat penambahan materi lain. Jenis batuan metamorf tersebut dinamakan batuan metamorf pneumatalitis.
Advertisement
Baca juga:
Advertisement
EmoticonEmoticon